Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS DARI SEGI HUKUM, AGAMA DAN MATEMATIS

TENTANG
BISNIS “MONEY GAME” BERKEDOK M.L.M (MULTI LEVEL MARKETING)

I. Pendahuluan.
Akhir-akhir ini dunia “bisnis” Indonesia kembali dihebohkan oleh kehadiran sebuah
peluang bisnis bertaraf Internasional yang didirikan di India, yang “menjual” voucher
hotel dengan cara penjualan langsung (direct selling). Bisnis ini menjanjikan kekayaan
yang melimpah dalam waktu singkat bagi para anggotanya yang saat mendaftar harus
mengeluarkan uang sejumlah US$250 dengan janji keuntungan sebesar US$10,000,-
secara periodik bila bisa “membangun” jaringan berdasarkan sistem yang ada.

Ketika pertama kali saya mengetahui bisnis ini, sudah terlintas dalam pikiran saya
bahwa ini adalah “money game” berkedok MLM dengan skema Piramida yang telah
dinyatakan “Illegal” di banyak Negara seperti Malaysia, Italia, Australia, Amerika,
Hungaria, China dan bahkan Federal Bureau of Investigation (FBI) pun juga telah
menyatakan bahwa “Pyramid Scheme” tersebut adalah Illegal.

Setelah saya kumpulkan informasi-informasi melalui internet, saya temukan fakta


bahwa “pentolan” dari bisnis ini adalah orang yang sama dengan bisnis-bisnis serupa
yang sudah hilang pamornya dan telah menelantarkan para anggotanya yang berada
di level bawah sementara sang “pentolan” itu tentunya telah mengeruk kekayaan
milyaran rupiah. “Modus operandi” dalam meyakinkan calon anggotanya pun juga
sama yaitu dengan merekrut pejabat atau istri/keluarga pejabat untuk bergabung
dalam bisnis tersebut yang tentunya bertujuan untuk melegitimasi bahwa bisnis
tersebut adalah LEGAL.

Korban money game atau skema piramid terus berjatuhan sampai sekarang. Dulu,
sewaktu bisnis MLM sedang tumbuh mekar, money game dan skema piramid juga
ikut marak. Korban berjatuhan di mana-mana, tidak saja di Indonesia, tapi juga di
seluruh dunia, tak terkecuali di negara-negara maju sekalipun. Sekarang, ketika
banyak program investasi dan bisnis baru bermunculan, ternyata money game dan
skema piramid tetap saja ikutan marak.
2

Maka, bisa diduga bahwa money game dan skema piramid aslinya bisa mendompleng
bisnis apa saja. Bukan hanya bisnis MLM, tapi modus operandinya bisa diaplikasikan
di semua program bisnis. Asal prinsip gali lubang tutup lubang terpenuhi, dan asal
prinsip mencari penghasilan utama dari merekrut dijalankan, maka berlakulah yang
namanya money game atau skema piramid.

Ironisnya, kasus-kasus money game dan piramid yang merupakan suatu bentuk
bisnis penipuan ini sudah merasuk ke segala lapisan masyarakat. Mulai dari
masyarakat yang berpendidikan terbawah sampai yang tertinggi, di daerah pedesaan
hingga perkotaan. Bisnis ini juga bisa menghinggapi kalangan politisi, partai politik,
aparat penegak hukum, birokrasi, pemerintahan daerah, pelajar dan mahasiswa,
kalangan perguruan tinggi, sampai kalangan rohaniawan. Tak satu pun yang luput
dari incaran money game dan skema piramid.

Di sisi lain, kita tidak memiliki payung hukum berupa Undang-Undang Anti Money
game dan Skema Piramid. Rancangan Undang-Undang yang diusulkan oleh APLI
kepada pemerintah tidak terdengar lagi nasibnya. Lebih susah lagi, media massa
sebagai mitra masyarakat dalam memberikan informasi yang benar dan akurat, belum
juga menunjukkan “giginya”. Yang sering kita temui adalah kesalahan pemberitaan
media massa, yaitu menyamakan money game dan skema piramid dengan bisnis
MLM yang murni dan legal.

II. Mengenal Pyramid Scheme/Skema Piramida.


Berikut ini adalah definisi dari “Pyramida Scheme” oleh FBI:
“Pyramid schemes, also referred to as franchise fraud, or chain referral
schemes, are marketing and investment frauds in which an individual is offered
a distributorship or franchise to market a particular product. The real profit is
earned, not by the sale of the product, but by the sale of new distributorships.
Emphasis on selling franchises rather than the product eventually leads to a
point where the supply of potential investors is exhausted and the pyramid
collapses. At the heart of each pyramid scheme there is typically a
representation that new participants can recoup their original investments by
inducing two or more prospects to make the same investment. Promoters fail to
tell prospective participants that this is mathematically impossible for everyone
to do, since some participants drop out, while others recoup their original
investments and then drop out”.
3

Jadi, ciri khas utama dari Skema Piramida ini adalah tidak mengutamakan penjualan
produk untuk meraih income, namun lebih mengutamakan perekrutan anggota baru
dimana anggota lama disubsidi oleh anggota baru hingga akhirnya sampai ke level
paling bawah dimana anggotanya akan mengalami kesulitan dan akhirnya system ini
menjadi collapse/berhenti. Pyramid Scheme adalah system bisnis yang tidak “fair”
yang menjanjikan “income” yang melimpah bagi para anggotanya hanya dengan
mencari anggota baru tanpa menjual sebuah produk nyata kepada public kalaupun
ada produk yang dijual itu hanya merupakan kedok/kamuflase untuk menyamarkan
Skema Priramida tersebut (dikutip dari Wikipedia).

Pyramid Scheme ini sudah ada sejak 1 abad yang lalu dan telah banyak berubah
“modus operandi”-nya namun tetap dengan skema yang sama. Dalam skema
piramida ini hanya pendiri/founder bisnis yang bersangkutan (atau biasa disebut
sebagai “pharaoh/fir’aun”) dan orang-orang pada level atas yang bisa menikmati
“kekayaan” melimpah, sedangkan para pengikut atau “follower” pada level paling
bawah yang nantinya pasti akan mengalami kesulitan dalam merekrut anggota baru
akan mengalami kerugian atau defisit.

Apabila sang Fir’aun ini merasa bahwa Bisnis A misalnya sudah sampai kepada titik
terbawah dimana para anggota level terbawah makin kesulitan dalam mencari
anggota baru, maka dengan santainya si Fir’aun ini me-restart atau memulai usaha
barunya dalam mengeruk uang para pecandu MLM dengan membangun usaha baru
melalui Perusahaan B, C dan seterusnya dengan system yang sama, Skema
Piramida dan tentunya dengan pengikut orang-orang lama pula yang sudah “terjerat”
oleh “lingkaran setan” sejak bergabung pada Perusahaan A.

Untuk menyamarkan “modus operandi” skema piramida ini, biasanya disertai dengan
adanya produk yang dijual yang harganya jauh di atas harga pasaran untuk produk
serupa dengan merk berbeda (terkadang produk yang beredar bebas di pasaran yang
lebih murah harganya malahan lebih baik mutunya dibandingkan dengan yang dijual
melalui MLM tersebut) dan bahkan terkadang para “upline” mengajak para “downline”-
nya untuk tidak mengutamakan jualan produk atau mengesampingkan fungsi/manfaat
produk yang didapat oleh anggota baru setelah membayar biaya yang “tidak sedikit”,
4

namun yang lebih utama adalah mencari anggota/downline baru, karena “income”
yang akan diperoleh diambil dari uang pendaftaran anggota baru.

Salah satu perusahaan yang terkena sanksi karena telah menjual produk yang jauh
lebih tinggi dari harga di pasaran adalah GOLDQUEST India yang menjual koin emas
dengan harga jauh lebih mahal dari harga saat mereka meng-impor-nya.

III. Memidanakan/Mengkriminalisasikan Bisnis MLM Skema Piramida.


Faktanya di Indonesia memang bisnis Money game berkedok MLM dengan skema
piramida ini belum secara tegas dan khusus dilarang dengan sebuah Undang-
Undang. Namun di luar negeri sudah sejak awal tahun 2000-an dilarang di banyak
negara seperti Italia, Amerika Serikat, Hungaria, Inggris, Australia, belgia, China juga
di negara tetangga Malaysia. Definisi dari Skema Piramida di tiap-tiap negara pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan oleh FBI tersebut di atas.

Salah satu contoh peraturan yang jelas-jelas melarang Skema Piramida ini adalah
seperti yang diatur dalam RCW (Revised Code of Washington), Amerika Serikat yang
antara lain mengatur bahwa:
19.275.010
Findings.

The legislature finds that pyramid schemes, chain letters, and related illegal
schemes are enterprises:
(1) That finance returns to participants through sums taken from newly attracted
participants;
(2) In which new participants are promised large returns for their investment or
contribution; and

(3) That involve unfair and deceptive sales tactics, including:


Misrepresentations of sustainability, profitability and legality of the scheme, and
false statements that the scheme is legal or approved by governmental
agencies.

[2006 c 65 § 1.]

19.275.020
Definitions.

The definitions in this section apply throughout this chapter unless the context
clearly requires otherwise.
5

(4) "Pyramid schemes" means any plan or operation in which a person gives
consideration for the right or opportunity to receive compensation that is
derived primarily from the recruitment of other persons as participants in the
plan or operation, rather than from the bona fide sale of goods, services, or
intangible property to a person or by persons to others.

19.275.030
Pyramid scheme — Prohibition.

(1) No person may establish, promote, operate, or participate in any pyramid


scheme.

(2) A limitation as to the number of persons who may participate, or the


presence of additional conditions affecting eligibility for the opportunity to
receive compensation under the scheme, does not change the identity of the
scheme as a pyramid scheme.

(3) It is not a defense under chapter 65, Laws of 2006 that a person, on giving
consideration, obtains goods, services, or intangible property in addition to the
right to receive compensation, nor is it a defense to designate the consideration
a gift, donation offering, or other word of similar meaning.

[2006 c 65 § 3.]

Fakta menunjukkan bahwa telah banyak pelaku bisnis ber-skema Piramid ini yang
berhadapan dengan hukum di beberapa Negara seperti yang dialami oleh:
HERBALIFE, GOLDQUEST, QUEST.NET dan terbaru adalah TVI EXPRESS yang di
Indonesia didirikan oleh orang-orang yang “membidani” GOLDQUEST dan
QUEST.NET dimana saat kedua perusahaan tersebut mengalami stagnant karena
makin susah mencari anggota baru, maka mereka kemudian mendirikan TVI
EXPRESS yang meski nampak berbeda nanum sistemnya tetap sama yaitu
PYRAMID SCHEME. Sanksi hukum yang diberikan pun bervariasi, ada yang dicabut
izinnya, ada yang dilarang mengedarkan bisnisnya di negara tertentu, bahkan ada
yang dipenjara, semua tergantung dari hukum tiap negara masing-masing.

Kembali berbicara tentang Bisnis Skema Piramida di Indonesia, mengingat saat ini
belum ada Undang-Undang Anti Piramida, apakah berarti para pelaku bisnis dengan
Skema Piramida ini dapat bebas dari jeratan hukum dan bebas merajalela
menyebarkan jaringan bisnisnya dan makin merugikan rakyat yang telah terjerumus
ke dalamnya?
6

Tentu tidak, meski belum ada peraturan yang secara khusus mengatur tentang
pelarangan Skema piramida ini, namu para pelakunya bisa dijerat dengan Pasal-
Pasal umum KHUP menyangkut Penipuan dan Penggelapan, karena banyak hal-hal
yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan saat awal perekrutan seperti misalnya yang
dialami oleh banyak anggota TVI Express yang mengalami kesulitan dalam
menggunakan Voucher menginap di Hotel. Voucher yang katanya bisa digunakan
untuk menginap di Hotel Bintang 3-5 selama 7 hari enam malam tersebut ternyata
pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Voucher hanya berlaku
untuk Hotel dengan harga kamar maksimal Rp. 400.000,- per hari yang berarti adalah
hotel kelas melati atau bintang 3 yang berada di Kota kecil. Belum lagi ternyata
pemegang voucher masih dibebani dengan membayar pajak sebesar Rp. 1.500.000,-.
Bila ada calon downline yang mempertanyakan tentang hal ini pasti akan dijawab oleh
uplinenya supaya mengesampingkan penggunaan voucher hotel ini dan lebih fokus
kepada bagaimana mencapai bonus US$10,000. Dari awal pun sudah bisa “dicurigai”
bahwa bisnis TVI Express ini adalah bisnis MONEY game dimana penghasilan bagi
upline diambil dari uang pendaftaran downline anggota baru yang berada di bawah
jaringannya.
Bagi yang katanya sudah meraih bonus senilai US$10,000 pun tidaklah gampang
dalam mencairkan uangnya, karena bonus diberikan dalam bentuk e-wallet, bukan
Paypal misalnya yang lazim digunakan dalam transfer uang Internasional dimana
pemilik paypal bisa dengan mudah mencairkan uangnya ke rekening bank pribadi
tanpa biaya. Pencairan uang dari e-wallet tidaklah mudah dan bahkan ada yang
menawarkan jasa untuk mencairkannya namun untuk tiap 1 dollar hanya dihargai Rp.
5.000,- padahal kurs dollar saat ini adalah sekitar Rp. 9.000,- untuk 1 dollar.

TRIBUNNEWSBATAM, pernah memberitakan keluhan seorang Anggota TVI Express


yang merasa ditipu. Hal ini menimpa Agus (39) warga Jalan Tugu Pahlawan yang
merasa tertipu dengan bisnis MLM TVI Expres. Agus dijanjikan dapat menginap gratis
disejumlah hotel baik dalam negeri maupun luar negeri.

Namun, janji tersebut tidak didapatkannya seperti hal yang dijanjikan oleh TVI Expres.
Agus merasa khawatir karena sudah banyak merekrut anggota.
7

Menurut Agus melalui kuasa hukumnya Iwan Kurniawan. S.H., dirinya mendapat
tawaran tersebut dari seorang temannya DN. DN mengatakan dengan membayar Rp
2,6 juta dirinya dapat menginap gratis dibeberapa hotel di dalam negeri dan luar
negeri, dan dijanjikan bonus Rp 5 juta jika dapat merekrut lima anggota.

Karena akan mendapat bonus besar, Agus mencoba mencari anggota lainya
sehingga ia sudah dapat merekrut lima anggota. Namun dua bulan menjadi anggota
Agus mencoba fasilitas yang dijanjikan tersebut, dan menginap di Hotel Garden Butik
di Jakarta.

Apa yang terjadi ? ternyata Agus harus dibebankan membayar tagihan sebesar 46
persen dari jumlah tagihan. Selain itu Agus mencoba ke luar negeri, namun tidak ada
hotel yang ada di daftar yang memberikan penginapan gratis.

“Di Malaysia dan Singapura tidak ada hotel yang terdaftar di MLM itu yang gratis,”
kata Iwan.

Lantaran takut dituntut oleh anggota yang sudah direkrut, Agus akan mengajukan
Somasi terhadap DN, karena ia merasa ditipu oleh MLM tersebut. Sementara itu Iwan
menghimbau kepada masyarakat yang sudah tergabung dengan MLM TVI Expres
untuk bergabung bersamanya mengajukan somasi kepada MLM tersebut.

Saya sendiri pernah mencoba mencari info tentang TVI Express ini baik melalu brosur
maupun melalui website resmi TVI Express, dan saya temukan bahwa untuk
bergabung dengan bisnis ini biaya yang harus dibayar adalah sebesar US$250 atau
Rp. 2.250.000, (kurs Rp. 9.000). Bila setiap anggota baru dikenakan biaya Rp.
2.600.000,- seperti cerita Sdr. Agus di atas lalu ke manakah larinya sisa uang sebesar
Rp. 350.000,-? Bayangkan, apabila memang semua anggota harus membayar Rp.
2.600.000,- dan kelebihan sebesar Rp. 350.000,- tersebut masuk ke “kas” TVI
Express Indonesia, berapakan uang HARAM yang mereka raup dari misalnya
1.000.000 (satu juta) orang anggota saja? Jumlahnya sangat fantastis:
Rp. 350.000.000.000,- (tiga ratus milyar rupiah).

Pelaku bisnis Money Game berkedok MLM dengan Skema Piramida ini juga bisa
dijerat dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
8

Pasal 8 Undang-Undang ini antara lain mengatur bahwa Pelaku usaha DILARANG
meproduksi atau memperdagangkan barang/jasa yang tidak sesuai dengan janji yang
dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang/jasa
tersebut. Ancaman Pidana yang bisa dikenakan adalah Penjara paling lama 5 tahun
atau denda maksimal Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).
Pemerintah RI mewajibkan perusahaan yang memakai sistem Multi level Marketing
(Penjualan Berjenjang) untuk mengurus Ijin Usaha Penjualan Berjenjang (IUPB) yang
diterbitkan oleh Departemen Perdagangan. Jadi tidak cukup dengan Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) saja. IUPB ini diatur dalam Keputusan Menperindag No.
73/MPP/Kep/3/2000 tentang Ketentuan Kegiatan usaha Penjualan Berjenjang. Definisi
Penjualan Berjenjang menurut Keputusan Menperindag ini adalah suatu cara atau
metode penjualan secara berjenjang kepada konsumen melalui jaringan
pemasaran yang dikembangkan oleh perorangan atau badan usaha yang
memperkenalkan barang dan/atau jasa tertentu kepada sejumlah perorangan
atau badan usaha lainnya secara berturut-turut yang bekerja berdasarkan
komisi atau iuran keanggotaan yang wajar.

Pasal 9 mengatur bahwa dalam melakukan kegiatan usaha Penjualan Berjenjang,


Perusahaan Penjualan Berjenjang dilarang:

1. Menjual barang dan/atau jasa secara tidak benar atau berbeda atau
bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Menarik dan/atau mendapatkan keuntungan melalui uang pendaftaran
keanggotaan dalam jumlah yang besar, tidak rasional dan lebih dari 1 (satu)
kali;
3. Mengharuskan Penjual untuk membeli barang dan/atau jasa guna dipasarkan
atau pemakaian sendiri dalam jumlah besar melebihi kemampuan Penjual;
4. Melakukan perdagangan yang dikaitkan dengan penghimpunan dana
masyarakat, pemberian imbalan atau kompensasi yang tidak wajar; dan
5. Melakukan kegiatan usaha perdagangan di luar izin yang diberikan.

Keputusan Menperindag ini sayangnya hanya mengatur dari segi administratif saja,
tidak menyentuh sanksi pidana karena sanksi yang diberikan hanyalah sebatas
pencabutan IUPB saja bagi perusahaan yang telah mempunyai IUPB dan melakukan
pelanggaran sebagaimana tersebut di atas. Yang menjadi pertanyaan adalah
bagaimana dengan perusahaan yang beroperasi dengan sistem penjualan berjanjang
namun tidak memiliki IUPB? Tentunya perusahaan yang sedemikian rupa ini adalah
9

perusahaan illegal atau liar karena tidak memiliki ijin beroperasi sebagaimana
disyaratkan oleh Kepmenperindag tentang IUPB.

Salah satu perusahaan penjualan berjenjang yang jelas-jelas melanggar karena tidak
memiliki IUPB adalah PT. TVI Express yang hanya memiliki Ijin berupa SIUP No.
04080/1.824.271 yang diterbitkan oleh Pemprov DKI Jakarta dimana di dalam SIUP
tersebut sangat jelas disebutkan bahwa SIUP tidak berlaku untuk kegiatan usaha
penjualan langsung, berarti PT. TVI Express ini telah melakukan pelanggaran karena
melakukan usaha tidak sesuai dengan SIUP dan tidak memiliki IUPB sebagai sebuah
perusahaan dengan sistem penjualan langsung dan berjenjang.

IV. Hukum Menjalankan MLM Skema Piramida dalam Agama Islam.


Dari sudut pandang Agama Islam, IFANCA (Islamic Food & Nutrition Council of
America) telah mengeluarkan edaran tentang produk MLM halal yang tidak
dibenarkan oleh agama, yaitu:
- MLM yang marketing plan-nya berskema piramida yaitu bila para distributor yang
lebih dahulu masuk selalu diuntungkan sehingga merugikan downline di
bawahnya, maka hukumnya adalah HARAM.
- Apabila perusahaan MLM tersebut lebih menekankan aspek target mencari
anggota baru atau penghimpunan dana dan menganggap bahwa produk tidak
penting atau hanya sebagai kedok/kamuflase, apalagi uang pendaftarannya cukup
besar nilainya, maka patut dicurigai sebagai “money game” yang menyerupai judi.
- Patut diwaspadai pula bila perusahaan MLM tersebut menjanjikan kaya mendadak
tanpa bekerja keras.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta pun pernah mengeluarkan fatwa yang
antara lain berbunyi bahwa jika anggota yang mendaftar dengan membayar uang
tertentu, tapi tidak ada keharusan untuk membeli/menjual produk perusahaan, dia
hanya berkewajiban mencari anggota baru dan membayar biaya pendaftaran
keanggotaan seperti yang dia lakukan, semakin banyak anggota yang diperoleh maka
semakin banyak bonusnya. Ini merupakan salah satu bentuk transaksi berbasis RIBA
yang HARAM hukumnya karena telah menaruh uang di perusahaan tersebut
kemudian mendapatkan hasil yang lebih banyak layaknya sebuah “money game”
penggandaan uang.
10

Salah satu Negara yang telah menyatakan bahwa MLM adalah HARAM yaitu SAUDI
ARABIA dengan Fatwa Lajnah Daimah Saudi No. 22935.

Saat ini di Indonesia hanya 4 perusahaan MLM yang telah mendapat sertifikat
syariah/halal dari MUI yaitu: Ahad.net, DBS, UFO dan K-Link.

V. Hitungan Matematis Yang Membuktikan Bahwa Bisnis Skema Piramida TIDAK


AKAN BERTAHAN LAMA.

Di bawah ini adalah contoh jumlah anggota yang dibutuhkan oleh sistem piramida
untuk mencapai level tertentu.

• Tingkat 1: 1 orang
• Tingkat 2: 5 orang
• Tingkat 3: 21 orang
• Tingkat 4: 85 orang
• Tingkat 5: 341 orang
• Tingkat 6: 1.365 orang
• Tingkat 7: 5.461 orang
• Tingkat 8: 21.845 orang
• Tingkat 9: 87.381 orang
• Tingkat 10: 349.525 orang
• Tingkat 11: 1.398.101 orang
• Tingkat 12: 5.592.405 orang
• Tingkat 13: 22.369.621 orang
• Tingkat 14: 89.478.485 orang
• Tingkat 15: 357.913.941 orang
• Tingkat 16: 1.431.655.765 orang
• Tingkat 17: 5.726.623.061 orang
• Tingkat 18: 22.906.492.245 orang
• Tingkat 19: 91.625.968.981 orang
• Tingkat 20: 366.503.875.925 orang

Sebagai perbandingan:
• Jumlah populasi dunia adalah 6.426.166.974. Pada tingkat ke-17 akan
membutuhkan hampir seluruh penduduk bumi.
• Jumlah populasi Indonesia adalah 238.453.000. Pada tingkat ke-14 akan
membutuhkan 37% penduduk Indonesia, sedangkan pada tingkat ke-15 akan
membutuhkan 1.5 kali penduduk Indonesia
11

Kesimpulannya, sistem ini hanyalah sebuah money game untuk mengalirkan dana
dari masyarakat ke sebagian kecil masyarakat tanpa adanya nilai tambah. Memang
skema piramida jenis ini akan kolaps lebih lama, makin sedikit jumlah downline yang
diatur dalam skema (minimal 2 downline), makin lama bertahannya skema ini hingga
suatu saat pasti sampai pada kondisi dimana jaringan tidak dapat berkembang lagi
sehingga anggota-anggota di level bawah yang jumlahnya sangat banyak yang
menjadi korban karena tidak bisa mendapatkan anggota baru dan berarti tidak akan
mendapatkan “income” sesuai yang dijanjikan oleh perusahaan.

Bisa dipastikan bahwa suatu saat skema seperti ini akan kolaps juga. Dan sama saja
seperti piramida lainnya, hanya sebagian kecil anggota yang akan mendapatkan
keuntungan. Apalagi ditambah dengan adanya fakta bahwa saat ini telah ada ribuan
“perusahaan” bisnis money game, jadi makin membuktikan bahwa hanya sang Fira’un
saja dan orang-orang terdekat di bawahnya yang akan mengeruk keuntungan besar.

VI. Kesimpulan dan Saran.


Faktanya di Indonesia ini ada ratusan dan bahkan mungkin ribuan bisnis serupa
money game berkedok MLM yang beroperasi dengan “modus operandi” yang sama,
namun patut disayangkan karena sampai saat ini belum ada tindakan tegas dari
pemerintah untuk melarang kegiatan bisnis “Pyramid Scheme” yang telah dilarang di
banyak Negara, bahkan lebih ironis lagi masih ada saja pejabat dan/atau istri pejabat
yang “terlibat” dalam bisnis yang tidak fair dan hanya menguntungkan “pentolan” atau
“fir’aun”-nya ini. Sanksi hukum yang bisa diterapkan hanyalah sebatas sanksi pidana
umum dalam KUHP seperti pasal-pasal penipuan dan/atau penggelapan dan Undang-
Undang Perlindungan Konsumen.

Sudah menjadi ciri khas bahwa dalam proses perekrutan sistem bisnis tersebut pasti
disertai dengan kalimat-kalimat motivasi untuk selalu berpikir positif dan jangan
mendengarkan pendapat negative tentang bisnis tersebut. Ini merupakan tanda-tanda
nyata bahwa para “upline” tersebut telah ter-“brainwashed” atau telah ter-cuci otaknya
dalam lingkaran setan money game berkedok MLM.
12

Berikut ini adalah bagaimana kiat-kiat untuk menghindari money game dengan skema
piramida berdasarkan kasus-kasus nyata yang telah terjadi:

Pertama, bersikap kritis dan waspada terhadap semua tawaran bisnis atau investasi
yang menjanjikan keuntungan - keuntungan tidak masuk akal. Salah satu daya pikat
money game dan skema piramid adalah soal janji-janji mendapatkan untung besar
dalam waktu singkat, serta dengan usaha yang amat sangat minimal. Apabila dalam
persentuhan pertama dengan sebuah program bisnis kita mendapatkan tanda-tanda
semacam itu, segera saja ambil jarak, atau lupakan sama sekali. Kasus-kasus
sebelumnya berulang kali membuktikan, bahwa janji-janji untung besar semacam itu
sudah merupakan indikasi bahwa kebangkrutanlah yang akan didapat. jangankan
janji-janji keuntungan yang tidak masuk akal. Bahkan, janji-janji keuntungan yang
“tampaknya” masuk akal sekalipun juga harus kita waspadai. Para operator money
game dan skema piramid juga tambah pintar saja. Ketika trik memancing korban
dengan janji untung besar sudah dikenali, pastilah mereka berusaha membungkus
janji-janji sejenis sedemikian rupa supaya tampak masuk akal. Akan tetapi, bila prinsip
bekerjanya tetap sama-modus klasik money game atau skema piramid-hasil akhirnya
juga akan sama. Alih – alih ingin bangkit dari jurang kemiskinan atau masalah
ekonomi, tapi malah makin dalam terjerumus dalam kesengsaraan akibat
“terbuangnya” uang demi meraih impian meraup kekayaan dalam waktu singkat. Jadi,
waspada dan tidak mudah percaya adalah senjata utama kita.

Kedua, tidak menjalankan bisnis atau investasi baru yang tidak kita kenal sama
sekali. Ingat, banyak money game dan skema piramid yang dibungkus dengan
beragam kedok program bisnis atau investasi. Belakangan, program-program sejenis
ini mengambil media internet sebagai wahana baru dalam menggaet korban. Maklum,
di setiap waktu, banyak pengguna internat yang baru mengenal dunia maya ini serta
masih awam dengan berbagai penawaran peluang bisnis. Situasi ini memudahkan
para operator money game dan skema piramid untuk menjebak para korbannya.
Masih banya peluang usaha yang lebih “sehat” meskipun memiliki sistem
konvensional (sebutan yang diberikan oleh pecandu MLM), namun menghasilkan
13

keuntungan yang jelas, tidak merugikan orang banyak, dan halal menurut agama
Islam.

Ketiga, kalau kita tidak yakin dan tidak tahu sepenuhnya, jangan sekali-kali
menerjunkan diri dalam program-program bisnis semacam itu. Lain soal jika kita
sudah paham betul, mengetahui cara beroperasinya, berikut tahu risiko-risiko yang
harus ditanggung. Ketiga, tidak ada salahnya membaca ulang atau mempelajari
kasus-kasus penipuan money game dan skema piramid yang sudah pernah
terbongkar. Dengan mempelajari kasus-kasus tersebut, kita akan semakin kenal
dengan modus operandinya. Dan, apabila kita sudah mengetahui cara bekerjanya,
jangan lupa untuk mengingatkan orang-orang di sekeliling kita yang belum
mengetahuinya. Sebab, mungkin saja nantinya mereka akan dihampiri oleh
penawaran-penawaran bisnis atau investasi jenis ini. Jika kita ikut aktif menyebarkan
informasi yang benar mengenai bahaya money game dan skema piramid, maka
sebenarnya kita punya andil dalam menyelematkan masyarakat.

Keempat, memanfaatkan saluran-saluran informasi yang bisa kita akses untuk terus
menggemakan kewaspadaan akan bahaya money game dan skema piramid. Baik itu
majalah atau buletin internal, newsletter, mailing list, website pribadi, blog, brosur, dll,
semuanya bisa kita gunakan untuk menyerukan kewaspadaan kepadamasyarakat
luas. Berbekal informasi dan ulasan-ulasan yang terpercaya mengenai money game
dan skema piramid, kita bisa menyebarkannya ke masyarakat luas.

Kelima, benar-benar menjauhkan diri dari money game dan skema piramid. Tidak
dimungkiri, sebagian korban money game dan skema piramid adalah orang-orang
yang aslinya kenal betul akan motif penipuan bisnis ini. Namun, entah karena sedang
lengah atau melengahkandiri, mau coba-coba atau malah tergiur untuk
menanggukuntung secara instan, akhirnya mereka terlibat aktif. Kalau sudah tercebur
di money game atau skema piramid, orang pasti harus mencari korban orang lain
sebagai tumbalnya. Kalau tidak, dialah yang akan jadi korban. Orang-orang semacam
ini adalah orang-orang yang sudah ter-cuci otak-nya oleh MLM berbasis money game
14

yang ingin meraih kekayaan dalam waktu singkat tanpa perlu bersusah paya bekerja,
padahal kenyataannya malah merugikan diri sendiri dan orang lain.

Makanya, situasi ini bisa menjadi “lingkaran setan korban” yang tak berkesudahan.
Jadi, supaya tidak jadi korban dan memperkecil jumlah korban, jangan pernah
mencoba mengikuti bisnis ini.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi korban-korban
bisnis dengan system piramida ini supaya tidak “terjerumus” lebih dalam dan
mengalami kerugian yang lebih besar hanya karena demi meraih harta kekayaan
dengan cara yang katanya mudah tanpa perlu bekerja keras. Saya juga berharap
semoga pemerintah cq. Departemen Peindustrian & Perdagangan segera mengambil
tindakan tegas untuk melarang dan menutup semua bisnis “money game” berkedok
MLM yang memakai Skema Piramida yang banyak berdiri di Indonesia supaya jumlah
masyarakat yang menjadi korban yang sebagian besar berasal dari golongan
menengah ke bawah yang mengharapkan kekayaan melimpah dalam waktu singkat
tanpa bekerja keras tidak bertambah banyak. Saat ini ada ratusan bahkan ribuah
perusahaan MLM Money Game baik yang bertaraf internasional maupun lokal yang
beroperasi di Indonesia (dari yang “hanya” memasang biaya ratusan ribu sampai
jutaan rupiah) dan telah merambah ke pedesaan dan telah menyesatkan banyak
orang melalui janji-janjinya yang muluk-muluk, namun kenyataannya yang paling
diuntungan adalah sang Fir’aun serta orang-orang yang lebih dahulu bergabung di
bawah nya. Sedangkan anggota pada level terbawah PASTI akan mengalami
kesulitan dalam mencari anggota baru berdasarkan hitungan matematis di atas.
Langkah konkrit yang harus segera dilakukan oleh Pemerintah adalah membuat
sebuah Undang-Undang Anti Piramida yang pernah diusulkan oleh APLI (Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia), Pemerintah bisa melakukan studi banding dengan
banyak negara yang telah menerbitkan Peraturan Anti Piramida ini.
Mari kita semua bersama-sama mengkampayekan gerakan waspada akan
bahaya money game dan skema piramid!

Ditulis dan dirangkum dari berbagai sumber oleh:


HENDRO WIBOWO (Legal Practitioner)
E-mail: final.fortuner@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai