Anda di halaman 1dari 7

MENJAGA LIDAH

                        Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said
Alkhudri r.a berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Ya
Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jagalah taqwa kepada
Allah s.w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia
sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah dzikrullah dan membaca al-quran, sebab
ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebulatan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu
kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah." 

                        Abul Laits berkata: "Taqwa kepada Allah s.w.t. ialah mengerjakan perintah
Allah s.w.t. dan meninggalkan laranganNya, maka siapa berbuat demikian bererti telah
menghimpunkan semua kebaikan. Dan jagalah lidahmu dalam kebaikan bererti katakanlah
yang baik sehingga untung dan diamlah dari kejahatan sehingga selamat. Dan manusia tidak
dapat mengalahkan syaitan laknatullah kecuali dengan diam, kerana itu seharusnya seorang
muslim menjaga lidahnya sehingga terlindung dari syaitan laknatullah. Dan Allah s.w.t. akan
menutup auratnya."

                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar r.a. berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang menempeleng (memukul) hambanya maka
tebusan dosanya ialah memerdekakannya dan siapa yang menjaga lidahnya Allah s.w.t.
menutupi auratnya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah s.w.t. akan
menyelamatkannya dari siksaNya dan siapa yang minta maaf kepada Allah s.w.t. pasti Allah
s.w.t. menerima permintaannya."

                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah berkata Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang percaya (beriman) kepada Allah s.w.t. dan hari
kemudian, maka harus menghormati tamunya dan harus memuliakan tetangganya dan harus
berkata baik atau diam."

                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ya'la berkata: "Kami masuk
ketempat Muhammad bin Suqah Azzahid, maka ia berkata: "Mahukah saya sampaikan
kepadamu hadis yang mungkin berguna bagimu sebagaimana telah berguna bagiku?"
Atha'bin Abi Rabaah berkata kepadaku: "Hai anak saudaraku, orang-orang yang dahulu dari
kamu itu tidak suka bicara yang tidak perlu atau bukan kepentingannya, dan mereka
menganggap tiap bicara yang tidak perlu itu sia-sia kecuali kitabullah dan amar ma'ruf dan
nahi mungkar, atau keperluan kehidupan sehari-hari." Kemudian ia berkata: "Apakah kamu
dapat membantah ayat (Yang berbunyi): "Wa inna alaikum lahaa fidhin kiraaman
kaatibien." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya padamu ada Malaikat yang baik-baik
tukang mencatat." Anil yamini wa anisysyimali qa'ied." (Yang bermaksud): "Disebelah
kanan dan kiri tempat duduk." Maa yalfidzu min qaulin illa ladaihi Raaqibun Atied."
(Yang bermaksud): "Tidak melepas sepatah kata melainkan ada Malaikat yang mencatat
iaitu Malaikat Raqib dan Atied." Apakah tidak malu salah satu kamu bila dibuka lembaran
amalnya, dunia yang utama bahkan hanya yang tidak penting dan lebih-lebihan semata-
mata?"
                        Abul Laits dari ayahnya dengan sanadnya dari Anas bin Malik r.a. berkata
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Empat sifat tidak terdapat kecuali pada orang mukmin
iaitu:

 Diam dan ini ibadat yang pertama

 Tawadhuk

 Dzikrullah atau berzikir

 Tidak berbuat kejahatan (mengurangi kejahatan)

Juga diceritakan bahawa sabda ini juga dikatakan oleh Nabi Isa a.s.

                        Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sebaiknya
Islam seorang itu jika dapat meninggalkan apa-apa yang bukan kepentingannya."

                        Lukman Alhakiem ketika ditanya: "Apakah yang dapat menyampaikan engkau
ketingkat yang sedemikian itu?" Jawabnya: "Kerana benar tutur kata dan menunaikan amanat
dan meninggalkan apa-apa yang bukan kepentinganku."

                        Abu Bakar bin Ayyasy berkata: "Empat raja mesing-masing melepaskan
kalimat yang bagaikan anak panah. Raja Kisra berkata: "Saya tidak menyesal terhadap apa
yang belum aku katakan dan adakalanya menyesal terhadap apa yang terlanjur saya katakan."
Raja Cina berkata: "Selama saya belum melepaskan kalimat maka tetap saya mengusainya
tetapi jika keluar maka ia memiliki aku." Raja Kaisar berkata: "Saya lebih mudah menahan
apa yang belum saya katakan dan tidak dapat mengembalikan apa yang telah aku katakan."
Raja India berkata: "Sungguh hairan dari orang yang mengatakan satu kalimat jika dituntut
berbahaya dan jika tidak dituntut tidak berguna."

                        Arrabie' bin Khaitsam biasa jika pergi mengambil kalam dan kertas dan tiada
berkata sepatah katapun melinkan dicatat kemudian petangnya diperbaiki dirinya.

                        Abul Laits berkata: "Demikianlah perbuatan orang zahid, mereka menjaga
benar-benar lidah dan memperhitungkan diri didunia. Dan demikian seharusnya seorang
muslim mengadakan perhitungan amalnya selama masih didunia sebelum diperhitungkan
diakhirat, sebab hisab perhitungan dunia jauh lebih ringan dari hisab perhitungan diakhirat."

                        Ibrahim Attaimi berkata: "Seorang kawan dari Arrabi' bin Khaitsam berkata:
"Saya telah berkawan dengan Arrabi' selama dua puluh tahun, maka belum mendengar
daripadanya satu kalimat yang dapat disalahkan (dicela)."

                        Musa bin Saied berkata: "Ketika Alhusein bin Ali r.a. terbunuh maka ada
orang berkata: "Mungkin hari ini Arrabi akan berbicara." Maka ia pergi ketempat Arrabi dan
memberitahu bahawa Alhusein r.a. terbunuh, maka Arrabi segera melihat kelangit sambil
berdoa (Yang berbunyi): "Allahumma faa thirassamawati wal ardhi aalimal ghoibi
wasysyahadati anta tahkumu baina ibaadika fima kaanu fihi yakh talifun." (Yang
bermaksud): "Ya Allah yang mencipta langit dan bumi, yang mengetahui semua yang
ghaib dan terang, Engkau yang menghukum semua hambaMu dalam semua yang
mereka perselisihkan, dan tidak lebih dari itu."
                        Seorang cendikiawan (Haliem) berkata: "Enam macam menunjukkan
kebodohan iaitu:

 Marah tidak pada tempatnya, seperti marah pada seseorang, binatang atau lain-
lainnya

 Bicara yang tidak berguna kerana itu seharusnya seorang yang berakal tidak
bicara kecuali jika penting dan berguna

 Pemberian yang tidak pada tempatnya seperti memboros harta atau memberi
kepada orang yang tidak akan berguna baginya

 Membuka rahsia pada semua orang

 Tidak membezakan antara kawan dengan lawan kerana itu harus mengetahui
siapa musuh dan siapa kawan. Kawan untuk ditaati dan musuh untuk diawasi dan
musuh yang utama ialah syaitan laknatullah, yang benar-benar harus dijauhinya.

                              Nabi Isa a.s. berkata: "Tiap kalimat yang bukan dzikrullah itu lelehan
(laghu) dan tiap diam yang tidak untuk berfikir, maka itu kelalaian dan tiap pandangan yang
bukan perhatian, maka itu permainan, maka untung orang yang perkataannya dzikrulllah dan
diamnya untuk berfikir dan pandangannya itu perhatian dan pengertian."

                        Al Auza'i berkata: "Orang mukmin itu sedikit bicaranya dan banyak bekerja
dan orang munafiq itu banyak berbicara dan sedikit kerja (amal)."

                        Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Lima sifat yang tidak ada pada orang
munafiq iaitu:

 Pengertian agama

 Berhati-hatilah dalam lidah

 Senyum dimuka

 Nur (terang) dalam hati

 Cinta kepada kaum muslimin

                              Yahya bin Aksam berkata: "Tiada seorang yang baik perkataannya
melainkan akan tampak dalam semua amalnya dan tiada rosak perkataan seseorang
melainkan akan tampak dalam semua amal perbuatannya."

                        Lukman Alhakiem berkata kepada anak lelakinya: "Hai anak, siapa yang
bersahabat pada seorang yang jahat tidak selamat dan siapa yang masuk ditempat yang jelek
tertuduh dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya menyesal."

                        Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Untung orang yang dapat menguasai
lidahnya dan jinak dirumahnya dan menangisis dosa-dosanya."
                        Abul Laits berkata: " Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan
Albashri berkata: "Sesungguhnya lidah orang yang bijaksana itu dibelakang hatinya, sehingga
bila ia akan berbicara difikir benar-benar dalam hatinya jika baik maka dikatakannya dan jika
berbahaya maka ditahannya, dan orang yang bodoh akalnya dihujung lidahnya, apa yang
akan dikatakan langsung dikatakannya. (Yakni tidak difikir baik buruknya)

                        Abul Laits berkata: "Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar
Alghifari r.a. berkata: "Ya Rasulullah, apakah yang tersebut dalam shuhuf Ibrahim a.s?"
Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Didalamnya ada contoh-contoh dan nisahat-nasihat seperti:
"Seharusnya seorang yang berakal selama tidak terbalik akalnya menajga lidahnya,
mengetahui keadaan masanya, rajin pada urusannya. Dan siapa yang menganggap bicara itu
termasuk amalnya maka sedikit bicara kecuali jika penting (perlu)."

                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali bin Abi Thalib r.a.
berkata: "Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Seharusnya seorang
yang berakal itu tidak tekun kecuali dalam tiga macam iaitu:

 Usaha untuk keperluan hidupnya

 Beramal untuk hari kemudian

 Bersuka-suka yang tidak haram

Nabi Muhammad s.a.w. juga berkata: "Seorang yang berakal harus dapat mempergunakan
waktu siang dalam empat waktu iaitu:

 Waktu untuk munajat kepada Allah s.w.t.

 Waktu untuk memperbaiki diri

 Waktu untuk mempelajari ilmu dari orang yang dapat menasihat dan
menerangkan kepadanya dalam urusan agamanya

 Waktu untuk memuaskan nafsunya yang halal dan baik

                              Juga ia berkata: "Seharusnya seorang yang berakal selalu memperhatikan
urusannya dan mengenal orang-orang dimasanya. Dan menjaga kemaluan dan lidahnya."
Abul Laits menyebut bahawa kalimat-kalimat ini tersebut dalam Hikmat Nabi Daud a.s.

                        Anas bin Malik berkata: "Luqman Alhakiem ketempat Nabi Daud a.s. sedang
Nabi Daud a.s. membuat baju besi untuk perang, maka Luqman kagum melihat Nabi Daud
a.s. bekerja dan akan menanya tetapi tertahan oleh hikmatnya sehingga tidak bertanya dan
ketika telah selesai dicuba baju itu oleh Nabi Daud a.s. sambil berkata: "Sebaik-baik baju
besi untuk perang, dan baik pula yang mengerjakannya." Lalu disambut oleh Luqman: "Diam
itu himat tetapi sedikit yang dapat melaksankannya."

                        Seorang pujangga berkata (Yang berbunyi): "Al ilmu zainun wassukutu
salamatun, fa idza nathaq ta falaa takun miktsaara. Maa min nadimta ala sukutika
marratan walaqad nadimta alal kalami miraara" (Yang bermaksud): "Ilmu itu perhiasan
dan diam itu keselamatan, maka bila engkau berkata-kata maka jangan banyak-banyak.
Jika engkau menyesal kerana diam satu kali, maka sungguh engkau akan menyesal
kerana bicara berulang kali."

                        Dilain riwayat pula dikatakan bahawa Luqman sabar tidak menanya itu hingga
satu tahun lamanya. Seorang pujangga berkata: "Yamutul fata min atsratin bilisanihi,
walaisa yamutul mar'u min ats ratirrijli." (Yang bermaksud): "Seorang akan mati kerana
tergelincir lidahnya dan tidak ada orang mati kerana tergelincirnya kaki." dan kata
pujangga juga berbunyi: "Laa tanthiqanna bimaa karihta fatubbamaa nathaqallisaanu
bihaaditsin fayakuun." (Yang bermaksud): "Jangan mengucapkan apa yang tidak engkau
suka sebab kemungkinan lidah itu mengucapkan sesuatu maka terjadi apa yang dikatakan
itu."

                        Humaid bin Abbas berkata: "La'amruka maa syai'un alimtu makanahu,
ahaqqa bisijnin min lisaanin mudzallali. Ala fika mimma laisa ya'nika sya'nuhu, biquflin
watsiqin haitsu kunta ilaihi sahmu hatfin mu'ajjali. Walasshamtu kahirun min kalaamin
mumazihin, fatun shaamitan taslam wa in kunta abqhadh tal baghidha fa'ajmili.
Fainnaka laa tadri mata anta mubghidhun habibaka au tahwa baghidhaka fa'qili." (Yang
bermaksud): "Demi sesungguhnya tiada sesuatu yang saya ketahui tempatnya, sangat
layak untuk dipenjarakan seperti lidah yang sangat lemas. Yang ada dimulutmu kau
penjara dari segala yang bukan kepentinganmu dengan kunci yang kuat sebab
adakalanya kalimat itu keluar dari seorang bergurau tetapi membawa panah yang
menyebabkan mati dengan segera. Dan diam itu tetap lebih baik dari kalimat yang
bergurau, maka jadilah engkau seorang pendiam supaya selamat dan bila berkata maka
harus adil. Dan jangan sebarangan terhadap kawan dan bila kau membenci maka engkau
akan membenci maka sedang-sedang saja sebab engkau tidak mengetahui bilakah engkau
akan membenci kekasihmu atau sayang pada yang kau benci, kerana itu hendaklah
engkau berakal."

                        Seorang cendikiawan berkata: "Diam mengandungi tujuh ribu kebaikan dan
tersimpul dalam tujuh kalimat dalam tiap kalimat seribu iaitu:

 Diam itu ibadat tanpa susah payah

 Perhiasan tanpa berhias

 Kehebatan tanpa kerajaan

 Benteng tanpa pagar

 Kekayaan tanpa minta maaf kepada orang

 Istirehat bagi kedua Malaikat pencatat amal

 Menutupi segala aib                        

                        Juga disebut bahawa diam itu keindahan bagi orang alim dan penutup bagi
yang bodoh.

                        Seorang cendikiawan berkata: "Jasmani anak Adam terbahagi kepada tiga
iaitu:
 Hati

 Lidah

 Anggota badan

                              Dan Allah s.w.t. telah memuliakan masing-masing dengan kemuliaan
sendiri-sendiri, memuliakan hati dengan ma'rifat dan tauhid. Dan memuliakan lidah dengan
kalimat syahadat iaitu Laa ilaha illah dan membaca al-quran dan memuliakan semua anggota
badan dengan sembahyang, puasa dan lain-lain cara ibadat. Dan Allah s.w.t. menyerahkan
masing-masing itu pada pengawas dan pengawal. Maka hati diawasi oleh Allah s.w.t. sendiri
sehingga tiada yang mengetahui apa yang ada didalam hati perasaan kecuali Allah s.w.t.
sendiri dan lidah diserahkan kepada Malaikat Raqib dan Atied. Ayat yang berbunyi: "Maa
yal fidhu min qaulin illa ladaihi Raqib Atied." (Yang bermaksud): "Tidak melepas sepatah
kata melainkan padanya pencatat Raqib dan Atied." Dan anggota badan lain diserahkan
kepada perintah dan larangan dan masing-masing diminta menepati dan jujur. Maka
kejujuran hati iaitu tetap beriman tanpa hasud, iri hati atau kianat dan tipu daya. Dan
kejujuran lidah tidah ghibah, dusta dan tidak membicarakan apa-apa yang bukan
kepentingannya. Dan kejujuran anggota badan tidak digunakan untuk maksiat dan tidak
menggangu orang muslim. Maka siapa tidak jujur hatinya bererti munafiq dan siapa yang
tergelincir lidahnya maka ia kafir dan siapa tergelincir anggota badannya maka ia maksiat
(berdosa)."

                        Alhasan berkata: "Umar bin Alkhaththab r.a. melihat pemuda maka ia berkata:
"Hai pemuda, jika engkau menjaga bahaya tiga macam maka engkau terhindar dari bahaya
kepemudaanmu (remaja) iaitu: "In wuqita syarra laglaqika wadzab dzabika wa qabqabika."
(Yang bermaksud): "Jika engkau menjaga bahaya lidahmu dan kemaluanmu dan
perutmu."

                        Luqman Alhakiem seorang hamba sahaya dari Habasyah (Eftiophia) dan
pertama yang tampak dari hikmatnya iaitu ketika majikannya menyuruhnya menyembelih
kambing dan minta kepadanya supaya diberikan kepadanya sebaik-baik apa yang ada
dikambing itu, maka ia menghidangkan kepada majikannya hati dan lidah. Kemudian dilain
hari disuruh menyembelih kambing dan minta dihidangkan apa yang paling busuk dari
bahagian kambing itu, maka ia menghidangkan hati dan lidah. Maka ditanya majikannya:
"Saya minta yang terbaik, maka kau hidangkan lidah dan hati dan kini saya minta yang paling
busuk dari anggota kambing maka engkau hidangkan hati dan lidah juga?" Jawab Luqman:
"Didalam badan tidak ada yang lebih baik dari kedua anggota ini jika baik dan tidak ada yang
lebih busuk jika rosak dan busuk."

                        Nabi Muhammad s.a.w. ketika mengutuskan Mu'adz r.a. ke Yaman. Mu'adz
berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Maka Nabi Muhammad s.a.w. menunjukkan
lidahnya iaitu jagalah lidahmu, nampaknya Mu'adz menganggap itu remah, maka ia berkata:
"Ya Nabiyullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Celaka engkau.
Apakah engkau kira orang-orang akan terjerumus dalam neraka jahannam itu kerana
mukanya, tidak lain hanya hasil dari lidahnya."

                        Alhasan Albashri berkata: "Siapa yang banyak bicaranya banyak salahnya dan
siapa yang banyak hertanya banyak dosanya dan siapa busuk akhlaknya menyiksa dirinya
sendiri."
                        Sufyan Atstsauri berkata: "Bila saya melempar seorang dengan anak panah
maka itu lebih baik bagiku daripada melemparnya dengan lidahku sebab lemparan lidah tidak
pernah luput tetapi lemparan anak panah sering luput."

                        Abu Said  Alkukhudri r.a. berkata: "Tiap pagi anggota badan anak Adam
berpesan kepada lidah: "Hai lidah, kami tuntut engkau dengan nama Allah s.w.t., jujur-
jujurlah sebab bila engkau jujur maka selamat kami semua dan bila engkau curang maka
kami celaka."

                        Abu Dzar Alghifari r.a. berdiri dimuka Kaabah lalu berkata: "Ingatlah yang
sudah mengenal aku maka cukuplah dan siapa yang belum kenal maka aku Jundub bin
Junadah Alghifari (Abu Dzar), sila kamu mendekat kepada kawan yang akan menyampaikan
nasihat dan sayang kepadamu." Maka mendekat orang-orang kepadanya dan berkumpul
disekitarnya, lalu ia berkata: "Hai semua manusia, siapa yang akan pergi-pergi didunia ini,
maka ia pergi kecuali dengan bekal, maka bagaimana seorang yang berlayar pergi keakhirat
tanpa bekal?" Lalu mereka bertanya: "Apakah bekal kami, hai Abu Dzar?" jawabnya:
"Sembahyang dua rakaat ditengah malam untuk menghadapi gelap dikubur dan puasa
dimusim panas untuk mengahdapi hari bangkit dari kubur dan sedekah kepada orang miskin
supaya selamat dari siksa disaat yang sukar dan haji untuk menghadapi bahaya-bahaya yang
besar dan jadikanlah sunia ini dua tempat (majlis), majlis untuk mencari dunia dan majlis
untuk akhirat dan yang ketiga berbahaya dan tidak berguna. Dan jadikan perkataan itu hanya
dua kalimat, satu kalimat yang berguna dalam urusan duia atau kalimat yang kekal diakhirat,
dan yang ketiga berbahaya dan tidak berguna, Dan jadikan harta itu dua macam, yang satu
belanjakan untuk anak keluarga dan yang satu untuk tabungan akhirat dan yang ketiga
berbahaya dan tidak berguna." Kemudian Abu Dzr mengeluh: "Aah, saya telah terbunuh oleh
kerisauan terhadap satu hari yang tidak dapat saya kejar." Maka ditanya: "Apakah yang kau
maksudkan?" Jawabnya: "harapan dan angan-anganku melebihi dari batas ajalku sehingga
tidak dapat beramal (aku malas beramal)."

                             Nabi Isa a.s. berkata: "Jangan banyak bicara selain dzikir kepada Allah
s.w.t. sebab banyak bicara menyebabkan beku hati dan hati yang beku itu jauh dari Allah
s.w.t. tetapi engkau tidak mengetahui."

                        Seorang sehabat berkata: "Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah
badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah bicara yang bukan
kepentinganmu."

"Al-haqqu bila nizom yaghlibuhul-baatil binnizom"


Maksudnya: "Sesuatu kebenaran yang tidak sistematik akan dikalahkan oleh kebatilan yang
sistematik dan terancang."

Anda mungkin juga menyukai