Anda di halaman 1dari 3

REVIEW: Marjane Satrapi’s PERSEPOLIS

REVIEW: PERSEPOLIS (Novel Grafik)


Oleh: Muh. Irfan Handeputra

Izin: : menyalin, menyebarkan, menampilkan dan menyuguhkan tulisan ini serta membuat tulisan yang berangkat
dari tulisan ini dibebaskan dan gratis dengan kewajiban menyebutkan nama penulis.

Kita mengenal “Persepolis” sebagai Namun, sedikit yang tahu film “Persepolis”
salah satu film yang ditayangkan di merupakan bentuk adaptasi dari dua seri graphic
novel (sejenis komik dengan cerita ala novel).
gelaran Jakarta International Film
Festival (JiFFest) ke-9, Desember Novel grafis “Persepolis” ini merupakan gambaran
tentang kisah nyata perjalanan hidup sang Marjane
tahun lalu. Satrapi. Seperti di film adaptasinya, novel yang

Contact: muh.irfan.handeputra@gmail.com
REVIEW: Marjane Satrapi’s PERSEPOLIS

digambar langsung oleh Marjane ini mengisahkan menghancurkan kebudayaan asli Iran, lalu diakhiri
bagaimana kenangannya tumbuh besar di tengah- penjajahan oleh negara maju. Marjane juga tumbuh
tengah berbagai pergolakan politik yang terjadi di menjadi pemberontak dalam rezim revolusi islam
Iran. iran yang represif dan xenophobia.

Cerita dalam “Persepolis” sendiri terbagi atas dua Dalam beberapa bagian narasi grafis, digambarkan
seri. Seperti judulnya, seri pertama yang berjudul bagaimana pertanyaan kritisnya ditanggapi dengan
“Persepolis: The Story of a Childhood” ancaman dan senjata. Lalu digambarkan betapa
menceritakan hidup anak-anak Marjane dari umur pemerintahan revolusi Islam lebih buruk dari
6 sampai 14 tahun. Sedangkan buku seri kedua, pemerintahan dictator sebelumnya. Masih banyak
sekaligus penutup cerita, berjudul “Persepolis 2: lagi hal yang dibungkus kekonyolannya dalam
The Story of A Return”. menafsirkan peristiwa-peristiwa politik dengan
sifat kekanank-kanakannya yang khas.
Persepolis # 1: Kisah Kanak-kanak penuh
kenangan Persepolis #2: Pertentangan Hati Marjane

Awalnya Marjane menceritakan kilas balik masa Sementara, komik seri lanjutannya sendiri berisi
kecilnya, bagaimana keluarga kelas menengah-atas tentang pergulatan Marjane dalam pelariannya ke
terdidik yang unuk dan modern-nya, serta Eropa. Dalam perkemnbangan ceritanya, muncul
pergaulan masa kecilnya yang penuh dengan dilema seputar bagaimana ia harus tinggal di Eropa
kecerdasan dan tanda Tanya anak dibawah umur dengan budaya asing dan segala keterbatasannya.
yang mungkin dulu pernah ia rasakan. Semuanya Di Eropa pula, Marjane bertarung dengan
dibalut dalam suasana revolusi rakyat identitasnya sebagai seorang asal Iran dan
menggulingkan diktator Syah Reza, sampai ke kemimbangannya dalam memutuskan apakah
masa revolusi Islam dan perang dengan irak. harus tinggal atau pulang ke kampung
halamannya.
Pada Kisah masa kecilnya, digambarkan dengan
jelas betapa Marjan diajarkan banyak hal mengenai Secara keseluruhan, Persepolis mampu
kebenaran. Ia gemar membaca buku-buku dan menggambarkan potret kehidupan sehari-hari Iran
memiliki khayalan-khayalan konyol seperti pada beberapa masa transisi pemerintahan, serta
misalnya ia ingin menjadi nabi perempuan, atau berbagai pertentangan tentang bagaimana hidup
bagaimana ia membayangkan berbincang Tuhan ditengah masyarakat. Pandangan Marjane yang
dan wajahnya ia anggap mirip dengan Karl Marx. masih bocah tentang segala pergulatan politik
dimasa itu, serta keluarga besarnya yang unik
Kecerdasan Marjane membuatnya tahu banyak hal, mampu menceritakan keunikan sejarah bangsa Iran
salah satunya adalah penyelewengan sejarah rakyat serta bagaimana seseorang tinggal didalamnya. Seri
Iran. Pertama rakyat Iran menyembah kaisar, lalu kedua komik ini sendiri mengedepankan bahwa
dilanjutkan dengan penjajahan bangsa arab yang hidup di tempat asing sebatang kara juga cukup
dikeluhkannya memaksakan agama Islam dan menyedihkan, identitas bangsa dan cita-citanya

Contact: muh.irfan.handeputra@gmail.com
REVIEW: Marjane Satrapi’s PERSEPOLIS

membangun negaranya kembali setelah pulang


dari Eropa.

Namun, pesan yang paling ditegaskan dalam


Persepolis adalah kisah-kisah mengharukan seperti:
betapa mengerikan dan sulitnya hidup ditengah
perang, betapa sulitnya minoritas menjalani hidup
dibawah penindasan politik dan budaya oleh
negara yang pemerintahannya dilatarbelakangi
agama, serta pertanyaan pada diri kita, “seberapa
besar kesadaran kita, generasi muda, atas tanggung
jawab terhadap bangsa kita?”.

Novel grafis ini sangat layak dibaca oleh kalangan


kritis inetelektual kampus dan mereka yang ingin
keluar dari kekangan. Kami beri novel grafis ini 5
bintang (out of 5) (dikasih display yaa bintangnya!)

Penulis adalah mahasiswa semester tujuh kajian Jurnalistik


Siar di Fakultus Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia dibawah Departemen Ilmu Komunikasi, S1 Reguler.
Selain menjadi kontributor untuk beberapa media
independen/nirlaba, penulis berprofesi sebagai produser
musik (http://www.reverbnation.com/serenadaiblis),
pengurus http://www.mediaku.org serta seniman penggiat
kesenian beraliran Dada.

Hubungi penulis di Email: muh.irfan.handeputra@gmail.com


untuk kritik, saran, sanggahan, serta diskusi lebih lanjut.

Contact: muh.irfan.handeputra@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai