Dimensi ekonomi globalisasi mengacu kepada makin menyatunya unit-
unit ekonomi didunia ke dalam satu unit ekonomi dunia. Globalisasi Ekonomi digambarkan sebagai masa ketika pasar bebas terjadi, peningkatan yang tajam dalam perdagangan internasional, investasi, arus kapital, kemajuan dalam bidang teknologi dan meningkatnya peran institusi-institusi multilateral. Dalam ekonomi global institusi-insitutsi keuangan dan kerjasama-kerjasam global lainnya melakukan aktivitasnya tanpa ikatan nasional. Bahkan kini mereka mampu mempergunakan pemerintah untuk membubarkan setiap aturan-aturan nasional dalam aktivitas mereka.
Sebenarnya globalisasi dalam perspektif kritis transformatif juga
merupakan paham yang mengacu pada liberalisasi ekonomi klasik ala Adam Smith yang berisikan doktrin privatisasi, penghapusan subsidi, deragulasi, dan minimalisasi peranan negara dalam bidang ekonomi. Hanya saja karena kondisi dan situasinya yang telah berubah ia kemudian menjelma menjadi liberalisme baru (neoliberalisme). Istilah ini mengandaikan pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam kancah ekonomi global, seperti yang dikehendaki perusahaan kapitalisme Trans National Coorporations (TNCs) dengan menggunakan kesepakatan World Trade Organisation (WTO) serta difasilitasi oleh lembaga keuangan global seperti IMF dan Bank Dunia.
Global ekonomi adalah interkoneksi, tetaapi pola hubungannya bukan
zero-sum game. Sebaliknya ia lebih memberikan jalan dari win/lose menjadi win/win. Masing-masing stakeholders bisnis ekonomi global, apakah ia pembisnis, pemerintah, atau interest group, tidak lagi perlu melakukan usaha secara bersama-sama untuk memecah permasalahan-permasalahan yang bermunculan. Bisinis adalah mesin ekonomi dunia. Pemerintah adalah mesin politik. Persoalannya adalah institusi-institusi ekonomi global ini seringkali memasukkan nilai-nilai baru dan menekan pemerintah untuk melaksanakan isu yang mereka inginkan. Dengan besarnya ketergantungan pemerintah terhadap lembaga atau institusi internasional, berarti tidak ada kata untuk menolak penetrasi nilai-nilai atau isu baru tersebut. (http://blog.ub.ac.id/agtaagtavie/2010/07/03/tugas-uas-globalisasi-ti-dan- keamanan-negara/)
Globalisasi Di Bidang Ekonomi antara lain :
GLOBALISASI PRODUKSI, di mana perusahaan berproduksi di berbagai
negara,dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif GLOBALISASI PEMBIAYAAN, di mana perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi di semua negara di dunia. contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-Operate- Transfer) bersama mitrausaha dari manca negara. GLOBALISASI TENAGA KERJA, di mana perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf professional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh diperoleh dari negara berkembang. GLOBALISASI JARINGAN INFORMASI. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak, Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagaibelahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levi’s, hamburger GLOBALISASI PERDAGANGAN. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena “less papers/documents” dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih. ( http://www.scribd.com/doc/32199237/GLOBALISASI)
Dampak negatif globalisasi di bidang ekonomi :
Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi)
Jumlah pengangguran yang semakin membengkak (apalagi pengangguran yang terjadi pada kaum intelektual) Kemiskinan struktural yang semakin memilukan Utang yang semakin menggunung baik pada pihak luar negeri maupun dalam negeri Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah
Dampak secara umum globaisasi dibidang ekonomi adalah terjadinya
perdagangan internasional, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
Globalisasi Ekonomi, akan menciptakan ancaman dengan menipisnya
kemampuan negara dalam hak-hak nasional ekonomi. Hal ini disebabkan adanya ekonomi global yang memunculkan insitusi-institusi dan lembaga ekonomi internasional seperti IMF, Bank dunia dan sebagainya), yang membuat negara- negara bergantung. Persoalaannya adalah insitusi internasional tersebut seringkali memiliki regulasi dalam prasayarat bantuannya, seperti memaksa negara untuk menerapkan atau melakukan nilai-nilai tertentu, ide-ide, serta isu tertentu. Selain itu, institusi tersebut juga sering menjadi alat mencapai kepentingan negara- negara yang menjadi donatur terbesar atau yang mempunyai power dalam institusi internasional tersebut. Hal ini tentunya, menjadi ancaman dan dilema tersendiri bagi keamanan negara, dimana disatu sisi negara tidak mampu menolak globalisasi ekonomi, bahkan menggantungkan hidupnya pada institusi-institusi ekonomi internasional, dan pada sisi yang lain, negara harus bersiap-siap menghadapi intervensi asing terhadap negaranya yang masuk melalui kebijakan institusi-institusi ekonomi tersebut.( http://blog.ub.ac.id/agtaagtavie/2010/07/03/tugas-uas-globalisasi-ti-dan- keamanan-negara/)