Anda di halaman 1dari 19

I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

The International Assosiation of Lions Clubs adalah organisasi pelayanan/


pengabdian terbesar di dunia. Jumlah anggotanya secara keseluruhan sebanyak
1.416.764 jiwa yang tersebar di 206 negara dan wilayah geografi, termasuk di
Indonesia. Hingga kini di dunia telah memiliki 44.802 Clubs. Asosiasi ini berpusat di
Oak Brook, Illionis, Amerika Serikat dan di kelola oleh suatu dewan pengurus yang
terdiri dari 36 anggota dari berbagai belahan dunia.

Sifat kegiatan asosiasi yang berlingkup internasional dengan kemungkinan


terjadinya dan perkembangannya hubungan antara Lions dari berbagai Club diseluruh
dunia, yang didasari minat bersama dalam pengabdian kepada masyarakat, merupakan
pemicu terciptanya kreativitas dan antusiasme yang kuat di kalangan Lions untuk
mencapai kemajuan. Hal ini tertera dalam misi Lions Clubs Indonesia sebagai berikut,

“...menciptakan dan menumbuhkan semangat saling pengertian di antara


para anggota Lions Clubs Indonesia untuk secara aktif menaruh perhatian terhadap
berbagai masalah yang menyangkut kepentingan umum dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kegiatan pengabdian dan kerjasama
internasional.”

Lions clubs didirikan pada tahun 1917 artinya, Lions Clubs didirikan tepat
dalam situasi dunia yang tengah berkecamuk perang (Perang Dunia I). Kondisi dunia
internasional yang kacau pada saat itu membawa dampak pada semangat yang
diusung Lions kemudian hari yakni kebebasan dan demokrasi. Hal ini pula yang dapat
kita lihat dari akronim LIONS yang berarti Liberty, Intelligence and Our Nation’s
Safety, yang artinya kebebasan, kecerdasan dan keselamatan bangsa dan negara kita.

Dalam perkembangannya asosiasi ini tersebar ke seluruh dunia dan salah


satunya Indonesia. Sebagai bagian dari asosiasi, Lions Club Indonesia tetap
mempunyai ciri - ciri dan semangat Indonesia yang dilandasi oleh Pancasila.
Kehadirannya sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam UU no.8 Th 1985 mengenai
organisasi kemasyarakatan. Dalam kegiatannya di Indonesia, Lions Club Indonesia
mendirikan Leo Club sebagai wadah kegiatan Lions yang disediakan bagi anak muda
dan remaja. Leo Club adalah suatu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) pemuda
internasional yang bergerak di bidang sosial di bawah asosiasi Lions Clubs
International.

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana cara Lions Clubs mewujudkan, menciptakan dan menumbuhkan


semangat saling pengertian diantara bangsa - bangsa sedunia?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi dan mengetahui


lebih dalam mengenai mekanisme kerja dari organisasi Lions Clubs beserta Leo Club
internasional pada umumnya dan Yogyakarta khususnya.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan penulis untuk menjawab rumusan


masalah adalah dengan melakukan observasi langsung dalam kegiatan Lions Clubs
Yogyakarta serta melakukan wawancara dengan seorang/ lebih pengurus dari Lions
Clubs Yogyakarta. Dengan metode tersebut akan didapatkan data kualitatif yang akan
dipergunakan sebagai dasar penulisan makalah. Literatur berupa buku, artikel,
majalah, dan koran juga akan digunakan sebagai data pendukung dalam penulisan
makalah ini.

1.5 Rencana Awal Jadwal Penelitian

29 November 2010 laporan rancangan penelitian

6 Desember 2010 laporan perkembangan penelitian dan interview guide

10 Desember 2010 wawancara dengan anggota atau pengurus organisasi

13 Desember 2010 laporan perkembangan penelitian

15 Desember 2010 wawancara dan observasi langsung

20 Desember 2010 laporan perkembangan penelitian


II

Landasan Konseptual

Ada dua aspek penting yang harus dipahami untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan relasi transnasional dalam politik antar negara yakni interaksi
transnasional dan organisasi transnasional. Keduanya sering dipahami secara berbeda
atau bahkan sama. Interaksi transnasional dapat didefinisikan dengan interaksi yang
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yang melintasi batas – batas
negara, dan setidaknya salah satu aktornya adalah bukan aktor negara. Interaksi
transnasional dapat dipahami sebagai interaksi dalam lingkup yang sangat luas.
Telepon dan internet adalah salah satu media terciptanya hubungan transnasional.
Sedangkan organisasi transnasional adalah interaksi transnasional yang telah
terinstitusionalisasi, di dalamnya terdapat struktur dan keanggotaan yang jelas (Nye
dan Keohane).1

Menurut David Singer dalam System stability and transformation: a global


system approach, interaksi internasional dapat dilakukan melalui beberapa cara dan
bentuk, diantaranya dengan partisipasi aktif sebagai bagaian anggota koalisi yang
berusaha mengontrol dan mempengaruhi kebijakan pemerintahan dan memainkan
perananan secara langsung dalam berpolitik luar negeri dan kadangkala melewati
proses yang dilakukan melalui negara. Proses negosiasi pembebasan warga negara
Amerika Serikat dari pihak Korea Utara yang dilakukan oleh Jimy Carter dan dengan
inisiatif pribadi, dapat menjadi contoh.
Ada 5 dampak yang muncul dari interaksi transnasional:2

1. attitude changes

2. international pluralism

3. increases in constrains on states through dependence and interdependence

4. increases in the ability of certain of certain government to influence others

5. the emergence of autonomous actors with private foreign policies that may
deliberately oppose or impinge on state policies

1 Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and Robert D. Keohane,
An Introduction
2 Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and Robert D. Keohane,
An Introduction hal 337
Dalam studi kasus penelitian ini, penulis hanya akan berfokus pada dampak
yang pertama yakni, dampak yang ditimbulkan dari interaksi transnasional adalah
adanya sebuah attitude changes. Attitude changes dipahami dengan berubahnya
persepsi masyarakat dalam memandang sebuah persoalan antar lintas batas negara,
hal itu kemudian diharapkan dapat mempengaruhi kebijakan negara. Proses tersebut
diharapakan terjadi melalui adanya hubungan yang langsung antar warga dunia
sebagai sebuah komunitas. Program pertukaran pelajar dan pemuda dapat digunakan
sebagai sarananya.

Perspektif transnasionalis memandang bahwa aktor non negara adalah


merupakan bagian penting dalam hubungan internasional. Perspektif ini memberikan
alternatif penyelesaian perselisihan antar negara tanpa harus berakhir dengan konflik
dan lebih menekankan cooperation.

III
Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1 Sejarah Lions Clubs dan Leo Club

Pendirian Lions Clubs berawal dari inisiatif seorang pebisnis Chicago yang
bernama Melvin Jones. Melvin Jones lahir pada 13 Januari 1879 di Fort thomas,
Arizona, Amerika Serikat. Semasa muda ia bergabung dengan perusahaan asuransi di
Illinois, Chicago dan mendirikan perusahaan sendiri pada 1913.

Jones kemudian bergabung dengan Lingkaran Bisnis, sebuah kelompok


pebisnis luncheon, dan terpilih untuk menjabat sebagai sekretaris. Kelompok ini
merupakan salah satu dari sekian banyak kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan finansial para anggotanya. Kelompok ini akhirnya bubar. Sementara
itu, Jones sudah mempunyai rencana lain hingga pada akhirnya ia melontarkan
pertanyaan sederhana, “what if people put their talents to work improving their
communities?” Pertanyaan ini dilontarkan pada pertemuan dengan para delegasi
men’s club yang kemudian sekaligus menjadi dasar munculnya organisasi Lions
Clubs pada 7 Juni 1917.

Lions Club lahir di Amerika Serikat pada tahun 1917, ketika sejumlah club
independen menanggapi secara positif gagasan Melvin Jones, seorang agen
perusahaan asuransi, untuk mempersatukan diri mengabdi pada tugas - tugas
kemanusiaan tanpa mempersoalkan politik, agama, kebangsaan dan kepentingan
pribadi para anggotanya. Gagasan ini merupakan sikap yang bertolak belakang
dengan tujuan kebanyakan klub pada waktu itu yang lebih bermotivasi komersial.
Pada tanggal 7 Juni 1917, diselenggarakanlah sebuah pertemuan yang dihadiri oleh 25
klub independen, yang melahirkan kesepakatan untuk mendirikan sebuah organisasi
pengabdian pada masyarakat yang pada waktu itu dinamai The Assosiation Of Lions
Clubs3.

Lambang Lions terdiri dari huruf “L” berwarna emas pada suatu lingkaran
berwarna ungu, mengelilingi lingkaran ada 2 wajah singa yang membelakangi
lingkaran tengah lambang ini. Secara simbolis, wajah singa yang berlawanan arah ini
menggambarkan masa lalu yang membanggakan dan masa depan yang cerah. Setiap
Lions harus bangga akan masa lalu dan mempunyai keyakinan menghadapi masa
depan yang lebih baik.

3 http://www.lionsclubsd307b.org/default.asp?topic=Profile,Lions&speak=id
Kata Lions terdapat pada bagian atas lingkaran dan kata International terdapat
pada bagian bawahnya. Kata Lions meripakan kependekan dari kata Liberty,
Intelligence and Our Nation’s Safety, yaitu Kebebasan, Kecerdasan dan Keselamatan
Bangsa dan Negara Kita. sebagai motto Lions memilih kata We Serve atau Kami
Mengabdi. Menjadi kewajiban tak tertulis bagi para Lions untuk memakai dan
memamerkan lambang ini dengan penuh kebanggaan pada setiap kesempatan.

Bagi para Lions, warna ungu melambangkan kesetiaan kepada negara, sahabat
dan integritas pikiran dan hati pribadi. Warna ini secara tradisional menggambarkan
kekuatan, keberanian dan keuletan dalam menghadapi setiap masalah. Warna emas
menggambarkan ketulusan hati, Kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan
kemurahan hati bagi sesama.

Tiga tahun pasca berdirinya, Lions Clubs berkembang menjadi sebuah


organisasi internasional yaang ditandai dengan berdirinya Lions Clubs Kanada dan
kemudian disusul oleh Mexico pada 1957. Peluasan organisasi ini terus berkembang
pada 1950 - 1960an dengan banyaknya Lions Clubs yang didirikan di tiga benua,
yaitu Eropa, Asia, dan Afrika.

Pada 1925, Lions Clubs berperan dalam program pemberantasan kebutaan.


Program ini dicetuskan oleh Hellen Keller pada Konvensi Lions Clubs Internasional
di Cedar Point, Ohio, AS. Pada kesempatan itu Helen Keller menantang Lions Clubs
untuk menjadi ksatria yang melawan kegelapan pada saat Perang Salib4. Salah satu
yang ingin dicapai dengan Lions Clubs adalah mempersatukan bangsa-bangsa. Hal ini
menjadi satu landasan Lions Clubs untuk mempererat hubungan dengan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Lions Clubs merupakan organisasi non-pemerintah pertama
yang diundang untuk membantu penyusunan Piagam PBB dan mendukung kerja
PBB.

Pada akhir 1950, Lions Clubs membentuk wadah organisasi bagi generasi
muda yang bertujuan sebagai sarana pengembangan pribadi dengan menjadi relawan
dalam sebuah organisasi turunan yang bernama Leo Clubs. Terdapat sekitar 144.000
Leo (sebuatan bagi anggota Leo Clubs) yang tergabung 140 organisasi yang tersebar
di seluruh dunia. Untuk mendukung program - program kemanusiaannya, Lions Clubs
membentuk Lions Clubs International Foundation pada 1986.

4 http://www.lionsclubs.org/EN/about-lions/index.php
Salah satu program kemanusiaan yang dijalankan oleh Lions Clubs adalah
SightFirst. SightFirst merupakan program perbaikan penglihatan dan pencegahan
kebutaan yang diluncurkan pada 1990. Kasus - kasus yang ditangani dalam program
ini antara lain: katarak, trachoma, river blindness, kebutaan anak, diabetic
retinopathy, dan glaucoma.

Periode sejarah Lions Clubs5 :

1917: The Beginning Chicago business leader Melvin Jones asked a simple and
world-changing question – what if people put their talents to work improving their
communities? Almost 100 years later, Lions Clubs International is the world's largest
service club organization, with more than 1.3 million members in more than 45,000
clubs and countless stories of Lions acting on the same simple idea: let's improve our
communities.

1920: Going International Just three years after our founding, Lions became
international when we established the first club in Canada. Mexico followed in 1927.
In the 1950s and 1960s international growth accelerated, with new clubs in Europe,
Asia and Africa.

1925: Eradicating Blindness Helen Keller addressed the Lions Clubs International
Convention in Cedar Point, Ohio, USA, and challenged Lions to become "knights of
the blind in the crusade against darkness." Since then, we have worked tirelessly to
aid the blind and visually impaired.

1945: Uniting Nations The ideal of an international organization is exemplified by


our enduring relationship with the United Nations. We were one of the first
nongovernmental organizations invited to assist in the drafting of the United Nations
Charter and have supported the work of the UN ever since.

1957: Organizing Youth Programs In the late 1950s, we created the Leo Program to
provide the youth of the world with an opportunity for personal development through
volunteering. There are approximately 144,000 Leos and 5,700 Leo clubs in more
than 140 countries worldwide.

1968: Establishing Our Foundation Lions Clubs International Foundation assists


Lions with global and large-scale local humanitarian projects. Through our
Foundation, Lions meet the needs of their local and global communities.
5 www.lionsclubs.org
1990: Launching SightFirst Through SightFirst, Lions are restoring sight and
preventing blindness on a global scale. Launched in 1990, Lions have raised more
than $346 million for this initiative. SightFirst targets the major causes of blindness:
cataract, trachoma, river blindness, childhood blindness, diabetic retinopathy and
glaucoma.

Today: Extending Our Reach Lions Clubs International extends our mission of
service every day – in local communities, in all corners of the globe. The needs are
great and our services broad, including sight, health, youth, elderly, the environment
and disaster relief. Our international network has grown to include more

3.2 Analisis

Lions Clubs Indonesia bernaung dibawah, Lions Clubs Indonesia yang dalam
struktur internasional merupakan multi distrik 307, Lions Clubs International.
Kehadiran Lions Club di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Nopember 1969 pada saat
diresmikan berdirinya Lions Club Of Djakarta ( sekarang Lions Club Jakarta Host ).
Tanggal 18 November kemudian dinyatakan sebagai hari Lions Indonesia yang setiap
tahunnya diperingati dengan berbagai kegiatan pengabdian masyarakat.

Di Indonesia, Lions Clubs terdiri dari 2 distrik yakni, distrik 307a dan distrik
307b. Wilayah Yogyakarta termasuk dalam bagian distrik 307b. Tiap distrik diketuai
dengan jabatan presiden distrik. Lions Clubs Indonesia berada di bawah Lions Clubs
International.

Sejarah pembentukkan Lions Clubs sebagai organisasi sosial dengan lingkup


internasional tak dapat dilepaskan dari konstelasi politik dan ekonomi dunia yang
terjadi pada saat itu. Pada tahun 1914 – 1918 sejarah mencatat terjadinya Perang
Dunia I. Perang tersebut dalam prosesnya membawa dampak negatif berupa
hilangnya harta benda dan korban warga sipil. Organisasi Lions Clubs lahir di tengah
situasi tersebut, hal itulah yang mendorong Melvin Jones sebagai pebisnis sukses pada
saat itu untuk melakukan sebuah gerakan sosial. Kegiatan tersebut pada awalnya
hanya beroperasi pada lingkup domestik. Akan tetapi melihat tuntutan keadaan dan
semakin banyaknya pihak yang tertarik dan bergabung dengan organisasi tersebut
maka, mulailah Lions Clubs didirikan di luar negara Amerika Serikat. Makna sejarah
itu pula yang tertuang dalam akronim Lions Club yakni, Liberty, Intelligence and Our
Nation’s Safety.

Sebagai organisasi transnasional yang memiliki jangkauan pada banyak


negara, Lions Clubs memiliki simbol. Simbol dalam Lions Clubs menggambarkan
periode lalu yang kelam dan masa depan yang cerah. Hal itu merupakan anekdot dari
situasi perang yang dirasakan oleh pendiri Lions pada awal masa berdirinya. Selain
itu, simbol itu merupakan strategi Lions untuk menciptakan framing dan identitas bagi
pergerakannya di dunia.

Lions Clubs yang terdiri dari anggota yang sudah berusia 30 tahun dan
menikah dalam perkembangannya merasa perlu untuk membentuk organisasi sebagai
mitra kerja yang berisikan anak muda dan remaja. Organisasi tersebut kemudian
dinamakan Leo Club. Leo Club dalam kegiatannya juga berfokus pada pengabdian
kepada masyarakat. Di Yogyakarta, pada musibah erupsi Gunung Merapi tanggal 26
November 2010, Leo Club menyediakan diri sebagai relawan dan hingga kini masih
melakukan pendampingan trauma healing bagi anak – anak pengungsi. Leo Club
dalam pelaksanaan kegiatannya juga tak terlepas dari Leo Club yang berasal dari
negara lain. Program pertukaran pelajar, kunjungan wisata, field trip, hingga
kunjungan persahabatan kerap dilakukan anggota Leo untuk menjalin persahabatan
dan memperluas jaringan organisasi. Diharapkan dengan program – program tersebut
akan menghasilkan komunitas pemuda internasional yang lebih peduli terhadap
masalah kemanusiaan dan mendukung terciptanya perdamaian.

Kegiatan kontemporer Lions Clubs juga tersebar di banyak negara antara lain6 :

1. new skills, new life : pemberdayaan perempuan di Maroko

2. crafting peace : lomba poster perdamaian bagi


anak – anak di PBB

3. moving forward : pembinaan anak usia dini di Australia

4. celebrating earth day : perayaan hari


lingkungan hidup di Amerika Serikat

5. walking for the cure : seminar kanker payudara di Kepulauan Caymand

6. palmerston heritage park : pembangunan taman kota di Kanada

7. lions school : pembangunan sekolah dasar di India

6 http://www.lionsclubs.org/EN/our-impact/lions-in-action/lions-in-action-archives/index.php
8. project new hope : program santunan bagi veteran perang di Amerika Serikat

9. vip carnival : pendampingan anak difabel di Amerika Serikat

10. swedish summer camp : kemah musim panas di Swedia

11. the joy of learning : pendampingan bagi anak di Uganda

12. the Christmas ship : program pelayaran Natal di Amerika Serikat

Sejak awal, kegiatan pengabdian yang dilakukan setiap Lions Club ditekankan
kepada usaha - usaha membantu sesama manusia yang kurang beruntung. Anggaran
Dasar Club sebagai mana direkomendasikan Asosiasi dapat disesuaikan oleh setiap
Club dengan kebutuhan setempat tanpa mengabaikan prinsip - prinsip kerja dan
Anggaran Dasar Asosiasi. Hak otonomi yang diberikan kepada setiap Club dan
kebijaksanaan untuk mengkonsentrasikan kegiatan pada pengabdian yang benar -
benar dibutuhkan masyarakat, merupakan dua faktor yang mendasari seluruh kegiatan
Lions di seluruh dunia. Sifat kegiatan asosiasi yang berlingkup Internasional dengan
kemungkinan terjadinya dan perkembanganya hubungan antara Lions dari berbagai
Club diseluruh dunia, yang didasari minat bersama dalam pengabdian kepada
masyarakat, merupakan pemicu terciptanya kreativitas dan antusiasme yang kuat di
kalangan Lions untuk mencapai kemajuan.

IV
Penutup dan Lampiran

4.1 Kesimpulan

Organisasi transnasional meliputi upaya dan usaha terorganisasi apa saja yang
dikelola lintas batas negara dan melibatkan personil dari beragam kebangsaan, suku
dan agama. Bentuk organisasi itu bisa saja berupa organisasi sosial kemasyarakatan
contohnya Lions Club. Lions Club adalah organisasi transnasional yang telah
terinstitusionalisasi, dan di dalamnya terdapat struktur dan keanggotaan yang jelas.

Sejak berdirinya hingga sekarang telah banyak usaha - usaha membantu


sesama manusia yang kurang beruntung dan kegiatan yang bersifat sosial yang
dilakukan oleh klub ini. Kegiatan yang dilakukan di antaranya pengabdian
masyarakat, penyuluhan dan penanggulangan diabetes, kelestarian lingkungan hidup,
perawatan pendengaran dan bakti bagi para tunarungu, hubungan internasional,
kegiatan untuk kaum remaja, dan perawatan penglihatan dan bakti bagi tunanetra.
Diharapkan dengan program – program tersebut akan menghasilkan komunitas
pemuda internasional yang lebih peduli terhadap masalah kemanusiaan dan
mendukung terciptanya perdamaian.

Lewat jaringan yang dimiliki oleh Lions Club di seluruh negara anggota, para
anggota membangun komunikasi dan interaksi internasional yang berlandaskan rasa
kepercayaan untuk memperkuat persahabatan yang sudah terbentuk. Dengan
menumbuhkan persahabatan yang positif, diharapkan Lions Club dapat berperan
dalam menciptakan pengertian dan saling menghormati antar bangsa. Lewat berbagai
gerakan sosial dan komunikasi yang terjalin baik antar negara anggota Lions Clubs
mewujudkan, menciptakan dan menumbuhkan semangat saling pengertian diantara
bangsa - bangsa sedunia.

4.2 Saran dan Kritik


Kegiatan penelitian lapangan yang dilakukan sangat bermanfaat bagi peserta
perkuliahan kelas Transnasionalisme dan Politik. Kegiatan ini membantu mahasiswa
untuk mencari informasi dan pengetahuan secara langsung secara mandiri di luar
kelas. Dengan rancangan perkuliahan yang menyediakan sarana bagi mahasiswa
untuk berkonsultasi dan menyampaikan hasil laporan perkembangan penelitiannya
selama proses perkuliahan berlangsung, sangat membantu dalam proses pembuatan
penelitian. Akan tetapi, pengalaman penulis yang harus mengganti obyek penelitian di
tengah jalan tentu sangat mengganggu jalannya penelitian oleh sebab itu, sebaiknya
antara dosen dan tutor kelas pada periode selanjutnya lebih informatif dan
berkoordinasi dalam menyampaikan feed back dari abstraksi yang telah dikumpulkan.
Selain itu, feed back yang diberikan pun sebaiknya tidak berisi hal – hal yang umum,
akan tetapi spesifik pada abstraksi penelitian per kelompok yang diajukan mahasiswa.
Untuk menghindari dan meminimalisasi adanya free rider dalam kelompok penelitian,
dosen dan tutor sebaiknya juga perlu menyediakan dan menawarkan mekanisme
pembagian kerja yang lebih rinci dalam proses penelitian.

4.3 Daftar Pustaka


1. Transnational Relations and World Politics, Joseph s. NYE, JR, and
Robert D. Keohane, An Introduction

2. http://en.wikipedia.org/wiki/Lions_Clubs_International

3. www.lionsclubs.org
4. http://www.lionsclubsd307b.org/default.asp?
topic=Profile,Lions&speak=id

4.3 Lampiran

4.3.1 Progress Report

29 November 2010

Kegiatan : presentasi rancangan penelitian

Penulis mempresentasikan rancangan awal penelitiannya di depan


kelas. Akan tetapi, karena tema dan jenis organisasi yang dipilih ternyata telah
digunakan dan dipakai sebagai obyek penelitian di kelas Transnasionalisme
dan Politik tahun lalu maka, penulis disarankan untuk mencari obyek
penelitian yang lain. Obyek penelitian penulis saat itu adalah organisasi AFS
(American Field Service). Kesalahan itu terjadi akibat tak adanya
pemberitahuan sebelumnya dari tutor kelas Transnasionalisme dan Politik A
pada penulis untuk mengganti tema dan topik sebelumnya. Abstraksi
penelitian telah penulis ajukan beberapa waktu sebelum hari dilaksanakannya
presentasi.

3 Desember 2010

Penulis mengirimkan rancangan penelitian kembali beserta obyek


penelitian yang baru yakni, organisasi Rotary. Akan tetapi, ternyata obyek
penelitian tersebut telah digunakan dan dipakai pada kelompok lain di kelas
Transnasionalisme B. Oleh sebab itu, penulis disarankan kembali untuk
mengganti obyek penelitiannya kembali.

5 Desember 2010

Sesuai dengan saran dan konsultasi dengan tutor kelas


Transnasionalisme dan Politik A maka, penulis memilih organisasi Lions
Clubs sebagai obyek penelitian.

6 Desember 2010

Setelah menentukan tema, topik, dan obyek penelitian, penulis


melaporkan perkembangan penelitiannya di depan kelas serta memaparkan
interview guide yang telah dibuat.

9 Desember 2010

Wawancara yang pertama, kami lakukan dengan salah seorang anggota


dan pengurus harian Leo Club yang bernama Lilis Sulistiani, usia 20 tahun. Ia
adalah Ketua Komite Pemuda dan Olah Raga Leo Club Yogyakarta Puspita
Mataram (LCYPM). Wawancara kami lakukan di kantor sekretariat LCYPM
yang beralamat, di Jl. Sisingamaraja no. 150, Yogyakarta. Wawancara
dilakukan dengan panduan interview guide yang telah penulis persiapkan.
Wawancara berlangsung selama 45 menit. Contact person : 08561937057.

13 Desember 2010

Penulis memaparkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan


pengurus Leo Club. Atas pertimbangan hasil wawancara dan saran dari
pengurus Leo Club tersebut, penulis mengganti fokus permasalahan yang
hendak diangkat dalam penelitian. Rumusan masalah awal yakni, ”Bagaimana
peran Lions Clubs dalam persebaran nilai – nilai demokrasi di Yogyakarta?”
diganti dengan, ”Bagaimana cara Lions Clubs mewujudkan semangat saling
pengertian di antara bangsa – bangsa di dunia?”

16 Desember 2010

Karena kesibukan pengurus Lions Clubs (pelaksanaan konvensi


nasional Lions Clubs pada awal bulan Januari) maka, wawancara dilakukan
via telepon. Wawancara dilakukan dengan ketua pelaksana harian Lions Clubs
Yogyakarta, Ibu Livia. Wawancara dilakukan selama 20 menit. Contact
person : 081804361514

20 Desember 2010

Presentasi final progress report

4.3.2 Interview Guide


• Nama?

• Jabatan?

Lokal

• Apa tujuan LC clubs didirikan?

• Bagaimana struktur organisasi LC?

• Dari mana sumber dananya?

• Mengapa LC berisi anak muda dan remaja?

• Kegiatan LC meliputi apa saja?

• Kegiatan apa yang dilakukan?

• Bagaimana hubungan LC yogyakarta dengan leo clubs area lain di


Indonesia?

• Bagaimana koordinasi dilakukan?

• Mengapa setiap “area” memiliki club lebih dari satu?

• Bagaimana koordinasi dilakukan dalam satu area?

• Apakah ada ide/ nilai khusus yang hendak di”share”kan LC yogyakarta


dalam kegiatannya di masyarakat/ forum nasional?

• Kalau ada, mengapa?

• Bagaimana respon LC Yogyakarta dalam menanggapi isu demokratisasi


dan keistimewaan DIY?

• Apa yang membedakan LC dengan organisasi/ asosiasi lain?

• Bagaimana cara membuat kebijakan dalam LC?

• Apakah LC melakukan kerjasama dengan pemerintah?

• Kalau iya, dalam bidang apa dan mengapa?

Internasional

• Kegiatan apa yang dilakukan dan meliputi apa saja?

• Bagaimana bentuk kegiatannya?dari mana sumber dananya?


• Bagaimana hubungan leo clubs yogyakarta dengan LC di negara lain?

• Apakah ada ide/ nilai khusus yang hendak di”share”kan oleh LC


yogyakarta dalam kegiatannya di forum internasional?

• Kalau ada, mengapa?

4.3.3 Transkrip Wawancara

1. Nama?

Lilis Sulistiani

2. Jabatan?

Komite Pemuda dan Olahraga Leo Club

3. Usia?

20 tahun

4. Apa itu Leo Club?

Leo Club adalah suatu LSM pemuda/i internasional yang bergerak di


bidang sosial di bawah asosiasi Lions Club International. Leo Club
merupakan organisasi remaja yang bersifat internasional dan merupakan
satu bagian dari The International Association of Lions Clubs. Juga
termasuk dari 17 kegiatan utama Lions Clubs.

5. Apa tujuan Leo Club clubs didirikan?

Membangun saling pengertian antar bangsa – bangsa.

6. Bagaimana struktur organisasi Leo Club?

Ada presiden, wakil, sekretaris, ketua departemen, bendahara, dan


anggota.

7. Dari mana sumber dananya?

Sumber dana Leo Clubs berasal dari iuran anggota dan sumbangan
donatur. Donatur dapat berasal dari sponsor Lions dan Leo Clubs, terutama
dari anggota Lions Clubs.

8. Mengapa LC berisi anak muda dan remaja?

Leo Club berisi anak muda dan remaja dengan maksud untuk
menjembatani kepentingan Lions Clubs yang menginginkan organisasi ini
dapat bergerak lebih dinamis, gesit, dan kreatif, sesuai dengan imej anak
muda. Selain itu, Leo Clubs menjadi sarana bagi alih pengalaman dan
informasi dari anggota Lions Club yang lebih tua (min berusia 30 tahun)
dan telah menikah.

9. Kegiatan LC meliputi apa saja?

Kegiatan Leo Club sebenarnya hampir sama dengan Lions, yaitu kegiatan
yang bersifat sosial.

10. Kegiatan apa yang dilakukan?

Kami secara rutin, sebulan sekali melakukan kegiatan bakti sosial. Entah
itu dilakukan dengan penggalangan dana atau turun langsung ke lokasi.

11. Bagaimana hubungan LC yogyakarta dengan Leo Club area lain di


Indonesia?

Hubungan Leo Club antar daerah di Indonesia adalah sederajat. Begitu


pula hubungannya dengan Leo Club Indonesia dengan Leo Club dari
negara lain.

12. Bagaimana koordinasi dilakukan?

Secara rutin dilakukan komunikasi. Dalam bentuk paling sederhana, sms,


email, facebook, twitter, atau bahkan kunjungan langsung.

13. Mengapa setiap “area” memiliki club lebih dari satu?

Dengan clubs yang semakin banyak, dapat menaikkan posisi tawar area
tersebut. Dalam acara konvensi tahunan, hal itu juga bermanfaat dalam
pengambilan keputusan yang menggunakan sistem voting.

14. Bagaimana koordinasi dilakukan dalam satu area?

Biasanya dalam tiap event atau kerjasama kami saling membantu.

15. Apakah ada ide/ nilai khusus yang hendak di”share”kan LC yogyakarta
dalam kegiatannya di masyarakat/ forum nasional?

Kami ingin menjalin persahabatan dengan pihak yang kami ajak


kerjasama, dan masyarakat luas di mana pun berada.
16. Kalau ada, mengapa?

Kepercayaan adalah kunci dalam membangun persahabatan. Dengan


menumbuhkan persahabatan yang positif, diharapkan Leo Club dapat
berperan dalam menciptakan pengertian dan saling menghormati antar
bangsa.

17. Apa yang membedakan LC dengan organisasi/ asosiasi lain?

Emmm...apa ya?

Leo Club singkatan dari : (Leadership, Experience, Opportunity). Jadi,


dalam Leo Club, setiap anggota diberi kesempatan untuk
mengembangkan atau menumbuhkan bakat – bakat yang dimilikinya
melalui berbagai pengalaman yang diperoleh dalam melaksanakan
kegiatan – kegiatan. Anggota Leo Club terbuka untuk umum. Kita di sini
adalah orang – orang “gila” dalam artian orang yang rela berkorban demi
orang lain. Buang – buang waktu untuk sosial..

18. Bagaimana cara membuat kebijakan dalam LC?

Dalam rapat dilakukan dengan musyawarah. Akan tetapi kalau dalam


lingkup nasional atau konvensi, dilakukan dengan voting.

19. Apakah LC melakukan kerjasama dengan pemerintah?

Iya.

20. Kalau iya, dalam bidang apa dan mengapa?

Saya tidak tahu persisnya, tapi nanti itu mungkin bisa ditanyakan dengan
presiden dari Leo Club Yogyakarta.

21. Kegiatan apa yang dilakukan dan meliputi apa saja?

22. Bagaimana bentuk kegiatannya?dari mana sumber dananya?

Sumber dana dari kegiatan yang berlingkup internasional setahu saya,


berasal dari para sponsor dan Lions Clubs Internasional.

23. Bagaimana hubungan LC yogyakarta dengan LC di negara lain?

Hubungannya sama dan sederajat. Kami sering melakukan kegiatan


bersama. Program pertukaran pelajar dan kunjungan persahabatan, juga
rutin kami lakukan.

24. Apakah ada ide/ nilai khusus yang hendak di”share”kan oleh LC
yogyakarta dalam kegiatannya di forum internasional?

Sama dengan jawaban yang tadi.

25. Kegiatan terakhir apa yang LC lakukan?

Menjadi relawan bencana erupsi Gunung Merapi dalam program trauma


healing.

Anda mungkin juga menyukai