BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan masyarakat akan air menjadi sangat kurang. Kebutuhan akan air
yang menjadi sumber kebutuhan pokok masyarakat kawasan karst atau
kawasan kapur, menjadikan permasalahan tersendiri bagi masyarakat
kawasan karst ( Man In karst). Struktur batuan yang mudah menyerap air
menjadikan morfologi dari kawasan tersebut dipenuhi dengan sungai- sungai
atau aliran-aliran bawah tanah, dalam hal ini salah satunya adalah aliran air
yang teralirkan oleh lorong goa.
Hampir setiap pulau di Indonesia memiliki bentangan alam karst.
Beberapa pulau yang ada di Indonesia sebagian besar terdiri dari karst (Sewu,
Madura, Togian, Kai, Sumba, Muna, Buton, Biak) . Kawasan karst luas
dijumpai pula di Pulau Jawa. Sulawesi, kalimantan, Timor, dan Papua. 2
Tulungagung merupakan salah satu kawasan karst yang ada di Indonesia.
Tanahnya yang terdiri dari batuan batuan gamping seluas 1.500 km 2 dengan
1
membutuhkan
berkesinambungan.
Ilmu
multi
matematika
disiplin
sangatlah
ilmu
yang
berperan
saling
didalamnya
Pengumpulan data.
Untuk mengambar peta suatu sistem goa diperlukan data-data
dari goa yang akan di gambar tersebut, untuk memperoleh data-data goa
peneliti harus dibantu minimal 5 orang dalam pengambilan data.5
2.
Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan agar pada tahap pengambaran goagoa tersebut terlihat bersatu sebagai suatu sistem dengan posisi yang
benar.
3.
Pengambaran peta
untuk absis
Diktat Kursus Teknik Penelusuran Goa (Surabaya: Diktat tidak di terbitkan 2002 )
hlm. 58
Ibid, hlm. 60
B. Penegasan Istilah
1.
Penegasan konseptual
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap konsep yang ada, maka
penulis jelaskan maksud dari penelitian tersebut dan istilah istilah yang
baru bagi para pembaca.
Goa
Implementasi
: pelaksanaan, penerapan.9
Trigonometri
Pemetaan
Peta
2.
8
Penegasan operasional
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer ( Surabaya : Arkola 1998 )
hlm. 247
10
11
12
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dimaksud kan guna membuktikan penerapan
atau aplikasi trigonometri dalam pembuatan peta dan mengetahui kedalaman
tanah dari permukaan ke lorong bawah tanah ( goa ).
1.
2.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a.
b.
c.
d.
2. Manfaat Teoritis
a.
b.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas tiga bagian yang
saling berhubungan, yaitu bagian awal, bagian utama dan bagaian akhir.
Bagian pertama, bagian awal. Pada bagian ini di muat halaman sampul,
halaman judul, persetujuan,pengesahan, persembahan, motto, kata pengantar,
daftar isi, daftar lampiran dan abstrak.
Bagian kedua, bagian utama. Pada bagian ini terdiri dari lima bab yang
saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Kelima bab
tersebut dalah sebagai berikut:
Bab pertama, yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua, yaitu kajian pustaka, yang didalamnya membahas tentang
kajian tentang goa, kajian trigonometri, kajian pemetaan goa, navigasi dan
interpretasi peta permukaan terhadap peta bawah tanah.
10
Bab tiga, yaitu metode penelitian yang terdiri dari pola dan jenis
penelitian, tempat penelitian, data, sumber data, metode pengumpulan data,
metode analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap tahap
penelitian.
Bab keempat, yaitu membahas laporan hasil penelitian. Dalam bab ini
terdiri dari paparan data, temuan penelitian dan pembahasan.
Bab kelima, penutup. Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Bab
ini merupakan bagian akhir dari pembahasan. Karena itu dalam
pembahasannya penulis menguraikan tentang kesimpulan yang diambil dari
seluruh isi pembahasan. Dan selanjutnya untuk prnutup penulis kemukakan
saran saran yang ada kaitanya dengan pembahasan skripsi ini.
Bagian ketiga yaitu bagian akhir, pada bagian ini bersifat memberikan
nilai kelengakapan bagi skripsi. Bagian ini berisi daftar rujukan, surat
keterangan, surat ijin penelitian, surat bimbingan skripsi, kartu bimbingan
surat pernyataan keaslian penulis dan biodata penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. GOA
11
1. Terbentuknya Goa
Sebagai bentukan endokarst, goa didefinisikan sebagai berikut:
a.
b.
c.
Menurut Von Engeln berpendapat Goa adalah lubang yang terjadi di bawah
tanah.
d.
Menurut White (1976 dalam Ritter, dkk., 1995) Goa merupakan rongga
bawah tanah yang alami, termasuk di dalamnya pintu masuk (entrance),
lorong (passage) dan ruang (room/chamber) yang bisa ditelusi oleh
penjelajah manusia.
e.
Menurut Ko (1985) Goa adalah suatu lintasan sungai di bawah tanah yang
masih mengalirinya secara aktif atau pernah mengalirinya13.
f.
11
tersebut diantaranya sistem infiltrasi dan perkolasi air, sistem tumbuhan
13
14
Arif Butho, Forum Caving Surakarta ( Surakarta: Tidak diterbitkan), hlm. 1 t.t
Erlangga Esa Laksamana, Stasiun Nol , hlm. 1
12
dan gerakan erosi kimia dan mekanik, peruntuhan bawah tanah, tehonik,
gempa bumi, dan proses sedimentasi di dalam goa. 15 Pembentukan goa
membutuhkan waktu ribuan hingga jutaan tahun. Yang dimulai sejak
kawasan karst tidak memiliki pola aliran sehingga timbulnya pola aliran di
sepanjang sistem percelahan, rekahan yang diakhiri dengan pembentukan
goa.
Proses kimia yang terjadi di kawasan karst yang memicu
terbentuknya lorong goa ditunjukkan dalam bentuk reaksi :16
H20
Air
CO2
karbon dioksida
H2CO3 + CaCO3
Batu gamping
H2CO3
asam karbonat
Ca(HCO3)2
Kalsium bikarbonat
Ca2+ + 2HCO32
Air hujan yang mengandung CO2 asal udara dan asal organik
meresap ke dalam tanah melarutkan batu gamping yang dilaluinya. Ca
(HCO3)2 yang dihasilkan larut dalam air, sehingga terbentuk rongga
rongga di dalam batu gamping. Air yang meresap kedalam lapisan batuan
akan memperbesar rongga atau retakan bersatu dengan sistem lainnya dan
berakhir dengan pembentukan lorong yang diisi oleh air. Pelarutan yang
berjalan terus menyebabkan lorong bertambah lebar, perlebaran lorong
juga dapat disebabkan oleh peruntuhan atap dan dinding lorong yang
dipicu oleh retakan dan bidang perlapisan yang sifatnya heterogen.
15
16
13
14
15
lorong
penelusurannya
kebawah
dibutuhkan
secara
peralatan
vertikal
dimana
serta keahlian
dalam
khusus,
Ibid hlm.23
16
20
21
R.K.T. Ko, Kumpulan Makalah Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia 1983 2003
17
18
19
23
20
21
TRIGONOMETRI
B.
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata:
trigonon berarti segitiga dan metron berarti ukuran. Menurut asalnya
trigonometri adalah cabang dari ilmu yang mencoba menyeldiki gerak benda-benda
angkasa seperti matahari, bulan, dan bintang-bintang termasuk menghitung atau
memperkirakan posisinya. Trigonometri dikenalkan oleh dua tokoh
astronomi
bangsa Yunani bernama Hipparcus dari nicaca (abad ke-2 SM) dan Cladius Ptolemi
(abad ke-2 SM). Pada perkembangannya selama hmpir 2.000 tahun trigonometri
banyak digunakan dalam bidang-bidang astronomi, navigasi, dan penyelidikanpenyelidikan lainnya. Pada saat ini trigonometri bukan hanya studi tentang segitiga
dan sudut-sudut, tetapi juga merupakan cabang dari matematika modern yang
membahas tentang sirkulasi dan fungsinya. 24
Menurut Johanes dkk., Trigonometri adalah bagian dari matematika yang
mempelajari relasi antara sudut dan sisi-sisi relasi-relasi tersebut. Trigonometri
24
22
banyak digunakan di bidang sains dan teknik. Trigonometri dipakai pada bidang
pengukuran, pemetaan, listrik, statistic, optik, dan sebagainya. 25
Gambar 1
Seperti kita ketahui bahwa setiap segitiga siku-siku terdapat sebuah
sudut siku-siku (besarnya 90), dua buah sudut lancip (besarnya 0 sampai
90), sebuah hipotenusa (sisi miring), dan dua buah sisi siku-siku.
Perhatikan gambar 1.
Sebelum mendefinisikan perbandingan sinus, kosinus, dan tangen.
Kita sepakati dulu istilah istilah khususnya mengenai siku-siku di depan
sudut dan sisi siku-siku yang berdampingan dengan sudut itu serta sisi
miringnya. Perhatikan gambar 1 di atas
a.
ABC adalah
BC
atau x.
b.
BAC adalah
25
AC
atau y.
23
c.
x
r
y
r
y
x
P(1,0)
26
Erens Sarindat, Mahir Matematika 1 untuk SMK (non teknik) kelas X, (Bekasi: Galaxi
Puspa Mega, 2007) hlm. 66
24
Gambar2
Dari gambar di atas di peroleh koordinat titik p adalah (1,0), sehingga
(1,0) = (cos 0o, sin 0o), dengan demikian diperoleh:
Sin 0o = 0
Cos 0o = 1, dan
Tan 0o =
sin 0 o 0
0 27
0
1
cos 0
30
o
60
Gambar 3
2 2 12 =
satuan.
Maka :
27
28
25
Sin 30 =
AB
CB
1
2
sin 60 =
Cos 30 =
AC
CB
1
3
=
2
2
Tan 30 =
AB
AC
1
1
=
3
3
AC
CB
cos 60 =
3 tan 60 =
AC
AB
1
3
=
2
2
AB
CB
3
=
1
1
2
3
A 45
Gambar 4
BC
bisa dapatkan
AC
12 1
Sin 45 =
BC
AC
1
1
=
2
2
Cos 45 =
AB
AC
1
1
=
2
2
Tan 45 =
BC
AB
2 satuan.
1
= 129
1
Ibih, hlm.46
90o
26
Gambar 5
Jika sudut = 90o, maka kaki sudut 0P berhimpit dengan sumbu Y
positif atau titik P berada pada sumbu Y positif, sebagaimana di
perlihatkan gambar di atas. Koordinat titik P adalah (0,1), sehingga
(0,1) = (cos 90o, sin 90o). Dengan demikian diperoleh :
Sin 90o = 1
Cos 90o = 0, dan
Tan 90o =
sin 90 o 1
(tidak didefinisikan) 30
0
0
cos 90
Tabel 1
Nilai perbandingan trigonometri untuk sudut istimewa 0 36031
Sudut
30
Sinus
1
2
Cosinus
1
2
Tangen
1
3
Sudut
210
45
1
2
1
2
225
60
1
2
3
1
2
3
240
90
120
135
1
2
1
2
270
3
1
2
300
150
180
1
2
1
2
1
315
1
3 1
2
1
3
3
330
30
31
Hazrul Iswadi, dkk., kalkulus (Malang: Bayu media Publishing, 2007) hlm. 50
360
27
1
1
1
2
3 1
2
2
2
1
1
1
3
2
Cosinus
0
2
2
2
1
3
Tangen
1
3
3
Sinus
1
1
1
3
2
2
2
2
1
1
1
2
3
2
2
2
1
3
3
1
3
0
1
0
3. Sistem Koordinat
a. Sistem Koordinat Cartesius
Sistem koordinat cartesius dikenalkan oleh seorang ahli filsafat
bangsa Prancis bernama Rene Descarte. Rene telah memperkanalkan
suatu system penggunaan titik pada bidang, yaitu setiap titik pada
bidang dihubungankan dengan sepasang bilangan real. 32
Y+
x
Daerah
Kuadran II
Daerah
P (x,y)
y
Kuadran I
Daerah
Daerah
Kuadran III
Kuadran IV
Y-
Gambar 6
Dari gambar 2.6 diatas terdapat dua buah sumbu, yaitu sumbu
horisontal disebut X dan sumbu vertikal disebut Y. kedua garis sumbu
32
28
: daerah X + O Y+
Kuadran II : daerah X - O Y+
Kuadran III : daerah X - O YKuadran IV : daerah X + O YTitik P dalam koordinat cartesius ditulis P (x,y)
x sebagai absis dari P, yaitu jarak titik P terhadap sumbu Y
y sebagai ordinat dari P, yaitu jarak titik P terhadap sumbu X
b. Sistem Koordinat Kutub (Polar)
P(r, )
Y
Gambar 7
Dari gambar 2.7 koordinat kutub (polar) titik P dinyatakan
dengan P (r, ). Sebuah titik p di tandai dengan jauhnya terhadap titik
pangkal (yaitu titik 0), r = jarak titik P ke pusat koordinat 0.34
Misalnya :
r dan s dalam satuan jarak
33
34
Ibid
Harminingsih dan Asih Sunjoto Putro, Simpati SMA Matematika kelas X Smt.2 ,
29
r
O
P
(x,y)
y
X
x P1
Gambar 8
Dalam sistem koordinat cartesius titik P ditulis P (x,y).
Dalam sistem koordinat kutub titik P ditulis P (r,).
Perhatikan OPP1 (siku-siku di P1).
Cos =
x
r
x = r cos
Sin =
y
r
y = r sin
dan tan =
y
( dapat dihitung)
x
30
Q
Y
o 1
O
P (x,y)
Gambar 9
o
Bila nilai perbandingan trigonometri untuk QOX = (90 - )
x
= cos
1
Cos (90 - ) =
y
= sin
1
x
y
Q
1 o
0
P(x,y)
1
o
x
Gambar 10
35
36
31
x
= cos
1
Cos (90 + ) =
y
y
=
= Sin
1
1
Tan (90 - ) =
x
x
=
= Cot 37
y
y
(180
P (-x,y)
)0
P
(x,
y)
X
Gambar 11
P (x,y) dicerminkan terhadap sumbu Y : bayangannya P (-x,y). lihat
gambar 2.10.
37
Sin (180 - ) =
y
= sin
r
cos (180 - ) =
x
= cos
r
Ibid, hlm.224
32
Tan (180 - ) =
y
y
=
= tan 38
x
x
(180+
)
P
(
x
,
y
)
O
Y
Gambar 12
X
+
y
= sin
r
cos (180 + ) =
x
= cos
r
Tan (180 + ) =
y
y
=
= tan 39
x
x
P (x,y)
Q (-y ,-x)
Gambar 13
38
39
P
(x,
y)
X
+
33
P (x,y)
0
Q-
P
(x,y)
X+
Q (y,-x)
Gambar 14
Hubungan antara nilai perbandingan trigonometri untuk QOX =
(270 + ) dengan nilai perbandingan trigonometri untuk POX =
dapat dicari sebagai berikut.
Sin (270 + ) = Cos
Cos (270 + ) = Sin
Tan (270 + ) = Cot 41
g. Perbandingan Trigonometri di Kuadran IV atau sudut (360o - )
Titik P (x,y) dicerminkan terhadap sumbu X
Y
40
Ibid, hlm.226
41
Ibid, hlm.226
0
-0
Y-
P
(x,y)
X+
P (x,y)
34
Gambar. 15
Titik P (x,y) dicerminkan terhadap sumbu X. bayangannya titik p (x,y). X+OPkecil = , maka X+OPbesar = (360 - ).
Jika P (x,-y), maka :
Sin (360 ) =
y
= sin
r
cos (360 ) =
x
= cos
r
Tan (360 ) =
y
= tan 42
x
PEMETAAN GOA
C.
a. Definisi
Peta goa adalah gambaran perspektif goa yang diproyeksikan ke
bidang datar yang bersifat selektif yang dapat dipertanggungjawabkan baik
secara matematis maupun secara visual dengan skala tertentu.43
Pemetaan goa sendiri merupakan kegiatan membuat peta goa. Peta
goa dibuat dengan tiga tahap yaitu pengumpulan data, pengolahan data,
dan penggambaran peta.
42
43
35
45
Diktat Kursus ,
36
meteran maka semakin akurat pula data pengukurannya. Ada alat yang
lebih modern untuk mengukur jarak yaitu laser disto.
3. Klinometer
Alat untuk mengetahui atau mengukur sudut kemiringan terhadap
sumbu horisontal dalam satuan derajat.
4. Catatan lembar kerja (work sheet)
Dipergunakan untuk mencatat data yang diambil selama survei,
diusahakan yang terbuat dari bahan tahan air supaya tidak mudah rusak.
5. Catatan lembar diskriptor
Dipergunakan untuk menggambar sket perjalanan (plan, extended,
cross section serta kondisi goa) yang diambil selama survei, diusahakan
yang terbuat dari bahan tahan air supaya tidak mudah rusak.
6. Pensil dan penghapus
Penggunaan pensil sangat efektif sebagai alat tulis dalam mencatat
rekaman data karena sangat sedikit pengaruhnya dengan kondisi goa
yang paling buruk.
7. Clipboard
Papan kecil yang dilengkapi dengan penjepit kertas.
d. Standard Grade dan Klasifikasi Peta Goa
Peta goa yang dibuat memiliki tingkatan sesuai derajat kesulitan
(grade) saat survei dilaksanakan. Oleh British Cave Research Association
(BCRA) dibagi menjadi 6 tingkatan ditambah 1 tingkatan khusus. Adapun
pembagian tingkatan tersebut sebagai berikut :46
46
Ibid,
37
1. Grade 1
Gambar tanpa skala yang benar (sketsa kasar) dan dibuat di luar
goa dengan dasar ingatan dari si pembuat peta terhadap lorong lorong
yang digambar.
2. Grade 2
Gambar tanpa skala yang benar (sketsa kasar) dan dibuat di dalam
goa tanpa alat ukur apapun, hanya atas dasar perkiraan.
3. Grade 3
Sketsa digambar di dalam goa dengan bantuan kompas serta alat
ukur dari tali yang ditandai tiap tiap meternya, penggunaan
klinometer sangat dianjurkan.
4. Grade 4
Pengukuran telah menggunakan kompas, klinometer, serta pita
ukur dari bahan kain.
5. Grade 5
Pengukuran dengan kompas prismatik, klinometer, dan pita ukur
dari bahan fiber glass.
6. Grade 6
Pada dasarnya sama dengan grade 5, tetapi kompas dan klino
meternya diletakkan pada tripod sehingga tidak mudah bergerak
sewaktu akan dilakukan pengukuran.
7. Grade X
38
Class B
Class C
Class D
Contoh :
Kombinasi : Grade 1A, Grade 2B, Grade 3B / 3C, Grade XD, dan
sebagainya.
e. Survey dan Pengambilan Data
Metode dan Arah Survey
1.
St 2
St 3
47
48
Diktat Kursus,
St 4
St 5
39
A1
A2
B1
A3
B2
Gambar 16
A4
B3
B4
b. Leapfrog Method
Merupakan tehnik pengambilan data melompat, dimana
pembaca alat dan pencatat data pada titik station pertama
sedangkan target di station ke dua, setelah pembacaan alat dan
pencatatan data selesai, pembaca alat dan pencatat data pindah di
station ke tiga lalu melakukan pengukuran kearah target yang
masih berada di station kedua, setelah selesai target pindah ke
station empat dan pembaca alat masih mengukur dari station tiga
menuju station empat. Dan seterusnya.49
2.
St 1
St 2
A1
B1
B2
St 3
A2
A3
Gambar 17
St 4
St 5
B3
B4
A4
49
Ibid,
50
40
Gambar 18
Bottom to Top
b.
Pengukuran dari ujung lorong atau dasar goa sampai
entrance, jadi merupakan kebalikan dari sistem yang pertama.
Gambar 19
3.
Penentuan Station
Dasar pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan
suatu station survei yaitu :51
a. Perubahan arah.
b. Perubahan ekstrim bentuk lorong.
c. Batas pengukuran (30 m)
d. Perubahan elevasi ekstrim (pitch, climb).
e. Temuan temuan penting (hidrologi, biota, ornamen khusus, dan
sebagainya).
4.
51
Diktat Kursus,
52
41
: sebagai
pertama
pencatat
dan
berdekatan
data
orang
guna
pengukuran.
kedua
harus
meminimalisir
Orang
selalu
kesalahan
pencatatan data.
c. Orang ketiga
kesalahan
dalam
pengukuran
5.
53
Diktat Kursus,
Grade
42
Lokasi
station
Dari Ke
Surveyor
Jarak
(L)
Kompas
()
Clino
()
Dinding
kiri
kanan
Station
Atas Bawah
6.
Dari Ke
Grade :
:
Jarak
(L)
Surveyor :
Kompas
()
Clino
()
43
Keterangan :
1) h (beda elevasi lantai)
2) L (jarak datar)
3) X (absis)
4) Y (ordinat)
5) X (total absis)
6) Y (total ordinat)
Ibid,
44
2.
3.
Arah utara peta (grid north = GN), sesuai dengan arah sumbu
Y+.
55
Ibid,
45
56
Ibid,
46
L=13, =125
L=17, =35
2D
Gambar 20
2. Koordinat kartesius
Pemakaian metode ini direkomendasikan BCRA untuk
dipakai dalam penggambaran dengan grade 5, dari tabel
pengolahan data koordinat tiap station adalah X untuk absis
dan Y untuk ordinat. Ploting station akan sangat mudah
dilakukan dengan memakai kertas yang dilengkapi grid
(milimeter blok). Dengan memakai metode ini keuntungan lain
adalah bisa menentukan letak koordinat awal pada kertas yang
dipakai dengan memperkirakan bahwa nantinya tidak akan
47
2 (x,y)
Gambar 21
c. b. Penentuan jarak dinding kiri dan kanan tiap station
Jarak dari center line dan tiap station ke dinding kiri kanan
lorong
disesuaikan
dengan
skala
yang
sudah
ditentukan
sebelumnya.
yD
3,1
xD
1,-2
Gambar 22
d. Menghubungkan titik dinding kiri kanan antar station
Menghubungkan titik dinding kiri dan kanan antar station
satu dengan station berikutnya diusahakan tidak dalam bentuk
lorong yang kaku. Estetika manusia di sini terlibat, tetapi yang
terpenting tidak meninggalkan keakuratan dan aturan.
yD
3,1
48
xD
1,-2
Gambar 23
e. Memasukkan simbol simbol kondisi goa
Simbol simbol yang dimaksud adalah situasi, detail dan
ornamen goa.
Ibid,
49
yD
xD
1,-2
Gambar 24
3.
50
4.
NAVIGASI
D.
1. Pengertian navigasi
Navigasi adalah teknik untuk mengetahui arah perjalanan baik dipeta
maupun di medan sebenarnya.Teknik ini banyak dipakai dalam
menentukan letak suatu tempat, Kondisi suatu tempat, kemiringan suatu
tempat bahkan dalam menentukan jarak sebenarnya dan waktu yang
58
Ibid,
59
51
2. Peta
Peta ialah merupakan gambaran seluruh atau sebagian dari bentuk
permukaan bumi yang di proyeksikan pada bidang datar dengan
menggunakan metode dan perbandingan tertentu. Proyeksi ini merupakan
gambaran konvensional dari permukaan bumi yang di perkecil
permukaannya.61
Macam macam Peta:62
1. Peta Topografi ialah
60
61
52
suatu
wilayah
tanpa
gambaran
suatu
medan
atau
DIKTAT Pendidikan dan Latihan Dasar XVII MAHAPENA (Jember: Diktat tidak
diterbitkan,t.t), hlm. 3
53
1
xkedarpeta
2000
65
54
4. Interval Countur
Interval Countur ialah
1
x50.00 x1m
2.000
1
x50 x1m 25m
2
Langkah 1
- Proyeksikan lokasi Peta goa ke peta Topoghrafi67
Gambar 25
290
mdpl
Langkah 2
- Tentukan interval Countur Dari Preoyeksi Peta
Goa ke peta
da Peta
Tophografi.68
y
300
275
250
Lembah
Garis Bantu(
1
ketinggian )
2
225
200
175
150
12
5
66
Diktat Navigasi,
67
68
Diktat Navigasi,
Punggungan
55
10
0 75
10
Interval Countur
Gambar 26
Langkah 3
- Tentukan ketinggian Peta Permukaan dari proyeksi peta bawah tanah
dengan menggunakan Interval countur.69
30
27
0
25
5
0
22
520
17
0
15
5
1
0
1
2
7
0
5
50
0
2 3 4
5 6
Medan Sebenarnya
Gambar 27
Keterangan
69
Ibid,
9 10
56
Skala 1 : 50.000
1.
Countur interval adalah 25 m
2.
Garis ketinggian dari 25m, mengelilngi garis
3.
ketinggian 50 m, dan seterusnya
Garis A-B adalah lembah dan biasanya mengalir
4.
sungai kearah panah
Garis Y merupakan punggungan bukit
5.
No 7 adalah garis ketinggian pembantu
6.
7.
1
1
xInterval kontur x 25m 12,5m)
2
2
Hasil
Jadi untuk mengetahui ketinggian suatu medan bisa dihitung dengan
rumus H Titik Sasaran H Titik Gerak = 290 125 = 165 m
INTERPRETASI PETA PERMUKAAN TERHADAP PETA BAWAH
E.
TANAH.
1. Dari peta bawah tanah, Plan Section (Peta tampak atas) diproyeksikan
terhadap peta Topografi yang merupakan penggambaran rupa bumi yang
dihitung dengan jarak datar pula
57
2.
300
275
250
Lembah
Garis Bantu(
Tinggi keseluruhan
225
200
175
150
12
510
75
1
ketinggian
2
Punggungan
Gambar 28
10
Peta Tampak
Samping
70
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam melakukan
penelitian ini, ini dapat dilihat dari prosedur yang diterapkan yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan atau tulisan
dari perilaku yang diamati orang-orang (subyek) itu sendiri. 71 Sedangkan
Bogdan dan Failor seperti yang dikutip dari Moleong mendefinisikan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
diamati. Sedangkan Anselm Strauss dan Juliet (Orbin) menulis dalam
bukunya bahwa istilah penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik atau bentuk hitungan lainnya.72
Peneliti menerapkan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa
pertimbangan: pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.73 Di lapangan yang menurut
peneliti untuk memilah-milahnya sesuai dengan fokus penelitian yaitu
aplikasi atau penerapan trigonometri dalam pembuatan peta goa tampak
71
Aslem Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,Tata Langkah dan
hlm. 3
58
59
B. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di Goa tledek Dusun Ngrancah
Desa Ngepoh Kecamatan Tanggunggunung Tulungagung Jawa Timur,
karena beberapa alasan antara lain sebagai berikut:
a. Peneliti merupakan salah satu di antara para penggiat Caving.
b. Goa tledek merupakan salah satu goa yang ada di tulungagung yang
mempunyai ornamen indah di banding goa-goa yang lain.
c. Lokasi goa sangat strategis karena mudah di jangkau oleh penggiat
goa.
d. Merupakan goa vertical yang terdiri dari beberapa pith atau multi pith.
e. Goa tledek belum pernah di jadikan tempat penelitian dalam
penyusunan skripsi.
Berbagai
Ibid.
peneliti
tertarik
untuk
60
D. Sumber data
75
76
77
54
61
78
62
dokumen lain yang diperlukan baik dari lokasi penelitian maupun dari
luar lokasi penelitian.
sebagaiman
sebenarnya.
mencatat
80
Ketiga,
peristiwa
yang
terjadi
pengamatan
dan
situasi
pada
keadaan
memungkinkan
yang
berkaitan
yang
peneliti
dengan
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988) hlm. 212
63
maupun
diluar
goa
dan
mempermudahkannya
untuk
pengamatan
langsung
dilapangan
denagan
cara
melakukan interaksi dengan penduduk sekitar goa dan ikut serta dalam
pengambilan data di lapangan.
Dalam pengambilan data didalam goa ada beberapa metode dan
system survey yang di gunakan, yaitu:
1. Metode Survey
Metode survey mengatur urutan posisi stationer dan shooter.
Dalam melakukan pengambilan data suatu tim dapat memilih satu
di antara empat metode. Di antara empat metode tersebut yang
lazim di pakai hanya dua metode, yaitu:82
81
82
64
a.
b.
Leapfrog Method
Pada leapfrog method atau metode katak meloncat ini
seorang shooter yang sudah selesai melakukan pembacaan dan
pelaporan, maju mendahului stationer yang masih tetap berada
pada tempatnya semula.
Untuk memilih metode yang akan dipakai dalam pemetaan
bentukan
permukaannya,
hal
lorong
Goa
ini
sangat
maupun
bentukan
berhubungan
sekali
kawasan
dalam
65
84
66
85
Masykuri Bakrie, ed, Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis,
(Malang: Lembaga Penelitian Universitas Malang Bekerja sama dengan Visipress,
2002) hlm. 136
86
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka,
1984), hlm.256
67
surat
kabar,
majalah,
sebagainya.87
Sesuai
prasasti,
dengan
notulen,
rapat,
pandangan
agenda
tersebut,
dan
peneliti
88
89
68
dikutip Ahmad Tanzeh, bahwa analisis data adalah proses pencarian dan
pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan dan bahanbahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang
ditemukan.90
Miles dan Huberman mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, analisis data interaktif (interactive model)
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.91
Ketiga alur tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
1) Reduksi data
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang dikutip oleh
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, reduksi data merupakan suatu kegiatan
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan,
90
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: Elkaf, 2006) hlm.
169
91
92
69
pemfokuskan
dan
peringkasan
permasalahan-
Ibid,
70
Didalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, katakata yang berhubungan denga fokus penelitian sehingga sajian data
merupakan kesimpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang
memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain,
proses penyajian data ini merupakan proses penyusunan informasi
secara sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan
sebagai temuan peneliti.
3) Penarikan kesimpulan
Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terusmenerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan,
maupun setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya ialah
melakukan penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil
kesimpulan ini tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang
berasal dari catatan lapangan, observasi, dokumentasi dan lain-lain
yang didapatkan pada saat melaksanakan kegiatan di lapangan.94
Metode yang terakhir digunakan adalah metode komparatif, yaitu
metode yang digunakan untuk membandingkan data-data dari keterangan
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
kemudian
ditarik
suatu
94
95
71
72
5) Meningkatkan ketekunan.
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan.100 Dalam melakukan penelitian penulis
menvari data dengan teliti dan seksama. Ketekunan ini juga penulis
lakukan dengan cara membaca refrensi buku maupun temuan
penelitian.
97
98
99
100
Ibid, hlm.124
73
H. Tahap-tahap penelitian
Dimulai dengan mengajukan judul penilitian kepada ketua program
studi. Maka mulai saat itu peneliti mencari literatur tentang hal-hal yang
berkaitan denga tema skripsi tersebut, baik untuk landasan teori maupun
metode penelitiannya. Selaku peneliti pemula dalam penelitian kualitatif,
maka peneliti awali penelitian kualitatif itu sambil menanyakan sesuatu
yang dirasa harus dipahami kepada dosen pembimbing dan kolega yang
berkompeten dibidang kualitatif. Peneliti berusaha hadir dalam lokasi
dengan pengamatan langsung terhadap subyek. Sambil mengembangkan
desain penelitian, kemudian dilanjutkan untuk mengadakan wawancara
dan observasi terhadap subyek penelitian, sehingga diperoleh data yang
memungkinkan diolah menjadi bahan karya ilmiah dan dituangkan dalam
skripsi.
74
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
74
75
terdapat Goa, baik Goa fosil maupun Goa berair ataupun lorong keluanya
mata air.
Pada bagian utara kawasan ini banyak dipenuhi Goa Goa panjang
dengan jenis Goa fosil (kering) .bentukanya yang flate dan terdapatnya
bentukan lembah lembah yang panjang yang berada didaerah Tenggar
Rejo. Pada daerah kawasan karst Tangggung Gunung bagian utara ini
potensi akan Goanya banyak ditambang dan dimanfaatkan fosfatnya
76
(campuran antara batuan kapur dengan kotoran dan air seni kelelawar
maupun walet) sehingga bentukan bentukan Goa yang terdapat di
daerah Tanggung Gunung bagian barat ini banyak ditemukan dengan
fenomena yang rusak.
Pada kawasan karst Tangggung Gunung dengan berbagai potensi ini
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik pemanfaatan untuk kebutuhan
pribadi maupun pemanfaatan guna menjaga kelestarian.
B.
yang
77
Banyak sekali para penggiat goa yang melakukan eksplor digoa ini,
hampir setiap bulan dari berbagai kalangan penggiat goa yang ada di
Indonesia melalukan eksplorasi. Goa ini juga sering di gunakan dalam
berbagai kegiatan pecinta alam seperti: kursus penelusuran goa, latihan
gabungan antar pecinta alam dan kenal medan susur goa.
C.
: Jarak Datar
: Jarak sebenarnya
Ke
0
L
1
7.25
Kompas
()
0
Klino
Lantai
Atap
()
()
-90
L'
L Cos
0
78
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
2.9
6.1
2.4
17.4
28.6
27.8
22.3
22.3
15.3
11.1
16.1
5.35
6.8
12
17.6
27.5
24.3
21.6
13.2
11.6
11.6
20.5
12.3
19.8
8.2
14
22.9
11.7
170
160
0
165
205
215
150
180
240
250
155
155
105
115
90
97
97
100
105
140
170
98
79
69
106
100
164
120
3
-15
-90
-4
-20
-17
-17
-5
-15
-5
-15
-25
-5
-12
-8
-13
-13
-16
-11
-23
-15
-20
-10
-12
-17
-22
-10
-13
2.896
5.892
0
17.358
26.875
26.585
21.326
22.215
14.779
11.058
15.551
4.849
6.774
11.738
17.429
26.795
23.677
20.763
12.957
10.678
11.205
19.264
12.113
19.367
7.842
12.981
22.552
11.4001
2 (x,y)
L
79
dan
y
Cos = L'
Dari rumus di atas kita bisa dapatkan nilai absis (x) dan ordinatnya
(y) sebagai berikut :
( x = L Sin )
( y = L Cos )
sebelum ke proses penggambaran peta terlebih dahulu pengaloahan
data Plan section yang memakai acuan Sumbu (X,Y) dengan hasil
penglolahan sebagai berikut :
Tabel 5
St
Kompas
Dari
Ke
()
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
0
2.896
5.892
0
17.358
26.875
26.585
21.326
22.215
14.779
11.058
0
170
160
0
165
205
215
150
180
240
250
Hasil
X
L Sin
0
0.503
2.015
0
4.493
-11.358
-15.249
10.663
0
-12.799
-10.391
y
L Cos
0
-2.852
-5.537
0
-16.766
-24.357
-21.777
-18.469
-22.215
-7.389
-3.782
0
0.503
2.518
2.518
7.011
-4.347
-19.596
-8.933
-8.933
-21.732
-32.123
0
-2.852
-8.389
-8.389
-25.155
-49.512
-71.289
-89.758
-111.908
-119.297
-123.079
80
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
15.551
4.849
6.774
11.738
17.429
26.795
23.677
20.763
12.957
10.678
11.205
19.264
12.113
19.367
7.842
12.981
22.552
11.4001
155
155
105
115
90
97
97
100
105
140
170
98
79
69
106
100
164
120
6.572
2.049
6.543
10.638
17.429
26.595
23.501
20.448
12.516
6.863
1.946
19.077
11.890
18.081
7.538
12.784
6.216
9.873
-14.094
-4.395
-1.753
-4.961
0
-3.265
-2.886
-3.606
-3.354
-8.179
-11.035
-2.681
2.311
6.941
-2.162
-2.254
-21.678
-5.7001
-25.551
-23.502
-16.959
-6.321
11.108
37.703
61.204
81.652
94.168
101.031
102.977
122.054
133.944
152.025
159.563
172.348
178.563
188.436
-137.176
-141.572
-143.325
-148.286
-148.286
-151.542
-154.428
-158.034
-161.388
-169.567
-180.602
-183.283
-180.952
-174.011
-176.173
-178.429
-200.105
-205.805
81
H
L
1 (0,0
)
Lantai
Dari
Ke
0
1
2
1
2
3
L
7.25
2.9
6.1
()
-90
3
-15
L
L cos
0
2.896
5.892
Hasil
H
L
L sin
0
-7.25
2.896
0.1518
8.788
-1.579
H
-7.25
-7.0982
-8.6772
82
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
2.4
17.4
28.6
27.8
22.3
22.3
15.3
11.1
16.1
5.35
6.8
12
17.6
27.5
24.3
21.6
13.2
11.6
11.6
20.5
12.3
19.8
8.2
14
22.9
11.7
-90
-4
-20
-17
-17
-5
-15
-5
-15
-25
-5
-12
-8
-13
-13
-16
-11
-23
-15
-20
-10
-12
-17
-22
-10
-13
0
17.358
26.875
26.585
21.326
22.215
14.779
11.058
15.551
4.849
6.774
11.738
17.429
26.795
23.677
20.763
12.957
10.678
11.205
19.264
12.113
19.367
7.842
12.981
22.552
11.4001
-2.4
-1.214
-9.782
-8.128
-6.52
-1.944
-3.96
-0.967
-4.167
-2.261
-0.593
-2.495
-2.449
-6.186
-5.466
-5.954
-2.519
-4.532
-3.002
-7.011
-2.136
-4.117
-2.397
-5.244
-3.977
-2.632
8.788
26.146
53.021
79.606
100.936
123.147
137.926
148.984
164.535
169.384
176.158
187.896
205.325
232.12
255.797
276.56
289.517
300.195
311.4
330.664
342.777
362.044
369.886
382.867
405.419
416.819
-11.0772
-12.2912
-22.0732
-30.2012
-36.7212
-38.6652
-42.6252
-43.5922
-47.7592
-50.0202
-50.6132
-53.1082
-55.5572
-61.7432
-67.2092
-73.1632
-75.6822
-80.2142
-83.2162
-90.2272
-92.3632
-96.4802
-98.8772
-104.1212
-108.0982
-110.7302
83
GarisPotong
X 2 Y
GarisPotong
188.4 2 ( 205.8) 2
35494.56 42353.64
77848.2
279.01
84
=H
untuk
menentukan
kedalaman
tanah
ke
85
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam melakukan penelitian ini untuk mengetahui kedalaman tanah
dari permukaan kesungai bawah tanah diperlukan berberapa tahapan
sehingga obyek yang kita teliti sesuai dengan yang kita harapkan, tahapan
tahapan tersebut diantaranya
a.
Perlunya
pengumpulan
data
c.
Peta Tampak
Atas
Dalam pembuatan peta tampak atas ini diperlukan jarak datar dari
peta tampak samping dan sudut kompas atau sudut arah (L = L Cos )
Dimana
L
: Jarak Datar
: Jarak sebenarnya
86
yang
diperoleh
- Untuk sumbu Absisnya Jarak datar dikalikan dengan sin sudut arah (x
= L Sin )
85
- Untuk sumbu ordinatnya Jarak Datar
dikalikan dengan cos sudut arah
(y = L Cos )
2.
Peta Tampak
Samping
Dalam pembuatan peta tampak samping penerapan yang dipakai
adalah penerapan trigonometri dengan acuan sudut yang terbentuk dari
sudut kemiringan dan panjang medan sebenarnya.
Dalam penerapan ini data yang kita peroleh untuk membentuk peta
tampak dari samping
- Untuk sumbu absisnya diperoleh dengan perkalian jarak sebenarnya
dengan Sin sudut elevasi atau kemiringan (L = L Cos )
- Untuk sumbu ordinatnya diperoleh dengan perkalian jarak sebenarnya
dengan Cos dari sudut elevasi atau kemiringan (H = L Sin )
3.
Penerapan
Trigonometri dalam menentukan kedalaman tanah
a. Dari peta bawah tanah, Plan Section (Peta tampak atas) diproyeksikan
terhadap peta Topografi yang merupakan penggambaran rupa bumi
yang dihitung dengan jarak datar pula
87
SARAN
Dari penelitian penerapan yang saya lakukan ini merupakan penelitian
yang membuktikan bahwa teori akademis (Trigonometri) sangat bermanfaat untuk
pelaku yang mendalami ilmu matematika denga harapkan dapat menambah dan
meningkatkan pengetahuan serta memperluas wawasannya khususnya dalam
memahami keterkaitan ilmu matematika dengan bidang ilmu lain serta untuk
Organisasi Pecinta Alam, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur
sebagai penunjang dalam mempelajari dan memperdalam ilmu pemetaan.
Berbagai kendala yang saya hadapi diantaranya kevalidan perlengkapan
yang kurang, kurangnya pengetahuan akan aplikasi dalam bentuk program
sehingga hasil yang diperoleh merupakan hasil sementara dengan kevalidan yang
sederhana.
Harapan besar yang penulis sampaikan semoga dengan penelitian
penerapan ini pengembangan program atau metode pembuatan peta semakin
canggih sehingga kevalitdan yang dihasilkan akan semakin besar