Review Mekanika Fluida
Review Mekanika Fluida
Secara umum, aliran fluida dibagi menjadi 2 jenis yaitu aliran turbulen dan aliran
laminar
Aliran turbulen merupakan aliran fluida yang terjadi olakan atau gelombang pada
saat mengalir. Penyebab terjadinya aliran turbulen sangat banyak, namun biasanya
disebabkan oleh pengaruh kecepatan aliran. Hal ini dapat dilihat pada fluida yang
mengalir dari luas penampang yang lebih besar ke luas penampang yang lebih
kecil.
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang tidak terjadi olakan. Biasanya aliran
laminar pada fluida terjadi ketika fluida mengalir pada kecepatan yang tetap dan
tidak terjadi perubahan luas penampang.
Kedua jenis aliran ini dapat dibedakan atau dikategorikan berdasarkan nilai yang
dimilikinya. Nilai ini ditemukan oleh seorang engineer bernama Osborne Reynolds,
sehingga nilai tersebut disebut sebagai Bilangan Reynolds atau Reynolds Number.
Persamaan untuk mencari Bilangan Reynolds adalah sebagai berikut :
vd
Dimana:
Re = Bilangan Reynolds
= massa jenis (kg/m3)
v = kecepatan gerakan dinding (m/s)
= viskositas (kg/m-s)
Semakin kecil viskositas fluida tersebut, bilangan Reynoldsnya akan semakin besar,
demikian sebaliknya. Jika kecepatan aliran fluida semakin kecil, maka bilangan
Reynolds akan semakin kecil pula. Bilangan Reynolds perlu dicari dalam setiap
permasalahan mekanika fluida untuk dapat mengklasifikasikan jenis aliran manakah
aliran turbulen, laminar serta transisi.
Aliran fluida dikatakan laminar apabila memiliki besar bilangan Reynolds lebih
kecil dari 2000
Aliran fluida dikatakan transisi apabila memiliki besar bilangan Reynolds di
antara 2000 dan 4000
Aliran fluida dikatakan turbulen apabila memiliki besar bilangan Reynolds
lebih besar dari 4000
Selain pembagian kedua jenis fluida berdasarkan bilangan Reynolds, fluida juga
dibagi-bagi menjadi berbagai macam jenis berdasarkan sifat-sifatnya. Beberapa
pembagian fluida adalah sebagai berikut.
Aliran fluida dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan sifat mampu mampatnya, yaitu:
Fluida dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan sifat laju deformasinya atau tegangan
gesernya, yaitu fluida Newtonian dan fluida non-Newtonian.
Fluida Newtonian merupakan fluida yang tegangan gesernya linear terhadap
laju regangan geser atau laju deformasi angular. Tengangan geser ini
merupakan interaksi antara fluida dengan batas padat yang diberi gaya pada
suatu luasan tertentu. Sedangkan regangan geser adalah perpindahan sudut
antara titik-titik awal fluida saat luasan tersebut diam dengan titik-titik fluida
setelah luasan diberikan suatu gaya dengan kecepatan tertentu.
Pada fluida Newtonian, viskositasnya tetap dan tidak berubah meskipun
terdapat gaya yang bekerja. Contoh fluida Newtonian adalah air.
Fluida non-Newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak linear
terhadap laju regangan geser. Pada fluida non-Newtonian, viskositasnya
berubah apabila terdapat gaya yang bekerja. Perubahan ini dapat
menyebabkan viskositas dari fluida tersebut mengecil ataupun membesar.
Fluida dibagi 2 berdasarkan besar nilai viskositasnya, yaitu fluida inviscid dan fluida
viscous. Pembagian kedua jenis fluida ini ditujukan untuk mempermudahnya
perhitungan, karena terdapat beberapa hal yang harus diasumsikan.
Fluida Inviscid merupakan fluida yang memiliki nilai viskositas sangat kecil
sehingga dapat diabaikan. Viskositas muncul karena adanya tegangan geser
atau gesekan fluida. Sedangkan, seperti yang kita ketahui, fluida seperti
udara memiliki viskositas kecil sehingga dapat diabaikan. Penggunaan asumsi
ini ditujukan untuk mengembangkan persamaan Bernoulli.
Fluida Viscous merupakan fluida yang memiliki viskositas yang cukup besar.
Seperti yang kita ketahui, fluida memiliki sifat viscous (viskositas) dimana
fluida selalu melekat pada batas padat fluida. Fluida yang bergerak
menimbulkan tegangan geser dimana tegangan geser () itu sendiri
merupakan interaksi antara fluida dengan batas padat yang diberikan gaya
(P) untuk suatu luasan (A). Nilai viskositas fluida bergantung pada jenis fluida
serta temperature fluida. Umumnya semakin besar temperature fluida, maka
nilai viskositasnya akan semakin kecil.
Fluida dibagi 2 berdasarkan jenis alirannya, yaitu fluida Steady (Tunak) dan fluida
Unsteady (Tak Tunak).
Fluida Steady yang berarti fluida tunak merupakan aliran fluida dimana pada
sebuah garis arus tertentu, variable-variabel dari aliran (seperti kecepatan,
tekanan, kerapatan, debit, dll) hanya berubah terhadap fungsi posisi. Hal ini
berarti tidak terjadi perubahan pada variable-variabel tersebut selama fluida
mengalir sehingga nilai variable-variabel tersebut tetap konstan. Aplikasi dari
aliran tunak ini terdapat pada persamaan Bernoulli.
Fluida unsteady yang berarti fluida tak tunak merupakan aliran fluida dimana
pada garis arus tertentu, variable-variabel aliran (seperti kecepatan, tekanan,
kerapatan, debit, dll) tidak hanya terpengaruh oleh fungsi posisi namun juga
terpengaruh oleh fungsi waktu. Hal ini menandakan bahwa terjadinya
perubahan besaran nilai dari variable-variabel tersebut selama fluida
mengalir.
Massa fluida,
Kecepatan aliran,
Tekanan,
Temperature fluida,
Debit aliran,
Luas Permukaan,
Jarak (dapat berupa ketinggian ataupun panjang karakteristik dari suatu
bidang),
Percepatan Gravitasi,
Modulus Bulk,
Dan lain-lain