Anda di halaman 1dari 4

Ceita Rakyat Banyuasin : Asal Mula Rumah Lama Di Banyuasin Sumatera

Selatan

ASAL MULA RUMAH LAME DI DESA RANTAU BAYUR


Cerita ini berasal dari Desa Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin

Zaman dahulu ada sebuah keluarga yang hidupnya susah. Keluarga ini mempunyai 7 anak laki-
laki. 6 dari 7 anaknya ini merupakan anak yang rajin. Semua orang di desanya senang melihat
mereka. Tapi, anaknya yang paling bungsu merupakan anak yang nakal, jelek, dan pemalas.
Semua warga tidak menyenangi anak yang paling bungsu. Oleh saudaranya, si bungsu dijuluki
LANANG PENYUNGKAN.
Suatu hari, seperti biasa bapak dan ibunya pergi ke sawah. 6 anak laki-lakinya ikut semua. Tapi,
anak yang paling bungsu tidak pernah ikut setiap kali diajak. Ketika bapaknya mengajak si
bungsu pergi si bapak dimarahi olehnya.
Kemudian pergilah orang tuanya beserta saudara-saudaranya ke sawah. Di sawah, saudara-
saudaranya teringat kata-kata si bungsu. Kemudian saudara-saudaranya merencanakan sesuatu
untuk mencelakakan si bungsu. Mereka ingin menghanyutkan si bungsu ke aliran sungai Musi.
Pulanglah mereka kerumah. Di rumah, mereka tambah tidak senang melihat si bungsu karena si
bungsu seolah menari-nari di atas penderitaan keluarganya. Si bungsu sedang tertidur lelap
sedangkan orang tuanya banting tulang di sawah. Dengan segera, saudaranya membuat sebuah
rakit. Tidak lama berselang terbuatlah sebuah rakit. Dihanyutkanlah si bungsu ke aliran sungai
Musi. Si bungsu tidak sadar kalau dia telah hanyut. Dengan perasaan sedih bercampur kesal
saudara-saudara bertembang,

Bebuah kau kesek


Dak bebuah labu parang
Aman masih betuah, masih balek
Aman dak betuah ilang di jalan

Saudara-saudaranya terus bertembang sampai si bungsu tidak terlihat lagi.


Sampai sore hari, rakit si bungsu itu tersangkut di sebuah batang kayu besar bernama Kayu
Bayur. Si bungsu terbangun dari tidurnya. Ia terkejut melihat ia tidak berada lagi di rumahnya.
Dengan cepat ia naik ke atas batang bayur. Ia duduk termenung dan bertembang,

Batang bayur di sungai Musi


Jadi saksi edop ku ini
Batang bayur di sungai Musi
Alangke malang naseb ku ini
Tidak ada orang yang peduli dengan keadannya. Bertambah sedih hati si bungsu. Bertembang
lagi dia.

Batang bayur di sungai Musi


Jadi saksi edop ku ini
Batang bayur di sungai Musi
Alangke malang naseb ku ini

Sadarlah si bungsu bahwa yang dilakukan selama ini salah.Akhirnya ia naik ke tebing. Di atas si
bungsu berusaha keras banting tulang. Berkat kerja kerasnya ia dapat membangun sebuah rumah.
Rumahnya besar. Di dalam rumah ini banyak terdapat barang berharga. Percaya atau tidak
barang siapa mencuri barang tersebut niscaya ia akan gila sampai ia mengembalikan barang
tersebut. Sampai sekarang rumah tersebut dinamakan Rumah Lame oleh penduduk sekitar.
Rumah Lame masih dijaga dan di lestarikan sebagai peninggalan legenda.

People Ceita Banyuasin: Origins Old Houses In South Sumatra Banyuasin


 Origin LAME HOUSE IN THE VILLAGE Rantau Bayur
This story comes from the village of Rantau Bayur Banyuasin District
Long time ago there was a family whose life was difficult. This family has 7 children of men. 6 of 7
children is a child who diligently. Everyone in his village happy to see them. But, the youngest son is a
naughty boy, ugly, and lazy. All the residents did not like the youngest child. By his brother, the youngest
was called Lana PENYUNGKAN.
One day, as usual father and his mother went to the field. Six sons come all. But, the youngest child is
never invited to participate each time. When his father took the youngest to go the father scolded him.
Then his parents went along with his brothers to the field. In the field, his brothers recalled the words of
the youngest. Then his brothers to plan something to harm the youngest. They wanted to wash away
the youngest to the flow of the river Musi. They returned home. At home, they added was not happy to
see the youngest as the youngest as if dancing on the suffering of his family. The youngest were asleep
while their parents slam the bones in the fields. Immediately, his brother made a raft. Not long ago
terbuatlah a raft. Dihanyutkanlah the youngest to the flow of the river Musi. The youngest did not
realize that he had been swept away. With mixed feelings of sadness upset bertembang brothers,

Bebuah you kesek


Dak bebuah pumpkin machete
Safe still betuah, still turned
Ilang betuah not safe on the road

His brothers continue until the youngest bertembang look no further.


Until late afternoon, the youngest raft was caught in a big wooden bar called Wood Bayur. The youngest
son woke from his sleep. He was surprised to see he no longer be at his house. He quickly climbed onto
the trunk bayur. He sat pensive and bertembang,

Bayur rod on the river Musi


So is my witness edop
Bayur rod on the river Musi
This my poor Alangke naseb

No one is concerned with keadannya. The youngest heart grow sad. Bertembang again him.

Bayur rod on the river Musi


So is my witness edop
Bayur rod on the river Musi
This my poor Alangke naseb

Realize the youngest that are made during this salah.Akhirnya he climbed into the cliff. On top of the
youngest tried hard slam bone. Thanks to his hard work he can build a house. His house is big. In this
house there are many valuables. Believe it or not he who stole the goods are undoubtedly he will be
crazy until he returns the goods. Until now the house is named Houses LAME by locals. Lame house is
still maintained and preserved as a relic in the legend.

Anda mungkin juga menyukai