Anda di halaman 1dari 5

High temperature Winding Motor

Jajuli Ramdhan

Dear All,

Mohon pencerahan.Kami baru saja merepair motor induksi AC, 850 kW,122 A, 6000 V, 16
pole,class F,370 rpm,Self FAn cooling Karena troublenya berulang terus kami putuskan untuk
me rewinding total ke Motor services.
Conductor winding existing menggunakan 2 layer, luas penampang sekitar (4.5 x 3.45 )2 =
31.05 sqmm.
Karena stock winding yang ada menggunkana single layer conductor dengan luas penampang yg
tidak terlampu beda sebesar 8.78 x 3.54 = 31.08 mmsq, sehingga ada penambahan luas
penampang sekitar 0.03 mmsq. Setelah assembly dan running test kita menemukan adanya
indikasi high temperature yg
kecenderungannya naik terus...max 120 oC ..setting alarm high temp. sekitar 115 oC. Arus
sekitar 98 A pada pembebanan 50%. Dengan kondisi ini kita tidak berani menaikkan terus
karena khawatir terjadi
kerusakan di bearing akibat high temp.

Adakah hubungan penggantian spec conductor winding dari 2 layer menjadi 1 layer dengan
kenaikan temperature yg signifikan?atau factor lain yg mempengaruhi seperti: stator core,
cooling fan (catatan kita tidak merubah design cooling fan) atau yg lain? Any solution ?

Terimakasih

Kusuma

Pak Jazuli,
Saya mau mencoba membantu menjawab problem pak Jazuli. Namun, ada beberapa hal yang
saya merasa belum jelas dalam keterangangan pak Jazuli. Apakah yang menjadi penyebab
sehingga bapak merepair motor listrik? Pak Jazuli mengatakan "Karena troublenya berulang
terus kami putuskan untuk me rewinding total ke Motor services." Apakah yang dimaksud
dengan "troublenya berulang terus"? Apakah temperatur motor tinggi, kumparan motor
terbakar, atau gangguan mekanis, atau yang lain? Apabila yang dimaksud adalah temperatur
motor tinggi, maka langkah pak Jazuli me-rewind motor listrik belum tentu menyelesaikan
masalah, karena biasanya kumparan motor listrik adalah "korban", bukan penyebab utama.
Kumparan motor (stator) bisa menjadi penyebab utama kenaikan temperatur apabila memang
umurnya sudah out of date. Namun apabila umur motor masih dalam servisnya, maka penyebab
kenaikan temperatur motor listrik bisa bermacam-macam, misalnya :
- overcurrent (bisa disebabkan karena overload, undervoltage, overvoltage, tegangan fasa tak
seimbang, harmonik, atau short circuit)
- broken rotor bar (untuk jenis rotor sangkar)
- short pada laminasi inti stator (stator core)
- masalah mekanis (pendinginan kurang, pelumasan kurang, misalignment)
- dll
Dengan demikian, apabila masalah-masalah tersebut di atas yang menjadi penyebabnya, maka
yang harus dilakukan adalah menghilangkan penyebab utama tersebut. Tanpa menghilangkan
penyebab utama, maka motor akan tetap mengalami kenaikan temperatur (baca: problem akan
tetap berulang) meskipun winding motor sudah diganti. (Ini asumsi saya bahwa masalahnya
adalah kenaikan temperatur)

Mengenai penggantian konduktor dari 2 layer menjadi 1 layer : Pada prinsipnya, konfigurasi 2
layer dan 1 layer bisa saling menggantikan, apabila konfigurasi utamanya sama, yaitu :
- luas penampang konduktor total
- kelas isolasi kumparan
- jumlah lilitan seri per fasa
- pitch kumparan (full pitch atau short pitch)
Mestinya workshop sudah memperhatikan hal-hal tersebut pada saat akan me-rewind.
Umumnya konfigurasi 2 layer memiliki efisiensi dan karakteristik torsi (kopel) yang lebih baik
daripada konfigurasi 1 layer. Konfigurasi 1 layer lebih memudahkan dalam hal pemasangan.
Perubahan luas penampang konduktor yang terjadi (kelebihan 0,03mmsq) malah akan
menambah kemampuan hantar konduktor, jadi tidak menyebabkan kenaikan temperatur
konduktor.

Mungkin akan bisa membantu apabila pak Jazuli mempunyai data-data inspeksi motor sebelum
di-rewind dan setelah di-rewind. Data-data yang diambil bias berupa temperatur, sampel
minyak pelumas, sinyal getaran, atau sinyal arus listrik. Data-data ini bisa digunakan untuk
menganalisis kondisi motor listrik sebenarnya. Informasi yang lain juga diperlukan untuk
analisis yang lebih akurat, misalnya motor digunakan untuk menggerakkan apa, bagaimana
pengaturan start dan kecepatannya. Demikian pak Jazuli, tolong dikoreksi apabila ada yang
salah dan barangkali teman2 yang lain ada yang menambahkan.

Jajuli Ramdhan

Terimkasih sebelumnya Pa Kusuma

Berdasarkan history kami, sudah 3 kali kami merepair motor tersebut karena terjadi terbakarnya
isolasi, yg mengakibatkan coil/kumparan stator shorted.
Pada repair pertama tahun 1999 kami melakukan partial rewinding pada coil yg terindikasi
short. Trending temperature waktu itu cenderung normal.

Pada tahun 2004 kami merepair kembali dgn kasus yg sama yaitu terbakarnya isolasi.
Kami melakukan partial rewinding di beberapa coil yg shorted.Trending temperature waktu itu
cenderung normal. Baru 3 bulan running, kembali terjadi kumparan stator terbakar. Dengan
kejadian yg terus berulang ini kami putuskan untuk merewinding total. Setelah selesai, pada saat
di solo run, terjadi
perubahan karakteristik. Indikasi ampere saat no-load test cenderung tinggi, dr sebelumnya
sekitar 65 A, menjadi 80 A.
Kami coba melakukan load test saat beban 75%, indikasi ampere sekitar 98 A, dan indikasi
winding temperature mencapai 116 oC, bearing temperature mancapai 82 oC. Trending arus
cenderung konstan, tetapi trending temperature cenderung terus naik.Dengan kondisi ini kami
tidak berani menjalankan motor kawatir terjadi kerusakan di bearing. Sekarang kita sedang
melakukan study untuk menambah cooling system di motor dan di system cooling di bearing.
Tetapi ini belum menyelesaikan masalah karena sumber masalah belum kt temukan. Sebelum
rewinding workshop sudah melakukan serangkaian procedure seperti core test,dan konfigurasi
utama dari coil tidak berubah. hasil dari core test pun bagus tidak ada indikasi hot spot pada
core. Tambahan Informasi motor digunakan untuk menggerakan reciprocating kompressor , saat
start kita bantu dengan auxillary motor dengan gear untuk menggerakan fly wheel nya. Kita
tidak melakukan pengaturan kecepatan,untuk pengaturan pembebanan compressor
menggunakan unloader valve,
dengan mengatur konfigurasi bukaan solenoidnya. Mungkin data ini bs membantu.Terimkasih
atas atensinya.

Thendy

P Jajuli Ramdhan,

Menambah saran P Kusuma, berikut pengalaman kami dalam menangani kasus yg hampir
mirip dgn bapak sbb :

1. Lalukan serangkaian test / inspection sebelum rewinding,misalnya :


- Apakah ada Shorted to ground of Stator / Rotor Windings , shorted circuit phase to phase of
Stator / Rotor Windings, shorted Turn - Turn Stator / Rotor Windings, shorted to ground of rotor
sliprings, shorted circuit phase to phase of Rotor sliprings.
- Check bagaimana dgn Open circuit of Stator / Rotor Windings
- Amati apakah ada tanda-2 flash overs stator / Rotor windings, flash over rotor slipring / brush
holder / carbon brushes
- Scratched core / Damage core & lamination.
- Surge test
- Amati dan ukur rolling bearing shaft / journal apakah masih dlm toleransi atau tidak.

2. Untuk motor-2 yg kerjanya "berat" dan telah di rewinding 3x atau lebih, sebaiknya statornya
di bongkar, cuci dan pernish lagi. Ini untuk mengembalikan torque sebagai mana (mendekati )
aslinya.

3. Bila perlu lakukan pula balancing.

Ide penambahan fan yg di arahkan langsung ke motor ( bayangkan sebagai mana ONAF trafo )
pernah kamu, namun hanya pada motor yg diasut oleh Inverter, sementara motornya sendiri
type biasa bukan type yg yg special untuk Inverter (diatur freq).
Disamping itu tidak ada salahnya bila bapak coba menghubungi - (maaf bukan promosi lho) -
PT. ABB Sakti Industri - Service Devision yg kmarin banyak membantu kami terutama untuk
recovery motor-2 setelah plant kami incident.

Demikian pak Jazuli, mohon koreksi apabila ada yang salah dan barangkali teman2 yang lain
ada yang menambahkan.

Kusuma

Pak Jazuli, saya coba menambahkan sedikit:


- kadang-kadang, pattern kumparan yang mengalami kebakaran dapat menunjukkan penyebab
terjadinya kebakaran isolasi. Apalagi motor tersebut sudah 3 x mengalami kebakaran isolasi
kumparan, maka penyebabnya bisa diamati dari ketiga kondisi kebakaran. Misalnya jika titik
bakar terjadi di lokasi yang sama terhadap stator core, maka kemungkinan besar disebabkan oleh
stator core. Jika titik bakar berbeda-beda lokasi terhadap stator core, maka kemungkinan besar
bukan disebabkan oleh stator core, tapi bisa disebabkan karena short coil ke statore core, atau
short antar coil. Short antar coil pun bisa diidentifikasi, apakah terjadi short antar fasa, atau short
antar coil dalam satu fasa. Jika titik bakarnya merata, maka kemungkinan disebabkan karena
overcurrent. Kebakaran akibat spike/surge biasanya juga menunjukkan pattern tertentu.
- bagaimana dengan hasil test tahanan isolasi (insulation resistance test)? apakah normal
(termasuk indeks polarisasinya)?
- apakah motor tersebut dilengkapi dengan space heater dan berfungsi normal?
- bagaimana dengan kondisi kelembaban lingkungan? apakah udaranya mengandung uap
kimia? Kelembaban dan kontaminasi udara lingkungan bisa menyebabkan kegagalan isolasi
kumparan apabila terjadi kondensasi pada kumparan motor dan kondisi ini dibiarkan (motor
langsung dijalankan). Kegagalan isolasi bisa memicu terjadinya breakdown yang pada akhirnya
menimbulkan short (terhadap core maupun antar coil).
- bagaimana duty cyclenya? apakah sering start-stop dalam rentang waktu yang pendek? apakah
motor sering idle dalam waktu yang lama?
- apakah arus startnya tidak terlalu besar? adakah kemungkinan tegangan transien yang
menimbulkan surge/spike?
- bagaimana kondisi power supplynya? adakah voltage/current unbalance yang berlebihan?
bagaimana dengan harmoniknya? adakah under voltage/frequency?
- apakah ada getaran mesin yang berlebihan? getaran yang berlebihan juga bisa menyebabkan
rusaknya isolasi kumparan.
- mengapa sistem proteksi tidak berfungsi, sehingga kumparan motor sampai terbakar?
- apabila ada kemungkinan motor mengalami penurunan kinerja setelah di rewinding (trend
temperatur yang semakin naik), maka sebaiknya dilakukan tes/inspeksi yang menyeluruh, bisa
meliputi rotor test, insulation resistance test, balancing, vibration analysis, current signature
analysis, infra red analysis, transient analysis, atau yang lainnya.

sekian dulu pak, mohon maaf terlalu banyak pertanyaan, tapi maksud pertanyaan tersebut
adalah apakah sudah dilakukan test/inspeksi yang menyeluruh.
trims,
Thendy

P Jazuli,

Menambah saran P Kusuma dan untuk menghindari kegagalan / kelambatan action over load
protection yg ada, maka perlu dipertimbangkan mengganti thermal overload relay ( jika bapak
menggunakan TOR ) dengan EOCR ( Earth Over Current Relay ), yang bisa memproteksi system
kita bila terjadi over current baik antar phasa maupun phase ke earth. / ground.

Jajuli Ramdhan

Terimkasih atas tanggapan dari rekan2...

Kondisi motor :
1. Motor berjalan continuos heavy duty, tidak start/stop pembebanan hanya pada unloade valve
di kompressor saja.
2. Motor kita lengkapi dengan space heater yg berfungsi dengan baik
3. Kondisi power supply relatif stabil ditempat kt.
4. I start kurang lebih 6 kali I nominal, tapi biasanya yg terjadi cuma 3 x
5. Proteksi system berjalan, VCB trip, ground fault relay bekerja, bahkan fuse kita sampai
putus..yg jadi masalah terjadi kenaikan temperatur yg begitu cepat sehingga,saat high
temperature alarm bekerja,saat yg sama trip karena high ampere.(alarm kita set 115 oC)
6.Saya kurang dapat data terhadap vibrasi,tp sepertinya kalopun ada tidak signifikan,kita terus
memonitor masalah vibrasi ini secara berkala dan relatif baik.

Saya juga mencurigai kondisi core stator yg kurang bagus. Indikasi yg ada -seperti pa kusuma
bilang - kebanyakan terbakarnya isolasi pada bottom dari core stator. Setelah terbakar kita juga
melakukan pengetesan ada beberapa coil yg ikut short kira2 5 -6 coil, mungkin efek yg timbul
akibat dari hot spot pada stator. Jadi tempat terjadinya titik bakar pada lokasi tertentu saja.
Akibat berulangnya kejadian ini kita putuskan untuk merewinding total. Setelah selesai
rewinding kita lakukan :
1. Insulation resistance dari coil sesudah di rewinding hasilnya sangat bagus.
2. PI test kita sudah lakukan juga hasilnya bagus.
3. Kita lakukan surge test dan high pot dan hasilnya juga bagus.

Terimkasih rekomedasi dan inputan Pak Kusuma dan Pa Thendy jadi masukan yg berharga buat
saya. Kita akan melakukan core test ulang secara menyeluruh.
Sedikit pertanyaan,bagaimana ya core test procedure yg benar dan tepat, apa hanya dari
indikasi hot spot, karena sebelummnya kt sudah melakukan core test dan hasilnya bagus. Apa kt
harus mengukur fluks yg timbul saat core test ?Berapa tesla requiremntnya?
Atau ada requirement khusus untuk motor induksi 16 pole, 850 kW?

Anda mungkin juga menyukai