Anda di halaman 1dari 17

Analisa Ornamen Pada Main Gate Klenteng Hoo Tong Bio

Main Gate yang berbentuk gapura ini merupakan pintu masuk utama Klenteng Hoo Tong
Bio, main gate ini didominasi oleh warna merah yang melambangkan kegembiraan,
kebahagiaan, dan kesejahteraan. Konsep pintu masuk utama pada Klenteng ini didasarkan pada
prinsip Yin dan Yang, yaitu sebelah kiri pintu masuk (dilambangkan dengan symbol naga).
Sedangkan sebelah kanan adalah pintu keluar yang dilambangkan dengan harimau putih.

Gambar. Main Gate Klenteng Hoo Tong Bio

Ornamen Kepiting Raksasa

Salah satu hal unik yang terdapat pada klenteng Hoo Tong Bio ini ialah adanya
bangunan dengan atap terdapat sinbol binatang laut berbentuk kepiting. Dibuatnya symbol ini
dikarenakan legenda yang menyertainya.

Legenda tersebut menceritakan bagaimana kepiting raksasa masuk ke klenteng.


Sedangkan di Fukien (salah satu daerah di Cina), kepiting digunakan dalam upacara pengusiran
setan. Bahkan terkadang beberapa kepiting hidup akan dilepas ke jalan untuk menakut-nakuti roh
jahat.

Gambar. Ornamen Kepiting pada atap klenteng Hoo Tong Bio.


Ornamen Pada Main Gate

Pada bagian main gate terdapat sepasang ciok say. Sepasang ciok say ini dapat kita
temukan di setiap pintu masuk klenteng. Singa batu berwarna hijau ini diletakan disamping
kanan-kiri pintu terdiri dari sepasang, yaitu jantan dan betina. Singa jantan dan betina ini
menginjak sebuah bola/mutiara.

Tampangnya yang garang dimaksudkan untuk menolak pengaruh roh-roh jahat yang akan
mengganggu kesucian dari klentang. Sedangkan singa itu sendiri melambangkan keadilan dan
kejujuran hati. Model sepasang ciok say ini berasal dari aliran selatan yaitu sebelah selatan
sungai Yang Zi.

Landasan yang terdapat pada ciok say ini sederhana yaitu berupa batu berbentuk persegi
empat yang dicat dengan warna dengan penggambaran menyerupai langit. Tidak memiliki
makna berarti. Diletakan diatas pilar pagar.

Gambar. Sepasang ciok say pada main gate

Ornamen pada Papan Nama

Tulisan pada papan nama klenteng Hoo Tong Bio dibuat dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan Bahasa Cina untuk mempermudah setiap orang dalam membacanya sebab tidak
semua orang Indonesia menguasai bahasa Cina.
Pada papan nama Klenteng Hoo Tong Bio yang berbahasa Indonesia, terlihat pada bagian
tulisan memakai warna kuning. Warna kuning ini melambangkan kemuliaan, kerajaan,
kekukuhan dan kemakmuran.

Gambar. Papan nama Klenteng Hoo Tong Bio yang berbahasa Indonesia

Terlihat pada papan nama Klenteng Hoo Tong Bio yang memakai bahasa Cina memiliki
kesamaan dengan tulisan berbahasa Indonesia yaitu pemakaian warna kuning yang memiliki
makna kemuliaan, kerajaan, kekukuhan dan kemakmuran.

Gambar. Papan nama Klenteng Hoo Tong Bio yang berbahasa Cina

Lukisan Harimau dan Naga pada Pintu Masuk

Umumnya konsep pintu masuk utama Klenteng, pada dinding serambi depan terdapat
lukisan atau relief yang melukiskan seekor Naga hijau Kiri dan seekor Harimau (kanan). Relief
ini bertujuan untuk menentang pengaruh jahat yang mengganggu Klenteng tersebut.
Gambar. Contoh ornament Naga Hijau dan Harimau

Menurut legenda, naga hijau adalah roh dari seorang jendral yang bernama Teng Kiu
Kong pada zaman dinasti Siang. Dimasa pemerintahan kaisar Tiu Ong (1123 SM). Didalam
novel Hong Sin dikisahkan bahwa dalam pertempuran Teng Kiu Kong kalah oleh Lo Cia (jendral
dari Kang Cu Ge). Kemudian ia menyerah dan membantu Kiang Cu Ge untuk menumpas kaisar
Tiu Ong yang terkenal lalim. Tetapi ia tertawa dan dihukum mati dan pada saat pelantikan dewa-
dewa, Teng Kiu Kong diangkat menjadi bintang Naga hijau.

Sedangkan Harimau menurut legenda berasal dari roh In Jing Sin, putera seorang pejabat
tinggi dari kerajaan Ciu (1122 SM). Demi membahas kematian sang ayah yang dibunuh oleh
Kian Bun Hoon (bahawan dari kaisar Tiu Ong) pada saat perundingan untuk meredakan
peperangan antara kerajaan Siang dan Ciu, ia terbunuh secara mengenaskan. Untuk mengenang
dan menghormati pengabdian dan baktinya pada orang tua, ia diangkat menjadi bintang
Harimau. (kisah ini juga diambil dari novel Hong Sin).

Relief Naga Bergelung pada Pilar

Pilar/kolom yang menyokong berdirinya suatu bangunan tidak hanya bermakna


konstruksi saja, akan tetapi pada bangunan Klenteng yang umum ditemukan memiliki kekhasan
tersendiri.
Gambar. Pilar
dengan ornament Naga bergelung

Pilar yang terdapat pada pendopo (tempat perletakan genderang/tabuh dan lonceng) dan
altar utama memiliki ukiran/lukisan naga bergelung. Naga dianggap sebagai lambang kekuatan,
kebaikan, keberanian, pendirian teguh, daya tahan, kewaspadaan, keamanan dan penjaga barang-
barang suci. Dari semua makhluk dalam mitologi dan kepercayaan Cina, naga merupakan
makhluk yang tertinggi dan menjadi raja dari semua hewan di alam semesta.

Ornament naga yang bergelung ini juga banyak dipakai pada pilar. Orang Cina percaya
bahwa naga adalah penguasa air, air terjun, sungai dan lautan, ia dipercaya dapat
mengendalikan/menguasai air dan cuaca. Oleh karena itu naga pada umumnya digambarkan
diatas air atau lautan.

Kim Lo

Klenteng Hoo Tong Bio ini mempunyai sebuah Kim Lo, berbentuk pagoda segi delapan
yang terletak di dekat altar utama yang berfungsi sebagai tempat pembakaran Kim Coa (uang
kertas) yang dipersembahkan bagi dewa yang ada pada altar utama.
Pagoda adalah semacam kuil yang memiliki atap bertumpuk-tumpuk, bergaya meru.
Sebuah pogada terutama ditemukan di Negara-negara dengan umat Buddha yang banyak seperti
Thailand atau Tiongkok.

Gambar. Kim Lo dan Pagoda yang berbentuk segi delapan

Tabel. Ornamen pada landaasn Kim Lo dan Pagoda

Nama dari Dewa Simbol Ornamen

Cao Guojiu Catatan Kerajaan (Buku)

Lu Dongbin Pedang Pembunuh Roh Jahat

Zhong Quan Kipas bulu yang dapat


mengendalikan lautan
He Xiangu Bunga Teratai

Tieguai Li Houw Louw

Perabot dan Benda-Benda Upacara

Lilin

Lilin adalah sebagai perlambang penerangan, yang secara simbolis melambangkan


penerangan batin. Lilin ini dipasangkan berpasangan untuk melambangkan Yin dan Yang dimana
keduanya tidak dapat dipisanhkan. Pada umumnya lilin yang dipakai berwarna merah karena
melambangkan kehidupan, sebab darah yang berwarna merah merupakan unsure utama
kehidupan.

Gambar. Lilin pada serambi Altar Utama Klenteng Hoo Tong Bio
Hio Lo Untuk Thian

Hio digunakan untuk mengadakan kontak dengan para arwah suci yang dipuja dan Hio lo
untuk Thian biasanya berbentuk bulat dengan tiga penyangga dengan oranmen sepang naga pada
kanan dan kiri.

Gambar. Hio Lo untuk Thian (Tuhan) pada Altar Utama

Genta (Lonceng) dan Genderang

Genta (lonceng) dan Genderang selalu ada dalam bangunan Klenteng hal ini asal
muaaslnya berkaitan dengan upacara keagamaan yang diadaptasi dari Buddhisme dan Taoisme.
Ketika matahari terbit, genta dibunyikan sebagai symbol untuk para biksu berkumpul dan
memulai persembhayangan dan ketika matahari terbenam gendering dipukul sebagai symbol
untuk para biksu kembali keruang masing-masing. Kedua instrument tersebut mewakili Yin dan
Yang, dimana genta diletakan di timur mewakili Yang dan gendering yang diletakan di barat
mewakili Yin. Pada saat ini kedua instrument tersebut dibunyikan apabila ada upacara-upacara
besar saja.

Gambar. Genta dan Genderang yang berasa dikanan dan kiri Altar Utama
Meja Altar

Meja altar pada Altar Utama ini dihiasi dengan ukiran dari logam yang dipahat dengan
ornament sepasang naga yang sedang berebut mutiara alam semesta menyala yang
melambangkan matahari (Cu). Ornament ini bila diletakan pada bagian luar bangunan
mempunyai makna untuk menolak pengaruh jahat, akan tetapi bila diletakan di dalam ruangan
seperti pada meja altar, ornament tersebut mempunyai makna berbeda yaitu untuk menjaga
keharmonisan di dalam Klenteng.

Gambar. Salah satu meja altar pada Altar Utama

Pilar

Pada Koridor serambi terdapat ornament berbentuk naga yang sedang bergelung, dimana
pada bagian atas pilar terdapat ornament bunga teratai dan pada kaki pilar terdapat ornament air
yang diadaptasi dari lukisan Cina

Ornamen Bunga Teratai pada


bagian atas pilar

Ornamen Naga Bergelung

Ornamen Ombak/lautan pada


bagian bawah Pilar
Gambar. Pilar pada Altar Utama Klenteng Hoo Tong Bio

Ornament bunga Teratai memiliki tempat khusus dihati orang Cina terutama para
pengikut Buddha, karena memiliki begiti banyak makna salah satunya adalah kemurnian dan
juga hasil yang baik.

Naga dianggap sebagai lambang kekuatan, kebaikan, keberanian, pendirian teguh, daya
tahan, kewaspadaan, keamanan, dan penjaga barang-barang suci. Dari semua makhluk dalam
mitologi keercayaan Cina, naga merupakan makhluk yang tertinggi dan menjadi raja dari semua
hewan di alam semesta. Ornament naga yang bergelung ini juga banyak dipakai pada pilar.
Orang Cina percaya bahwa naga adalah penguasa air, air terjun, sungai, dan lautan, ia dipercaya
dapat mengendalikan/menguasai air dan cuaca, oleh karena itu pada umumnya digambarkan
diatas air/lautan.

Pintu Depan Serambi Altar Utama

Pada pintu depan serambi altar utama terdapat sepasang ciok say. Sepasang ciok say ini
dapat kita temukan di setiap pintu masuk Klenteng. Singa batu diletakan di samping kana-kiri
pintu terdiri dari sepaasng, yaitu jantan dan betina. Singa jantan membawa bola bersulam,
mulutnya menyeringai, terletak pada sebelah kiri pintu (kita berada di dalam klenteng
menghadap keluar). Sedangkan singa betina berada di sebelah kanan dengan wajah menyeringai ,
terlihat sedang bermain dengan seekor anaknya. Tampangnya yang garang dimaksudkan untuk
menolak pengaruh roh-roh jahat yang akan mengganggu kesucian dari Klenteng. Sedangkan
singa itu sendiri melambangkan
keadilan dan kejujuran hati. Model sepasang ciok say ini berasal dari aliran selatan yaitu sebelah
selatan sungai Yang Zi.

Gambar. Sepasang ciok say pada pintu masuk Altar Utama (jantan kanan dan betina kiri)

Sepasang ciok say ini terbuat dari batu sungai. Ciok say tidak dicat dengan kata lain
warnanya asli dari batu sungai. Landasan pada Ciok say ini berwana merah dan kuning, dimana
warna merah melambangkan kegembiraan, kebahagiaan, dan kesejahteraan, sedangkan warna
kuning melambangkan kemuliaan, kemakmuran, kerajaan, kekukuhan, dan kekayaan.

Atap

Atap tidak hanya merupakan bagian penting dari sebuah Klenteng, tapi juga merupakan
tempat yang paling memperoleh perhatian khusus dalam hal hias-menghias. Sebagaimana
Klenteng-Klenteng pada umumnya, hiasan atap yang paling disukai adalah sepasang naga yang
sedang berhadapan untuk berebut bola mutiara alam semesta menyala yang melambangkan
matahari (Cu), ornament ini dipercaya dapat menolak pengaruh jahat.

Gambar. Ornamen Sepasang Naga yang sedang berebut sebuah mutiara alam pada atap Klenteng
Hoo Tiong Boo.
Pada ujung atap koridor utama terdapat hiasan yang berupa sepasang ikan naga yang
menyemburkan api. Ikan naga ini adalah lambang keberhasilan setelah mengalami percobaan
dan perjuangan mencapai tujuan. Konon naga berasal dari ikan tambera (atau sering disebut ikan
Koi) mampu berenang melawan arus dan sanggup melewati jeram sungai Huang He (sungai
Kuning) berhasil melompati pintu naga, lalu berubah menjadi ikan naga sebagai proses pertama
sebelum mejadi naga yang sempurna.

Selain itu juga terdapat ornament-ornamen geometris berupa pola huruf S, pola ini
melambangkan awan dan kekuatan, sedangkan warna kuning melambangkan kemuliaan,
kemakmuran, kerajaan, kekukuhan, dan kekayaan.

Ikan Naga yang Ornamen Maender


menyemburkan Api
Gambar. Ikan Naga dan ornament pada atap

Dibagian sudut lain juga terdapat hiasan berupa Unicorn (Ch’i Lin). Hewan ini
merupakan salah satu hewan mithologi yang dianggap sebagai pangeran dari segala hewan,
makhluk yang melambangkan pertanda baik. Makhluk ini melambangkan panjang umur,
kemakmuran, kebahagian, anak pintar, dan kebijakan. Kadang-kadang Unicorn ini dianggap
sebagai kuda Naga yang mempunyai sifat halus, beritikad baik, dan dermawan terhadap semua
makhluk hidup. Orang Cina percaya bahwa Unicorn selalu hidup menyendiri dan hanya
menampakan diri ketika pemimpin yang dermawan duduk di singgasana atau ketika seorang
bijak dilahirkan.

Gambar. Unicorn (Ch’I Li) di salah satu sudut atap Altar Utama

Ornamen Pada Kim Lo

Pada Landasan dan dinding dari Kim Lo ini terdapat beberapa ornament yang memiliki
makna berbeda seperti halnya ornament geometris pada bagian dinding tersebut memiliki makna
panjang umur.

Gambar. Ornamen pada dinding Kim Lo

Sedangkan ukiran pada landasan dari Kim Lo ini memilik beberapa maksud dan
ungkapan. Ukiran Kipas, kipas telah digunakan di Cina sejak zaman kuno. Kipas dibawa di
lengan baju atau ikat pinggang. Para Dewa sering digambarkan dengan benda yang sangat
diperlukan pada musim panas, beberapa diantaranya dapat digunakan untuk semua jenis sihir.
Zhongli Quan, salah satu dari delapan dewa sering digambarkan bertelanjang perut dan
membawa kipas bulu yang dapat menfendalikan lautan.
Gambar. Ukiran pada Landasan Kim Lo yaitu Kipas

Ukiran buah Houw Louw, dimana buah houw louw adalah buah dari sejenis labu yang
dikeringkan, biasanya diisi air atau arak dan sering kali tidak terpisahkan dengan seorang Dewa,
sebab biasanya para Dewa itu selalu membawa air suci, obat mujarab ataupun pusakanya di
dalam Houw louw. Tieguai Li selalu digambarkan ersama tongkat besinya dan Houw Louw yang
berisi obat-obat gaib. Buah Houw Louw ini dipercaya sebagai benda yang dapat menolak
kekuatan jahat.

Gambar. Ukiran pada Landasan Kim Lo yaitu buah Houw Louw

Pada sisi lain dari landasan ini terdapat juga ornament bunga teratai yang berarti
melambangkan bunga pada musim panas dan juga memiliki makna kemurnian dan juga hasil
yagn baik.

Gambar. Ukiran pada Landasan Kim Lo yaitu Bunga Teratai


Di sisi lain juga terdapat ukiran Pedang, Pedang adalah salah satu senjata yang popular
dan banyak dipakai untuk bertarung pada masyarakat Cina zaman dahulu. Pedang adalah
lambang dari Lu Dongbin, salah satu dari delapan Dewa.

Gambar. Ukiran pada Landasan Kim Lo yaitu Pedang

Sisi belakang landasan terdapat ukiran kitab (buku). Memangku jabatan kenegaraan yang
tinggi memang merupakan idam-idaman orang Cina zaman dahulu. Ini tercermin pada usaha
yang tidak kenal lelah belajar dari berbagai kitab untuk bisa lulus dalam ujian kesusastraan yang
diadakan oleh kerajaan.

Gambar. Ukiran pada Landasan Kim Lo yaitu Kitab

Jendela

Jendela pada ruang Altar Barat berbentuk bulat seperti bangunan Cina pada Umumnya.
Jendela ini berupa relief tembus yang dihiasi ornament naga. Jendela ini dapat berfungsi sebagai
vebtilasi.

Naga atau Liong dalan dialek Hokkian, adalah salah satu makluk mithologi yang punya
peran penting dalam kepercayaan Tionghoa. Binatang ini dianggap lambang kekuatan, kebaikan,
keberanian, pendirian teguh, daya tahan, kewaspadaan, keamanan dan penjaga barang-barang
suci. Dari semua makhluk dalam mitologi dan kepercayaan Cina, naga merupakan makhluk yang
tertinggi dan menjadi raja dari semua hewan di alam semesta.
Gambar. Bentuk Jendela pada Altar Barat Klenteng Hoo Tiong Bio

Pada Klenteng ini jendela mendapat perhatian khusus dikarenakan adanya lambang yang
memiliki berbagai makna, lambang Yin dan dan Yang memiliki berkonsep yaitu,
menyeimbangkan antara sifat pasif (Yin) dengan sifat aktif (Yang), atau sebaliknya. Misalnya
pada saat kita bekerja (Yang), maka harus diselingi dengan istirahat (Yin), contoh Yin (pasif)
adalah tanah, bulan, gelap, pemandangan alam yang hijau, dingin, lembut, burung phoenix.
Sedangkan contoh dari Yang (aktif) adalah matahari, terang, kekuatan, panas, naga.

Lambang Tridharma genta, Swastika, dan Yin dan Yang merupakan ajaran dari tiga
agama (Buddha, Tao, dan Khonghucu). Swastika merupakan lambang kesukseskan dan di dalam
agama Buddha digunakan untuk melambangkan hati sang Buddha. Genta rohani adalah lambang
dari ajaran Khonghucu yang mempunyai makna penyuluh kehidupan, dengan warna keemasan
yang bermakna keluhuran budi yang mempunyai cita-cita tinggi sebagai insane yang beriman
dan berkepribadian suci. Yin Yang merupakan sumber segala keberadaan dan perubahan.

Gambar. Bentukan teralis pada jendela dengan maksud yang berbeda


Salah satu teralis pada bagian Klenteng ini juga memiliki bentukan unik berwarna merah
yang melambangkan panjang umur.

Gambar. Bentukan teralis pada jendela dengan maksud panjang umur

Anda mungkin juga menyukai