Anda di halaman 1dari 10

Makalah Perekonomian Indonesia

“Investasi Bodong”

Dosen :

Ahmad Syifaudin, SE.,M.Si

Disusun oleh :

Rani Dewi Lestari (117040252)

Harry Sobana (117040253)

Dede Pandu Irwansyah (117040254)

Muhamad Saifudin (116040177)

Kelas I (3)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

2018/2019
PEMBAHASAN

1.1 Skema Piramida


Skema Piramida adalah sebuah model bisnis yang merekrut anggotanya dengan
menjanjikan pembayaran atau jasa apabila mereka berhasil merekrut orang lain untuk
bergabung dengan skema ini. Seiring bertambahnya jumlah orang yang direkrut,
perekrutan tidak lagi dapat dilakukan dan sebagian besar anggotanya tidak dapat
memperoleh keuntungan; maka dari itu, skema piramida tidak dapat dilanjutkan terus
menerus dan dianggap illegal di beberapa negara.
1.1.1 Cara Kerja Skema Piramida Dan Contoh Institusi
Bisnis bermodus skema piramida dikenal pula dengan istilah money game atau
penggandaan uang. Konsep bisnis ini menggunakan skema piramida (pyramid scheme)
yang biasanya diidentikkan dengan investasi, MLM, maupun bisnis jaringan dengan
metode pengumpulan dana masyarakat. Peserta dalam skema ini ditempatkan sedemikian
rupa sehingga terlihat seperti bentuk piramida. Skema piramida adalah sistem investasi
palsu yang membayarkan komisi kepada peserta lama dari dana peserta baru yang
direkrutnya, bukan dari laba yang rill. Skema ini ditakdirkan untuk runtuh karena jika ada
pendapatan akan kurang untuk membayar keuntungan para pesertanya. Keilegalan skema
ini terletak pada timbulnya kerugian peserta di level terbawah atas hilangnya jumlah uang
yang di investasikan ke dalam bisnis tersebut.
Berdasarkan skema ini, sebuah organisasi memungut bayaran dari orang-orang yang
ingin bergabung, dan sebagai gantinya organisasi ini menjanjikan komisi apabila anggota-
anggota baru dapat merekrut anggota lain. Direktur organisasi ini (yang berada di puncak
piramida) juga memperoleh sebagian dari pembayaran tersebut. Skema ini sangat
menguntungkan bagi sang direktur, karena anggota-anggota organisasi terus terdorong
untuk merekrut dan memasok uang ke puncak piramida. Namun, organisasi-organisasi
tersebut jarang menjual produk atau menawarkan jasa yang berharga. Tanpa hal
tersebut, keuntungan hanya diperoleh dengan merekrut anggota baru. Skema ini hanya
akan menghasilkan uang untuk semua anggota apabila jumlah manusia di Bumi tidak
terbatas. Begitu anggota baru tidak dapat lagi direkrut, organisasi ini akan jatuh. Cara
kerja "piramida" disini sendiri menggambarkan pertumbuhan jumlah anggota secara
eksponensial, karena setiap tingkatan piramida di bawah selalu lebih besar daripada yang
diatas.
Institusi yang melaksanakannya ialah Bisnis MLM WONDERMIND adalah sistem
penjualan tiket pesawat dan hotel dengan sistem pemasaran MLM. Orang yang mau
ikutan jualan tiket harus jadi anggota dulu, sama dengan MLM pada umumnya. Tapi
sayangnya, pada MLM Wondermind, orang mendapatkan uang dari pendaftaran orang
yang direkrutnya. Itu sudah masuk dalam definisi skema piramida pada UU
Perdangangan.
1.1.2 Karakteristik
1) Pungutan biaya pendaftaran anggota yang relatif besar dan sebagian dipergunakan
untuk memberikan konpensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang
merekrut atau mensponsori anggota baru. Akibatnya para anggota perusahaan
dengan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan
tanggungjawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan
kepada pelanggan. Bahkan ada juga perusahaan dengan dalih menggunakan
sistem komputerisasi hebat dan modern, tidak mensyaratkan perekrutan dan
penjualan. Orang-orang yang berminat hanya perlu mendaftarkan diri dengan
membayar sejumlah uang tanpa mendapatkan produk yang berarti dan kemudian
menunggu untuk menjadi orang kaya baru.
2) Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas
produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban.
Ketidakpedulian ini juga nampak nyata karena banyak distributor yang telah
memesan produk sebagai syarat menjadi anggota, kemudian tidak pernah
mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan sering
kehabisan stok produk tertentu dan lalai untuk menyediakan dalam kurun waktu
yang dijanjikan.
3) Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dan
distributornya.
4) Tidak adanya pendidikan dan sistem pelatihan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan
tidak menunjukkan rasa tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber
daya manusianya secara sungguh-sungguh.
5) Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang atau tidak
memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan.
1.1.3 Analisis
Karena masyarakat Indonesia tertarik dengan kata “iming-iming” yang akan didapat
nanti dan tidak lagi bisa mikir rasional, dan juga ingin return yang cepat juga banyak
sehingga kegiur duluan dengan hasil yang dijanjiin dan mengikuti investasi skema
piramida terbut tanpa memikirkan resikonya.
1.2 Skema Ponzi
Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada
investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya,
bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan
operasi ini. Skema Ponzi biasanya membujuk investor baru dengan menawarkan
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan investasi lain, dalam jangka pendek dengan
tingkat pengembalian yang terlalu tinggi atau luar biasa konsisten. Kelangsungan dari
pengembalian yang tinggi tersebut membutuhkan aliran yang terus meningkat dari uang
yang didapat dari investor baru untuk menjaga skema ini terus berjalan.
1.2.1 Cara Kerja Skema Ponzi Dan Contoh Institusi
Skema ponzi ini dijalankan dengan mengajak orang lain berkongsi atau menjadi
investor untuk suatu jenis usaha yang sebetulnya tidak pernah ada. Biasanya pelaku
membuat surat-surat perizinan yang palsu, atau pura-pura membangun koperasi/badan
usaha, atau menyewa kantor supaya terlihat bonafid demi memancing investor calon
korban.
Bisnis pepesan kosong versi modern. Tipuan ponzi ini mulai menggunakan teknologi
seperti internet untuk menawarkan “bisnis” yang sebetulnya tidak pernah ada. Karena
muncul secara online, para opportunis bisnis ini menyebutnya sebagai bisnis online (BO)
walau jebakan ini sama sekali tidak layak disebut bisnis. Tampilan website dan presentasi
para membernya demikian memikat, terkadang diadakan dalam pesta yang mewah.
Mereka pun tak segan memancing lebih banyak korban dengan membagi-bagikan bonus
dan hadiah kepada segelintir investor awal. Bisa ditebak, investor belakangan hanya
menggigit jari.
Skema ini pernah dipakai oleh perusahaan (yang mengaku) investasi emas, yaitu East
Gold Mining Corporation (EMGC) dan Virgin Gold Mining Corporation (VGMC).
Keduanya sama-sama menawarkan investasi emas dengan keuntungan (mereka
menyebutnya dividen) sebesar 10-20% per bulan. VGMC dan EGMC sebenarnya
bukanlah perusahaan. Mereka juga tidak punya tambang emas di banyak negara seperti
digadang-gadang para manajernya. Mereka hanyalah sistem yang harus terus-menerus
mencari anggota baru supaya bisa bertahan hidup semacam Multi Level Marketing
(MLM). Dua entitas itu cukup pintar menarik anggota di Indonesia yang rata-rata
masyarakatnya lugu dan buta keuangan. Apalagi dengan istilah-istilah kerena seperti
Initial Public Offering (IPO), dividen, stock options, dan lain-lain yang membuat calon
anggotanya terbuai. Anggota baru minimal bisa menyetor Rp 10 juta. Agar bonus
dividennya makin besar, maka anggota pun diminta mencari anggota baru yang bisa
menyetor dana segar. Persamaannya dengan MMM Indonesia adalah sama-sama tidak
memiliki usaha yang riil. VMGC dan EGMC mengaku punya tambang emas, kalau
MMM Indonesia dari awal sudah bilang bukan perusahaan dan tidak punya bisnis. Meski
demikian, skema yang dipakai tetap ponzi. Karena tidak punya usaha yang nyata, maka
EMGC dan VGMC tidak pernah punya laporan keuangan. Padahal perusahaan sekecil
apapun pasti ada laporan keuangan tahunan atau minimal triwulanan. Meski tidak berizin
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah memasukan dua entitas ini sebagai sebuah
investasi bodong, tetap saja banyak masyarakat Indonesia yang masuk jadi anggota.
Orang-orang ini tergiur bergabung karena ada iming-iming keuntungan yang tinggi dan
kisah keberhasilan mereka yang sudah sukses jadi anggota lebih dulu. Rayuan seperti ini
kerap berhasil, terutama di negara dengan edukasi keuangan minim seperti di Indonesia.
Begitu melihat ada orang sukses tanpa harus kerja keras, orang Indonesia biasanya
langsung latah dan ikut-ikutan. Sekitar dua tahun berjalan, tidak ada masalah. Anggota
baru masih ada, uang anggota lama berlipat ganda. Lalu pembayaran bonus anggota lama
mulai macet. VGMC kala itu meminta anggota lama untuk upgrade keanggotaan dari
Gold menjadi Platinum dan Silver. Hal ini dilakukan supaya ada lagi uang yang bisa
diputarkan dari anggota lama, sehingga tidak diam saja menunggu anggota baru masuk.
Namun cara ini tidak bertahan lama dan pembayaran bonus anggota kembali macet pada
Mei 2013. Para anggota yang uangnya tidak kembali pun kebingungan harus lapor ke
mana untuk meminta dananya kembali.Pasalnya, EGMC dan VGMC adalah perusahaan
investasi bodong yang tidak dijamin pemerintah. Sampai saat ini dana para anggota
perusahaan tipu-tipu tersebut banyak yang tidak kembali.
1.2.2 Karakteristik
1) Menawarkan Keuntungan Yang Besar
Berapa persen keuntungan dianggap besar? Memang sulit membuat patokan.
Koperasai Cipaganti memberi keuntungan sekirtar 2%, terbukti ponzi. CSI 5%, ponzi.
Koperasi Pandawa 10%, ponzi. Sebagai patokan, keuntungan dengan prosentase tetap,
bisnis skala besar, jangan harap jauh dari bunga deposito. Jangan samakan dengan
usaha super mikro seperti jualan bubur ayam yang bisa untung 100% sehari. Kalau
anda mau untung sebesar itu, jualan sendiri. Untuk skala besar, ceritanya jauh
berbeda. Ada orang yang harus digaji, ada banyak biaya tambahan yang akhirnya
menhasilkan prosentasi keuntungan yang jauh jauh lebih kecil. Keuntungan juga bisa
dalam bentuk pengurangan harga yang besar seperti dalam kasus first travel
(perusahaan travel umroh), kasus PT Trima Sarana Pratama (Perusahaan properti).
2) Tidak ada legalitas
Ciri ini tidak mutlak. Beberapa perusahaan yang terbukti menjalankan skema ponzi
mempunyai legalilas dari lembaga terkati. Cipaganti, Koperasi Pandawa mempunya
legalitas dari kementerian koperasi. First Travel mempunya legalitas dari
Kementerian Agama.
3) Usaha yang berkesan kompleks dan sulit dipahami
Kadang malah dirahasiakan. Ini juga tidak mutlak. Kadang usahanya cukup mudah
dipahami seperti pandawa group atau cipaganti, kadan rumit seperti CSI.
1.2.3 Analisis
Masyarakat tidak peduli dengan barang yang ditawarkan tetapi lebih kepada janji-janji
bonus, yang ujung-ujungnya diperoleh dari dana masyarakat yang dikumpulkan lewat
uang pendaftaran. Menjual dengan harga jauh di atas harga normal. Modus ini sangat
populer dan marak saat ini. Mereka menarik dana masyarakat melalui barang-barang yang
dijual jauh lebih mahal dari seharusnya atau dibandingkan produk sejenis di pasaran.
Uang yang diperoleh dari selisih harga yang demikian tinggi, itulah yang diputar dengan
skema ponzi. Termasuk dalam hal ini adalam MLM modus alat kesehatan, investasi
emas, obat tradisional – kecantikan, dan sebagainya. Menawarkan barang-barang virtual
yang tidak terlalu bermanfaat atau menawarkan replika website yang semata digunakan
untuk menjaring korban lainya. Tidak sedikit juga ponzi modus MLM yang menjerat
korban dengan menawarkan produk-produk virtual yang sebetulnya banyak tersedia gratis
tetapi kemudian dikemas sedemikian sehingga terkesan berbeda dan penting banget,
bakal laku sekali…dst, sehingga orang berbondong-bondong bergabung. Padahal dalam
kenyataannya, kebanyakan mereka hanya berbicara tenang bagaimana merekrut lebih
banyak member (menarik uang lebih banyak) dibanding membicarakan manfaat
produknya.
Skema ponzi biasanya menggiurkan bagi investor yang baru dengan menawarkan
return yang LEBIH TINGGI dibandingkan dengan investasi lain, dalam bentuk return
jangka pendek.
1.3 Praktek Kredit Berbiaya Tinggi
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank, dan sekaligus merupakan sumber
pendapatan untuk menutup biaya bunga yang dibayarkan kepada para deposan atau
masyarakat penyimpan dana dan biaya-biaya operasional.
1.3.1 Cara Kerja Praktek Kredit Berbiaya Tinggi Dan Contoh Institusi

1.3.2 Karakteristik

1.3.3 Analisis

1.4 Pencurian Identitas


Pencurian Identitas adalah merupakan salah satu ancaman kejahatan paling lazim saat
ini, yang dilakukan dengan cara mencuri data penting orang lain. Data penting dalam hal
ini tentu saja mulai dari data pribadi (nama, alamat, email, nomor hangphone dll), lalu
data terkait dengan keuangan antara lain data bank (nomor rekening), data ATM (nomor
dan PIN), serta data kartu kredit (nomor, pin, jenis kartu, nomor di belakang kartu kredit,
dll).
1.4.1 Cara Kerja Pencurian Identitas Dan Contoh Institusi
Pencuri identitas yang handal akan mencuri dan mempelajari informasi dari
korbannya sebanyak mungkin dan sedetail mungkin sehingga sulit membedakan mana
yang benar–benar asli. Hal ini merupakan tipe kejahatan yang baru yang terus
berkembang dan memakan korban yang terhitung bisa banyak. Indonesia masih
banyak sedikit yang tau tentang kejahatan seperti ini dan terlihat seperti hal konyol,
justru konyol itu bisa berujung dengan cara gila. Di butuhkan kesadaran untuk
menjaga informasi diri anda untuk bisa mengurangi resiko hal ini terjadi pada anda.
Menjaga segala sesuatu password anda adalah salah satu hal yang paling penting
untuk meningkatkan keamanan informasi yang anda miliki. Bahaya nya lagi dengan
pengguna Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan lain lain masih sangat banyak
dan malah bisa menjadi boomerang bagi diri anda sendiri membuat semua pengguna
jejaring sosial ini memberikan jati dirinya secara bebas dan membiarkannya menyebar
sehingga bisa terlihat oleh orang lain yang membuat pencurian identitas semakin
marak terjadi. Di jejaring sosial anda dapat memberikan informasi mengenai diri anda
secara cuma – cuma, seperti memberikan informasi nama lengkap anda, tanggal lahir,
segala sesuatu kesukaan anda, informasi ini sangatlah mudah untuk di pelajari oleh
penipu.
Skenario masalah Pencurian Identitas ini bisa di gambarkan dengan mudah
dengan cara si penipu akan mengintai atau mencari target terlebih dahulu, mungkin
dengan melihat harta yang dimiliki oleh target. Langkah awal segala informasi
tentang target akan dikumpulkan, sumber yang bisa di dapatkan di Jejaring sosial
ataupun hal kecil sekalipun seperti informasi form – form tagihan semua akan
dikumpulkan. Dengan banyak informasi yang di dapatkan kini sang penipu dapat
menduplikat ktp maupun sim, bagaimana caranya, kok bisa? Bisa saja. Dengan
menginformasikan form kehilangan ktp ataupun sim dan melampirkan form – form
yang di dapatkan penipu, contoh form nya seperti tagihan layanan listrik atau tagihan
tagihan lain yang menurut penipu itu bisa dijadikan bekal sebagai barangbukti bahwa
sang penipu benar – benar adalah target.
Setelah penipu mendapatkan identitas sim maupun ktp target, penipu siap
melanjutkan aksinya dengan melakukan aksi – aksi yang lebih gila lagi. Bisa saja
penipu ini pergi ke bank tempat target menyimpan uangnya dengan bukti identitas
palsu yang penipu dapatkan, dan meminta kepada petugas bank agar dibuatkan kartu
kredit baru. Kenapa bisa? Sugguh sangat bisa, karena informasi detail tentang
korbang yang di dapatkan oleh penipu. Penipu bisa saja meminta petugas bank
mencarikan nomor rekeningnya dengan alasan dia tidak ingat dengan nomor
rekeningnya. Karena penipu bisa memberikan bukti berupa identitas palsu yang dia
dapat seperti sim, nama lengkap dan alamat lengkap korban, petugas bank dengan
mudah bisa mencarikan rekening yang dimiliki korban.
Setelah mendapatkan kartu kredit dari bank, kini penipu bisa melakukan
pembelian segila mungkin sesuka hatinya, bisa membeli barang electronik semahal
mungkin, membeli perlengkapan mewah yang harganya gila – gilaan, luar biasa, hal
gila bisa jadi luar biasa berbahya. Karena tidak ada rekam jejak yang mencurigakan
dari kartu kredit yang dimilikinya, penipu bisa berbelanja tanpa takut tertangkap.
Selesai sudah, korban akan menjerit menghadapi tukang tagih dari bank yang
meminta bayaran dari segala macam barang yang telah di beli oleh penipu.
Kasus Dari Pencururian Identitas: Paul McDonald merasakan betapa
stressnya ketika seseorang berhasil mencuri identitasnya dan menguras uang
pensiunnya sebanyak $28.000. Pencuri identitasnya berhasil membajak emailnya dan
memberikan instruksi kepada penasehat keuangannya untuk mentransfer uang tunai
dan mencairkan depositonya dengan nilai mencapai $200.000. Untungnya Paul dan
istrinya menyadari dan berhasil menghubungi penasehat keuangannya dengan
menggunakan email yang berbeda dan berhasil menghentikan transaksi ini, namun
tetap saja dia kehilangan sebagian dari uang pensiunnya.
1.4.2 Karakteristik
1) Telepon (atau email) dari pihak bank atau bank penerbit kartu kredit. Mereka
mengatakan akan mengupdate data perbankan (atau kartu kredit) Anda. Atau ada
masalah dengan rekening Anda yang harus segera diatasi saat itu juga. Untuk itu
mereka perlu menyamakan data-data Anda dengan data bank, dst. Jika Anda melayani
telepon semacam ini, Anda tanpa sadar telah memberikan data paling rahasia Anda
kepada orang lain. Catatan: Pihak bank tidak pernah melakukan permintaan data
nasabah melalui telepon, email atau surat. Jika ada masalah dengan rekening Anda,
seharusnya Anda dating ke kantor bank tersebut, bukan menyelesaikannya melalui
telepon atau email. Jangan memberitahukan kode pin (atm atau kartu kredit) Anda
kepada siapapun, termasuk petugas bank sekalipun.
2) Permintaan mengisi survey (bisa melalui internet, email, atau telepon). Mengisi
survey adalah hal yang wajar. Tetapi bila yang ditanyakan sudah menyangkut hal-hal
sensitif terkait data keuangan (perbankan atau kartu kredit), Anda harus waspada dan
sebaiknya tidak mengisi survey tersebut.
3) Melalui transaksi online. Modusnya beraneka ragam. Bisa melalui tawaran produk
murah, tawaran bisnis
4) phising_free offer
5) Iklan seperti ini bisa saja menguras rekening dan kartu kredit Anda.
6) online, tawaran diskon besar, dll. Terkadang tawaran tersebut megitu menarik
sehingga Anda tanpa ragu membayar dengan kartu kredit. Toh harganya tidak mahal,
ditipu pun tidak seberapa, pikir Anda. Apa yang terjadi. Bulan berikutnya Anda
mendapatkan tagihan ratusan dollar (jutaan Rupiah) atas pendaftaran (atau pembelian
produk) yang Anda pikir tidak seberapa tersebut.Catatan: Transaksi online merupakan
hal yang umum dewasa ini. Tetapi jangan pernah menginput data kartu kredit Anda di
situs yang tidak terpercaya. Ada baiknya Anda membaca: Tips Aman Melakukan
Transaksi Online.
7) Pembelian software melalui smartphone. Beberapa orang mengeluhkan tagihan kartu
kredit yang membengkak setelah membeli software tertentu melalui smartphone
Catatan: Jika tidak terlalu penting, batasi transaksi Anda melalui smartphone.
Diskusikan pengalaman teman Anda atau orang lain yang telah mendownload suatu
software yang Anda minati. Pastikan provider software adalah perusahaan/institusi
terpercaya.
8) Tawaran Produk ke Rumah. Mungkin Anda melihat suatu iklan atau tawaran paket
produk (bisa handphone, tiket pesawat, produk liburan, diskon restoran dll) yang
ditawarkan dengan harga sangat murah. Setelah Anda hitung-hitung, toh tidak ada
salahnya. Murah sekali, kapan lagi dapat penawaran seperti ini, pikir Anda.
Pembayaran tidak menggunakan cash, tetapi menggunakan kartu kredit atau ATM.
Orang tersebut membawa mesin gesek, persis yang terlihat di restoran atau
supermarket tempat Anda biasa menggunakan kartu kredit atau ATM Anda. Jika
Anda setuju tawaran tersebut, dan menggesek kartu Anda, jangan kaget bila tabungan
Anda terkuras atau tagihan kartu kredit membengkak. Penyebabnya, Anda telah
memberikan data Anda melalui skimming device yang mereka bawa.
i. Analisis
Karena Masyarakat Indonesia kurang berhati-hati dalam menyimpan informasi
penting mengenai dirinya sendiri sehingga mengundang pelaku kejahatan untuk mencuri
identitas dirinya dan untuk disalahgunakan.

Anda mungkin juga menyukai