BIODATA
Panggilan : Icha
Alamat: Jl Buah Batu dalam III No. 19 Bandung Jawa Barat 40265
Rekomendasi dari senior di SMA yang juga seorang mahasiswa IPB jurusan
Teknologi Industri Pertanian.
Cipto Mangunkusumo
(Tokoh Pergerakan Nasional)
Tokoh yang menginspirasi saya adalah BJ Habibie, saya mengenal beliau sejak
penyanyi cilik Joshua menyanyikan lagu yang mengikutsertakan BJ Habibie dan
pesawat terbangnya dalam lirik lagunya. Semenjak itu, saya menjadikan beliau
tokoh idola saya.
Masa Muda
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai
BJ Habibie (74 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25
Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan
menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster” antara orang Jawa
[ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare [ayahnya].
Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di
Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh
ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun
untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Berbeda dengan rata-rata mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di luar
negeri, kuliah Habibie (terutama S-1 dan S-2) dibiayai langsung oleh Ibunya yang
melakukan usaha catering dan indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya
(ayah Habibie). Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di
Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie
memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma
teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain)
dengan predikat summa cum laude.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu
Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman,
Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah
tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang.
Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor
Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.
Karir di Industri
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk
menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di
Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan
kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4
tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi
di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk
Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang
berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama
dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri
Jerman dan iapun mendapat “kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun
intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie
menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan
dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa
rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor“,
“Habibie Theorem” dan “Habibie Method“.
Kembali ke Indonesia
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di
industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat
bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat
bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian
maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke
Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie
langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi di Jerman. Hal
ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada
bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun
diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang
teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun
demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman
karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
“I have some figures which compare the cost of one kilo of airplane compared to
one kilo of rice. One kilo of airplane costs thirty thousand US dollars and one kilo
of rice is seven cents. And if you want to pay for your one kilo of high-tech products
with a kilo of rice, I don’t think we have enough.” (Sumber : BBC: BJ Habibie
Profile -1998.)
Kalimat diatas merupakan senjata Habibie untuk berdebat dengan lawan politiknya.
Habibie ingin menjelaskan mengapa industri berteknologi itu sangat penting. Dan ia
membandingkan harga produk dari industri high-tech (teknologi tinggi) dengan hasil
pertanian. Ia menunjukkan data bahwa harga 1 kg pesawat terbang adalah USD
30.000 dan 1 kg beras adalah 7 sen (USD 0,07). Artinya 1 kg pesawat terbang
hampir setara dengan 450 ton beras. Jadi dengan membuat 1 buah pesawat dengan
massa 10 ton, maka akan diperoleh beras 4,5 juta ton beras.
Pola pikir Pak Habibie disambut dengan baik oleh Pak Harto. Soeharto pun bersedia
menggangarkan dana ekstra dari APBN untuk pengembangan proyek teknologi
Habibie. Dan pada tahun 1989, Suharto memberikan “kekuasan” lebih pada Habibie
dengan memberikan kepercayaan Habibie untuk memimpin industri-industri
strategis seperti Pindad, PAL, dan PT IPTN.
Secara materi, Habibie sudah sangat mapan ketika ia bekerja di perusahaan MBB
Jerman. Selain mapan, Habibie memiliki jabatan yang sangat strategis yakni Vice
President sekaligus Senior Advicer di perusahaan high-tech Jerman. Sehingga
Habibie terjun ke pemerintahan bukan karena mencari uang ataupun kekuasaan
semata, tapi lebih pada perasaan “terima kasih” kepada negara dan bangsa Indonesia
dan juga kepada kedua orang tuanya. Sikap serupa pun ditunjukkan oleh Kwik Kian
Gie, yakni setelah menjadi orang kaya dan makmur dahulu, lalu Kwik pensiun dari
bisnisnya dan baru terjun ke dunia politik. Bukan sebaliknya, yang banyak
dilakukan oleh para politisi saat ini yang menjadi politisi demi mencari
kekayaan/popularitas sehingga tidak heran praktik korupsi menjamur.
Tiga tahun setelah kepulangan ke Indonesia, Habibie (usia 41 tahun) mendapat gelar
Profesor Teknik dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada
tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI ke-7 melalui
Sidang Umum MPR. Di masa itulah krisis ekonomi (krismon) melanda kawasan
Asia termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah terjun bebas dari Rp 2.000 per dolar AS
menjadi Rp 12.000-an per dolar. Utang luar negeri jatuh tempo sehinga
membengkak akibat depresiasi rupiah. Hal ini diperbarah oleh perbankan swasta
yang mengalami kesulitan likuiditas. Inflasi meroket diatas 50%, dan pengangguran
mulai terjadi dimana-mana.
Pada saat bersamaan, kebencian masyarakat memuncak dengan sistem orde baru
yang sarat Korupsi, Kolusi, Nepotisme yang dilakukan oleh kroni-kroni Soeharto
(pejabat, politisi, konglomerat). Selain KKN, pemerintahan Soeharto tergolong
otoriter, yang menangkap aktivis dan mahasiswa vokal.
Soeharto mundur, maka Wakilnya yakni BJ Habibie pun diangkat menjadi Presiden
RI ke-3 berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Namun, masa jabatannya sebagai presiden
hanya bertahan selama 512 hari. Meski sangat singkat, kepemimpinan Presiden
Habibie mampu membawa bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat krisis.
Presiden Habibie berhasil memimpin negara keluar dari dalam keadaan ultra-krisis,
melaksanankan transisi dari negara otorian menjadi demokrasi. Sukses
melaksanakan pemilu 1999 dengan multi parti (48 partai), sukses membawa
perubahan signifikn pada stabilitas, demokratisasi dan reformasi di Indonesia.
Perjalanan saya ke IPB dimulai saat kami semua, para mahasiswa baru yang
lolos SNMPTN diwajibkan untuk datang sendiri saat registrasi ulang, kalau tidak
salah pada tanggal 09 Agustus 2010. Saat itu saya memasuki gedung GRAWIDYA
IPB. Sebelumnya, pada saat memasuki gedung, saya ditanyai perihal kelengkapan
dokumen-dokumen untuk registrasi. Saya sempat kaget dan takut karena gaya bicara
dan nada orang yang menanyai saya begitu mirip dengan perwira TNI yang sedang
mengintograsi seseorang yang sedang berbuat salah.
Setelah itu, saya dan kawan-kawan yang lainnya diminta untuk duduk dan
menunggu di kursi tribun GRAWIDYA. Saya tidak terlalu ingat bagaimana detil
pada saat registrasi. Menunggu dan mengantre adalah hal yang dominan saya
lakukan selama berjam-jam pada saat registrasi. Saya datang pada jam 09.00 pagi
hari dan selesai registrasi pada jam 21.00 malam hari. Saya tidak menyangka bahwa
registrasi penerimaan mahasiswa baru akan memakan waktu selama kurang lebih 12
jam.
Visi
Misi
Kebijakan Mutu
(sumber: ipb.ac.id)
DESKRIPSI DEPARTEMEN TIN (Teknologi Industri Pertanian)
Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) didirikan pada tahun 1981 dan salah
satu lembaga terkemuka dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk sektor agroindustri dengan tujuan untuk menyempurnakan sukses Revolusi
Hijau menjadi Revolusi Nilai Tambah bagi hasil pertanian. Setelah 10 tahun
menyelenggarakan program Sarjana (S1), TIN membuka program Magister (S2)
pada tahun 1990, diikuti dengan program Doktor (S3) pada tahun 1995. Departemen
Teknologi Industri Pertanian (TIN) adalah tempat yang luar biasa untuk mengejar
gelar yang lebih tinggi atau pendidikan profesional.
TIN adalah salah satu departemen dalam Fakultas Teknologi Pertanian dengan
kompetensi utama untuk mengembangkan teknologi dan manajemen agroindustri.
TIN muncul sebagai solusi untuk mengantisipasi berkembang pesat sektor
agroindustri, yang tidak diragukan lagi membutuhkan berbagai keahlian dan
disiplin.
* Penelitian kolaborasi
* Laboratorium analisis
* Bisnis konsultasi
Visi:
Menjadi program studi yang unggul dan bertaraf internasional dalam menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas dalam bidang teknologi dan manajemen
agroindustri.
Misi:
• Menghasilkan lulusan yang memiliki dayasaing yang tinggi baik dalam hal
keahlian dan keterampilan, tanggungjawab dan motivasi untuk
mengembangkan agroindustri,
• Menghasilkan produk-produk penelitian dan pengembangan yang
berkontribusi dalam pembangunan agroindustri dan IPTEK, dan
• Mendiseminasikan dan mempromosikan penerapan produk penelitian dan
temuan inovatif dalam aspek teknologi proses dan teknik sistem agroindustri
yang berwawasan lingkungan kepada pihak pemangku kepentingan
(stakeholders).
INDONESIA RAYA
Jargon Panji 3
Jargon Laskar 13
(tabel misah)
RESUME ACARA PRA MPKMB, MPKMB I, DAN MPKMB II
Acara/Tema
Acara/Tema
Acara/Tema