Subnetting VLSM
Exp : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ-B
(Variabel Length
Instruktur : - Rudi Haryadi
No Exp :8 Subnet Mask) - Adi Setiadi
I. Tujuan :
Siswa dapat mengerti tentang Penghitungan Subnetting secara CIDR
Siswa dapat mempraktekan hasil perhitungan.
II. Pendahuluan :
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda
dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika
menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja,
perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian
blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah
diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini
tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam
jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address
berkelas.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan
IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP
Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya
sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun
institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak
lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
2. Diketahui: network awal adalah 192.168.0.0/23. Subnet A=15 PC, B=30 PC, C=100 PC, D=
60 PC, E=15 PC.
Ditanyakan: Tentukan alokasi range network tersebut ?!
Jawab:
> Mendefinisikan range tiap subnetwork
A= 15+2=17 IP => 32 IP Address. Mask = /27 = 255.255.255.224
B= 30+2=32 IP => 32 IP Address. Mask = /27 = 255.255.255.224
C= 100+2=102 => 128 IP Address. Mask = /25 = 255.255.255.128
D= 60+2=62 IP => 64 IP Address. Mask = /26 = 255.255.255.192
E= 15+2=17 IP => 32 IP Address. Mask = /27 = 255.255.255.224
> Mengurutkan subnetwork dari yang terbesar
C= 192.168.0.0/25 - 192.168.0.127/25
D= 192.168.0.128/26 - 192.168.0.191/26
B= 192.168.0.192/27 - 192.168.0.223/27
A= 192.168.0.224/27 - 192.168.0.255/27
E= 192.168.1.0/27 - 192.168.1.31/27
Sisa = 2^9 - 288
Sisa = 512 - 288
Sisa = 224 IP
Sisa = 192.168.1.32 s/d 192.168.1.255
Jadi sisa IP adalah 224 IP yaitu antara 192.168.1.32 s/d 192.168.1.255
IP PC IP Laptop
Ping PC ke Laptop
IP PC IP Laptop
Ping PC ke Laptop
o Network awal merupakan network semula yang akan dialokasikan menjadi subnetwork.
o Mengapa setiap host pada subnet ditambah 2 ?
Ditambah 2 karena 2 adalah network address dan broadcast address.
o Mengapa pada subnet A 120 IP menjadi 128 IP ?
120 bukan kelipatan 2. Maka dari itu, 120 diganti dengan angka kelipatan 2 setelah 120.
o Poin selanjutnya yaitu mengurutkan subnetwork dari yang terbesar. Pada bagian ini, tidak
hanya diurutkan saja tetapi juga sudah langsung diberikan pengalokasian IP address setiap
subnetwork-nya.
o Kemudian sisa. Sisa IP didapat dengan cara menghitung jumlah host awal – jumlah host
terpakai. IP sisa ini masih dapat dialokasikan, dengan syarat networknya harus lebih kecil
dari subnetwork terkecil.
o Pada pembuktian praktek dengan ping, diambil dari soal nomor 1 bagian subnetwork D dan
subnetwork E.
VI. Kesimpulan:
Dengan praktek ini, kita bisa membagi network menjadi network yang lebih kecil.
Dengan menggunakan metode VLSM, membuat subnet menjadi tidak mubazir karena
jumlah subnet bisa disesuaikan dengan kebutuhan.