Anda di halaman 1dari 7

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh,

Salamsejahterabagikitasemuanya,
OmSwastiastu,
NamoBuddhaya,
Salam kebajikan.

Salam Budaya!

Puji syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan Semesta Alam) atas kelimpahan rahmat dan
karunia-nya. Untaian sholawat serta salam kita persembahkan untuk baginda besar Nabi
Muhammad SAW. Sehubung dengan diadakannya kegiatan tahun ini Grebek Kutowinangun
Kidul kami dari Bregodho Nyai Tanggul membawakan tema: Bali Majapahit

Bali Majapahit

Bali merupakan etnis mayoritas di pulau Bali, ditelisik dari asal-usul, etnis ini memang
dominan berasal dari Majapahit. Akan tetapi terdapat pula orang-orang Bali yang sudah lebih
dahulu mendiami pulau Bali, orang Bali Majapahit. Dari namanya saja bisa dipastikan mereka
berasal dari bekas salah satu kerajaan termasyhur di Nusantara yaitu, Majapahit yang bermigrasi
ke pulau Bali. keturunan dari Majapahit dapat dilihat dari kawitannya, apa itu kawitan? Kawitan
berasal dari bahasa sansekerta yaitu Wit yang memiliki arti asal-usul/asal-mula. Jadi arti dari
kawitan adalah pengingat asal atau leluhur orang Bali yang tinggal dan lahir di pulau Bali pada
masa lampau. Setiap suku Bali memiliki yang namanya kawitan dan suku Bali yang berasal dari
Majapahit dominan memiliki kawitan. Berdasarkan identitas leluhur yang datang ke Bali pada
saat ekspedisi Majapahit dan demi menyatukan Nusantara . kasta di Bali juga menentukan
dengan jelas siapa saja yang merupakan keturunan dari orang-orang Majapahit. keturunan dari
orang-orang Majapahit dapat dilihat dari gelar kasta yang tercantum dinamanya, seperti di Bali
kasta dibagi menjadi empat yaitu Brahmana, Kesatria, Waisya, Sudra. Setiap kasta tersebut
memiliki gelar masing-masing .

Disini kami akan membahas tentang transisi dari Majapahit ke Bali. Semoga sedikit
narasi ini bias menambah sedikit wawasan buat kita semua.

1
1. Panji - panji atau pembawa bendera

Bendera berlambangkan keris melambangkan ke satuan dan persatuan antara manusia


satu dengan yang lainnya, juga bisa di artikan lambang nusantara dan juga kenapa di buat lima
luk. Lima luk tersebut diambil dari idiologi bangsa Indonesia yaitu pancasila dan rukun iman.
Dari kelak - kelok keris tersebut saya gambarkan tujuan hidup. Biarpun kita ber beda beda tetapi
tetap satu tujuan dengan harapan agar kita dapat manunggaling kawulo Gusti (Allah SWT).

Bendera berlambangkan matahari. Matahari merupakan sumber cahaya yang luar biasa
untuk bumi. Cahaya matahari bisa memberikan sebuah kehidupan bagi setiap makhluk hidup di
dunia, termasuk manusia. Matahari ini tak hanya memberikan semangat secara langsung, namun
juga bisa memberikan motivasi yang luar biasa. Bahkan keindahan dari cahaya matahari mampu
menjadi sebuah energi untuk sebuah kesuksesan. Ada banyak sekali filosofi tentang matahari.
Matahari senantiasa ikhlas memberikan sinarnya sepanjang hari kepada semua makhluk yang
ada di Bumi, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia rela sinarnya selalu dimanfaatkan untuk
kepentingan setiap makhluk yang ada di Bumi. Dengan begitu, setiap makhluk yang ada di Bumi
dapat tetap bertahan hidup dengan kehangatannya. Dan Sebaliknya kita sebagai makhluk harus
mempunyai rassa sosial (teposliro), sopan santun, ungah unguh, saling bahu membahu antara
satu dengan yang lainnya dan bermanfaat bagi sesama.

2. Tedung (payung)

Tedung selalu ada di setiap pura, apalagi saat piodalan. Tampilannya pun beragam, seiring
maknanya yang diemban. Benda mirip payung ini memang memiliki fungsi khusus.

Pemasangan Tedung juga wastra dan atribut lainnya di tempat suci, menandakan akan
ada upacara. Selain akan memperindah kawasan pura, Tedung menjadi simbolik peneduh umat
setiap kerangka Tedung memiliki makna. Bahkan mempunyai filosofinya yang berbeda juga.
Sebuah iga-iga tedung, lanjutnya, bermakna sebagai pangider bhuana (lambang dunia) yang
berfungsi sebagai peneduh jagat (melindungi dunia), karena bentuknya yang bundar dan sesuai
dengan arah mata angin.

Sebelum dipakai, Tedung baru harus diupacarai terlebih dahulu, menggunakan banten
pangulapan. Pada Tedung juga diisi janur yang dihias disebut dengan sasap. Setelah itu, baru

2
bisa digunakan, karena sudah dianggap suci, Selain hanya ditaruh pada areal pura, Tedung juga
digunakan untuk ngiring saat sasuhunan di pura dan merajan tedun.

3. Simbol dari gunungan Jaler , Estri dan Ambengan

Gunungan jaler merupakan gunungan yang berbentuk tinggi dan ramping yang
melambangkan umur panjang, kesejahteraan, dan kebulatan tekad.

Gunungan estri merupakan gunungan yang berbentuk seperti kerucut kebalik, di bagian
atasnya dibentuk kerucut yang melebar tumpul. Gunungan ini berisikan makanan yang siap saji.
Artinya seorang perempuan harus siap mengolah hasil bumi menjadi makanan untuk kebutuhan
hidup keluarga.

Gunungan itu menggambarkan keberadaan laki-laki dan perempuan yang kemudian


menghasilkan keturunan.

Ambengan yang dilaksanakan oleh masyarakat merupakan sebuah filterasi atau


penyaringan yang tergantung pada masyarakat sendiri. Dimana setiap rumah membawa ambeng
yang terdiri dari nasi , gudangan, dan lauk pauk yang biasanya diletakkan pada tampah.
Kesadaran akan melakukan penyaringan juga tidak selalu sama pada setiap masyarakat. Yang
pada intinya tradisi ini menggambarkan sebuah rasa syukur dan gotong royong yang ada di
masyarakat Nangulan, Tanggulayu. Sebuah tradisi yang harus dijaga dan juga dilestarikan.
Sebuah tradisi yang turun temurun dari nenek moyang, yang selalu menghargai sebuah tradisi.
Sedangkan makna filosofi dari tradisi ambengan, bagi masayarakat Nanggulan tersebut antara
lain memiliki nilai religius, sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat-
nikmat-Nya.

4. Simbol dari Gunungan wayang

Gunungan berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia.


Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig)
manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan
Sang Pencipta). Gunungan wayang juga bisa diartikan sebagai pembuka dan penutup di setiap
pagelaran atau cerita dalam pewayangan.

3
5. Simbol dari penjor

Penjor merupakan perwujudan rasa bakti juga sebagai ungkapan rasa terima kasih kita
atas kemakmuran yang diberikan oleh Sang Hyang Widhi. Bentuk penjor yang menjulang
dengan ujung melengkung merepresentasikan Gunung Agung dan pertiwi yang merupakan
simbol kehidupan, kesejahteraan, dan keselamatan.

6. Simbol tari kreasi

Tari kreasi disebut juga tari moderen. Tari kreasi adalah tarian dalam bentuk watak, jiwa, dan
irama yang sama sekali terbebas dari ikatan, norma, dan hukum tari yang telah ada sebelumnya.

7. Iring - iringan Gadis Pembawa Sesajen atau Tradisi Mapeed

Pelaksanaan tradisi mapeed di Bali memiliki aturan yang jelas. Selain harus dilakukan
oleh perempuan, Mapeed juga tidak boleh dilakukan sendiri. Pelaksanaannya harus dilakukan
secara berkelompok atau beriringan.

Iring-iringan kedatangan para wanita yang tengah mengusung gebogan tersebut


merupakan wujud rasa terima kasih serta kebahagiaan atas segala yang mereka dapatkan.
Persembahan ini mereka tujukan secara khusus kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Mapeed itu
sendiri memiliki arti berjalan bersamaan atau bebarengan

8. Simbol sabung ayam

Sabung ayam di bali yang ber orientasi pada upacara agama, erat kaitanya dengan
Buthayajna. Di mana dalam hal ini memberikan suatu korban suci kepada Bhuta dan kala
sebagai akibat ketidak harmonisan dari Bhuana Agung dan Bhuana Alit yakni makhluk yang
dapat mengganggu ketetraman kehidupan manusia

9. simbol dari leak

Leak adalah ilmu kerohanian yang bertujuan untuk mencari pencerahan lewat aksara suci.
Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut leak, yang ada hanyalah “liya, ak” yang berarti lima
aksara (memasukan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).
Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma. - Si adalah mencerminkan Tuhan - Wa adalah
4
anugrah - Ya adalah jiwa - Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan - Ma adalah egoisme
yang membelenggu jiwa Kekuatan aksara ini disebut panca gni (lima api). Manusia yang
mempelajari kerohanian apa saja, apabila mencapai puncaknya dia pasti akan mengeluarkan
cahaya (aura)

10. Simbol dari Hanoman

Hanoman adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama hindu, sekaligus tokoh
protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan
merupakan putera Batara Bayu dan Anjani keponakan dari Subali dan Sugriwa, Hanoman juga
muncul dalam kisah Mahabharata, sehingga Hanoman dikenal sebagai tokoh wayang antar
zaman.

Hanoman adalah manusia setengah kera yang disebut wanara seta . Tinggi Hanoman
sama seperti orang dewasa. Namun dalam beberapa kisah, Hanoman juga menjelma menjadi
kera kecil. Hanoman termasuk kera putih sebagai senopati Sri Rama. Dia memiliki kekuatan
angin, waspada, senopati yang cerdik, pandai dan mempunyai wawasan yang luas. Watak
Hanoman adalah pemberani, setia, sopan santun, suka menolong, prajurit ulung, pandai
berbahasa dan berlagu. Sifat Hanoman lainnya adalah teguh pendirian, rendah hati, kuat, dan
tabah.

11. Ogoh – ogoh Bali

Ogoh-ogoh menjadi representasi dari Bhuta Kala. Namun, kenapa kenapa bisa disebut
dengan Ogoh-ogoh? Tak lain karena ketika pawai, Ogoh-ogoh diarak sera digoyang-goyangka
dengan sangat semangat. Gerakan goyangan inilah yang menjadi cikal-bakal penamaan Ogoh-
ogoh. Dalam bahasa Bali, gerakan digoyang-goyang disebut dengan ogah-ogah. Karena itu,
masyarakat Bali kemudian menyebutnya dengan nama Ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh melambangkan Bhuta Kala. Melambangkan kekuatan buruk,


ketidakmakmura, dan ketidakmurnian yang dapat mempengaruhi manusia, sehingga diharapkan
dapat membantu setiap manusia untuk berpikir positif dan menjaga diri mereka dari energi
negatif.

5
Saat itu, ogoh-ogoh digunakan pada saat upacara pitra yadnya atau semacam upacara
pemujaan yang dilakukan kepada roh-roh leluhur umat Hindu yang sudah meninggal dunia.
Selain itu, ogoh-ogoh juga diperkirakan muncul karena terinspirasi dari tradisi Ngusaba Ndong-
Nding di desa Selat Karangasem.

12. Tari Pendet

Makna Tari Pendet sejatinya adalah bentuk rasa syukur terhadap dewa atas segala karunia
yang diberikan. Selain itu sebagai tari sesembahan, mak gerak tarinya juga mengandung unsur
penghormatan terhadap Dewa. Seiring bergesernya fungsi Tari Pendet menjadi tari pertunjukkan,
gerak tarinya bermakna rasa gembira dalam menyambut tamu. Hal ini disimbolkan dalam gerak
memberikan bunga dan janur dengan meletakkannya di depan para tamu.

Tujuan ditampilkannya tarian ini adalah sebagai bentuk ucapan selamat datang atas
turunnya dewa ke bumi. Gerak tari ini yang kemudian digubah oleh maestro seni tari Bali yaitu I
Wayan Rindi menjadi Tari Pendet. Pakem gerak Tari Pendet diambil dari gerakan tari asli yang
dilakukan untuk persembahan, tanpa menghilangkan unsur keindahan, religi, dan sakral.

Tari Pendet juga menggunakan properti khusus seperti busana, aksesoris, dan alat musik
pengiring. Busana yang dikenakan penari Pendet adalah busana tradisional khas Bali dengan
atasan berbentuk kemben, tapih dari kain yang menutupi pinggang hingga mata kaki, selendang,
sabuk stagen, dan sabuk prade. Pada bagian kepala, rambut penari diikat dengan pusung gonjer
kemudian di hias dengan bunga jepun, bunga kamboja, bunga mawar dan cempaka. Untuk
aksesori yang dikenakan penari pendet adalah gelang, kalung, serta anting-anting. Adapun
properti lain yang digunakan adalah bokor atau nampan cekung yang diisi bunga berwarna-warni
Serta janur yang berwarna kuning.

13. Drumblek putra tanggul

Adalah jenis musik yang biasanya dimainkan tanpa menggunakan alat musik asli, tetapi alunan
musik yang dihasilkan tidak kalah bagusnya dengan alat musik aslinya. Seni music Drumblack atau seni
kontemporer kerap dianggap sebagai seni musik yang unik dan inovatif. Hal ini dikarenakan seorang
musisi biasanya menggunakan gabungan dari bunyi tong, blek berbagai gesekan, atau bunyi-bunyi lain
yang bisa dihasilkan oleh benda yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam musik

6
kontemporer, terdapat sedikit penekanan pada campuran suara. Selain itu, perkusi juga memainkan
peran utama. Warna nada yang dimainkan secara individu akan terdengar jelas pada musik ini.

Musik ini adalah bentuk wujud syukur atas rasa nikmat yang melimpah yang telah diturunkan
oleh Tuhan (Allah SWT) untuk semua masyarakat .

14. Pecalang

Pecalang adalah satuan tugas (satgas) keamanan tradisional masyarakat Bali yang mempunyai
tugas dan wewenang untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.

Demekian yang bisa kami paparkan terkait tema yang diatas. kami dari Bergodo Nyai Tanggul
meminta maaf jika ada kekeliruan maupun kesalahan dalam pemaparan diatas mohon dimaafkan
sebesar – besarnya. “Melingkar dengan hati, Mengaji dengan nurani”.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh,
Salamsejahterabagikitasemuanya,
OmSwastiastu,
NamoBuddhaya,
Salam kebajikan.

Anda mungkin juga menyukai