A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna.
Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan
mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Salah satu
kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal
dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung
jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70.
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.1
Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga
membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu Akal, qalbu dan jasad.
Manusia dalam pandangan islam merupakan mahluk yang diciptakan
unggul oleh yang maha pencipta, oleh sang maha pencipta manusia
dibekali oleh beberapa potensi yaitu: Akal, qalbu dan jasad, dengan
1
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang:CV. Toha Putra, 1989).
Dikompilasi versi Pdf. oleh. Nafan Akhunm, Agustus 2007, http://nafanakhun.blogfrienster.com,
427
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi
dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur. (al-Araaf: 10).4
Muhammad Tolhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lantabora
Press, 2005), 67.
3
Jazuli, Ahzami Samiun. Kehidupan dalam Pandangan al-Quran. (Jakarta: Gema Insani, 2006),
72
4
Departemen Agama RI, Op Cit, 216
Artinya:
"Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu
sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya." (al-Hijr: 20) 5
Artinya:
"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
daripada apa yang mereka kumpulkan." (aZ- Zukhruf: 32) 6
Manusia dalam menjalankan kehidupannya berupaya untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan dasarnya, diantaranya adalah kebutuhan akan
pemenuhan makanan, minuman dan aneka kebutuhan dasar lain nya, agar
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat dasar ini bisa terpenuhi apabila individu
bekerja baik bekerja dengan membuka lapangan pekerjaan baru atau dengan
menjadi karyawan disuatu perusahaan.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok) untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Walaupun setiap individu
mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama.
5
6
Ibid, 384
Ibid, 787
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Kebutuhan Dasar Klien.
(Jakarta: Salemba Medika, 2008), 1
West, Richard, & Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2008), 271
Drs. Ino Yuwono, Psikologi Industri & Organisasi, (Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga, 2005), 111.
10
Alok Kumar Srivastav dan Priyanka Das. A Study on Employees Attitude Towards The
Organization and Job Satisfaction. Volume 4 Issue 7, July 2015 (International Journal of Science
and Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064, Index Copernicus Value (2013): 6.14), 102
11
Heidjrachman & Suad Husnan. Manajemen Personalia, (Jilid II). (Jakarta: PT.Karya Unipres ,
2003), 135.
perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan selalu berusaha agar para
karyawannya mempunyai disiplin yang baik.
Menurut Sutrisno, disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar
manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan.
Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib
dan kelancaran tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Sedangkan bagi
pegawai dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat
mengembangkan
tenaga
dan
pikirannya
semaksimal
mungkin
demi
12
Edi Sutrisno. Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Kencana Prenada Media. 2009), 78.
Pandi Afandi, M. M. Concept & Indicator Human Resources Management for Management
Research. (Yogyakarta: Deepublish, 2016), 7
13
dan solid. Harapan ini muncul dikarenakan disiplin preventif diyakini mampu
menurunkan resiko turn over14 pada karyawan dan berbagai masalah yang lain.
Karyawan dapat dikatakan memiliki loyalitas kerja ketika karyawan
tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk tetap berada dalam perusahaan
atau organsasi dimana dia bekerja, memiliki kemampuan yang menunjang
pekerjaan yang diembannya, serta lingkungan kerja yang baik untuk
mengerjakan pekerjaanya. Karyawan dapat memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan apabila kondisi dan perlakuan perusahaan terhadap
karyawan ikut mendukung munculnya perilaku tersebut.
Perusahaan yang memiliki karyawan dengan loyalitas yang rendah
seharusnya melakukan pencarian terhadap penyebab terjadinya penurunan
tingkat
loyalitas,
dikembangkan
karena
karyawan
kreatifitanya,
yang
mempunyai
loyal
inisiatif
akan
mudah
untuk
untuk
memajukan
14
Turn over merupakan kejadian dimana berpindahnya karyawan dari suatu organisasi dan
biasanya merupakan pilihan terahir. I putu Indra Prihanjana. Rekomendasi Menurunkan Turn
Over Rate Karyawan Menggunakan Analisis Faktor Pendorong dan Penarik Jurnal Administrasi
Kebijakan Kesehatan, 1 (Januari-April, 2013), 40.
10
Hasil wawancara dengan Bapak Junaidi, adik kandung sekaligus eksekutif HRD & Marketing
CV. Percetakan AL-FAJAR Mojokerto pada tanggal 1 April 2016
11
12
untuk mendorong pegawai agar berdisplin diri dengan mentaati dan mengikuti
berbagai standar dan peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
disiplin preventif merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk
menciptakan suatu sikap dan iklim organisasi di mana semua anggota
organisasi dapat menjalankan dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
atas kemauan sendiri.
Penanaman nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh
situasi lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan
yang konsisten dari karyawan dan pimpinan. Disiplin diri sangat besar
peranannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin diri
seorang karyawan selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai
orang lain. 17
Misalnya jika pegawai mengerjakan tugas dan wewenang tanpa
pengawasan atasan, pada dasarnya pegawai telah sadar melaksanakan tanggung
jawab yang telah dipikulnya. Hal itu berarti pegawai marnpu melaksanakan
tugasnya. Pada dasarnya ia menghargai potensi dan kemampuannya. Di sisi
lain bagi rekan sejawat, dengan diterapkan disiplin diri akan memperlancar
kegiatan yang bersifat kelompok, apalagi jika tugas kelompok tersebut terkait
dalam dimensi waktu, di mana suatu proses kerja yang dipengaruhi urutan
waktu pengerjaannya. Ketidakdisiplinan dalam suatu bidang kerja akan
menghambat bidang kerja lain.
Penelitian ini ditulis dengan menekankan dan membatasi paria
hubungan sikap terhadap disiplin preventif dengan loyalitas dan komitmen
organisasi karyawan, dan disini penulis juga ingin mengetahui apakah disiplin
17
13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan sikap dengan loyalitas karyawan pada CV.
Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
2. Bagaimana hubungan disiplin preventif dengan loyalitas karyawan pada
CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
3. Bagaimana hubungan sikap dan disiplin preventif dengan loyalitas
karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
4. Bagaimana hubungan sikap dengan komitmen organisasi karyawan pada
CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
5. Bagaimana hubungan disiplin preventif dengan komitmen organisasi
karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
6. Bagaimana hubungan sikap dan disiplin preventif dengan komitmen
organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto?
14
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan loyalitas karyawan pada CV.
Percetakan Al-Fajar Mojokerto
2. Untuk mengetahui hubungan disiplin preventif dengan loyalitas karyawan
pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
3. Untuk mengetahui hubungan sikap dan disiplin preventif dengan loyalitas
karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
4. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan komitmen organisasi karyawan
pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
5. Untuk mengetahui hubungan disiplin preventif dengan komitmen
organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
6. Untuk mengetahui hubungan sikap dan disiplin preventif dengan komitmen
organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
7. Untuk mengetahui hubungan sikap dan disiplin preventif dengan loyalitas
dan komitmen organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar
Mojokerto
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah:
15
E. Telaah Pustaka
Penilitian empiris terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan disiplin
preventif dan loyalitas dan komitmen organisasi menurut kajian psikologi
adalah:
1. Alok Kumar Srivastav dan Priyanka Das dengan judul A Study on
Employees Attitude Towards The Organization and Job Satisfaction (Studi
16
17
sikap kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja dan kinerja kerja
sebagai variabel terikat. Keberhasilan perusahaan dapat dipengaruhi oleh
kinerja karyawan, sehingga manajemen sumber daya manusia penting bagi
perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sikap terhadap pekerjaan, komitmen
organisasi, dan kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor dampak kinerja pekerjaan, seperti sikap terhadap
pekerjaan, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja di karyawan PT.
Triwarga Dian Sakti. Sampel dari penelitian ini adalah 80 observasi dari
karyawan PT. Triwarga Dian Sakti. Pemilihan sampel berdasarkan teknik
sensus sampling. Data diambil dari kuesioner dan observasi. Metode
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi sederhana
dan ganda. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama,
sikap terhadap karya memiliki dampak yang signifikan terhadap prestasi
kerja. Dua, komitmen organisasi memiliki dampak yang signifikan
terhadap prestasi kerja. Ketiga, kepuasan kerja memiliki dampak yang
signifikan terhadap prestasi kerja. Keempat, Secara bersamaan, attiude
terhadap karya, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja memiliki dampak
yang signifikan terhadap prestasi kerja.19
3. Pasaoglu, Didem, dengan judul Determining the Differences between
Managers' Conceptions of Discipline. (Menentukan Perbedaan antara
Konsepsi Disiplin para Manajer), pada penelitian ini penulisnya
menggunakan dua variabel bebas disiplin preventif dan disiplin korektif
19
Irvan Prima, Pengaruh sikap kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
kerja pada karyawan PT. Triwarga Dian Sakti. (Skripsi), tidak dipublikasikan. 2006, 1
18
dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat. Disiplin adalah paket kekuatan
atau tindakan pimpinan untuk mengurangi gangguan dalam kehidupan
organisasi dan kesepakatan melekat antara tujuan organisasi dan individu.
Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan untuk menentukan efisiensi
disiplin dalam organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan 130 karyawan
yang bekerja di Perusahaan yang dimiliki asing dan yang dimiliki Turki
(pribumi) untuk menentukan bagaimana pengaruh persepsi disiplin manajer
dan pelaksanaannya. Sebagai hasil dari penelitian ini, telah diamati bahwa,
dibandingkan dengan manajer perusahaan milik asing, manajer perusahaan
milik Turki (pribumi) berlaku lebih disiplin pendekatan (korektif dan
menghukum), kurang berhasil dalam penerapan disiplin dan juga tingkat
disiplin tinggi terlihat di organisasi yang mereka kelola. Selain itu, ada
persepsi bahwa manajer perusahaan milik Turki (pribumi) tidak berperilaku
adil ketika mencoba untuk disiplin. Karyawan yang bekerja di bawah
pengawasan mereka tidak puas dengan upaya disiplin. 20
4. Bayu Wicaksono, dengan judul Pengaruh kepuasan kerja, loyalitas
karyawan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan (Studi
Kasus Pada PT Vision land Bagian Packing). Pada penelitian ini penulisnya
menggunakan tiga variabel bebas yaitu variabel kepuasan kerja, loyalitas
karyawan, dan komitmen organisasi dan kinerja karyawan sebagai variabel
terikat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh kepuasan kerja, loyalitas karyawan, dan komitmen organisasi
20
19
variabel
kinerja
karyawan.
Penelitiaan
ini
mempunyai
Bayu Wicaksono, Pengaruh kepuasan kerja, loyalitas karyawan, dan komitlvien organisasi
terhadap kinerja karyawan" (Studi Kasus Pada PT Vision land Bagian Packing). Undergraduate
thesis, universitas stikubank semarang.,2012, 1
20
2. Dari segi lokasi penelitian, Penelitian sebelumnya tidak ada yang meneliti
pada lokasi CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
3. Dari segi pembahasan instrument yang digunakan, penelitian ini
menggunakan metode mix dari teori-teori yang ada dan penelitian
sebelumnya menggunakan masing-masing hanya satu teori saja.
F. Kajian Teoritik
1. Sikap Karyawan
a. Pengertian Sikap
Alex Sobur, 2003, dalam Soedarsono memberikan beberapa
definisi sikap yang dikutip dari Allport, Eagly & Chaiken, Myers.
Berdasarkan defmisi-definisi tersebut, tampak bahwa meskipun terdapat
perbedaan, semuanya mempunyai ciri khas yang menunjukkan sikap,
yaitu (1) mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi,
benda, dan sebagainya, (2) mengandung penilaian (suka-tidak suka;
setuju- tidak setuju).22
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan tentang obyek, orang, atau peristiwa.
Mereka mencerminkan bagaimana kita merasakan tentang
sesuatu. Ketika saya mengatakan "Saya menyukai pekerjaan
saya," Saya mengekspresikan sikap saya tentang pekerjaan.23
Sikap adalah kompleks. Jika kita bertanya kepada orang tentang
sikap mereka terhadap agama, Lady Gaga, atau organisasi tempat mereka
bekerja, kita mungkin mendapatkan respon yang sederhana, tetapi alasan
yang mendasarinya mungkin rumit. Dalam rangka untuk memahami
22
21
24
Ibid, 70
Ivancevich John, M., R. Konopaske, and M. T. Matteson. Perilaku dan Manajemen Organisasi
edisi ke 7 Jilid 1. (Jakarta: Erlangga, 2006), 87
25
22
26
Ibid, 88
Freddy Rangkuti. Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus integrated marketing
communication. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), 157
28
Stephen P. Robbins, and Timothy A. Judge. Op Cit, 70
27
23
24
29
Ibid, 71
25
30
26
Dari
pendapat
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
bahwa
33
Lowe, Graham S., Grant Schellenberg, and Harry S. Shannon. "Correlates of employees'
perceptions of a healthy work environment." American Journal of Health Promotion 17.6 (2003):
390-399.
27
1. Apakah Anda merasa bahwa gaji Anda mencerminkan nilai Anda bagi
organisasi?
2. Apakah Anda merasa dihargai untuk kinerja pekerjaan Anda?
3. Apakah Anda merasa rasa prestasi bagi upaya pekerjaan Anda?
4. Apakah Anda memberikan kesempatan untuk pertumbuhan /
kemajuan untuk tugas tingkat yang lebih tinggi?
5. Apakah Anda merasa bahwa Anda berkontribusi pada keberhasilan
keseluruhan dari organisasi?
6. Apakah Anda merekomendasikan organisasi untuk keluarga dan
teman-teman?
7. Apakah Anda diberi kesempatan untuk belajar keterampilan baru
melalui pelatihan formal?
8. Apakah Anda merasa organisasi memberikan sumber daya yang
memadai untuk menyelesaikan pekerjaan Anda?
9. Apakah Anda merasa kewalahan oleh beban kerja Anda?
10. Apakah Anda mengalami kepentingan yang sedang berlangsung
dalam pekerjaan Anda / tugas?34
2. Disiplin Preventif
a. Pengertian Disiplin Kerja
Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber
daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin kerja
pegawai, semakin baik kinerja yang dapat dicapai. Tanpa disiplin yang
baik, sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Kedisiplinan merupakan faktor yang utama yang diperlukan sebagai alat
peringatan terhadap pegawai yang tidak mau berubah sifat dan
perilakunya. Sehingga seorang pegawai dikatakan memiliki disiplin yang
baik jika pegawai tersebut memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan kepadanya.
34
Pickens, Jeffrey. "Attitudes and perceptions. Organizational Behavior in Health Care. (Sudbury,
MA: Jones and Bartlett Publishers, 2005): 43-75.
28
Sutrisno
bahwa
hal
yang
Malayu SP Hasibuan,. Manajer Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN, 2006), 444
Rivai, Veithzal, and Ella Jauvani Sagala. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan:
Dari Teori ke Praktik Edisi Kedua. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 825
36
29
kepada
pegawai
haruslah
sama
30
31
41
Ibid, 301
Theo Sudimin. Whistleblowing: Dilema Loyalitas dan Tanggung Jawab Publik. Jurnal
Manajemen dan Usahawan 32 (2003): 5.
43
Hasibuan Malayu SP. Op Cit, 95
42
32
loyalitas
tinggi akan
I komang Ardana dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Denpasar: Graha Ilmu, 2011), 136
Anggara, S dan Suhendi H, Perilaku Organisasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 260
46
Adi Kusumo, Yunanto. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri. Jurnal Ekonomi
Islam Vol II No.1 Juli 2007.
45
33
mengarah
perusahaan.
kepada
Seorang
kecendrungan
karyawan
yang
merugikan
mempunyai
bagi
tingkat
47
34
mendapatkan
kemajuan.
d) Mengikuti segala kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.
e) Mempunyai disiplin tinggi dan tidak mau merugikan
perusahaan.
f) Bersedia menjadi pelopor untuk kemajuan perusahaan.
3) Tetap bertahan dalam perusahaan SDM yang loyal pada
perusahaan akan tetap bertahan dalam perusahaan, meskipun
perusahaan ini maju atau mundur. Sebaliknya karyawan yang
tidak loyal, biasanya selalu gelisah, tidak tenang, dan berusaha
untuk mencari lahan atau perusahaan lain yang dianggapnya
dapat memberikan kompensasi yang lebih besar. Turn-over
diperusahaan dapat terjadi, bila:
a) Suasana pekerjaan yang tidak menyenangkan
b) Tingkat kompensasi yang kurang memadai
c) Kurang ada penghargaan pada prestasi
d) Pekerjaan yang tidak menantang
e) Loyalitas yang rendah terhadap perusahaan
f) Kurang ada jaminan pengembangan karir
4) Meningkatkan Kinerja untuk Kesinambungan
Perusahaan
35
Kesanggupan
karyawan
untuk
melaksanakan
tugas
36
organisasi
merupakan
sikap
penting
yang
Trianasari, Y. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif dan Lingkungan Kerja dengan
Loyalitas Kerja. Skripsi (tidak diterbitkan) (2005), 14
49
Greenberg, J., & Baron, R. A. Behavior in organizations: understanding and managing the
human side of work. 8th edition. (New Jersey: Pearson Education, Inc. 2003), 160
37
Richard L. Daft, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Penerbit. Erlangga. 2003). 11
38
39
40
41
42
Ho1
Hi2
53
43
Mojokerto
Ho3 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan sikap dan disiplin
preventif dengan loyalitas karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar
Hi4
Mojokerto
= Terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan komitmen
Ho4
Hi5
Mojokerto
Ho5 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan disiplin preventif dengan
komitmen organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-Fajar
Hi6
Mojokerto
= Terdapat hubungan yang signifikan sikap dan disiplin preventif
dengan komitmen organisasi karyawan pada CV. Percetakan Al-
Ho6
Fajar Mojokerto
= Tidak terdapat hubungan yang signifikan sikap dan disiplin
preventif dengan komitmen organisasi karyawan pada CV.
Hi7
44
45
56
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Cet. Ke-20. (Bandung: Alfabeta.
2014), 107
57
McNabb, D. E. Case research in public management. (New York, Routledge, 2015), 28
46
J. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Percetakan AL FAJAR, yang beralamat di
Dusun Kedungmaling Kecamatan Brangkal Kabupaten Mojokerto Telp.0321396136, 08123521273. Pertimbangan penulis meneliti lokasi tesebut adalah:
1. Penulis tertarik dengan motto perusahaan "Memberikan pelayanan yang
cepat, harga bersaing dengan mengutamakan hasil yang berkualitas demi
kepuasan pelanggan. Dari motto tersebut tersirat berbagai unsur kajian
keilmuan yang sesuai dengan basis keilmuan peneliti.
58
Singarimbun, M dan Effendi. S. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
2008), 5
47
batasan
populasi
tersebut
dan
memperhatikan
Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Ed. 1
Cet. 1. (Yogyakarta: Deepublish. 2014), 38
60
Ibid, 38
48
49
pada CV. Percetakan Al-Fajar Mojokerto
b. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan
merupakan pengolahnya. sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen.62 Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data eksternal berkenaan dengan:
1) Literatur penelitian yang mendukung data lapangan
2) gambaran umum obyek penelitian, dan data lain yang mendukung
penelitian ini dan belum teridentifikasi di lapangan.
62
63
50
64
Ibid, 143
51
N. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berati memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud..66
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan product moment model pearson. valid tidaknya suatu item
instrumen dapat diketahui dengan membandingkan level signifikansi 5%
dengan nilai kritisnya (r), dan dalam penelitian ini Pengolahan data dan
65
Abdullah, S., & Sutanto, T. E. Statistika Tanpa Stres. (Jakarta: TransMedia. 2015.), 38
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Cet. ke-14.
(Jakarta: Rineka Cipta. 2010), 211-212
66
52
menghendaki
dilakukannya
komputasi korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria yang
relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang dikenal dengan
parameter diskriminasi item/corrected item total correlation. Kriteria
pemilihan item berdasrkan korelasi item menggunakan batasan rix
berdasarkan tabel distribusi rproduct moment dengan taraf signifikan 0,05 pada
100 sampel yaitu 0,195. Semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,195, indeks diskriminasi itemnya dianggap memuaskan.
Namun apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi
jumlah
yang
diinginkan,
kita
dapat
mempertimbangkan
untuk
hitung
53
Tingkat Hubungan
0, 00 - 0, 199
Sangat rendah
0, 20 - 0, 399
Rendah
0, 40 - 0, 599
Sedang
0, 60 - 0, 799
Kuat
0, 80 - 1, 000
Sumber : Sugiyono, (2014:184)
Sangat kuat
yang
digunakan
sebelum
digunakan
untuk
Ibid, 221
54
55
asumsi klasik ini terdiri dari lima pengujian, yakni uji normalitas, uji
autokorelasi, uji Heteroskedastisitas, uji multikolineritas dan uji linieritas
sebagai berikut:
a. Multikolinieritas
Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang
variabel-variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau
bebas
dari
multikolinearitas.
Deteksi
adanya
multikolinearitas
b. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari
model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu
observasi ke observasi lainnya
68
68
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif, Edisi Pertama, (Yogyakarta: Penerbit AMP YKPN.
2002), 112
56
c. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi
variabelterikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas
dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang digunakan
adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan
plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garisdiagonalnya. 69
Uji normalitas dapat juga menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov Test (dengan program SPSS). Diantaranya adalah sampel yang
akan dipakai untuk analisis haruslah berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dengan tingkat signifikansi = 5% (0,05), jika
signifikansi < 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan tidak normal.
69
57
Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan
normal.
d. Autokorelasi
Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara pelanggan
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam
kaitannya dengan asumsi metode kuadrat terkecil (OLS), autokorelasi
merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain
sedangkan satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual
adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang
lain. Dengan kata lain, autokorelasi terjadi karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Apabila terdapat
masalah autokorelasi, untuk mengatasinya, maka perlu dilakukan tindakan
perbaikan yaitu transformasi variabel dengan menggunakan metode
estimasi (rho) yang didasarkan pada statistik d Durbin-Watson.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW)
atau sering disebut uji statistik d. Apabila nilai DW berada di sekitar angka
2 atau antara 1,54 2,90 berarti model regresi kita aman dari kondisi
heteroskedastisitas atau apabila nilai DW terletak di antara dU dan 4-dU
maka disimpulkan tidak ada autokorelasi. Autokorelasi menunjukkan
bahwa ada korelasi antara error dengan error periode sebelumnya di mana
pada asumsi klasik hal ini tidak boleh terjadi. Permasalahan autokorelasi
58
hanya relevan digunakan jika data yang dipakai adalah data time series,
sedangkan untuk data cross-section tidak perlu dilakukan.70
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
1) Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 - dU maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien autokorelasi lebih
besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat
disimpulkan.
4) Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih
besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.
5) Bila nilai DW terletak di antara 4 dU dan 4- dL, maka tidak dapat
disimpulkan. SY
e. Linieritas
Pasangan nilai X dan Y yang diwujudkan dalam bentuk titik
(X,Y) disebut koordinat. Kalau koordinat-koordinat ini dihubungkan satu
sama lain secara berurutan maka akan terbentuk satu garis, maka garis
lurus tersebut dinamakan fungsi linier. Namun kalau tidak membentuk
garis lurus, garis regresinya dinamakan fungsi non-linier. Fungsi linier
dapat menunjukkan bentuk hubungan yang positif atau negatif.
Secara geometris linieritas dapat diartikan sebagai garis lurus
yang bisa memiliki nilai positif atau negatif. Suatu linieritas regresi
dikatakan positif manakala setiap kenaikan variabel bebas (X) selalu
70
Wahyu Winarno, Wing, Analisis Ekonometrika Dan Statistik Dengan Eviews, (Yogyakarta: UPP
STIM YKPN, 2009), 70
59
60
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mencakup pengujian
terhadap pengaruh simultan maupun parsial dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Adapun uji statistik yang digunakan sebagai berikut:
a) Untuk menguji hipotesis pengaruh seluruh variabel bebas sikap dan
disiplin preventif secara simultan terhadap variabel terikat loyalitas
dan komitmen organisasi karyawan menggunakan uji F dengan
formula sebagai berikut:
Ho : 1 = 2 = 3 = 0 artinya variabel bebas secara simultan tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
artinya
variabel
mempunyai
bebas
pengaruh
secara
yang
simultan
signifikan
61
62
63
Irvan Prima, Pengaruh sikap kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja kerja pada karyawan PT. Triwarga Dian Sakti.
(Skripsi), tidak dipublikasikan. 2006
Ivancevich John, M., R. Konopaske, and M. T. Matteson. Perilaku dan
Manajemen Organisasi edisi ke 7 Jilid 1. (Jakarta: Erlangga, 2006)
Jazuli, Ahzami Samiun. Kehidupan dalam Pandangan al-Quran. (Jakarta:
Gema Insani, 2006)
Krech, David, and Richard S. Crutchfield. Ballachey. Individual in Society; a
textbook of social psychology, (New York, McGraw-Hill, 1962)
Lowe, Graham S., Grant Schellenberg, and Harry S. Shannon. "Correlates of
employees' perceptions of a healthy work environment." American
Journal of Health Promotion 17.6 (2003)
Malayu SP Hasibuan,. Manajer Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN, 2006)
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta:
PT. Grasindo, 2007)
McNabb, D. E. Case research in public management. (New York, Routledge,
2015)
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif, Edisi Pertama, (Yogyakarta: Penerbit
AMP YKPN. 2002)
Muhammad Tolhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,
(Jakarta: Lantabora Press, 2005)
Pandi Afandi, M. M. Concept & Indicator Human Resources Management for
Management Research. (Yogyakarta: Deepublish, 2016)
Pasaoglu, Didem. Determining the Differences between Managers'
Conceptions of Discipline." International Journal of Business and
Social Science 4.17 (2013).
Pickens, Jeffrey. "Attitudes and perceptions. Organizational Behavior in
Health Care. (Sudbury, MA: Jones and Bartlett Publishers, 2005)
Richard L. Daft, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Penerbit.
Erlangga. 2003)
Rivai, Veithzal, and Ella Jauvani Sagala. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik Edisi Kedua. (Jakarta: Sinar
Grafika, 2013)
64