Bleaching I PDF
Bleaching I PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan warna yang terjadi pada gigi anterior sering menimbulkan masalah
estetika yang sangat mempengaruhi penampilan, terutama bagi wanita muda dengan
profesi yang menuntut penampilan yang prima. Perubahan warna gigi dapat
mengakibatkan terjadinya kompleks psikologis dan menimbulkan rasa rendah diri. 3,11
Keinginan penderita untuk mendapatkan senyum yang lebih cerah dan lebih
putih menyebabkan kebutuhan pelayanan gigi kosmetik meningkat. Salah satu bentuk
pelayanan gigi kosmetik adalah pemutihan gigi (dental bleaching).3
2.1
Pemutihan Gigi
2.1.1
Radikal bebas merupakan elektron yang tidak berpasangan dan akan terus
bereaksi sampai staining terurai menjadi molekul-molekul sederhana yang bersifat
sedikit merefleksikan cahaya spesifik dari stain, yaitu terjadi pengurangan atau
eliminasi discoloration. Sampai suatu saat akan dicapai suatu titik dimana molekulmolekul sederhana yang terbentuk maksimum, keadaan ini disebut dengan saturation
point (titik jenuh). Pada titik ini kerusakan struktur gigi dimulai, kehilangan email
menjadi lebih cepat. Oleh karena itu pemutihan gigi harus segera dihentikan ketika
titik jenuh dicapai untuk meminimalkan kerapuhan gigi dan meningkatnya porositas.
Pemutihan gigi optimum akan memberikan putih maksimum, akan tetapi pemutihan
gigi yang berlebihan dapat merusak email.1,16
tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma arc
dengan intensitas tinggi. Kecepatan reaksi akan meningkat 2-3 kali setiap
peningkatan 10C suhu, sehingga sebaiknya proses bleaching dilakukan di dalam
rentang suhu ruangan yang aman (21-24C). 1,3,6,16
Pilihan
penderita
Bahan
yang
digunakan
Lokasi
Teknik
Hasil
Rata-rata
jumlah
perawatan
gigi
di
Penderita
dengan
perubahan warna gigi
ringan, ingin diputihkan
satu atau dua tingkat
dan
punya
waktu
pemakaian di rumah
Carbamide
peroxide
(10-22%) atau gel
pemutih non peroxide
Rumah, 2-4 jam perhari
Penderita
dengan
perubahan warna gigi
ringan sampai akut, ingin
efek pemutihan yang
lebih nyata
Klinik gigi
Klinik gigi
Carbamide
peroxide
diaplikasikan pada sendok
cetak, dimasukkan mulut
sedikitnya 30 menit tiap
perawatan.
Aplikasi
tambahan
dilakukan
penderita di rumah
Beberapa kasus hasil
terlihat setelah 30 menit
perawatan
Beberapa
kasus
tampak
perubahan warna langsung
setelah 30 menit perawatan
Pengaplikasian
bahan
bleaching
karbamid
peroksida
membutuhkan
penggunaan tray. Pada tray dibuat reservoir pada bagian bukal sebagai tempat bahan
bleaching diaplikasikan, yaitu 1-1,5 mm dari servikal dan 1 mm dari insisal/oklusal.
Sedangkan bahan bleaching hidrogen peroksida diaplikasikan dengan ketebalan 0,5-1
mm pada permukaan gigi yang diputihkan.6,20
2.1.3
peroksida
dengan
konsentrasi
35%-50%.
Bleaching
juga
dapat
a. Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia reaktif yang mengandung
unsur hidrogen dan oksigen (H2O2). Bentuk murni berupa likuid tidak berwarna dan
bentuk sediaan komersial berupa larutan dalam air yang mengandung 33-37%
hidrogen peroksida murni dan bahan lainnya untuk mencegah produk mengalami
dekomposisi.1
Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara
perlahan serta melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan
menyebabkan suasana asam. Hidrogen peroksida tersedia dalam berbagai konsentrasi
namun yang paling banyak digunakan adalah konsentrasi 30-35%. Hidrogen
peroksida bersifat kaustik dan dapat membuat jaringan terbakar jika terjadi kontak.
Hidrogen peroksida juga melepaskan radikal bebas yang toksik, anion perhidroksil,
ataupun keduanya. Larutan hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi harus
ditangani dengan hati-hati karena bersifat tidak stabil secara termodinamis dan dapat
meledak kecuali jika disimpan dalam lemari pendingin dan dimasukkan dalam wadah
yang gelap.4,6
b. Karbamid Peroksida
Karbamid peroksida disebut juga urea peroksida karena kombinasi urea dan
hidrogen peroksida. Karbamid peroksida tidak berwarna, tidak berbau, tidak toksik,
dan berbentuk Kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air. Karbamid
peroksida dapat digunakan dalam dua konsentrasi, yaitu konsentrasi tinggi (30-50%)
yang dipakai untuk metode in office bleaching dan konsentrasi rendah (10-16%) yang
digunakan untuk metode home bleaching.20
Karbamid peroksida telah digunakan sebagai bahan pemutih gigi sejak tahun
1989 dan merupakan bahan yang sering dipakai dalam perawatan pemutihan gigi vital
menggunakan teknik home bleaching. Pemutihan gigi menggunakan karbamid
peroksida 10% disetujui di beberapa negara besar seperti Amerika (ADA), Kanada
(FDA) dan Eropa (SCCNFP) karena lebih aman, murah dan efektif untuk pemutihan
gigi vital.3,20
Bahan pemutihan gigi dengan karbamid peroksida biasanya juga mengandung
gliserin atau propilen glikol, sodium stanat, asam fosfat atau asam sitrat, dan zat
perasa tambahan. Dalam beberapa bahan, karbopol, polimer asam poliakrilat yang
larut air, ditambahkan sebagai bahan pengental serta untuk memperpanjang waktu
penyimpanan. Karbopol juga dapat menambah kekentalan dan daya lekat serta
memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid sehingga memungkinkan
oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang menyebabkan pewarnaan.6,20
Karbamid peroksida memiliki rumus kimia CO(NH2)2.H2O2 yaitu senyawa
organik terdiri dari hidrogen peroksida dan urea 1:1. Sedangkan karbamid peroksida
merupakan keadaan dimana hidrogen peroksida dalam keadaan lebih stabil. Pada
karbamid peroksida 10% mengandung 3,6% hidrogen peroksida dan 6,4% urea,
sedangkan pada 35% karbamid peroksida setara dengan 12% hidrogen peroksida.1,20
Urea dalam karbamid peroksida berperan sebagai penstabil agar efek bahan
tersebut lebih panjang dan berperan memperlambat proses pelepasan hidrogen
peroksida. Agar efek karbamid peroksida maksimal, dibutuhkan waktu yang lama
untuk berkontak dengan gigi. Urea dalam karbamid peroksida dengan berat molekul
yang rendah dapat bergerak bebas ke dalam email dan dentin pada saat proses
degradasi ammonia, dan karbondioksida akan dilepas sehingga akan meningkatkan
pH. Proses buffer dapat meningkatkan efek pemutihan karena produksi ion perhidrol
meningkat sehingga proses oksidasi juga akan bertambah. Selain itu, urea juga
mempunyai efek pembersih untuk menetralkan asam dan menghilangkan noda-noda
pada gigi. 6,19,20
Perbedaan penting dari hidrogen peroksida dan karbamid peroksida adalah
tingkat kecenderungan melepas peroksida. Urea menstabilkan karbamid peroksida
sehingga lebih lambat terurai menjadi peroksida daripada hidrogen peroksida.
Karbamid peroksida melepaskan sekitar 50% peroksida dalam dua jam pertama,
kemudian sisanya dilepaskan selama 6 jam kedepan. Hidrogen peroksida akan terurai
melepaskan peroksida sepenuhnya dalam waktu sekitar satu jam pertama sehingga
diperkirakan hidrogen peroksida dapat berefek lebih besar terhadap pulpa dibanding
karbamid peroksida.12,19
cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena memiliki berat molekul yang
tinggi.14,21
pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes. Zirconates dan titanates
juga sering digunakan.12
antara 1-5 m
-
2.3
teknologi yang memproduksi filler yang memiliki ukuran struktur nanometer (nm)
dengan menggunakan metode prepolimerisasi. Resin komposit nanofil terbuat dari
zirkonium/silika atau nanosilika dengan ukuran 20 nm dan memiliki rata-rata ukuran
filler antara 0,6-1,4 m. Jenis matriks resin yang dikandung adalah Bis-GMA,
UDMA,
TEGDMA
dan
Bis-EMA.
Resin
komposit
nanofil
terbuat
dari
zirconium/silica atau nanosilika ukuran partikel yang sangat kecil, volume anorganik
fillernya 78,5%, mudah dilakukan pemolisan, kekuatan baik dan modulus tinggi.
Resin komposit nanofil diperkenalkan dipasaran kedokteran gigi dengan tujuan
menyediakan hasil estetik yang lebih baik, permukaan yang lebih halus dan
mengkilat, pengkerutan (shrinkage) polimerisasi yang lebih minim dan resistensi
serta daya penggunaan yang lebih baik dan daya atrisi yang lebih rendah sehingga
resin komposit nanofil lebih banyak dipakai oleh kalangan dokter gigi saat ini.11,17,22
Resin komposit nanofil mempunyai keuntungan pada sifat optisnya dan
memiliki nilai estetis yang tinggi. Resin komposit nanofil juga dapat mengurangi
kontraksi saat proses polimerisasi sehingga meningkatkan kekuatan mekaniknya.17,22
Terdapat dua jenis partikel pengisi pada resin komposit nanofil, yaitu
nanomer dan nanokluster. Nanomer adalah silika yang berukuran sangat kecil, hanya
20-70 nanometer dan berikatan secara sempurna dengan matriks resin. Nanokluster
adalah SiO2 dan ZrO2 yang saling berikatan dan berukuran 0,4-1 mikron.17
Resin komposit nanofil memiliki karakteristik yang sama baiknya dengan
resin komposit mikrohibrid, nanofil dan mikrofil. Resin komposit nanofil memiliki
kekuatan sebaik resin komposit mikrohibrid, permukaan polis sebaik resin komposit
mikrofil, sehingga kekuatan dan estetika resin berbasis nanokomposit yang telah
teruji dapat digunakan baik restorasi anterior maupun posterior.17,22
2.4
merupakan ukuran deviasi vertikal suatu permukaan dari bentuk idealnya. Apabila
deviasi ini besar, maka permukaan tersebut kasar apabila deviasi ini kecil, maka
permukaan tersebut halus. Kekasaran dianggap sebagai komponen dari permukaan
yang telah diukur dengan frekuensi yang tinggi dan panjang gelombang yang
pendek.12,21
Menurut Willems & lainnya (1991) menyatakan kekasaran permukaan dari
restorasi harus sama dengan atau lebih rendah daripada kekasaran permukaan enamel
pada enamel-enamel di daerah kontak oklusal (Ra = 0.64micron). Attar dan Chung
menyatakan bahwa suatu restorasi dinyatakan halus apabila nilai kekasaran
permukaannya kurang dari 1 m dan mendekati nilai kekasaran enamel 0,64 m.
Quirynen dkk. dan Bollen dkk. menyatakan bahwa kekasaran permukaan dari bahan
kedokteran gigi yang ideal adalah mendekati 0,2 m atau kurang.10,24
Kekasaran permukaan resin komposit pada dasarnya ditentukan oleh ukuran,
kekerasan dan jumlah filler, yang semuanya mempengaruhi sifat mekanik dari resin
komposit dan fleksibilitas dari bahan finishing, kekerasan dari abrasif dan ukuran grit
juga ikut mempengaruhi. Kontak antara permukaan restorasi yang kasar dengan
gingiva dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, iritasi dan resesi jaringan lunak yang
perlahan. Selain itu, bahan kedokteran gigi dengan permukaan yang kasar dapat
memudahkan perlekatan bakteri dan menyulitkan pengangkatannya dengan cara
alami atau bahkan dengan metode-metode pembersihan rongga mulut. Kekasaran
permukaan
juga
mempengaruhi
penampilan
estetik,
stabilitas
warna,
dan
pembentukan biofilm.2,9,24
Yu, et al (2009) menyatakan bahwa stain lebih mudah timbul pada resin
komposit yang sudah mengalami proses bleaching daripada resin komposit yang
tidak dibleaching. Peneliti meyatakan proses staining yang terjadi disebabkan oleh
adanya perubahan kekasaran permukaan yang terjadi pada restorasi.20