Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

Perbandingan Novel Lama dan Novel Sekarang


Oleh: Zaidhan Abi Fathan

prosa yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan
untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan
untuk surat kabar, majalah, novel, ensklopedia, surat serta berbagai jenis media
lainnya. prosa juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru
(modern). Prosa konvensional adalah karya sastra yang belum mendapat pengaruh
dari suatu atau kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul
disampaikan secara lisan, sebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan.
Setelah agama dan kebudayaan islam masuk ke Indonesia, masyarakat menjadi
akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai banyak dikenal.

Ciri prosa lama adalah statis, diferensinya sedikit, tradisional,terbentuk


oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat dan bahasanya
menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional. Sedangkan prosa modern lahir
karena adanya pergeseran nilai kehidupan dan tatanan dalam masyarakat secara
menyeluruh dan tidak di pengaruhi dengan adanya kebiasaan masyarakat
disekitarnya. Pada dasarnya sastra ini Indonesia lebih cenderung di pengaruhi oleh
sastra Barat atau Eropa. Ciri prosa modern ini adalah tertulis, bersifat realistis,
dinamis, tidak anonim, dan dipengaruhi sastra barat. Adapun contohnya dapat kita
lihat dalam novel “Sengsara Membawa Nikmat” karya Sultan sati dan novel
“Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy. Di dalam kedua novel
tersebut terdapat perbandingan prosa lama dan prosa baru.

Novel Sengsara Membawa Nikmat ini merupakan salah satu novel klasik
Indonesia yang sangat populer. Novel ini diterbitkan pertama kali oleh balai
pustaka pada tahun 1929. Dengan latar belakang adat budaya Minangkabau, novel
ini berkasih tentang pengembaraan seorang tokoh utamanya yang bernama midun.
Sedangkan novel Ayat-Ayat Cinta ini merupakan novel berbahasa Indonesia
karangan Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pertama kali pada tahun
2004 melalui penerbit Basmala dan Republika. Novel yang bercerita tentang kisah
cinta seorang lelaki yang berasal dari Indonesia dengan perempuan dari Negara
Jerman. Fahri dan Aisah dipertemukan di negeri Mesir, tepatnya di dalam metro
dalam perjalanan menuju Damsyik. Dalam novel ini Habiburahman berhasil
memadukan kisah cinta yang romantis dangan unsur-unsur Islami yang religius.

Perbandingan unsur intrinsik antara novel klasik dan novel masa kini
(modern). Dalam novel Sengsara Membawa Nikmat ini temanya yaitu kesabaran
seorang dalam menerima penderitaan. Karakter tokoh utama yaitu Midun ia
seorang pemuda berbudi, sopan, taat pada agama, serta penyabar. Pada novel ini
menggunakan alur maju. Latar tempat Padang (Minangkabau), Bogor, Jakarta.
Sedangkan novel Ayat-Ayat Cinta ini temanya yaitu cinta dan kehidupan sosial
mahasiswa Al – Azhar dan pendidikan dakwah, yaitu perjuangan Fahri dalam
menuntut ilmu di Kairo, Mesir. Karakter tokoh utama yaitu Fahri ia seseorang
yang taat pada agama dan peduli sesama manusia. Pada novel Ayat-Ayat Cinta ini
latar tempatnya sangat berbeda dengan novel Sengsara Membawa Nikmat.
Latarnya lebih banyak seperti di Mesir Kairo Al-azhar, flat, Masjid, Rumah sakit,
San Stefano, Alexandria, penjara dan lain-lain. Dari sini sudah tergambar
perbandingannya novel lama dan baru.

Perbandingan bahasanya yaitu novel klasik atau Sengsara Membawa


Nikmat ini menggunakan bahasa melayu yang tidak lain yakni bahasa yang
digunakan oleh masyarakat Minangkabau, adat istiadatnya masyarakat
Minangkabau, ekonominya menengah kebawah dan agamanya mayoritas islam.
Sedangkan novel modern atau Ayat-Ayat Cinta ini menggunakan bahas Indonesia,
bahasa sederhana, runut dan mudah dimengerti, adat istiadatnya yaitu latar budaya
Mesir, ekonomi menengah dan agama islam. Dari perbandingan kedua novel
tersebut sangatlah berbeda terutama dari bahasa, adat dan budaya. Berdasarkan
hasil perbandingan antara kedua novel Sengsara Membawa Nikmat dan Ayat-
Ayat Cinta, dapat disimpulkan bahwa novel Ayat-Ayat Cinta memiliki tampilan
buku yang lebih menarik dibandingkan novel Sengsara Membawa Nikmat.
Karena novel tersebut mengalami perkembangan dalam cetakanya dari waktu ke
waktu. Disamping itu jumlah tokoh, latar yang ditampilkan beragam serta alur
cerita nya pun jelas dibandingkan dengan novel Sengsara Membawa Nikmat. Dan
pada novel Ayat-Ayat Cinta ini banyak digemari anak-anak muda zaman sekarang
karena isi novelnya seakan-akan membawa kita ke suasana dalam novel tersebut
dan bahasanya lebih modern mudah dimengerti sedangkan novel Sengsara
Membawa Nikmat ini memerlukan waktu yang lama dan harus dibaca berulang-
ulang agar bisa memiliki isi ceritanya karena bahasa cerita yang digunakan masih
banyak menggunakan bahasa Melayu.

Anda mungkin juga menyukai