Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Arief Setiawan

Driya Herseta

Evaluasi Produksi NPK dengan Prilling Tower


Latar Belakang
Pabrik II PT. Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk majemuk NPK di
Indonesia. Dalam pembuatan pupuk NPK, PKG menggunakan proses mixed acid route
dengan asam sulfat dan asam fosfat dan NPK blending. Dalam pembentukan slurry atau
campuran menjadi pupuk granul, PKG menggunakan granulator. Pemakaian granulator
memiliki kekurangan sebagai berikut :
1. Bentuk granul pupuk yang kurang bagus
2. Homogenitas komponen penyusun pupuk kurang merata
3. Banyak produk yang over/under-size
Saran
Sebagai opsi lain untuk pembentukan butiran pupuk, dapat menggunakan prilling
tower. Kelebihan pemakaian prilling tower antara lain:
1. Kapasitas produksi tinggi (hingga 4500 ton/hari/train).
2. Spesifikasi produk yang bagus (90% on-size, pembentukan debu yang minim).
3. Dapat menggunakan semua jenis batu fosfat karena impurity dapat terpisah dari
larutan.
4. Kualitas produk tinggi (homogen dan kadar NPK tinggi).
Bahan baku ammonia, asam fosfat (sumber P), dan asam sulfat direaksikan dalam
reaktor neutralizer, lalu ditambahkan urea sehingga diperoleh larutan NP. Jika menggunakan
batuan fosfat sebagai sumber P, maka batuan fosfat harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
nitric acid (HNO3) membentuk nitrophosphoric acid. Nitrophosphoric acid yang telah
dimurnikan digunakan sebagai bahan baku pabrik NPK. Nitric acid dapat diperoleh dari
reaksi NH3 dengan O2 :
4NH3 + 5O2 4NO + 6H2O
2NO + O2 2NO2
NO2 yang terbentuk diabsorp dengan air :
3NO2 + H2O 2HNO3 + NO
Sebelum ditransfer ke prilling tower, larutan NP harus dipekatkan menjadi lelehan
pupuk dengan kadar air maksimal 0,5%. Dalam neutralizer, panas reaksi yang dilepaskan
meningkatkan konsentrasi pupuk hingga 75% dengan menguapkan kandungan airnya.
Larutan pupuk, dijaga pada temperatur titik lelehnya (tergantung formula), keluar dari
neutralizer dilewatkan pada evaporator yang dioperasikan dalam kondisi vakum untuk
memperoleh lelehan pupuk dengan kadar 99,5% (minimal). KCl yang telah dihaluskan
ditambahkan ke dalam lelehan ini dengan tetap menjaga kadar air maksimal 0,5%.

Muhammad Arief Setiawan


Driya Herseta
Lelehan homogen NPK

NPK slurry overflow dari homogenizer ke rotating prilling bucket dimana slurry akan
di-spray ke dalam prilling tower. Slurry masuk ke dalam filter-grinder dimana partikel solid
dengan ukuran >0,4 mm dihaluskan dan disaring. Slurry masuk ke rotating priller dan keluar
melalui lubang-lubang kecil di bucket ke dalam prilling tower.
Udara pendingin, dihisap oleh fan di sisi atas tower, mengalir counter-current dengan
jatuhnya droplet pupuk. Pupuk dalam bentuk prill yang jatuh ke bottom tower di-screening
untuk mendapatkan produk yang on-size. Jumlah yang off-size, sekitar 10% dari on-size,
dikembalikan ke proses NPK.

Anda mungkin juga menyukai