Anda di halaman 1dari 3

Faktor Pembentuk dan Sifat Identitas Nasional

Faktor Pembentuk Identitas Nasional


Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor primodial dan
faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan yang bersifat
alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan demografi. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis
dan terletak di persimpangan jalan komunikasi anta rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia. Sedangkan faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang
mempengaruhi terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial,
politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi
berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional terdiri dari primordialisme,
agama, tokoh pemimpin bangsa, dan sejarah bangsa. Berikut ini adalah penjelasannya:
Primordialisme
primodialisme pada dasarnya adalah kecintaan/fanatisme pada suatu golongan, etnis atau suku
yang sama. Biasanya didasarkan pula oleh sistem kekerabatan dan kekeluargaan yang identik
dengan adanya hubungan darah antar anggotanya.
Primordialisme menyebabkan seseorang cenderung untuk lebih mudah berteman dan menyukai
sesama golongannya. Misal, orang batak dengan orang batak, golongan menengah keatas dengan
golongan menengah keatas, atau kaum buruh dengan sesama kaum buruh.
Primordialisme yang kuat cenderung menyebabkan pengelompokan individu-individu dengan
karakteristik sama. Pengelompokan ini pada akhirnya akan menghasilkan suatu komunitas yang
memiliki karakteristik atau identitas tertentu.
 
Praktik Keagamaan
Aspek keagamaan adalah suatu ritual yang didasarkan pada keyakinan individu dan dipraktikkan
baik secara individu maupun kolektif. Unsur keagamaan memiliki peranan penting dalam
menciptakan identitas suatu komunitas karena nilai keagamaan juga tentu saja memiliki identitas
tersendiri.
Tidak jarang, aspek religius bercampur dengan aspek kebudayaan lokal dari suatu komunitas.
Hal ini akan menyebabkan akulturasi atau bahkan asimilasi sehingga menciptakan budaya baru.
Indonesia sendiri memiliki banyak sekali agama-agama yang muncul karena akulturasi dan
asimilasi. Salah satu contohnya adalah islam kejawen yang merupakan gabungan antara islam
dan budaya-budaya lokal Jawa.
Pemimpin bangsa
Pemimpin bangsa adalah figur atau tokoh pemimpin kharismatik yang menjadi kebanggaan
rakyatnya. Seorang pemimpin bangsa pada prinsipnya adalah pelayan masyarakatnya, bukan
pelayan dirinya sendiri.
Pemimpin bangsa yang baik tentu saja akan mampu membuat rakyat merasa diayomi dan bangga
pada pemimpinnya. Pemimpin seperti ini dapat menciptakan komunitas-komunitas orang yang
ingin menjadi seperti dia.
Selain itu, pemikiran dari pemipin ini juga sangat bisa untuk mempengaruhi pemikiran bangsa
yang saat itu ia pimpin. Contohnya adalah Soekarno yang mencetuskan dasar negara
pancasila serta kemerdekaan, Gandhi yang mencetuskan perdamaian dan penghentian
kolonialisme, atau Martin Luther King yang mencetuskan penghentian diskriminasi ras.
Hal-hal ini turut berkontribusi besar dalam membentuk identitas nasional suatu bangsa.
 
Sejarah Bangsa
Sejarah bangsa adalah narasi masa lalu suatu bangsa yang membentuk memori kolektif
masyarakat yang hidup di zaman sekarang. Secara umum, apa yang telah dialami oleh suatu
bangsa akan mempengaruhi identitas serta pola pikir masyarakat dari bangsa tersebut.
Sebuah bangsa yang sering dijajah akan cenderung memiliki sifat menolak intervensi asing,
protektif, dan isolasionis. Atau, penjajahan asing justru memunculkan sifat lunak terhadap asing
karena dianggap lebih superior dan hebat. Inilah yang disebut sebagai mental inlander dari
bangsa terjajah.
Bangsa yang pernah menjadi superpower dunia seperti Inggris atau Amerika tentu saja akan
memiliki pride nasionalisme yang sangat tinggi. Terkadang, mereka merasa sebagai polisi dunia
dan lebih superior dibandingkan dengan negara lain.
Berdasarkan contoh-contoh diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sejarah bangsa
memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk identitas bangsa tersebut.
Solidaritas Organik
Integrasi organik adalah bentuk integrasi sosial yang terbentuk karena kondisi saling
ketergantungan yang dihasilkan oleh pembagian kerja (division of labour).
Solidaritas organik sendiri muncul seiring dengan maraknya spesialisasi yang merupakan produk
dari revolusi industri dan industrialisasi massal diseluruh dunia. Identitas yang dibentuk oleh
solidaritas organik adalah identitas modern, profesional, dan cenderung urban.
Secara umum, terdapat beberapa ciri-ciri yang menunjukkan bahwa suatu negara memiliki
identitas nasional yang unik dibandingkan dengan negara lain.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari negara atau setidaknya bangsa yang memiliki identitas
nasional

 Terdapat pola perilaku masyarakat yang menyangkut adat istiadat dan dipraktikkan


dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, pola perilaku tersebut sudah mengakar dan
terinternalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Terdapat lambang-lambang yang secara simbolik mendeskripsikan visi, tujuan, dan
fungsi dari didirikannya suatu negara. Hal ini merupakan unsur-unsur yang dapat
membedakan suatu negara dengan negara lainnya
 Terdapat kelengkapan pelayanan publik yang dimiliki oleh suatu negara guna
melayani kebutuhan masyarakatnya. Contohnya adalah tempat ibadah, infrastruktur
dasar, teknologi, transportasi, pendidikan, komunikasi, dan sebagainya
 Terdapat tujuan bersama yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. Hal ini umumnya
tercermin dari ideologi negara, dasar negara, serta konstitusinya. Untuk hal ini, Indonesia
sendiri memiliki Pancasila dan UUD 1945.

Meskipun keempat unsur diatas merupakan ciri-ciri dari negara yang memiliki identitas nasional
yang kuat, terdapat banyak sekali ciri identitas nasional lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
per satu.

Berdasarkan ciri-ciri diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki identitas nasional yang kuat dan terjaga dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai