0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan10 halaman
Makalah ini membahas skema investasi bodong yaitu skema piramida dan skema Ponzi. Skema piramida merekrut anggota dengan janji komisi bila mereka merekrut orang lain, tetapi tidak berkelanjutan karena pendapatan kurang untuk membayar semua peserta. Skema Ponzi membayar investor awal dari dana investor baru bukan keuntungan bisnis nyata, sehingga membutuhkan aliran dana terus bertambah. Contohnya adalah bisnis MLM
Makalah ini membahas skema investasi bodong yaitu skema piramida dan skema Ponzi. Skema piramida merekrut anggota dengan janji komisi bila mereka merekrut orang lain, tetapi tidak berkelanjutan karena pendapatan kurang untuk membayar semua peserta. Skema Ponzi membayar investor awal dari dana investor baru bukan keuntungan bisnis nyata, sehingga membutuhkan aliran dana terus bertambah. Contohnya adalah bisnis MLM
Makalah ini membahas skema investasi bodong yaitu skema piramida dan skema Ponzi. Skema piramida merekrut anggota dengan janji komisi bila mereka merekrut orang lain, tetapi tidak berkelanjutan karena pendapatan kurang untuk membayar semua peserta. Skema Ponzi membayar investor awal dari dana investor baru bukan keuntungan bisnis nyata, sehingga membutuhkan aliran dana terus bertambah. Contohnya adalah bisnis MLM
Skema Piramida adalah sebuah model bisnis yang merekrut anggotanya dengan menjanjikan pembayaran atau jasa apabila mereka berhasil merekrut orang lain untuk bergabung dengan skema ini. Seiring bertambahnya jumlah orang yang direkrut, perekrutan tidak lagi dapat dilakukan dan sebagian besar anggotanya tidak dapat memperoleh keuntungan; maka dari itu, skema piramida tidak dapat dilanjutkan terus menerus dan dianggap illegal di beberapa negara. 1.1.1 Cara Kerja Skema Piramida Dan Contoh Institusi Bisnis bermodus skema piramida dikenal pula dengan istilah money game atau penggandaan uang. Konsep bisnis ini menggunakan skema piramida (pyramid scheme) yang biasanya diidentikkan dengan investasi, MLM, maupun bisnis jaringan dengan metode pengumpulan dana masyarakat. Peserta dalam skema ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bentuk piramida. Skema piramida adalah sistem investasi palsu yang membayarkan komisi kepada peserta lama dari dana peserta baru yang direkrutnya, bukan dari laba yang rill. Skema ini ditakdirkan untuk runtuh karena jika ada pendapatan akan kurang untuk membayar keuntungan para pesertanya. Keilegalan skema ini terletak pada timbulnya kerugian peserta di level terbawah atas hilangnya jumlah uang yang di investasikan ke dalam bisnis tersebut. Berdasarkan skema ini, sebuah organisasi memungut bayaran dari orang-orang yang ingin bergabung, dan sebagai gantinya organisasi ini menjanjikan komisi apabila anggota- anggota baru dapat merekrut anggota lain. Direktur organisasi ini (yang berada di puncak piramida) juga memperoleh sebagian dari pembayaran tersebut. Skema ini sangat menguntungkan bagi sang direktur, karena anggota-anggota organisasi terus terdorong untuk merekrut dan memasok uang ke puncak piramida. Namun, organisasi-organisasi tersebut jarang menjual produk atau menawarkan jasa yang berharga. Tanpa hal tersebut, keuntungan hanya diperoleh dengan merekrut anggota baru. Skema ini hanya akan menghasilkan uang untuk semua anggota apabila jumlah manusia di Bumi tidak terbatas. Begitu anggota baru tidak dapat lagi direkrut, organisasi ini akan jatuh. Cara kerja "piramida" disini sendiri menggambarkan pertumbuhan jumlah anggota secara eksponensial, karena setiap tingkatan piramida di bawah selalu lebih besar daripada yang diatas. Institusi yang melaksanakannya ialah Bisnis MLM WONDERMIND adalah sistem penjualan tiket pesawat dan hotel dengan sistem pemasaran MLM. Orang yang mau ikutan jualan tiket harus jadi anggota dulu, sama dengan MLM pada umumnya. Tapi sayangnya, pada MLM Wondermind, orang mendapatkan uang dari pendaftaran orang yang direkrutnya. Itu sudah masuk dalam definisi skema piramida pada UU Perdangangan. 1.1.2 Karakteristik 1) Pungutan biaya pendaftaran anggota yang relatif besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan konpensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut atau mensponsori anggota baru. Akibatnya para anggota perusahaan dengan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggungjawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Bahkan ada juga perusahaan dengan dalih menggunakan sistem komputerisasi hebat dan modern, tidak mensyaratkan perekrutan dan penjualan. Orang-orang yang berminat hanya perlu mendaftarkan diri dengan membayar sejumlah uang tanpa mendapatkan produk yang berarti dan kemudian menunggu untuk menjadi orang kaya baru. 2) Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga nampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk sebagai syarat menjadi anggota, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan sering kehabisan stok produk tertentu dan lalai untuk menyediakan dalam kurun waktu yang dijanjikan. 3) Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dan distributornya. 4) Tidak adanya pendidikan dan sistem pelatihan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan rasa tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. 5) Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang atau tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. 1.1.3 Analisis Karena masyarakat Indonesia tertarik dengan kata “iming-iming” yang akan didapat nanti dan tidak lagi bisa mikir rasional, dan juga ingin return yang cepat juga banyak sehingga kegiur duluan dengan hasil yang dijanjiin dan mengikuti investasi skema piramida terbut tanpa memikirkan resikonya. 1.2 Skema Ponzi Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini. Skema Ponzi biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain, dalam jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar biasa konsisten. Kelangsungan dari pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang terus meningkat dari uang yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan. 1.2.1 Cara Kerja Skema Ponzi Dan Contoh Institusi Skema ponzi ini dijalankan dengan mengajak orang lain berkongsi atau menjadi investor untuk suatu jenis usaha yang sebetulnya tidak pernah ada. Biasanya pelaku membuat surat-surat perizinan yang palsu, atau pura-pura membangun koperasi/badan usaha, atau menyewa kantor supaya terlihat bonafid demi memancing investor calon korban. Bisnis pepesan kosong versi modern. Tipuan ponzi ini mulai menggunakan teknologi seperti internet untuk menawarkan “bisnis” yang sebetulnya tidak pernah ada. Karena muncul secara online, para opportunis bisnis ini menyebutnya sebagai bisnis online (BO) walau jebakan ini sama sekali tidak layak disebut bisnis. Tampilan website dan presentasi para membernya demikian memikat, terkadang diadakan dalam pesta yang mewah. Mereka pun tak segan memancing lebih banyak korban dengan membagi-bagikan bonus dan hadiah kepada segelintir investor awal. Bisa ditebak, investor belakangan hanya menggigit jari. Skema ini pernah dipakai oleh perusahaan (yang mengaku) investasi emas, yaitu East Gold Mining Corporation (EMGC) dan Virgin Gold Mining Corporation (VGMC). Keduanya sama-sama menawarkan investasi emas dengan keuntungan (mereka menyebutnya dividen) sebesar 10-20% per bulan. VGMC dan EGMC sebenarnya bukanlah perusahaan. Mereka juga tidak punya tambang emas di banyak negara seperti digadang-gadang para manajernya. Mereka hanyalah sistem yang harus terus-menerus mencari anggota baru supaya bisa bertahan hidup semacam Multi Level Marketing (MLM). Dua entitas itu cukup pintar menarik anggota di Indonesia yang rata-rata masyarakatnya lugu dan buta keuangan. Apalagi dengan istilah-istilah kerena seperti Initial Public Offering (IPO), dividen, stock options, dan lain-lain yang membuat calon anggotanya terbuai. Anggota baru minimal bisa menyetor Rp 10 juta. Agar bonus dividennya makin besar, maka anggota pun diminta mencari anggota baru yang bisa menyetor dana segar. Persamaannya dengan MMM Indonesia adalah sama-sama tidak memiliki usaha yang riil. VMGC dan EGMC mengaku punya tambang emas, kalau MMM Indonesia dari awal sudah bilang bukan perusahaan dan tidak punya bisnis. Meski demikian, skema yang dipakai tetap ponzi. Karena tidak punya usaha yang nyata, maka EMGC dan VGMC tidak pernah punya laporan keuangan. Padahal perusahaan sekecil apapun pasti ada laporan keuangan tahunan atau minimal triwulanan. Meski tidak berizin dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah memasukan dua entitas ini sebagai sebuah investasi bodong, tetap saja banyak masyarakat Indonesia yang masuk jadi anggota. Orang-orang ini tergiur bergabung karena ada iming-iming keuntungan yang tinggi dan kisah keberhasilan mereka yang sudah sukses jadi anggota lebih dulu. Rayuan seperti ini kerap berhasil, terutama di negara dengan edukasi keuangan minim seperti di Indonesia. Begitu melihat ada orang sukses tanpa harus kerja keras, orang Indonesia biasanya langsung latah dan ikut-ikutan. Sekitar dua tahun berjalan, tidak ada masalah. Anggota baru masih ada, uang anggota lama berlipat ganda. Lalu pembayaran bonus anggota lama mulai macet. VGMC kala itu meminta anggota lama untuk upgrade keanggotaan dari Gold menjadi Platinum dan Silver. Hal ini dilakukan supaya ada lagi uang yang bisa diputarkan dari anggota lama, sehingga tidak diam saja menunggu anggota baru masuk. Namun cara ini tidak bertahan lama dan pembayaran bonus anggota kembali macet pada Mei 2013. Para anggota yang uangnya tidak kembali pun kebingungan harus lapor ke mana untuk meminta dananya kembali.Pasalnya, EGMC dan VGMC adalah perusahaan investasi bodong yang tidak dijamin pemerintah. Sampai saat ini dana para anggota perusahaan tipu-tipu tersebut banyak yang tidak kembali. 1.2.2 Karakteristik 1) Menawarkan Keuntungan Yang Besar Berapa persen keuntungan dianggap besar? Memang sulit membuat patokan. Koperasai Cipaganti memberi keuntungan sekirtar 2%, terbukti ponzi. CSI 5%, ponzi. Koperasi Pandawa 10%, ponzi. Sebagai patokan, keuntungan dengan prosentase tetap, bisnis skala besar, jangan harap jauh dari bunga deposito. Jangan samakan dengan usaha super mikro seperti jualan bubur ayam yang bisa untung 100% sehari. Kalau anda mau untung sebesar itu, jualan sendiri. Untuk skala besar, ceritanya jauh berbeda. Ada orang yang harus digaji, ada banyak biaya tambahan yang akhirnya menhasilkan prosentasi keuntungan yang jauh jauh lebih kecil. Keuntungan juga bisa dalam bentuk pengurangan harga yang besar seperti dalam kasus first travel (perusahaan travel umroh), kasus PT Trima Sarana Pratama (Perusahaan properti). 2) Tidak ada legalitas Ciri ini tidak mutlak. Beberapa perusahaan yang terbukti menjalankan skema ponzi mempunyai legalilas dari lembaga terkati. Cipaganti, Koperasi Pandawa mempunya legalitas dari kementerian koperasi. First Travel mempunya legalitas dari Kementerian Agama. 3) Usaha yang berkesan kompleks dan sulit dipahami Kadang malah dirahasiakan. Ini juga tidak mutlak. Kadang usahanya cukup mudah dipahami seperti pandawa group atau cipaganti, kadan rumit seperti CSI. 1.2.3 Analisis Masyarakat tidak peduli dengan barang yang ditawarkan tetapi lebih kepada janji-janji bonus, yang ujung-ujungnya diperoleh dari dana masyarakat yang dikumpulkan lewat uang pendaftaran. Menjual dengan harga jauh di atas harga normal. Modus ini sangat populer dan marak saat ini. Mereka menarik dana masyarakat melalui barang-barang yang dijual jauh lebih mahal dari seharusnya atau dibandingkan produk sejenis di pasaran. Uang yang diperoleh dari selisih harga yang demikian tinggi, itulah yang diputar dengan skema ponzi. Termasuk dalam hal ini adalam MLM modus alat kesehatan, investasi emas, obat tradisional – kecantikan, dan sebagainya. Menawarkan barang-barang virtual yang tidak terlalu bermanfaat atau menawarkan replika website yang semata digunakan untuk menjaring korban lainya. Tidak sedikit juga ponzi modus MLM yang menjerat korban dengan menawarkan produk-produk virtual yang sebetulnya banyak tersedia gratis tetapi kemudian dikemas sedemikian sehingga terkesan berbeda dan penting banget, bakal laku sekali…dst, sehingga orang berbondong-bondong bergabung. Padahal dalam kenyataannya, kebanyakan mereka hanya berbicara tenang bagaimana merekrut lebih banyak member (menarik uang lebih banyak) dibanding membicarakan manfaat produknya. Skema ponzi biasanya menggiurkan bagi investor yang baru dengan menawarkan return yang LEBIH TINGGI dibandingkan dengan investasi lain, dalam bentuk return jangka pendek. 1.3 Praktek Kredit Berbiaya Tinggi Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank, dan sekaligus merupakan sumber pendapatan untuk menutup biaya bunga yang dibayarkan kepada para deposan atau masyarakat penyimpan dana dan biaya-biaya operasional. 1.3.1 Cara Kerja Praktek Kredit Berbiaya Tinggi Dan Contoh Institusi
1.3.2 Karakteristik
1.3.3 Analisis
1.4 Pencurian Identitas
Pencurian Identitas adalah merupakan salah satu ancaman kejahatan paling lazim saat ini, yang dilakukan dengan cara mencuri data penting orang lain. Data penting dalam hal ini tentu saja mulai dari data pribadi (nama, alamat, email, nomor hangphone dll), lalu data terkait dengan keuangan antara lain data bank (nomor rekening), data ATM (nomor dan PIN), serta data kartu kredit (nomor, pin, jenis kartu, nomor di belakang kartu kredit, dll). 1.4.1 Cara Kerja Pencurian Identitas Dan Contoh Institusi Pencuri identitas yang handal akan mencuri dan mempelajari informasi dari korbannya sebanyak mungkin dan sedetail mungkin sehingga sulit membedakan mana yang benar–benar asli. Hal ini merupakan tipe kejahatan yang baru yang terus berkembang dan memakan korban yang terhitung bisa banyak. Indonesia masih banyak sedikit yang tau tentang kejahatan seperti ini dan terlihat seperti hal konyol, justru konyol itu bisa berujung dengan cara gila. Di butuhkan kesadaran untuk menjaga informasi diri anda untuk bisa mengurangi resiko hal ini terjadi pada anda. Menjaga segala sesuatu password anda adalah salah satu hal yang paling penting untuk meningkatkan keamanan informasi yang anda miliki. Bahaya nya lagi dengan pengguna Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lain lain masih sangat banyak dan malah bisa menjadi boomerang bagi diri anda sendiri membuat semua pengguna jejaring sosial ini memberikan jati dirinya secara bebas dan membiarkannya menyebar sehingga bisa terlihat oleh orang lain yang membuat pencurian identitas semakin marak terjadi. Di jejaring sosial anda dapat memberikan informasi mengenai diri anda secara cuma – cuma, seperti memberikan informasi nama lengkap anda, tanggal lahir, segala sesuatu kesukaan anda, informasi ini sangatlah mudah untuk di pelajari oleh penipu. Skenario masalah Pencurian Identitas ini bisa di gambarkan dengan mudah dengan cara si penipu akan mengintai atau mencari target terlebih dahulu, mungkin dengan melihat harta yang dimiliki oleh target. Langkah awal segala informasi tentang target akan dikumpulkan, sumber yang bisa di dapatkan di Jejaring sosial ataupun hal kecil sekalipun seperti informasi form – form tagihan semua akan dikumpulkan. Dengan banyak informasi yang di dapatkan kini sang penipu dapat menduplikat ktp maupun sim, bagaimana caranya, kok bisa? Bisa saja. Dengan menginformasikan form kehilangan ktp ataupun sim dan melampirkan form – form yang di dapatkan penipu, contoh form nya seperti tagihan layanan listrik atau tagihan tagihan lain yang menurut penipu itu bisa dijadikan bekal sebagai barangbukti bahwa sang penipu benar – benar adalah target. Setelah penipu mendapatkan identitas sim maupun ktp target, penipu siap melanjutkan aksinya dengan melakukan aksi – aksi yang lebih gila lagi. Bisa saja penipu ini pergi ke bank tempat target menyimpan uangnya dengan bukti identitas palsu yang penipu dapatkan, dan meminta kepada petugas bank agar dibuatkan kartu kredit baru. Kenapa bisa? Sugguh sangat bisa, karena informasi detail tentang korbang yang di dapatkan oleh penipu. Penipu bisa saja meminta petugas bank mencarikan nomor rekeningnya dengan alasan dia tidak ingat dengan nomor rekeningnya. Karena penipu bisa memberikan bukti berupa identitas palsu yang dia dapat seperti sim, nama lengkap dan alamat lengkap korban, petugas bank dengan mudah bisa mencarikan rekening yang dimiliki korban. Setelah mendapatkan kartu kredit dari bank, kini penipu bisa melakukan pembelian segila mungkin sesuka hatinya, bisa membeli barang electronik semahal mungkin, membeli perlengkapan mewah yang harganya gila – gilaan, luar biasa, hal gila bisa jadi luar biasa berbahya. Karena tidak ada rekam jejak yang mencurigakan dari kartu kredit yang dimilikinya, penipu bisa berbelanja tanpa takut tertangkap. Selesai sudah, korban akan menjerit menghadapi tukang tagih dari bank yang meminta bayaran dari segala macam barang yang telah di beli oleh penipu. Kasus Dari Pencururian Identitas: Paul McDonald merasakan betapa stressnya ketika seseorang berhasil mencuri identitasnya dan menguras uang pensiunnya sebanyak $28.000. Pencuri identitasnya berhasil membajak emailnya dan memberikan instruksi kepada penasehat keuangannya untuk mentransfer uang tunai dan mencairkan depositonya dengan nilai mencapai $200.000. Untungnya Paul dan istrinya menyadari dan berhasil menghubungi penasehat keuangannya dengan menggunakan email yang berbeda dan berhasil menghentikan transaksi ini, namun tetap saja dia kehilangan sebagian dari uang pensiunnya. 1.4.2 Karakteristik 1) Telepon (atau email) dari pihak bank atau bank penerbit kartu kredit. Mereka mengatakan akan mengupdate data perbankan (atau kartu kredit) Anda. Atau ada masalah dengan rekening Anda yang harus segera diatasi saat itu juga. Untuk itu mereka perlu menyamakan data-data Anda dengan data bank, dst. Jika Anda melayani telepon semacam ini, Anda tanpa sadar telah memberikan data paling rahasia Anda kepada orang lain. Catatan: Pihak bank tidak pernah melakukan permintaan data nasabah melalui telepon, email atau surat. Jika ada masalah dengan rekening Anda, seharusnya Anda dating ke kantor bank tersebut, bukan menyelesaikannya melalui telepon atau email. Jangan memberitahukan kode pin (atm atau kartu kredit) Anda kepada siapapun, termasuk petugas bank sekalipun. 2) Permintaan mengisi survey (bisa melalui internet, email, atau telepon). Mengisi survey adalah hal yang wajar. Tetapi bila yang ditanyakan sudah menyangkut hal-hal sensitif terkait data keuangan (perbankan atau kartu kredit), Anda harus waspada dan sebaiknya tidak mengisi survey tersebut. 3) Melalui transaksi online. Modusnya beraneka ragam. Bisa melalui tawaran produk murah, tawaran bisnis 4) phising_free offer 5) Iklan seperti ini bisa saja menguras rekening dan kartu kredit Anda. 6) online, tawaran diskon besar, dll. Terkadang tawaran tersebut megitu menarik sehingga Anda tanpa ragu membayar dengan kartu kredit. Toh harganya tidak mahal, ditipu pun tidak seberapa, pikir Anda. Apa yang terjadi. Bulan berikutnya Anda mendapatkan tagihan ratusan dollar (jutaan Rupiah) atas pendaftaran (atau pembelian produk) yang Anda pikir tidak seberapa tersebut.Catatan: Transaksi online merupakan hal yang umum dewasa ini. Tetapi jangan pernah menginput data kartu kredit Anda di situs yang tidak terpercaya. Ada baiknya Anda membaca: Tips Aman Melakukan Transaksi Online. 7) Pembelian software melalui smartphone. Beberapa orang mengeluhkan tagihan kartu kredit yang membengkak setelah membeli software tertentu melalui smartphone Catatan: Jika tidak terlalu penting, batasi transaksi Anda melalui smartphone. Diskusikan pengalaman teman Anda atau orang lain yang telah mendownload suatu software yang Anda minati. Pastikan provider software adalah perusahaan/institusi terpercaya. 8) Tawaran Produk ke Rumah. Mungkin Anda melihat suatu iklan atau tawaran paket produk (bisa handphone, tiket pesawat, produk liburan, diskon restoran dll) yang ditawarkan dengan harga sangat murah. Setelah Anda hitung-hitung, toh tidak ada salahnya. Murah sekali, kapan lagi dapat penawaran seperti ini, pikir Anda. Pembayaran tidak menggunakan cash, tetapi menggunakan kartu kredit atau ATM. Orang tersebut membawa mesin gesek, persis yang terlihat di restoran atau supermarket tempat Anda biasa menggunakan kartu kredit atau ATM Anda. Jika Anda setuju tawaran tersebut, dan menggesek kartu Anda, jangan kaget bila tabungan Anda terkuras atau tagihan kartu kredit membengkak. Penyebabnya, Anda telah memberikan data Anda melalui skimming device yang mereka bawa. i. Analisis Karena Masyarakat Indonesia kurang berhati-hati dalam menyimpan informasi penting mengenai dirinya sendiri sehingga mengundang pelaku kejahatan untuk mencuri identitas dirinya dan untuk disalahgunakan.