INDIKASI DAN
Fitriana Nur R
KOMPLIKASI
INTUBASI
Fridyan Ratnasari
INTUBASI
Tindakan memasukkan endotracheal tube ke dalam trakea
melalui rima glotis, sehingga ujung distal dari endotracheal
tube berada di antara pita suara dan carina.
INDIKASI
Menjaga patensi jalan napas
Mempermudah dan menjaga ventilasi positif serta
oksigenasi .
Mencegah aspirasi dan regurgitasi
Penggunaan sungkup sulit dilakukan.
Posisi tubuh selama pembedahan tidak telentang.
Pembedahan akan dilakukan pada area dekat jalur saluran
napas atas.
KOMPLIKASI
Jarang terjadi dan tidak mempengaruhi pertimbangan untuk
melakukan intubasi
Komplikasi terkait jalan napas terjadi pada 4% pasien di
mana terjadi aspirasi, intubasi esophageal, trauma gigi, dan
pneumothorax.
Komplikasi ini bisa terjadi saat laringoskopi dan intubasi,
ketika ETT berada di jalan napas, atau ketika ekstubasi, baik
dalam waktu singkat atau beberapa hari kemudian
Faringitis
Keluhan utama setelah ekstubasi trakea, terutama pada
wanita, mungkin dikarenakan lapisan mukosa yang tipis pada
pita suara posterior.
Mialgia otot lurik yang berhubungan dengan pemberian
succynilcholine dapat bermanifestasi pada otot peripharyngeal
sebagai sakit tenggorokan post operasi.
Penggunaan ETT yang besar (8.5-9 mm) dibandingkan dengan
ETT yang kecil (6.5-7 mm) dapat meningkatkan kemungkinan
faringitis. Tanpa melihat mekanismenya, faringitis biasanya
hilang spontan tanpa tatalaksana apapun dalam 48-72 jam.
Komplikasi utama dari intubasi yang panjang (>48 jam) adalah
kerusakan mukosa trakea yang berlanjut pada destruksi cincin
kartilago dan pembentukan sikatriks serta tenosis trakea.
Stenosis menjadi simptomatik apabila lumen trake menyempit
menjadi <5mm.1
ILUSTRASI KASUS
Nama
: Ny. R
Usia : 54 tahun
Berat Badan : 50 kg
Nomor MR
: 202.74.19
Diagnosis
: SNNT
Tipe Pembedahan
: Thyroidectomi Total + VC
Anamnesis
Riwayat operasi (-), riwayat alergi (-), riwayat asma (-), riwayat
hipertensi (-), riwayat Diabetes Melitus (-), penyakit jantung (-),penyakit
paru (-),penyakit ginjal (-), sakit kuning (-), sesak (-), nyeri dada (-),
demam (-), batuk (-), pilek (-), gigi goyang (-), gigi palsu (+).
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
Tanda Vital
suhu afebris
Kepala
Mulut
Jantung
Abdomen
limpa
: Supel, Bising utus (+), nyeri tekan (-), tidak ada permbesaran hati dan
Ekstremitas
Pemeriksaan Laboratorium
(23-10-2012) T4
: Kompos Mentis
: Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 84 kali/menit, napas 26 kali/menit,
: Normosephali
: Mallampati I, tiromental 3 jari
: 9,57
BT/CT
: 3/7
Rencana Premedikasi
Fentanyl 50 mcg
Rencana Anestesi
: General Anesthesia
Pembahasan
Penentuan ASA
Pasien ini memiliki hipertensi Grade I yang digolongkan ke dalam
penyakit sistemik ringan atau sedang.. Selain itu pasien juga tidak
memiliki penyakit sistemik lainnya seperti penyakit jantung, paru,
maupun ginjal. Pasien juga mampu melakukan aktivitas sehari-hari
tanpa keterbatasan serta masih aktif bekerja. Dari hal-hal tersebut
maka pasien diklasifikasikan ke dalam ASA II.
Indikasi Intubasi
Pada pasien ini dilakukan pembedahan dengan anestesi umum di
mana otot-otot pernapasan ikut terelaksasi, selain itu otot lidah
juga terelaksasi sehingga menghalangi jalan napas. Oleh karena
itu perlu dilakukan intubasi untuk menjaga patensi jalan napas.
Lokasi operasi juga menjadi indikasi intubasi di mana operasi
dilakukan area dekat jalur saluran napas atas.
Komplikasi Intubasi
Pada pasien ini tidak terjadi komplikasi apapun baik pada saat
laringoskopi dan intubasi, saat ETT berada di jalan napas, maupun
setelah ekstubasi. Komplikasi saat leringoskopi dan intubasi tidak
terjadi karena pada saat laringoskopi gigi tidak menjadi tumpuan
sehingga tidak terjadi trauma gigi. Respon fisiologis pada saat
laringoskopi dan intubasi yaitu hipertensi dan takikardia juga tidak
terjadi karena durasi laringoskopi yang singkat dan adanya
pemberian fentanyl sebelumnya. Komplikasi pada saat ETT berada
di jalan napas juga tidak terjadi karena letak ETT sudah dikonfirmasi
dan durasi ETT yang singkat (kurang lebih 2 jam). Komplikasi
setelah esktubasi seperti laryngospasm juga tidak terjadi karena
pasien diekstubasi dalam keadaan masih tidak sadar sepenuhnya.
TERIMA KASIH