Anda di halaman 1dari 90

0|P a ge

Roirike:
Kwala Wala
dan Potato Wedges

1|P a ge
Roirike: Kwala Wala dan Potato Wedges

Kontributor:
Ahmad Faisol
Andi Achdian
Dodi Rokhdian
Erwan Baharudin
Ivo Noviana
Kasyfiyullah
Miftahus Surur
Mira Pakan
Nurhasanah Hasibuan
Risma .M Sinaga
Sri Winarny
Widhyanto Muttaqien
Yenti Aprianti

Editor: Tina Napitupulu


Layout: Kasyfiyullah & Tina Napitupulu
Desain Sampul: Kasyfiyullah

Foto: Google Images, Tina

Cetakan Pertama: Maret 2011


Percetakan: PT Kwala Wala Jaya Abadi

Diperbolehkan memperbanyak buku ini dengan dan tanpa mencantumkan sumbernya,


karena kalaupun kau nggak mencantumkan, gak ada yang tahu - kecuali kalau tidak
sengaja ketahuan. Kalau ketahuan juga, paling kau ketahuan jadi plagiator.

2|P a ge
Sekilas
Roirike: Kwala Wala dan
Potato Wedges
Tina Napitupulu

Judul buku ini tidak dipilih secara sembarangan. Dengan seksama, penuh
pertimbangan 'Roirike: Kwala Wala dan Potato Wedges' dipilih. Ia
mengalahkan judul-judul lain, seperti 'Kisah Kisah Keajaiban' atau 'From
Anthropology with Love' dan sejumlah judul-judul lain yang cukup
representatif untuk dijadikan judul buku.
Kwala Wala dan Potato Wedges mewakili perasaan tertipu dan menipu.
Kita mengingat betapa gemas hati kita ketika Rike berhasil mengelabui kita
dengan kisah pelariannya dengan Kwala ke Papua Nugini. Kita mengingat
betapa puasnya kita tertawa melihat Rike yang licin menipu itu tertipu
dengan ukuran makanan yang dipesannya di Cafe Bloc FISIP UI.
Kita semua tertipu dengan perawakan Rike yang begitu tenang di dalam
kelas. Diam dan seperti hanyut menonton diskusi, lalu tiba-tiba lulus tepat
dua tahun. Seringkali mengaku tak pandai tetapi dalam setiap
postingannya ia kerap menuliskan pelajaran yang ia dapat dari sebuah
kejadian. Semestinya kita curiga dengan aksi rendah hatinya.
Sesungguhnya ia mempelajari ilmu berperang Sun Tzu! Kita juga tertipu
dengan pembawaan kekanak-kanakkannya yang ternyata menyimpan
keinginan untuk mencolek Pak Tony. Ck ck ck. Oh, sungguh seringkali kita
tertipu dengan kawan kita yang bernama Rike.
Ah, tipu menipu ternyata kadang didorong oleh perasaan akrab, perasaan
cinta, sehingga kemudian melakukan hal-hal yang tak terduga. Untuk
semua tipuan Rike, yang membuat kita terkejut-kejut dan tertakjub-takjub,
yang membuat kita semakin menyayanginya, untuk itulah buku ini
dipersembahkan. Semoga di usia ke-31, ia semakin penuh kejutan! Dan
DARRRR!! Kita akan terperangah.[]

3|P a ge
4|P a ge
Daftar Isi
Iseng to the Max
+ Saya berangkat awal April ini 8
+ Saya sudah sampai di Port Moresby 17
Makanan: Cinta tapi Benci
+ Bacalah tanggal sebelum makan 23
+ Kisah jeritan hati kentang wedges
dari Cafe Bloc FISIP UI Depok 24
Ingatan akan kota-kota
+ Cerita Pak Iwan 32
+ Depok - The City of Spanduk 33
+ BOX: Cerita Dari Inbox FB 35
Dokumentator Ajaib
+ BOX: Suara Hati Anak Pantai 38
+ Hari ini hari apa (curhat dikit ah) 39
+ Tintin Tuntun & Final Fantasy 40
+ Curhat soal Singapura, Australia dan tetek bengek lainnya 43
+ Jalan-jalan Antropologi ke Bogor 47
+ Sebuah salam 51
+ BOX: facts on Rike 53
Dengan cinta dari kami
+ Pelarian Mencengangkan ke Papua Nugini 56
+ Eat, Laugh and Write 58
+ Pribadi Ceria Penuh Canda Rike Gajebo 60
+ Dongeng Ngawur: Si Burik 63
+ Surat Sederhana untuk Sang Sahabat 67
+ Empat Strategi Menghadapi Masalah a la Rike 69
+ Nama baruku 'Mbak Mi' 71
+ Sosok yang Penuh Kejutan 74
+ Nostalgia Fotokopi 77
+ Doa Singkat Micky Mini 78
+ Ajaib 79
+ Untuk Rike 80
+ Teman Satu Kelas Bernama Rike 81
Signing Page: Happy 31st Roirike!

5|P a ge
6|P a ge
Iseng to the Max
Di Alfa saya membelikan kado terindah buat kedua pasang mahasiswa
antrop itu. Dengan kertas kado pink keduanya tampak begitu gembira
menerima kado saya. Senang sekali rasanya, bisa mengerjai orang lain.
Saya bersyukur teman-teman ikut tersenyum, sebelum kado di buka.
(Kisah jeritan hati kentang wedges dari cafe bloc fisip ui depok; Apr 16
2009, 10:56 pm)

Sepertinya tak perlu dijelaskan lagi bukan?


Di dalam lembaran-lembaran berikut, adalah tulisan Rike yang
menggegerkan pasca sarjana Antropologi, respon-respon orang yang
terkecoh oleh kelihaiannya bercerita dan respon bahagianya karena
banyaknya orang yang berhasil ia kerjai. Kita tidak mungkin membenci
Rike, terlalu baik dan terlalu sering membuat kita kenyang untuk bisa kita
benci. Kita bisa berkata 'rese', tetapi yang kita ingat ketika kata itu terucap
adalah betapa cerdiknya ia dan betapa bodohnya kita ketika ia berhasil
menipu. Maka Rike seperti kancil: iseng to the max, suka menipu, kreatif –
meski tidak suka mencuri ketimun dan tidak bisa lincah lompat-lompat di
atas bebatuan sungai.[]

7|P a ge
Saya berangkat awal April ini
arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 3:00 pm

Bersama email ini saya, Rike menyampaikan terima kasih saya pada teman-
teman dan para dosen yang telah berteman dan membimbing saya selama
hampir setahun belakangan ini. Kemungkinan saya tidak lagi berada di
Jakarta, saya akan terbang bersama kekasih saya, Kwala Wala, seorang
anggota tim balap sepeda di Papua Nugini, berangkat sore sampai di sana
tanggal 1 April 2009 dengan penerbangan langsung Garuda Indonesia.

Kebetulan kami sudah saling mengenal sejak 2007 namun baru belakangan
kami bertemu kembali. Kami akan melangsungkan pernikahan kami disana,
tanpa sepengetahuan keluarga saya.

Saya ucapkan terima kasih dan permohonan maaf apabila selama ini sudah
membuat teman-teman/dosen marah, kesal atau segalanya atas
tindakan/ucapan saya.

8|P a ge
Saya pertama haturkan kepada :

Pak Iwan: Yang selama ini telah bersabar dan berbaik hati, menuntun dan
membuat saya mau belajar, sedikit-sedikit menjadi bukit tentang
antropologi. Hehe...yang terbuka terhadap segala hal, tidak menuduh salah
atau benar. Terima kasih banyak..banyak..banyak Pak Iwan.

Pak Afid: Yang buku antropologi kontemporernya malah lebih membantu


saya memahami antropologi. Maklum bahasa Inggris saya minimalis. Plus
semangatnya untuk membuka cakrawala pengetahuan.Hormat komandan!

Bu Sulis : Yang walaupun baru mengenal, tapi saya banyak memperoleh


pengetahuan baru, belajar lebih fleksible, apalagi soal tanaman-
tanamannya. Wow keren!

Bu Suraya: Yang tegas, yang memberikan pandangan tentang apa yang ada
di lapangan.

Pak Toni: Yang babyface ini..sempat bikin stress di awal belajar, namun
saya yakin maksud Bapak itu baik, mau merubah si pemalas satu ini untuk
mau membaca 70 halaman sehari...hmm.. selalu sih..tapi 70 halaman itu:
majalah wanita 30 halaman + buku psikologi populer 30 halaman + komik
10 halaman. Hehehe...ilmu kan didapat dari mana saja .. hehe... dan tidak
mau dicipikacipiki ini..kenapa ya? Bheuheueheuheuahueahuea

Api Yenti: Yang menjadi sahabat senasib seperjalanan seusia kakakku.


Teman curhat, teman yang kelihatannya cuek tapi sebenarnya begitu
perhatian, yang asyik diajak bicara soal apapun. TOB ABISlah. Somay di
rumahnya enak...kalau berkunjung ke rumahnya pasti dijajanin pemilik
rumah ini . Hihihi...salam metal 3 jari!

Ivo Noviana: Yang juga jadi sahabat curhat selama ini. Dalam suka duka
selama dalam perjalanan pulang ke rumah. Bantuannya baik secara
akademik maupun ikutan berolahraga di Dewi Sartika-nya. Tawa-nya yang
bikin hilang segala penat dalam otak. Yang rasanya tak pernah habis
sampai kapan pun. Rosella..rosella.. tumbuhlah besar.

Mbak Eli: Yang ini kakak sendiri. Yang juga asyik diajak bicara soal
apapun..dari soal serius sampai soal hantu dunia folklor Indonesia. Hidup
hantu! Hidup makanan Indonesia!

9|P a ge
Mbak Mira: Wah yang ini..jangan tanya. POKOKNYA ASYIKKlahhhh. Berjiwa
muda! Klapeerttarttttnyaaa wueeenakakkkk...

Bunda, Mbak Rina dan Bu Sifa: The golden girls..benar-benar gold di


mataku. Kayaknya ada wajah ibuku di antara mereka bertiga ini. Gak ada
tandingannya deh.

Surur, Widhy: Yang ini seperti kakak2ku sendiri. Tempat bertanya segala
macam, dan tempat minta tolong hal-hal yang di luar batas kemampuan
diri seorang manusia macam saya, yang suka saya tanyain, berapa jauh
rumah Surur dari Plaza Tanjung Karang? Sementara Widhy, dia akan
bernyanyi blues diantara tumpukan buku-buku. Hehe...

Mas Wid: Pak guru yang kreatip abis, baik hati dan suka menolong,
terutama soal-soal yang berhubungan seni lukis. Hehehe...thank you.

Faisol : Wah ini nih. Dibalik sikapnya yang cuek dia itu sangat baik loh. Dia
akan sukarela membantu mendorongkan mobil-mobil demi mobil saya
yang mau keluar. Pokoknya baik hatinya. Thanks ya Bro. Yang
menyenangkan lagi, dia suka dangdut. Aku juga lho. Mungkin bisa
mendirikan band dangdut bareng ya Bro.

Fauzi: Anaknya Pak Bordu yang suka dengan ranah dan habitus ini
wanginya harum, asal jangan ngerokok!

Dody: Kakakku yang ini, yang dibalik tampangnya yang..hihihi..ternyata


hatinya lembut. Beruntunglah mbak yang di Yogyakarta. Ditunggu
kabarnya Dy. Hehe..bulan ini bukan ya?

John: Yang berbulu mata lentik, yang selalu saya cari keberadaannya, yang
suaranya merdu itu..hiks..hiks..rindu deh.

Hadi: Owner butik dan caleg ini. Wah pasti sedang sibuk kampanye ya.
Good luck ya Bro!

Bang Biem: Yang sebenarnya ingin foto bareng tapi malu waktu itu.
Maklum penggemar ayahnya, Pak Benyamin Suaeb. Tapi Bang Biem udah
ngabur entah kemana. Hiks..hiks, gimana sih? Hahaha

Yoga: Wah ini nih mantan atlet catur sekabupaten Bangli. Dibalik
kefilsufannya yang bikin muka jadi serius berkeriput, dia adalah seorang
yang baik hati dan suka tertawa.

10 | P a g e
Pak Rizal: Yang semangat belajarnya gilingan padi! Salut Pak.

Mas Andi: Bicara soal apapun pada sejarahwan satu ini gak ada matinya
deh.

Erwan: Wah mantan vokalis band metal-hardcore-grindcore-punk ini


adalah ayah yang baik hati untuk anak-anaknya. Buktinya, Tahun Baru
kemarin sibuk merayakan bersama anak-anaknya.

Pak Yadi: Whoaaa, ini dia suhu, sensei, grand master, maha guru. Toblah.
Disela-sela kesibukannya di kantor arsip masih menyisipkan tawa soal anti-
klimaksnya yang bikin ketawa geli dengarnya.

Mbak Ivon: Yang berbaju putih suci dan tidak pernah mau diajak foto
bareng, dan kabur begitu saja. Hiks.

Anne dan Tina: Whoaa cs-an di FB nih. Senang bertemu dynamic duo ini.
Tina yang kritis dan Anne yang pinter :)

Kasip: Wah ini sih saudara yang benar-benar senasib setakdir


sepenanggungan. Kita sama-sama sudah gak punya ibu, jadi ngerasain apa
gak enaknya hidup tanpa si mamah ya Sip.

Mas Himawan: Yang baik hati, ramah tamah dan tidak sombong.

Mas Rawa: Hihihi...kemana ya dia?

Mbak Wati, Mbak Wiwin dan Mbak Tina juga Mas Tommy: Whoaaa ini dia
nih. Tanpa mereka hidup rasanya mati rasa. Bikin semangat sekolah di UI.
Hehehe..thanks ya...:)

Bersama ini saya juga menyampaikan bahwa bulan April ini ada beberapa
teman yang akan menyelenggarakan hari ulang tahunnya:
1. Surur : di KTP 2 April, di akte 27 April (yang mana ini nih yang
dirayainnya Bro?)
2. Yenti : tanggal 15 April
3. Faisol : tanggal 16 April
4. Erwan : tanggal 18 April

Terima kasih semuanya. Doakan saya sampai disana selamat ya.

11 | P a g e
Yang tertipu, yang memberikan doa, yang memberikan nasehat dan yang
berpuisi: Respon Orang Orang

Erwan, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 3:54 pm

Rike, kadang-kadang gw gak tau lu serius atau bercanda...termasuk


emailmu sekarang ini? Serius? Lu mo pergi nikah tanpa sepengetahuan
keluarga?

Ke, gw pernah punya teman dari SD sampai bareng kuliah di Semarang.


Sering ngeband bareng, balapan bareng, avantouring bareng, pokoknya
seru-seru, termasuk kompetisi rebutan cewek (akhirnya gagal semua).
Hehe.

Dia anaknya pemberontak banget, gak pernah akur sama bapaknya


(mommynya sudah meninggal). Kalau kumpul sama bokapnya pasti ribut
terus, pokoknya kagak pernah akur, dari awal kuliah sampai selesai kuliah
dia jarang pulang ke rumah. Tapi tahu gak? Biarpun bokapnya keliatan
keras dan galak dimata temen gw itu, tapi setiap ketemu gw, bokap
temenku tuh selalu nanyain kondisi anaknya, kuliahnya, kehidupannya di
kosan, teman-temannya, bahkan sampai keuangan dia disana, Beliau selalu
tanya gw terus. Maklum tahun tahun 90-an hp belum ada, jadi komunikasi
terbatas, gak kaya sekarang.

Kejadiannya tahun 2003-an, waktu itu temen gw pulang ke Jepara, sambil


gendong anak dan gandeng cewek. Ternyata mereka anak dan istrinya. Dia
sudah married tanpa ada seorang teman bahkan keluarganya yang tahu,
and what was next?

Satu bulan kemudian bapaknya meninggal karena sakit, padahal


sebelumnya beliau segar bugar. Dia begitu kepikiran dan merasa telah
salah mendidik anaknya. Dia merasa bersalah sama istrinya karena tidak
bisa menjaga amanat almarhum. Begitu tiba-tiba, dan lebih hebatnya
sekarang temen gw itu sudah bercerai (begitu besarnyakah arti seorang
perempuan dibandingkan dengan eksistensi keluarga? Apalagi orang
tuanya tinggal bokapnya doang).

12 | P a g e
Gak tahu deh bagaimana hancurnya dunia dia waktu itu. Yah, jadi apapun
keputusan Rike, mudah-mudahan jadi yang terbaik. Selamat terbang ya.
Yang pasti arisanintelek bakal kehilangan seorang moderator deh. Hehe,
good luck.

Iwan Tjitradjaja, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 6:16 pm

Jeng Rike, what a surprise? Berpetualang menapaki alur kehidupan tanpa


mengandalkan dukungan keluarga? You really have extraordinary guts .
Just remember always, "apapun yang kamu alami dan hadapi merupakan
bagian proses pembelajaran kehidupan yang sedang kamu jalani; dan
jangan lupa kamu selalu mempunyai teman-teman untuk berbagi tentang
pelajaran hidup ini".

Salam bahagia, iwantj

Iwan Tjitradjaja, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 6:23 pm

Jeng Rike, you got me. It's April Mob! Tapi, suratmu, meskipun ditulis
dalam rangka April Mob, barangkali mencerminkan apa yang sedang
bergejolak dalam dirimu?!! Who knows!?

Salam, iwantj

Andi Achdian, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 8:27 pm

Que sera sera Rike .. .mengikuti kata hati memang gak mudah ... kamu
orang dengan hati paling baek di kelas lho … bon voyage

Andi

Sulistyowati, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 8:39 pm

Waduh Rike,
I am speechless ...
Semoga ini bukan April mop ya..

Salam,
SI

13 | P a g e
Jean de arch, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 9:50 pm

Dear Rikeee....sayang...
Wah kamu...bener deh...bikin...kagettttt aja deh...
Terus terang aku nggak bisa bilang apa-apa lagi. Hanya satu saja yang aku
pingin bilang please take care....you are a very wonderful friend I had met.

Mudah-mudahan semua pencarianmu tercapai yaaa.....dan selamat


mencapai kehidupan yang baruuu.... yaaa...semoga semua itu mendapat
berkat dan perlindungan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yaaa....

Jangan lupa kita-kita semua yaa....semoga kalau kita sedang lapangan ke


Irian atau Papua...kita-kita boleh tinggal di tempatmu....yaaa...Salam buat
kekasih tercinta. Semoga...semua rencana berjalan lancar....dan baik
yaaa....

Selamet jalan Rik...we will miss you so much......

Salam hangat...
Mira

Sulistyowati, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 9:59 pm

Mira, kita masih berharap bahwa itu April mob...


SI

Jean de arch, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 10:01 pm

Dear teman-teman...
Siapa nih yang mau gantiin Rike jadi moderator.....he3...atau Rike masih
mau...jauh2 dari sana...
Ok C U

Jean de arch, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 10:09 pm

Dear Bu Sulis dan Rike...


Hahaha....mudah-mudahan begituuuu yaaa Mbak...Rike memang penuh
surprise.....But really, she is a wonderful friend....Ok Rik...aku jadi
baaaasaah nih, mataku....sedihhh lo kehilangan kamu. Bener..d....C U Rik...

14 | P a g e
Kontak kita kalau kamu perlu apa-apa ...yaa, aku punya beberapa temen di
Papua.
Ok yaaa...C U

Miftahus Surur, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 30 2009, 8:15 am

Rikeeee....., keputusanmu bikin gw hampir jantungan nih. Tapi apapun


keputusanmu, gw sebagai temen baikmu cuma bisa mendukung
langkahmu ke depan.

Selamat menempuh hidup baru, n kalo sewaktu-waktu gw melancong ke


negerimu, boleh kan mampir? Oh iye, kameramu ada di gw, gak tau mo
diapain? Atau itu mo loe jadiin kenang-kenangan buat gw hehehe....

Good luck aja ya Ke, every one will perceive lost in you...

Rm Sinaga, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 30 2009, 8:26 am

Aduuuh Rikee, apapun keputusanmu sebagai teman Bunda mendukung,


tetapi jika ditanya sebagai ibu, aduuuh bisa mati berdiri. Namun doaku
tulus, semoga yang kau putuskan sudah hasil pertimbangan. Selamat
berjuang....

Kedai Sinau, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 30 2009, 1:59 pm

Dear Rieke,
Selamat menjemput 'cinta yang jauh di pulau' ya, semoga tambah ajaib
hidupmu. Toh kita masih bisa chatting. Salut ya...btw, ada beberapa
konsep 'rumah' di kelasnya Aki Budhi, kupikir kamu sedang
menciptakannya sebuah. Sok tua ya...biar tambah sok tua untuk lw ada
kutipan sajak.

Dunia itu tuna


Aku yang menyempurnakannya
Cuma dengan secangkir kopi
Berbiaklah
Bukan harus ternak
Karena sejenak adalah selamanya
Sebuah pembuka catatan yang bersembunyi di kerak kopi

15 | P a g e
Ada rumah harum Berbuah di tempat orang banyak Beribu
kilometer dari tempat kita Atap dan pintunya persis
milik kita Segala warna di dalamnya adalah doa

See you!

Fauzi Fashri, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 29 2009, 6:59 pm

Rieke, kamu di manaaaaaaaa???? Serius atw kagak sih?????? Apa perlu


dibuat mata kuliah antropologi guyon???? Kalo bener, kok kagak ngajak2x
kita, esp sy? Tp apa pun pilihan hidupmu itu, dan selaras dg kata hatimu,
terus melangkahlah. Tiap episod hidup selalu berliku. Tp, kok jauh banget
sih cari jodoh. Ke, sy merasa khilangan kamu di kelas kita (sy jd sedih
tau....). Gak ada lagi tempat sy minta permen. U have great experiance, so
share with us. Dari Rieke, sy belajar arti semangat mencari tahu, jujur, dan
apa adanya. Selamat berkelana dan mencari jawaban atas sgala
kgelisahanmu, wahai saudaraku.

16 | P a g e
Saya sudah sampai di Port Moresby
arisanintelek2008@googlegroups; Mar 30 2009, 5:59 pm

Terima kasih atas supportnya ya semua. Hihihi, saya sudah sampai Port
Moresby. Sampai di pulau harapan, setelah melampaui perjalanan yang
meletihkan berjam-jam. Whuuuihh capek banget deh. Pengen pijit tapi
disini gak ada tukang pijit. Mana Si Kwala gak bisa mijit lagi, jarinya jempol
semua.
Akhirnya kami bisa bebas pacaran sampai bodoh disini. Hahaha. Disini
enak banget, gak nemu macet. Kita jalan-jalan keliling kota, makan
makanan khas Papua Nugini. Eh disini ada pecel lele dan nasi uduk lho.
Kotanya indah sekali loh, angin dari lembah bertiup mengenai rambut
Kwala yang keriwil. Woww. Dia tambah gantenggg. Kwala ganteng banget
sih.
Aku tadi habis ketemu sama ortunya Kwala. Lucu loh mukanya mirip
sama...koala :)
Kyakyakyakya...
….
....
17 | P a g e
...
..
.
.
.
.
Whuiihh kok pada ngira ini April Mop sih. Ini kan masih bulan Maret...jadi
ya....Maret Mopppp dounkkkk!!! Whahahaa. Sadarlah wahai antropolog
Indonesia...kalian dikerjain sama seorang Rike. Hihihi. Akhirnya berhasil
menipu semua. Gotchaaayaaalll...kenaaa dehhh. Ternyata diriku tak
sampai hati mengerjai teman-teman sekalian beserta para dosen disini.
Hihihi. Dari sini aku jadi tahu, ternyata kita semua saling menyayangi ya.
Untuk Ivo yang penasaran, Yenti..hihi..bales gue Tie' udah ngerjain loe.
Mbak Mi, Bu Sulis dan Bunda, mohon maaaaaffff dannnn terima kasih
banyak ya, sudah mau dikerjain. Untuk Erwan, Pak Iwan, Mas Andi..ampura
Pak Iwan...ampura Mas..ampura Erwan, mohon maaf atas segala
kezaliman saya ini. Hihi...
Yang pada ngecek via sms/telepon berkali-kali, Ade yang lupa dikomentari,
saking serius nya nih De' ngerjain orang – soalnya gue gak pernah bisa
serius. Bersyukurlah loe gak kena dikerjain gue. Hihihi. Ozi, Anne, Surur dan
Widhy, whuaaa bikin terharuuu biruuu. Yoga yang nampaknya bertanya-
tanya via sms. Semua-semua yang disini. TERIMA KASIH BANYAKKKK YAA...
Tadi saya gak masuk, ada urusan sama tempat freelance-an baru. Hehehe,
dan besok adalah hari ulang tahun saya. Saya belum bisa masuk karena
akan berkeliaran menuju makam si mamah dan dua kakek tercinta seperti
tahun-tahun kemarin. Jadi hmm, baru bisa masuk tanggal 1 April 2009.
Ergh..kue nanti ya. Apa coklat beng-beng aja? Atau gimana kalau kita
nyumbang rame-rame buat Situ Gintung aja? Mohon maaf dan dimengerti
atas ketidakpatutan ini. Hehehe. Semua dapat salam dari Kwala yang mirip
koala.
Lovee youu all guyss....
Loveee youuuu allll. Hihihi
I loveeee youuu alllll guyyysss ....hahaha....

18 | P a g e
Pada keki kena tipu: Hanya satu respon

Sulistyowati, arisanintelek2008@googlegroups; Mar 30 2009, 7:55 pm

Waduh busyet.... ! Dia pinter bener..."gotcha", "bingo"...!


SI

^%$@*$
^%*!

Gotcha!

19 | P a g e
20 | P a g e
Makanan: Cinta tapi Benci
Cinta memang selalu mengandung resiko, atau jika bisa dikata,
mengandung paradoks. Orang yang paling kita sayang, bisa jadi orang yang
paling membuat kita merasa kesal. Meski memang tidak melulu demikian.
Makanan memang bukan orang, tetapi cinta Rike terhadap makanan tentu
tidak kalah besar dari cintanya pada Kwala Wala. Sayangnya, hubungan
antara Rike dan makanan tidak selalu mulus.
Rike menaruh harapan besar makanan akan menyehatkannya, nyatanya,
beberapa kali makanan nyaris membunuhnya. Ia teramat sering
keracunan. Alkisah suatu ketika, ia mengajak keponakannya berenang.
Setelah lelah bermain dengan air, dengan niat baik dan tulus Rike
membelikan keponakannya Choki Choki, pasta coklat yang dikemas kecil
memanjang berukuran kira-kira kurang dari 1 cm x 15 cm. Di mobil dalam
perjalanan pulang, sang keponakan mengaku pusing. Setelah ditelusuri,
Choki Choki ternyata kadaluarsa. Entah mana yang lebih dulu menyata di
dunia, cerita tentang Choki Choki atau kisah terancamnya nyawa Rike
karena minyak zaitun kadaluarsa yang dipakainya memasak? Di milis
arisanintelek2008, Rike berbagi kisah mencekam itu.

21 | P a g e
Harapan Rike bahwa makanan akan mengenyangkannya, kadang justru
berakhir dengan kekecewaan. Ia kerap tertipu dengan ukuran makanan.
Kejadian tertipu yang paling menghebohkan tentulah kisah potato wedges
di Cafe Bloc saat ulang tahun Faisol. Berharap bertemu dengan potongan-
potongan kentang yang besar dan maha banyak yang diselimuti
mayonaise, Rike justru hanya menerima sepiring kecil kentang dalam
keadaan nyaris gosong. Kali lain, sepulang dari penelitiannya di Kalimantan,
dia bercerita, gelas teh manis hangat pesanannya tidak sebesar gelas-gelas
es teh manis pesanan teman-temannya.
Cinta selalu mengandung resiko. Bisa mematikan, dan paling sering
mengecewakan. Manusia yang luar biasa adalah yang mampu bangkit lagi
setelah mati ataupun kecewa, maka Rike tidak akan pernah berhenti
mencintai makanan meskipun ia berkali-kali kecewa dan nyaris mati.[]

22 | P a g e
Bacalah Sebelum Makan
arisanintelek2008@googlegroups; Jun 24 2009, 8:30 am

Waduuuww saudara-saudaraku sekalian. Ini kejadian nyata terjadi


(ehem..ehem...bukan iklan..sumpah!).

Hari Selasa kemarin aku ingin makan nasi dengan sosis yang ada dalam
kulkas. Sebelumnya aku membaca sebuah buku yang mengatakan minyak
zaitun itu baik untuk kesehatan tubuh dan kulit..blablabla.

Karena seingatku ada minyak zaitun yang masih penuh isinya, maka aku
buatlah ia untuk mengoreng sosis. Tak berapa lama kepalaku terasa pusing
dan aku coba rebahan di tempat tidur. Eeh bukannya makin tenang
perutku bergejolak hebat perih yang berakhir pada muntaber.

Malam ketika sudah lumayan tenang, aku memperhatikan si botol minyak


zaitun yang ternyata sudah expire sejak November 2007, aku gak merhatiin
lagi. Sementara sekarang sudah Juni 2009. Pantas kemarin aku langsung
mun-mun.

Jadi, berhati-hatilah sebelum makan. Lihat expire date-nya dulu. Sekarang


aku bersahabat dengan norit. Alhamdulillah sudah lebih sehat :)

23 | P a g e
Kisah jeritan hati kentang wedges
dari cafe bloc fisip ui depok
arisanintelek2008@googlegroups; Apr 16 2009, 10:56 pm

Faisol yang bersuka, Rike yang berduka


(Kisah jeritan hati kentang wedges dari cafe bloc)

Berikut adalah ethnografi tanggal 16 April 2009


Pagi, saya datang agak cepat ke UI setelah mencari mouse di sebuah toko
komputer di Margonda. Saya menemui Faisol yang berhajat sedang duduk
manis dengan laptop di depannya, mengucapkan selamat kemudian saya
mencari cemilan, karena waktu masih pukul 11.20-30 lewatan.
Sebuah sms masuk dari nomor tak dikenal, yang ternyata adalah Raden
Mas Ngabehi Surur. Katanya ingin menggunakan foto saya untuk keperluan
cover bukunya. Saya pikir foto saya yang mana, yang pernah saya ambil
atau foto diri narsis saya. Saya bolehkan saja, sekalian mejeng gitu. Alih-
alih gak pernah jadi gadis sampul semasa remaja, kali aja ada yang tertarik
jadi suami hahaha. Eh dijawab lagi oleh Surur bahwa foto saya akan
24 | P a g e
digunakan sebagai cover yasin dengan judul dibawahnya: alm. Spontan
saya jawab sms itu dengan memaki-maki nama-nama kawannya Surur
ketika ia masih di kebun binatang gembira loka, Yogya dahulu.
Tak lama saya kembali menemui Isol setelah sebelumnya mereservasi Cafe
Bloc untuk acara kuliah presentasi Isol + Isol bday party (hehehe.. kasian
deh lu gak pada ikut interaksi simbolik..gak ikut makan2 sama Isol. Haha),
saya pamit lagi padanya untuk pergi ke Alfa. Di Alfa saya membelikan kado
terindah buat kedua pasang mahasiswa antrop itu. Dengan kertas kado
pink keduanya tampak begitu gembira menerima kado saya. Senang sekali
rasaya, bisa mengerjai orang lain. Saya bersyukur teman-teman ikut
tersenyum, sebelum kado di buka.
Menunggu Ibu Riga, kami (Mba Eli, Ivo, Pak Rizal, Isol, Kasip Kesepz, Ozi,
Mba Mira, Bu Sifa dan bunda) duduk-duduk sambil ngobrol. Biasalah anak
antrop, dibanding anak pasca lain menurut saya dan Kasip, mahasiswa
pasca terkenal kalau sudah ngumpul banyak ketawa ketiwinya. Ya itung-
itung menghilangkan stress ya.
Sambil menyusupi, memanas-manasi Pak Rizal supaya ikut bergabung
dalam Facebook. Hihihi. Kado Isol dibuka, kado bunda dibuka. Keduanya
komentar soal sikat gigi dan kopi mix yang saya berikan sebagai kado.
“Emangnya gue bau mulut apa Rik, dikasih sikat gigi?” Kira-kira begitu kata
Mr. Isol. Saya hanya cengengesan. Padahal maksud saya, simbol dari sikat
gigi+ kopi mix adalah:
1. Sikat gigi: supaya senyum terus, jangan dibawa bete, nanti kalau
bete muka berkerut..gak awet muda lagi.
2. Kopi mix: supaya ingat, perlu extra kopi untuk bergadang di
malam-malam belajar, kopi adalah sahabat setia sampai kita
lulus nanti.
3. Kedua hadiah nilainya dibawah 10 ribu. Namun saya harap
berguna bagi kedua pasang yang berulang tahun. Amin. Kata
Shakespeare, apalah arti sebuah kado, yang penting kan
ngasihnya tulus. Hihihi
Tak lama hujan turun cukup deras. Bu Riga datang dan langsung mengajak
kami langsung ke Bloc. Rombongan pertama Isol, Ozi, Bu Riga, Pak Rizal
sudah lebih dahulu sampai. Rombongan berikutnya adalah rombongan ibu-
ibu arisan + Kesepz datang belakangan dibawah guyuran hujan deras,
mencoba menerobos masuk ke gedung dimana Bloc berada. Saya dan
Kasip berjalan tanpa payung. Saya sampai harus angkat rok sedikit karena
ngeri tanah beceknya terkena rok saya, dan nyaris terpleset di perjalanan

25 | P a g e
itu. Sampai di Bloc kami semua mengambil posisi untuk saling berfoto
narsis, yaya, antropolog narsis day. Kemudian King Faisol, sang raja minyak
hari itu, memperboleh semua memesan.
Inilah awal kesialan hari itu bermula. Saya karena ingin yang hangat-
hangat, memesan teh hangat dan karena sejak tadi saya sudah makan –
walau dalam jumlah sedikit sekali karena ingat ada acara makan-makan
jadi nasi dihabiskan hanya separuh saja dengan lauk gorengan yang saya
tak juga habiskan semua.

RECIPE from BBC Food


Potato wedges with rosemary

Potato wedges are the ultimate easy side dish - just slam them in the
oven and forget about them until hunger strikes .

Ingredients
 1kg/2lb potatoes
 1 tbsp olive oil
 coarse salt and freshly ground black pepper
 rosemary, chopped, to taste
 crushed garlic, to taste

Preparation method

 Preheat the oven to 200C/400F/Gas


 Wash and dry the potatoes, but don't peel them. Cut the
potatoes into large wedges and place into a bowl.
 Add the remaining ingredients to the bowl and mix well. Tip the
potatoes onto a baking tray.
 Transfer the potatoes to the oven and bake until golden-brown
and cooked all the way through
 (about 30 minutes).
 Serve the potatoes hot from the oven.

Less than 30 mins preparation time


30 mins to 1 hour cooking time
Serves 4-6

26 | P a g e
Berdiskusi dengan Bu Sifa makanan apa yang sebaiknya dimakan. Karena
Bu Sifa ingin yang sayur-sayur jadilah saya pesankan Beliau caesar salad,
sementara saya bersikukuh pada pesanan saya potatoes brokoli and
chesee. Namun setelah semua selesai order, pesanan saya dinyatakan
kosong. Si pelayan menawarkan bagaimana kalau potatoes wedges Mbak?
Saya jawab ok saja karena kuliah akan segera dimulai, kata Faisol yang
presentasi soal society charon tadi. Saya berpikir potatoes wedges sama
dengan yang di Pizza Hut atau yaa..mirip sama french fries di cafe-cafe
yang suka saya tongkrongi sama teman-teman saya. Sudah terbayang
wedges saya berdampingan dengan mayonaise cheese dan sambal dihiasi
dengan daun selada. Hal ini terpicu ketika melihat pesanan kawan-kawan
yang datang lebih dahulu.
Milik Bu Riga, Bu Sifa, Ozi, Pak Rizal, Ivo, Mbak Mira, Mba Elly dan Bunda
sudah berdatangan, sementara pesanan saya dan Kesepz belum juga. Saya
sudah mulai merasakan cacing-cacing di perut saya berteriak minta
makanan, namun saya terpaksa meredam lantaran Isol asyik bertanya
jawab dengan Ibu Riga. Saya berusaha menyimak dengan baik padahal
mata saya beberapa kali mencuri pandang ke piring Ivo yang masih penuh.
Ozi memberanikan diri menanyakan pesanan saya pada mbak waiters. Kok
belum datang juga.
Akhirnya si mbak yang kelupaan itu membawakan sepiring kecil potatoes
wedges yang, masyaaalllohhhh! Ini sih namanya bener-bener cemilan!
Hanya sekitar delapan sampai sepuluh potong kecil kentang goreng yang
dibumbui dan sudah agak gosong dibentuk seperti jajaran kelopak bunga.
Halahhhh, yang ditunggu-tunggu, yang dikira saya akan berporsi BESAR
ternyata IMUT-IMUT sekali. Mbak Elly dan Ivo yang melihat porsi sekecil itu
untuk saya langsung cekikikan di ujung sana. Ozi tak kalah gelinya melihat
porsi saya di meja, yang extra mungil. Bu Sifa mencoba menenangkan saya
dengan menawarkan berbagi caesar saladnya.
Saya sepanjang kejadian itu tak jadi konsentrasi pada Bu Riga. Saya
menahan tawa dengan mulut. Gila, pikir saya. Niatan ngerjain Isol kok kena
dampak, kena karma sama Si Isolnya nih. Whuaaa...porsi sekecil itu mana
nendang di perut sayaaa, tapi saya makan juga. Hiks..hiks... saya masih
lihat Ivo cekikikan disana.
Akhirnya karena kelaparan pangkat kuadrat, saya mengajukan kembali
permintaan menambah order makanan pada Isol. Untung Isol melihat porsi
mini potatoes wedges saya. Saya akhirnya memesan chicken salad (secara
teteppp mau sehat nurunin berat badan), yang akhirnya saya baru merasa
kenyang. Huhuhu...terima kasih ya Isol, yang cukup mengerti bahwa
temanmu yang satu ini belum bisa jadi model yang ikut modelling di

27 | P a g e
catwalk (bukan model dan modellingnya Pak Afid lho..real models..slimmy
skinny twiggy. Hahaha) dan masih harus mencukupi gizinya dengan asupan
yang di luar ambang batas manusia pada umumnya. Hehehe.
Selesai kuliah Bu Riga, saya masih diketawain sama Mbak Elly dan Ivo di
mobil. Oh Tuhan porsinya imut-imut sekali, aku belum ingin jadi model
bertubuh skinny. Ampun Tuhan, hiks hiks. Mungkin ini pelajaran buat saya
agar:
1. Tanyakanlah pada mbak waiters setiap anda memes an
makanan. Tanyakan sebesar apa porsi yang akan Anda makan?
Sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
2. Yang terpenting, sudah pernahkah paling tidak, Anda mengenal
bentuk makanan tersebut. Jangan sampai kejutan
menelangsakan Anda dalam kelaparan berkepanjangan.
Haiyah....jangan sampai.
3. Dan jangan lupa kalau ditraktir di bloc sebaiknya janganlah
membeli kentang/potatoes wedges dengan porsi imut itu!
Sayang banget boo, sayang bangettt... kurang nendang!
Demikian laporan 16 April 2009, King Faisol bday party at Bloc Cafe.
*Psssttt dengar-dengar ulang tahun Surur di tanggal 27 April nanti
diadakan di Dunia Fantasi Ancol dilanjut ke Atlantis, berenang bersama. Bu
Sifa mau ikut katanya. Pak James bisa diajak naik kora-kora gak ya? Anda
siap Pak SURUR ???Hihihi....[]

28 | P a g e
Potato Wedges
From Wikipedia, the free
encyclopedia

Potato wedges, also called jojos, are a variation


of french fries. As its name suggests, they are
large, often unpeeled wedges of potatoes that
are either baked or fried. They may be
seasoned with salt, pepper and spices prior to
cooking, to give a crispy flavored 'skin'.

Potato wedges are popular snack foods in pubs


and bars, typically served with condiments such
as sour cream, sweet chilli sauce, brown sauce
and ketchup. Other condiments that may be
eaten with potato
wedges include barbecue sauce, mayonnaise,
ranch dressing and gravy.

Potato wedges may also be served alongside


roast meats. They are served at most KFC
restaurants as an optional side dish.
In some regions of the United States, potato
wedges are known as jojos. This term
originated in Ohio and is also used in the Pacific
Northwest, Iowa, Minnesota, Texas,and other
areas. Jojos are potato wedges fried in the
same vat as chicken and usually eaten plain
alongside fried chicken, cole slaw, and baked
beans.

A variation in spelling and pronunciation is


mojos, particularly in Western Canada, the
Western United States and Canada's Yukon.
Shakey's serves mojo's as well.

In Germany, they are known as Kartoffelspalten


or Wilde Kartoffeln (wild potatoes)[]

29 | P a g e
30 | P a g e
Ingatan akan kota-kota
Kalibata menurut Rike, dahulu penuh dengan pohon. Seperti hutan dan memang
hutan. Ia suka tergidik ketakutan, jika harus melewatinya sendirian ketika kecil.
Sampai Kalibata Mal berdiri. Satu satu pohon hilang, bangunan bermunculan dan
akhirnya apartemen Kalibata muncul, membabat pohon-pohon yang tersisa dan
hanya meninggalkan sebaris saja, demi keindahan pemandangan. Rike kecewa,
Jakarta hari ini menjadi lebih buruk dari apa yang diingatnya.
Rike kerap mengingat masa kecil di wilayah kekuasaannya. Selalu ada kisah
tentang Jakarta di masa lampau yang terbersit ketika mendengar atau melihat
sesuatu. Maka tak heran jika di kelas, ketika duduk manis mendengar shairng Pak
Iwan tentang masa kecilnya, ia bisa menahan geli mengingat masa kecilnya
mengintip buaya kawin di seputaran Cilincing. Masa kecil yang sungguh
berbahaya.
Dengan ingatan yang kuat seperti itu, seharusnya dia menulis buku tentang
Jakarta dan sekitarnya saja.[]

31 | P a g e
Cerita Pak Iwan
arisanintelek2008@googlegroups; Dec 1 2008, 5:38 pm

*
Ini bukan nostalgiaaaa masaaaa berpacarannnnn seperti lirik lagu dangdut
itu lho, tapi ini nostalgia masa kecil.
*
Tadi di kelas Pak Iwan bicara soal masa kecilnya di sekitar pelabuhan. Wah
saya jadi ingat kenangan masa kecil saya di sekitar daerah Cilincing,
Semper, Marunda, Tanjung Priok, Ancol. Kebetulan dulu ayah saya kerja di
sekitar situ tahun 80'an. Saya juga sering diajak muter-muter di sekitar situ.
Waktu itu masih banyak rawa-rawa disekitar sana. Saat itu malam sekitar
jam 21.00 lewat, kami baru pulang dari salah satu acara 17 Agustus-an. Si
papa menghentikan mobilnya sebentar, lalu bilang, "mau denger buaya
kawin gak?" Saya dan kakak menjawab,"mau..mau!" Waktu itu saya
berusia 5 tahun dan kakak berusia 8 tahun. Kami berdua mendengar dari
jendela mobil suara gelipak-gelipak suara percikan air di rawa-rawa. Entah
apa yang sebenarnya sedang terjadi diantara buaya-buaya itu.
Tapi apakah kini disana masih ada rawa dan buaya? Wah saya tidak tahu?
Di lain hari saya diajak papa ke dekat gereja Tugu, disekitar sana banyak
tanaman kangkung. Saya sangat terkesima dengan bunga di antara
tanaman kangkung yang menurut saya cantik. Sampai sekarang saya masih
merasa bunga kangkung itu cantik dan setelah saya telusuri bunga
kangkung hampir mirip dengan bunga morning glory.
Saya juga suka diajak ke pasar ikan, liat tempat krematorium, terus main ke
Marunda. Suatu waktu, sepulang kerja si papah bawa ikan bandeng segede
bayi..hiyyyyy...seremmm sumpah! Tapi pas dibuat sayur kuning enak juga :)
Waduhhh jadiii nostalllgiaaa...hihihi...
Jeng Rike - Siap Jadi Ratu Film Horor.

32 | P a g e
Depok – The City of Spanduk
arisanintelek2008@googlegroups; Nov 26 2008, 11:45 pm

*
**DEPOK - The City of Spanduk
**
Kalau Amerika punya kota The City of Angels, sepertinya Indonesia akan
punya kota The City of Spanduk
*Berangkat saya membeli sebuah kartu ucapan menuju ke arah Kota
Depok, berharap saya bisa menemukannya di toko buku ternama di
bilangan Margonda. Namun entah saya yang sedang mengalami kekacauan
pikiran atau memang jalan Margonda yang begitu semrawut. Ada rasa
ingin marah datang ke kota itu, tapi seperti kata Bunga Cinta Lestari, ingin
melampias kan tapi tak tahu pada siapa.
Saya mengenal Depok tidak selama sahabat-sahabat saya yang memang
berdomisili disana sejak lahir. Sekitar tahun 1994 keluarga saya pindah ke
sekitar Jagakarsa namun ayah dan ibu saya kerap mengajak saya jalan-jalan
ke kota Depok, Depok II atau berkeliling Sawangan.
Dulu jalanan di Depok tidak berpembatas, agak lebih luas. Kalau ada
pembatas pun tidak selebar sekarang. Ruko-ruko tak sebanyak sekarang.
Tempat belanja yang paling tob waktu itu Ramandha, Agung Shop atau
paling tidak main ke Hero yang dulu terbilang sudah cukup wah untuk
kalangan pelajar SMU pinggiran macam saya.
Namun di tahun 1998, Ramandha terbakar. Suasana sempat menegang.
Saya dan teman-teman cukup lama tak main ke Depok untuk sekedar main
di MC Donald. Tak lama tumbuhlah Mal Depok, Plaza Depok
lalu..lalu...menjamurlah mal dan square di kota itu. Seingat saya begitu.

33 | P a g e
Dulu saya melihat Depok tidak semerawut sekarang. Bayangkan baru saja
datang, tepatnya di dekat patung selamat datang di Kota Depok, saya
sudah melihat spanduk film terbarulah, spanduk partai anu-lah – partai
ani-lah (termasuk wajah salah satu teman yang menjadi caleg), spanduk
sekolah barulah dan sebagainyalah.
Masuk lebih jauh beberapa tempat printing membuat besar-besar papan
iklan calendar, kemudian lagi umbul-umbul pengajian keliling ternamalah,
plang namalah, di setiap toko atau yang paling menganggu ada di sekitar
perempatan antara jalan baru Juanda dengan jalan Margonda, dimana
terdapat spanduk dan plang papan iklan segede gajah. Bikin sakit mata!
Saya merasa seperti dikelilingi huruf-huruf. Besar dan kecil. Terang dan
gelap. Dan ini tidak nyaman buat saya. Entah ya..apakah ada yang
mendukung atau malah menghujat saya. Silahkan dikomentari.
Saya rasa, perlu ada solusi kreatif yang membuat mata pelancong kota
kecil ini agar lebih enak dipandang. Mungkin pemerintah bisa bekerja sama
dengan kalangan seniman dan para arsitek yang tahu tentang kota atau
apa kek? Example: Membuat taman kota khusus untuk melihat spanduk
bagi masyarakat, kan bisa jadi sarana hiburan dan rekreasi tuh. Mungkin
nantinya bisa buat ajang kompetisi membuat spanduk. Saya rasa banyak
orang muda kreatif tinggal disekitar kota Depok atau mungkin membuat
spanduk digital saja yang bisa rolling gambar sesuai waktu yang disepakati.
Ditaruh di dekat perbatasan patung selamat datang.
Padahal di Depok kan ada UI, ada Gunadarma. Gimana ini ya?
Dan mbok ya...kalau mau 'perang' tuh jangan spanduk dan umbul-umbul.
Jangan bikin semrawut kota kenapa sih? Kan ada cara lain ber'perang' yang
lain. Jaman Hi-Tech gini kok masih bikin kepala orang snut-snut.
Kok ya semua spanduk dan umbul-umbul boleh dipasang begitu saja? Gak
ada indah-indahnya.
Oh Depok...Plisss deh.
-
Jeng Rike

34 | P a g e
Cerita dari Inbox FB

Dalam sebuah diskusi untuk menyusun


buku ulang tahun Rike yang dilakukan di
Facebook (FB), masuklah sebuah
postingan:

M Rawa El Amady March 24 at 12:43pm

Tadi aku telpon Rike, ternyata nomorku


gak disimpannya lagi, terus aku bilang dari
penerbit bahwa dia kirim buku auto
biografi, dia bilang gak pernah kirim. Aku
bilang ini ada di mejaku... tapi karena dia
di jalan dia minta ditelpon ulang.
Hehehehe.

Wah wah wah! Pak Rawa rupanya


membalaskan dendam dua tahun yang
lalu. Kini Rike yang ditipunya. Beberapa
kawan mulai cemas, jangan-jangan Pak
Rawa memberitahu Rike tentang rencana
buku ini, tetapi untunglah, yang
dikhawatirkan tidak terjadi. Beberapa
menit kemudian postingan berikutnya
masuk.

M Rawa El Amady March 24 at 5:12pm

Tadi dia sms aku minta dikirim via imel aja,


terus aku jawab berarti Ibu Rike tidak
serius dan main-main, jadi saya
kembalikan berkas bukunya. Terus dia
balas, buat main-main Pak tapi dia
memang sedang serius menangani suatu
masalah bersama team kreatifnya.

Oh oh, permainan semakin panas. Malah


ada usulan untuk mengerjai Rike sampai
April Mob nanti. Hehehehe, sepertinya
tidak ada yang tega kan? Tapi entahlah jika
ternyata Pak Rawa terus menjalankan
balas dendamnya. Selamat ulang tahun
35 | P a g e
Jeng Rike!
36 | P a g e
Dokumentator Ajaib
Saya sudah baca beberapa kali komentar, uneg-eneg atau ungkapan hati,
nampaknya Mbak Rike punya bakat terpendam yang sungguh luar biasa dalam
hal penggantinya BCL atau bahkan Pak James.

(Sumrah Yadi dalam Sebuah Salam;


arisanintelek2008@googlegroups; Nov 29 2008, 10:45 am)

Bagian ini awalnya hendak diberi judul Ratu Curcol atau sejenisnya. Batal, gagal,
karena sesungguhnya yang 'curhat-curhat colongan' yang kerap dikirimkan Rike
ke milis arisanintelek2008 lebih dari sekedar curhat colongan. Ini adalah sebuah
bentuk dokumentasi. Entah dokumentasi atas apa yang dialaminya ketika masih
kecil, atau yang baru saja terjadi tiga jam yang lalu.
Seorang pendokumenter yang ajaib, begitulah kira-kira. Perhatiannya ditujukan
pada hal-hal kecil yang tidak diperhatikan orang lain. Bukankah itu syarat yang
harus dipenuhi oleh seorang antropolog? Teliti pada hal yang dianggap biasa,
lumrah atau kecil oleh orang lain. Ketekunannya benar-benar tak tertandingi.
Setelah berputar-putar ke Bogor, nongkrong di Curug Nangka lalu kembali ke
Jakarta ditemani sambaran halilintar dan derasnya hujan, ia masih sempat untuk
melakukan reportase perjalanan hari itu. Ruarrr biasa.
Hal lain yang membuat dia lebih ajaib, adalah karena sang dokumentator juga
kerap berefleksi. Ia menceritakan pula pelajaran yang diambilnya dari perjalanan
yang ia buat catatan-catatannya. Catatan Raffless tentang Jawa – yang bisa
dijadikan bantal dalam keadaan darurat – suatu ketika tentu akan terkalahkan
oleh catatan-catatan perjalanan Rike.[]

37 | P a g e
Suara Hati Anak Pantai
Sebuah siang di Rabu 3 Desember 2008, Surur mengirimkan sebuah email
berisi puisi kritik terhadap Rhoma Irama ke milis arisanintelek2008.
Judulnya 'Suara Hati Anak Pantai'. Siapa yang menulisnya, tiada yang tahu.
Surur hanya menulis, puisi dari anak pantai Bali.

Bang Rhoma yang saya hormati... Bang Rhoma yang saya hormati...
Jangan salahkan turis pakai bikini Mereka jangan dicaci maki
Mereka mencari matahari Apalagi dituduh pornografi
Di pantai kebanggaan negeri ini Semua itu keindahan!
Untuk itu tolong pahami Tubuh yang alami
Tak mungkin berjemur pakai dasi Dari negeri Sakura sampai Chili
Semua ada disini
Bang Rhoma yang saya hormati...
Mulailah introspeksi diri Biarkan semua bangsa berbaur dalam
Kelak kautemukan kebenaran sejati damai
Jangan banyak teori Mereka tidak cari sensasi
Apalagi merasa suci Tapi menghilangkan kepenatan sehari-
Engkau sendiri berpoligami hari
Jangan fanatik budaya Arab Saudi
Kami anak pantai Ingat budaya Indonesia asli
Terbiasa dengan pemandangan begini Sensual tapi penuh arti
Biar pun rambut warna-warni Jika kau paksa terapkan di Bali
Kami masih punya nurani Semua itu akan jadi basi
Tak pernah ada syahwat menari
Bang Rhoma yang saya hormati...
Bang Rhoma yang saya hormati... Jika engkau sudah datang kemari
Silahkan engkau datang kemari Satu hal yang saya peringati
Nikmati alam anugerah ilahi Meski ada turis cantik sekali
Kami sambut dengan suka hati Jangan kau jadikan istri
Surfing pun kami ajari
Meluncur di atas ombak tinggi
Tujuh jam kemudian, pukul 10 malam,
Akan tetapi...
sebuah email balasan masuk. Dari Rike
Jangan engkau pelototi
Bewinda. Bertanya, "lho memang
Kalau ada bodi seksi
Apalagi sampai birahi
Bang Rhoma ngapain ya di Bali?"

38 | P a g e
Hari ini hari apa? (curhat dikit ah)
arisanintelek2008@googlegroups; Nov 24 2008, 7:28 pm

Hari ini hari apa?


Pagi-pagi waktu mau berangkat ada sms dari Oji..katanya bokapnya Yenti
meninggal, katanya dapat kabar dari milis. Innalillahi wa innailahi rojiun.
Padahal baru Sabtu sore kemarin, masih sms-an sambil cekikikan sama
Yenti.
Gak lama datang sms dari Adhe yang sejak kemarin anak-anaknya sakit.
Sekarang adik kecil kita yang masih bayi, anaknya Adhe yang paling
kecil..masuk rumah sakit. Semoga adik kecil cepat sembuh ya Dhe [?]
Eh di kelas Opa James gw kena kritik...naseeebb...naseebb...hiks
Udah gitu..payung kesayangannnn gueee ilanggg di kantin takor...hiks hiks
hiks s s s ...[?]
Eh nyampe di rumah gak punya bahan konsep kebudayaan. Udah cari sana
sini, tetep gak ada. Jadi, Surur..numpang baca tugasmu ya.
Whuaa.. hari apa ini?

[?]
Jeng Rike

39 | P a g e
Tintin
Tuntun &
Final Fantasy
arisanintelek2008@googlegroups; Dec 15
2008, 7:32 pm

Hallo apakabar semuanya? Waksss kangenn nih curhat-curhat..gatel juga


nih tangan nulis-nulis. Masih pada semangat belajar? Hehehe, biar tambah
CEUMANGATTTT...AYOOO SEMUAA JANGANN MENYERAHHHH..!!!!! CIAAA
YOUUUU!!!!
=====
Baiklah biar rame ya. Beberapa hari yang lalu komputer saya layarnya item
total (jangan tersinggung lho hihihi..ini kenyataan!). Bunyi klutuk-klutuk
semakin keras, entah dari mana bunyi itu berasal. Dan akhirnya saya
memutuskan membawa dirinya ke dokter khusus komputer alias di bawa
ke tempat servis.
Bersama si purple jalan ke tempat servis. Yah saya ini memang kurang
pintar dalam akademik tapi jangan biarkan saya berada di depan stir
kemudi. Bhuahaya! Sopir metromini pun saya layani untuk kebut-kebutan.
Sampai dimaki anjing pun pernah. Maklum saya turunan Micheal
Schumacher..ya tapi semi pembalap gitu..haha.
Mungkin salah satu teman sudah tau dan beberapa sahabat saya malah
yakin akan ketakutan mereka ikut mobil saya berarti..antar nyawa.
Hehehe...Rasanya saya ini sudah sering terkena 'teguran' deh. Waktu itu di
sekitar Cilandak, saya mengebut karena jalanan lengang. Dengan semangat
dan memasang wajah ala supir bus malam trayek Pulo Gadung Wuriantoro,
saya menukik kiri kanan dengan asiknya, sampai saya kesal pada mobil
40 | P a g e
yang terhenti tiba-tiba. Saya kesal. Saya bunyikan klakson. Dan
ups..ternyata..yang saya klakson itu mobil jenazah!!! Kereta jenazah TNI
AL. O Tuhan maafkanlah diriku.Sekali lagi saya temukan, kasus di sekitar
dekat jalan Pasar Minggu Raya. Seperti biasa saya salip kanan salip kiri dan
klakson tintin tuntun ses uka hati...dan hehehe...entah bagaimana..saya
telah menghalangi sebuah mobil jenazah lagi. Huaaalaaahhhh...Ampunnnn
Tuhankuu... Ampunn...! Dan kemarin, sepulang servis komputer, saya
seperti biasa membunyikan klakson tintin tuntun..supaya bisa menyalip
judulnya haha..dan sebuah kopaja tidak bergerak di depan saya. Sudah
saya tintin tuntun dua kali juga tak ada respon. Malah si hansip mencoba
menahan saya dengan tangan.
Ada apa sih? Pikir saya. Saya mencoba menoleh ke arah jalanan sebelah
kiri. Dan saya lihat, kakek tua umur 70-an berusaha berlari-lari mengejar
bus kopaja. Saya berhenti mengeklakson, menunggu si kakek berlari. Saya
berhenti ssebentar saja sampai akhirnya si kakek masuk. Ah saya memang
kadang keterlaluan. Maunya apa-apa buru-buru dan ini tamparan sekali
lagi buat saya. Maunya segalanya serba cepat di jalan. Padahal..dari
jalanan kita bisa belajar banyak ya. Terima kasih ya Kek sudah ngingetin
saya.
Ohya soal Final nih. Hihihi..Lagi pada pusing sama ujian ya semua
hihihi...saya kemarin juga sih, mana..erh..boleh ngeluh kan...HARDDISKKU
RUSAK TOTALLL!!! Data ilang semua...semua...semua (berecho). Hiduplah
endonesia raya hiks..hiks...tapi mpa saya sih sudah bikin walau erghh..
kualitas? Yaaa nomer sekian ribulah.maklum saya kan orang yang apa
adanya hihihi... seperti semboyan produk boneka saya "i'll never be
perfect!".
Ya pokoknya untuk teman-teman yang mas ih mengerjakan tugas...selamat
menikmati..semoga segala wangsit, ide, inspirasi, kreativitas bermunculan
ya. Kalau ada film anime Final Fantas ya maka...yakinlah akan fantasy
liburan di kemudian hari! AYOOO JANGANNN MENYERAHHHHHHHHHH!!!!
SEMANGGGATTTTTT!!!!! (hahaha provokator)
* Jeng Rike sambil joget-joget nyanyi lagu Tasya, Libur Tlah Tiba.
Juga mikirin gimana makalah asb yang diketik ulang...whuaaaaa...

- Jeng Rike Asep Tomasello -


We think too much and feel too little.
(Charlie Chaplin)

41 | P a g e
curhat soal singapura, australia
dan tetek bengek lainnya
arisanintelek2008@googlegroups; May 7 2009, 1:34 am

curhat ahhh....
Tanggal 6 Mei semestinya menjadi hari tertawa internasional, namun
ketika hari menjelang sore hingga malam, saya dan dua kawan saya
berkumpul di suatu rumah makan di Jakarta Pusat. Saya menjadi kurang
bersemangat untuk mencoba menarik senyum pada posi inya pada
akhirnya.
Kawan saya itu, yang satu, X menikah dengan pria Indonesia dan yang lain,
Y yang menikah dengan pria Australia. Awalnya kami membahas tentang
masalah-masalah seputar pertemanan, masalah tentang suami, istri dan
anak, serta soal penggunaan alat kontrasepsi yang banyak dikeluhkan oleh
para ibu muda kecuali saya yang hanya menjadi pendengar soal mas alah
ini. Soal akhirnya beralih ke sistem kalender daripada mempergunakan
segala macam alat kontrasepsi yang menyebabkan kedua teman saya ini
banyak mengeluh dan takut akan segala efek yang ditimbulkanlah, kalau
meminjam kalimat Pak Afid, bahwa sepertinya keduanya jadi berusaha
kembali ke alam alias lebih positivis deh.
Kemudian beralih soal bagaimana dua orang teman lain yang menikah
dengan orang Eropa dan Amerika yang berubah lebih Amerika dan lebih
Eropa dibandingkan sebelumnya. Terserah deh dibilang mengosip, tapi
saya juga heran, mengapa teman saya itu jadi berubah, selalu menganggap
produk buatan Indonesia kualitasnya kurang, apa-apa maunya belanja di

42 | P a g e
IKEA di tempat tinggalnya di Utara Amerika (yang produknya ternyata
buatan India atau Bangladesh/Srilangka..saya lupa walau design by IKEA
Sweden). Begitu bangga dengan Nachos di Taco Bell. Soal wine-wine enak,
tapi lucunya juga meminta kiriman pada ibundanya, minyak kayu putih cap
lang, remason, indomie satu dus, teh asal pekalongan, dsb. Sedangkan
yang menikah dengan orang Eropa, bangga dengan keliling Eropanya,
dengan berkendara ke tempat-tempat terkenal di Jerman, Belgia dan
Belanda, namun begitu ke Jakarta tetap mencari jengkol goreng sambal,
sayur asem dan nasi di bakul. Hihihi...aneh bin lucu. Kenapa setelah
menikah jadi berubah kepribadian sih? Memang efek nikah jadi begitu ya?
Kemudian si X pamit karena akan dijemput suaminya, sementara saya
berdua melanjutkan obrolan. Awalnya kami membahas soal perbedaan
kuliah S1 dan S2, soal kakaknya yang kuliah di S2 di Udayana dan merasa
berbeda kuliah di Bali dan mengambil kuliah di Australia, dimana
menurutnya belajarnya bisa menghabiskan waktu 15-20 jam sehari sampai
kecapaian namun senang bisa sekolah lagi karena tambah wawasannya
soal manajemen sekolah. Malah menurutnya salah satu teman si kakak
bisa sampai jam 2 pagi masih di perpustakaan (apakah di sana 24hrs
perpus di kampus buka? Teman saya juga tidak tahu, yang jelas katanya
belajarnya gila-gilaan), soal apa ih yang dijadikan bahan penelitian di
Antropologi, soal apa yang akan saya jadikan topik thesis (ada deh hehe)
kemudian saya mengomentari tayangan televisi yang saya rasa terlalu
mengeksploitasi kehidupan seseorang, entah judul tayangannya apa, tapi
miris rasanya melihat satu keluarga menangis-nangis di sorot televisi
mengumbar kehidupan yang saya rasa sudah cukup perih.
Ia juga bertanya soal infotainment. Apakah infotainment itu dibahas di
Antropologi. Kebetulan di kelas teori tadi pagi saya mendengar pak Afid
berbicara soal kehidupan orang Indonesia dimana baru bangun pagi saja
udah disajikan acara gosip dari mulai cek ricek, kabarkabari sampai was-
was, sementara di Singapura tempat dia tinggal kini, hampir tidak pernah
ia melihat gosip-gosip atau riakan soal kekerasan/kriminal atau soal
kesenjangan sosial di negara yang menurutnya cukup tenang bagi para
expat bekerja. Di saluran berita berbahasa Inggris satu-satunya (yang lain
berbahasa Mandarin dan teman saya tidak mengerti) bahkan lebih banyak
menyajikan tayangan-tayangan kebaikan-kebaikan pemerintah, sebagian
berita tentang Amerika, Australia dan Eropa, selebihnya berita baik
tentang negara Singapura, berita soal David kemarin pun sama sekali tidak
bergaung, yang ramai hanya di Indonesia dan di Australia.
Saya bertanya, apakah dia pernah memperhatikan berita Mandarin?
Sayangnya karena keterbatasan bahasa yang dia lihat hanya saluran tv

43 | P a g e
Inggris itu saja. Ia merasa jangan-jangan media dikontrol oleh pemerintah
supaya rakyat tetap tenang dan nyaman tinggal disana.
Bayangkan hampir disetiap sudut jalan ada cctv. Berapa biaya yang
dikeluarkan pemerintah setiap bulannya? Namun ia sendiri merasakan
ketika berjalan di salah satu jalan sendirian di malam hari, banyak orang
yang homeless tidur-tidur di jalan, menurutnya mungkin karena harga flat
mahal, walaupun sudah disubs idi pemerintah.
Di lain waktu ia pernah bertanya pada seorang supir taxi, bahwa mereka
para citizen/Singaporean merasa pemerintah mereka sentimen dengan
mereka, sementara pendatang dari India yang mau dibayar murah (ex.
sales digaji $800 Singapur, $ 300 untuk transport dan $ 500 untuk lainnya
tetap tidak bisa menunjang untuk bekerja di Singapura, sementara dua
mbak TKW yang ia temui di pesawat bergaji senilai Rp 2 juta namun
delapan bulan pertama gaji tersebut masuk ke kantung agen. Pada bulan
ke sembilan baru digaji ke si TKW. Sayangnya di bandara banyak pungli
25.000 tiap cek pasport, bahkan teman saya itu nyaris dianggap TKW kalau
saja tak ada visa Australianya di buku passport, katanya oleh orang-orang
berbaju coklat) dan soal flat juga dirasakan kemahalannya oleh dirinya.
Untuk mencari flat murah seharga $1.000 saja susahnya minta ampun.
Kalau adapun ternyata lingkungan disekitar adalah kurang mendukung.
Di salah satu tempat yang ia minati malah flat sebelahnya berisi delapan
orang pekerja India dan sebelahnya lagi tiga orang pekerja. Dalam
peraturan pemerintah Singapura tidak boleh dalam satu flat kecil isinya
banyak, dan sering ada razia namun banyak juga yang membandel. Satu
ketentuan yang dianggapnya berat lagi adalah tidak boleh orang asing
menginap di flat, jadi harus ke hotel. Salah satu temannya kebingungan,
“kalau ibu saya datang dari Indonesia masak harus ke hotel. Itu kan ibu
saya”.
Ia juga bercerita soal ketidakadilan di Asia. Walaupun
suaminya orang Aussie tetapi teman saya ini gatal pada
isu-isu soal itu. Soal diskriminasi Asia oleh Asia. “Coba
bayangkan Ke. Kakak gue kerja di Bali dengan gaji guru
bahasa Indonesia seharga Rp 4 juta, sementara
temannya guru matematika yang orang Australia
yang jam kerjanya sama, bergaji Rp 20 juta.
Sementara ketika kakak gue pindah ke
Australia, gajinya sama kayak
penduduk asli dengan jam kerja yang
sama, level yang sama. Suami gue
sendiri kenapa kerja di Asia? Jujur aja

44 | P a g e
Ke, karena di Asia orang Australia bisa digaji besar. Contohnya di tempat
gue sekarang, misalnya ada orang Singapore yang kerja di tempat yang
sama dengan posisi suami gue gajinya ex: $ 3.000
sementara suami gue $ 6.000, pajak kalau di Australia
ex. $2.500/bulan tapi dapat fasilitas pendidikan dan
rumah sakit, sementara di Singapura $ 3.000 per tahun.”
Suami si Y kebetulan doktoral di bidang matematika lulusan
Melbourne, bekerja di bagian statistik di salah satu
universitas di Singapura.
“Gimana gak berbondong-bondong mereka datang ke Asia?
Hal ini lagi rame di Australia khusus nya di komunitas
Indonesia di sana. Sementara nih Ke, orang Singapur banyak
yang muda-muda banyak yang kerja di Australia dan disana
Singapur banyak yang nenek-nenek tetap jadi petugas
kebersihan, bahkan yang jalannya sudah ngengsol-
ngengsol tetep kerja demi hidup mereka.”
Walaupun ia akui bahwa ia butuh juga uang untuk membangun rumahnya
di Australia, yang katanya biaya untuk membangun rumah itu mahal sekali
di Australia. Di New Zealand bahkan sebuah rumah mungil saja bisa
menelan biaya Rp 4 miliar. Sama halnya kisah teman yang lain, yang sudah
bertahun-tahun tinggal di Swiss namun belum juga bisa mendapatkan
tempat tinggal yang layak, apartemen di Swiss mahalnya najis-najis
sekalipun gajinya sebagai accounting kalau di kurs rupiahkan bisa
mencapai 90 juta rupiah, belum living costnya yang katanya harga sabun
mandi saja mahal sekali. (Ini menurut dia loh..saya belum cek berapa living
cost disana)
Kemudian saya menanyakan, gimana soal penanganan homeless di
Australia. Katanya kalau di Melbourne ada flat khusus untuk para
homeless itu di perkotaan, biasanya homeless banyak di perkotaan.
Mereka banyak yang nge-drug, dan uang dari pemerintah kadang habis
hanya untuk nge-drug, akhirnya menggembel di taman kota. Tapi
penanganannya jauh lebih baik dibanding di kota Sidney yang menurutnya
lebih banyak lagi dan mereka meminta-minta di jalan, padahal pemerintah
kotanya telah membuatkan flat khusus dan banyak diantara mereka yang
membohongi pemerintah dengan bilang bahwa mereka sudah mencoba
melamar kerja sebagai pelayan namun ditolak, kemudian disokong
dananya oleh pemerintah. Berbeda bila yang melamar kerja itu orang Asia,
orang Australia pemilik resto lebih senang pegawainya orang Asia karena
kerjanya serius, mau lembur berjam-jam, dsb.

45 | P a g e
Setelah itu kami sadar bahwa jam di tangan kami sudah menunjuk ke pukul
22:56, orang rumahnya di Jakarta terus menghubunginya sementara saya
sudah mulai mengantuk. Yah, saya sih menganggap ini sebagai masukan,
bahwa dimanapun kita berada, di luar negeri yang kita anggap selama ini
sebagai ladang emas pun juga ada saja kurangnya. Pada akhirnya di
perjalanan pulang, ditemani suara Bono U2, saya berpikir bahwa kemana
pun dimana pun pasti ada kans untuk mengeluh di negara yang terlihat
indah dari Orchad Road-nya atau kota cantik macam Melburne pun. Yang
penting sekarang buat saya, jalani saja yang ada di depan. Mungkin
kesannya pasrah ya, tapi mendengar kisah-kisah teman saya, tidak
selamanya segala sesuatu yang terlihat indah di luar, nampak indah di
dalam. Phuewww... thanks for reading this.

-J.R.A.T-

46 | P a g e
Jalan-jalan Antropologi ke Bogor
arisanintelek2008@googlegroups; Jun 2 2009, 8:44 pm

*Laporan asal ketik oleh Jeng Rike A.T :)*


*Bagi yang tidak berkenan harap dikritiki,disarani, dikomeni langsung ya.
*
*Bagi yang tidak suka dilarang main dukun. thx.
*
Begini ceritanya...... Hari ini..ergh tanggal berapa ya? Ya ya bulan Juni
tanggal 2 ya? Akhirnya jalan juga ke Bogor...hiks...hiks amat disayangkan
banyak juga yang gak ikut karena alasan sibuk bekerja/mengajar, sedang
hamil, kena flu, rindu yayang di kampung halaman dan alasan
lainnya...sayang sekali deh :( Hikss.. tapi yang nanti-nanti kalau ada acara
jalan lagi pada ikutan yaaa..
Saya sendiri datang agak mundur dari waktu yang ditentukan, jam 8.
Hihihihi, saya datang jam 9 lewat bersama Mr. Kesepz yang siap dengan
celana pendeknya, jaring penangkap ikan, keramba dan tas memancing
(wah alat-alat yang belakangan dijelaskan boong semua..hihihi...gotcha!).
Sesampai saya di sana saya menemukan jumbo dan beberapa makanan
lengkap dengan kantung plastiknya. Kemana orang-orangnya, saya pikir.
Ternyata di sudut saya temukan Bunda, Bu Sifa, Yoga dan Pak Yadi sudah
siap akan berangkat. Kemudian berangkatlah kami, dalam mobil Pak Yadi.
Pasukan gembira loka siap menjelajahi Bogor.

47 | P a g e
Tak lama kami mendapatkan telepon dari Mbak Mi yang juga ingin
menyusul. Akhirnya kami berjanji untuk bertemu di depan Mc D Cibubur.
Pak Yadi duduk di depan bersama pak sopirnya, saya duduk bersama
Bunda dan Bu Sifa, sementara Pak Pilsup Yoga bernostalgia dengan Mr.
Kesepz, katanya tentang romantisme filsafat. Semoga saya gak salah ya :)
Soal Thomas Kuhn dan teman-teman. Sementara yang di depan bagian
saya senang asik ngobrolin band-band jaman dulu :)
Sepanjang perjalanan Depok - Cibubur itu saya berada di mobil Pak Yadi,
dan para senior-senior pun akhirnya membuka topeng-topeng wajah
ketika mereka masih di panggung perkuliahan..dan meledaklah tawa oleh
karena...dari mulai soal komentar kiriman dari Jeng Ivo tentang Facebook
terutama bagian foto yang paling bawah? Ngehihhahahaha...Apakah
keabsahan foto itu bisa dijamin? Masing-masing mempunyai pendapatnya
sendiri. Ada yang bilang itu asli dan bisa dipratekkan ada juga yang tidak
mendukung. Kemudian grrrr..ketawa dilanjut terus (ups..saya lupa bahan
ketawaannya). Tak lupa beberapa tips tentang dunia orang dewasa :)
Hihihihahahaha. Dan saya, walau lebih tua dari Mr. Kesepz tapi selalu
merasa lebih muda darinya (kalau Bu Sifa mengandaikan dirinya 27 tahun
maka saya mengandaikan diri saya 9 tahun saja deh. Hehehe).
Saya kemudian pindah ke mobil Mbak Mi, di mobil Mbak Mi saya disajikan
lagu-lagu hiphop milik anaknya Mbak Mi. Eh sampai di Bogor atas petunjuk
saya, Mbak Mi jadi salah jalan alias tersesat. Hehehe...maaf ya semua :)
Setelah sempat henti sebentar di perempatan jalan, kami menuju rumah
Mbak Rina yang akan kami singgahi rumahnya untuk mencicip sop buntut
ala suami Mbak Rina.
Sesampai di rumah Mbak Rina kami semua disambut karpet merah dan
bunga-bunga serta kilatan blitz. Kemudian pemilik rumah menyilahkan
kami masuk dengan setting tempat makan yang ditata ala Arabian Night
dengan permadani-permadani, dihiasi oleh lilin-lilin, onta-onta tapi ini juga
boong yang asli: kita makan-makan lesehan dengan
menu...mantabbbbbbb!!! Ada ikan tongkol gorengnya dan sayur jantung
hati singkongnya Bu Sifa, ada ayam batak dan oseng terinya Bunda, ada
rujak buah Mbak Mi, ada Sarapa, saya sendiri membawa gurame asam
manisyang sebenarnya...ergh..saya goreng sambil ngantuk tadi pagi ... jadi
kalo merasa ada yang gak mateng...jangan salahkan kokinya salahkan
ikannya ya.. kenapa pas digoreng gak mateng begitu hehehehe....dan
menu utama 'si buntut' pun akhirnya disajikan...lengkap dengan bawang
gorengnya...dan dari semua yang saya makan...saya suka ayam bataknya
Bunda dan si buntut, minum sarapa wueenakkkk dan tentu saja dessertnya
rujak buah segarrr :)

48 | P a g e
Setelah itu acara berlanjut. Karena tidak jadi ke kebun raya Bogor, akhirnya
kita pergi ke Curug Nangka. Saya sempat takut jalan-jalan ke air terjun
karena pernah punya pengalaman ke curug di sekitar lido menemukan
banyak lintah sepanjang perjalanannya dan it's scare me a lot dehhhhhhh.
Hiyyy. Tapi gunung yang berada di depan Curug Nangka menurut
penjelasan Ade Soeharso merupakan gunung yang saya lihat ketika
menginap di rumah jeng Yenti tempo hari. Hehehe... ternyata dari dekat
bagus ya :)
Sampai di Curug Nangka – yang perjalanannya menanjak itu – akhirnya
kami semua melihat air terjun mini dengan air yang dinginnya lumayan
untuk mencuci kaki kami yang letih berjalan. Saya main cuci-cuci kaki,
sementara Pak Yadi yang anggota MAPALA – mama dan papa pecinta alam
hihihi...menurut istilah MR.Kesepz – itu naik ke bagian paling atas dan
memotret keadaan sekitar. Saya sih biasalah, sebagai mantan model
international, berpose dimana kamera berada. Tepatnya banci foto
lah...hehehe.
Keseps dan Bu Sifa, juga ikutan naik. Malah Ade yang tidak tahan melihat
air – putera sumedang yang juga putera duyung ini – langsung berubah
siripnya dan tiba-tiba menjadi seekor ikan yang berenang-berenang di air
terjun. Ade juga juara renang loh tingkat RT waktu masih kecil. Bahkan ia
mencoba berbagai gaya berenang di derasnya air terjun itu :) Yoga dan Pak
Rizal terlihat sibuk, yang satu ber-sms dengan tekun sementara yang lain
duduk dibawah tenda. Nampaknya mereka sadar bahwa kegiatan mencuci
baju memerlukan waktu dan tenaga berlimpah jadi ...hebat sekali... tak
kena basah-basahan seperti kami (atau mungkin takut panu, kudis, kurap-
nya kelihatan ya? Hihihi) Walau akhirnya saya berhasil membuat Yoga
terkena percikan air dan kabur tunggang langgang (siapa suruh nyipratin
orang? :P)
Kemudian kami turun dan duduk-duduk sambil menghabiskan sisa
makanan cemilan. Kata Kesepz dan
Bunda di mobil Pak Yadi ada mobil
goyang. Hmm... apakah di mobil
Pak Yadi ada klub disko-berjalan?
Memang keren deh DJ Yadi!
Hehehe...tob markotob! Lalu
ditemui fakta bohong lainnya:
dimana telah terjadi
ehem...ehem...kembaran

49 | P a g e
jiwa...yang dipersatukan oleh curung nangka...oleh karena...kenapa juga
warna bajunya sama? Sama-sama pakai baju putih hari itu?
Ngehihaiahaihaha...buat Mbak Mi dan Pak Rizal yang terkena gosip harap
maklum ini hanya gosip-gosipan :)
Setelah asyik membuat gosip baru diatas, kami memutuskan untuk pulang
ke Depok karena hari telah sore. Sayang ya gak bisa mampir dulu ke kebun
raya..padahal pengen beli kelinci. Di jalan Ade mengakui bahwa kawasan
Curung Nangka adalah salah satu tempat yang akan menjadi penelitiannya
dan hari ini merupakan salah satu observasinya ke sana. Hiyaaa, observasi
plus renang euy!
Rintik-rintik hujan mulai turun satu-satu. Pak Rizal menjelaskan bahwa
semester depan ia akan memulai penelitiannya di Padang.
Huhuhu...hikshiks...saya akan jarang bertemu deh semester depan
dengannya. Apalagi saya selalu ingat Pak Rizal adalah orang yang selalu
hadir dalam perkuliahan :) Wah kelas akan sepi ya...mungkin yang lain
begitu juga ya...sedih sih...tapi...ya semoga berhasil ya kawan-kawan yang
sudah memulai duluan penelitiannya :)
Oh ya... tapi namanya dikasih suruh nyobain kena air ama Tuhan ya...Pak
Rizal bersama Ade pun akhirnya terpaksa turun di Bogor Trade Mall
dengan diiringi oleh air hujan yang jatuh jatuh. Hihihi...sepanjang Bogor
Jakarta, saya dalam mobil Mbak Mi, bersamanya sempat takut, karena
hujan begitu deras dan awan berwarna putih, dan tinggal kami berdua di
mobil. Karena tak jadi berhenti, akhirnya saya memutuskan mendengarkan
musik jazz di cd yang ada dalam tape mobil Mbak Mi. Tentu saja saya
terus-terusan berdoa agar selamat sampai di UI.
Sampai di UI, gelap. dan hujan pun turun lagi. Saya tidak sempat mengucap
salam pamit dan terima kasih pada teman-teman semua. Pada Kesepz si
Kasip saya berjanji akan saling ber YM-an. Dan diakhir email ini saya
mengucapkan:
Terima kasih teman-teman semuanya...
Sampai berjumpa kembali dilain kesempatan ya...semua
See yaaaaa... tekerrrrr.....
--
J.R.A.T
--

50 | P a g e
Sebuah salam
arisanintelek2008@googlegroups; Nov 26 2008, 10:22 pm

Hari ini.
Udara terasa begiiiittttuuu cerahhh. Awan biru melambai-lambai
diangkasa. Depok serasa tempat menyenangkan diseluruh dunia. Dimulai
dari kegembiraan yang meluap-luap. Bunga-bunga di sekelilingku, karena
ditanganku sudah tersedia bingkisan berpita dari teman-teman untuk Pak
Ton Chayank. Kubungkus rapi dengan selotip bunga-bunga, dan kartu yang
telah ditandatangani hampir semua teman-teman, dan tentu cap bibir
dengan lipstik no14 sebuah merk tertentu. Kutulis juga satu-satu teman-
teman yang tak bisa hadir tandatangan disitu..hanya untukkk...Pakkk
Tonnn.
Kemudian aku mencolek-colek bahunya (* horeee..kesampean colek-colek
Pak Ton*).
" Pak ini dari kita semua. Antropologi 2008."
" Terima kasih ya" begitu katanya.
" Pak sebut nama saya ya nanti"
" Ya. Rike..Rike..Rike..gitu"

51 | P a g e
Bergantian kemudian teman-teman bersalaman padanya. Aku pun
memberinya sebuah salam, berharap bisa cipikacipiki, tapi...Pak Toni tidak
menyadarinya. ia malah sibuk mencari pak pilsup. Ohhh Pakkk Tonnn...
hanya sebuah salaman kah? Penonton kecewa. (*sayup..sayup..sound
musik dangdut berkumandang)*

Kayaknya aku mau denger lagu-lagu orkes sakit hati nih ini malam. Sambil
nangis-nangis gak jelas gitu. Tracy Chapman - - Almost, Duran duran --
Ordinary World atau lagu Guns N Roses - - November Rain ya...apalagi ya
yang emotional...tapiiiiii...eeeitttsss ntar dulu...bukannya stok sosok idola
di Antropologi itu masih banyak!!! Contohnya Opa James, Pak Iwan, Bu
Yunita,Mas Rawa, Pak Afid, Bu Soraya, Pak Budi, Pak Yadi, Bu Sifa, Bunda,
Pak Rizal,Mbak Eli, Mbak Mira etc,dsb,enz...Mereka kan lucu-lucu dan baik
hati :) Ya..ya.. aku gak jadi sakit hati deh. Aku kan punya keluarga super
besar di Antropologi. Semua orangtuaku..aku punya ayah dan ibu lagi, aku
punya banyak kakak-kakak yang baik hati, pintar-pintar dan suka tertawa.
Aku punya adik yang lebih pintar dan lebih dewasa dari diriku hihihi..
walaupun tak pernah kusebut panggilan kakak atau adik.*( kan aku sok
egaliter )* Aku gak boleh nangis hanya gara-gara gak dapat sun
pipikirikanan!!! Cemangatttttt Rike...cemangatttt!
Oh ya ..tadi dengar kabar dari Bunda, Mbak Mira masuk rumah sakit MMC.
Paru-parunya ada cairan. Terakhir kabar Mbak Mira sudah selesai operasi
sekitar jam 5an sore tadi. Semoga besok sudah bisa pulang ke rumah
ya..tentu saja Semoga cepat sembuh ya Mbak Mira. Terus Adhe masih
bolak-balik rumah sakit. Anak bayinya masih di High Care Unit, belum
boleh masuk ke ruang perawatan. Dia minta doa kita-kita supaya anaknya
cepat sembuh. Semoga dedek kecil cepat sembuh ya Dhe. Aku paling gak
tega nih liat anak kecil-kecil diinpus-inpus deh. Udah pengalaman dulu
keponakan dan adek tiriku masuk rumah sakit. Waksss gakkk tegaa!
Yenti? Aku belum berkabar dengan Yenti. Semoga dia baik-baik ya. Ya
uds..sekian dulu laporan melow dari Jeng Rike. BUAT MAS WIDODO...
SELAMAT MENGERJAKAN TUGASSS OPAAA JAMESS YAA HIHIHIHI...
--
P. J. O'Rourke -
"Never wear anything that panics the cat."
Simone Weil -
"I can, therefore I am."

52 | P a g e
Facts on Rike
Disusun oleh Kesepz

 Meskipun secara kasat mata, ukuran


Rike sedemikian besar..tetapi berat
badannya belum mencapai 1 Kwintal
 Rike menyukai warna ungu, tetapi
tidak berarti Rike adalah seorang
Maho
 Rike menyukai pria manis seperti
coklat, artinya berkulit coklat gelap,
berambut mie, dan dibungkus
seragam. Analisis sederhananya
adalah Rike suka makan, makanya cari
pria yang seperti makanan
 Rike trauma dengan Potato Wedges
 Rike selalu menyempatkan diri untung
goyang ngebor dalam kesempatan
berkaraoke dengan teman-temannya
 Rike menghilangkan bau badannya
dengan tawas, yaitu: tawas ditumbuk
lalu ditelan langsung - tidak dioleskan
ke ketiak, seperti pada umumnya.
Katanya enak kayak gula
 Rike pantas menjadi induk Semang
 Rike merupakan satu-satunya
mahasiswa dari angkatannya dan
beberapa angkatan di atas dan di
bawahnya yang bisa lulus dari
perguruan tepat selama 4 semester
 Kebiasaan buruk Rike adalah kentut
sembarangan dengan suara yang
menggelegar
 Rike berkulit tebal tapi tidak kuat
dengan dingin
 Rike pernah patah hati oleh seorang
oknum aparat berseragam
 Rike adalah sosok ceria, periang,
tukang makan, supir yang baik serta
rajin menabung
 Rike bertangan ringan, alias suka
mukulin temennya. Rasa pukulannya,
seperti disrempet tronton
 Rike pantas sekali menjadi ketua BP-
POM karena doi suka banget makan
makanan Kadaluarsa
53 | P a g e
54 | P a g e
Dengan Cinta
Dari Kami

55 | P a g e
Pelarian Mencengangkan ke Papua Nugini
Ahmad Faisol

Menunggu masuk kelas, beberapa teman angkatan asyik membicarakan


sesuatu. Ada yang mengungkapkan kejengkelan, ada yang merasa
dikerjain, tapi ada juga yang tertawa dengan keisengan tersebut. Semua
bermula dari kehebohan di milis Arisan Intelek 2008, milis mahasiswa
Pasca Antrop angkatan 2008. Rike, salah seorang anggotanya memposting
kisahnya “kawin lari” dengan kekasihnya ke Papua Nugini. Di milis, dia
berpamitan ke seluruh teman-temannya dan menceritakan kondisinya di
“tanah pelarian”. Dia hidup di dunia yang baru, “dipaksa” menanggalkan
seluruh atributnya. Paspornya ditahan serta sederet kisah yang mencekam
lainnya.
Semua tidak ada yang menyangka. Rike yang dikenal ceria dan tidak
menampakkan ada permasalahan yang rumit. Dia tetap dengan gayanya,
duduk paling belakang, banyak ketawa dan satu lagi, tetap suka makan.
Seminggu lebih teman-teman membicarakan kisah “pelarian” paling heboh
di Pasca Antrop UI 2008.
Semua berakhir antiklimaks dengan “pengakuan” Rike di milis. Dia menulis
kisahnya adalah bohong belaka. Hanya sebuah “April Mop”. Satu nol.
Teman-teman seangkatan di Pasca Antrop 2008 merasa dikerjai. Tak heran
ada yang mengungkapkan kejengkelan pada Rike dengan menganggapnya
sebagai lelucon tak lucu dan berjanji akan menghukumnya saat ketemu di
kelas. Aku tidak ingat, apa bentuk hukuman untuk Rike saat itu dan
terealisasi atau tidak.
Saat itu, Rike memang aktif memposting berbagai hal di milis Arisan
Intelek. Mungkin kalau ditracking, dia paling aktif memposting entah
56 | P a g e
forward dari milis lain atau kisah yang dia ciptakan sendiri. Termasuk kisah
pelarian mencengangkan ke Papua Nugini. Mungkin, Rike terinspirasi kisah
“Kula Ring” nya Malinowski atau Pigs for Ancestor nya Rapaport.
Anehnya, setelah kisah mencengangkan tersebut, Rike tampak menurun
produktivitasnya mengirim postingan di milis. Termasuk ketika milis Arisan
Intelek sudah bereinkarnasi menjadi milis neoai. Tujuan reinkarnasi
menjaga kemerdekaan dan tanpa sensor justru membuat Rike menjadi
tidak produktif. Bahkan sekedar untuk membalas postingan seru teman-
teman mendiskusikan persoalan tekan-menekan dan jelajah-menjelajah.
Rike seperti menjauh dari milis neoai.
Apakah cerita pelarian ke Papua Nugini menjadi “karya puncak” Rike?
Semoga saja tidak. Kita masih punya hasrat menunggu cerita-cerita segar
Rike, termasuk ikut membicarakan persoalan tekan-menekan, jelajah-
menjelajah hingga tenaga ayam menghasilkan kembar tiga. Ditunggu
“karya” Rike selanjutnya.

57 | P a g e
Eat, Laugh and Write
By: Bunda Rm Sinaga

Hubunganku dengan Rike mungkin tidak sedekat hubungan Rike dengan


konco-konconya yang lain seperti Ivo, Encep – panggilan Rike untuk Kesep
– dan Tina. Apalagi di awal-awal perkuliahan aku sangat jarang bercakap-
cakap dengan Rike. Seiring waktu dan kebersamaan, aku mulai
menyukainya dan menganggapnya anak sekaligus teman karena usianya
sebaya dengan anakku. Sejauh apakah aku mengenal Rike? Aku berusaha
mengumpulkan ingatan tentang Rike, dan inilah ingatan tentang Rike.
Rike yang kukenal adalah sosok yang tidak lepas dari makanan.
Pengamatan soal makan berawal ketika di awal-awal kuliah angkatan 2008
mengadakan acara diskusi sambil ngopi. Seksi komsumsinya ya Rike.
Permen berjalan di kelas juga via Rike. Di sekretariat program juga
terkadang ada kue, donat, pudding dari Rike. Banyak momen dengannya
selalu berakhir di tempat makan. Antara lain di SS, Solaria, Muara Angke,
Ancol, dan ada beberapa tempat lainnya. Yang pasti, setiap pertemuan
diakhiri dengan makan dan makan. Pernah juga Rike datang kerumahku di
Depok bareng Kesep dan Ivo untuk makan pisang ijo dan empek-empek.
Namun yang terpenting disela-sela makan adalah obrolan yang seru,
apalagi kalau ada Kesep juga Ivo, pas banget obrolannya. Atau pada
kesempatan lain, ketika karaokean, yang membuat perbedaan umur
menjadi tidak terasa, bahkan berteman dengannya membuat kami yang
tuir-tuir serasa muda.
Rike juga seorang yang humoris. Dengan seenaknya dia menyebut Pak
Tony dengan panggilan Tonce. “Apa maksudnya tuh Ke,” tanyaku suatu
hari. “Itu panggilan kesayangan untuk Pak Tony”, jawabnya. Kok bisa-
bisanya ada panggilan kesayangan untuk Pak Tony, wong ketika di
58 | P a g e
perkuliahan Pak Tony, Rike harus berulang kali memperbaiki tugasnya
tentang sabung ayamnya Geertz, sementara yang lain cukup sekali.
Kehumorisannya yang mendebarkan adalah ketika dia menulis di milis akan
pergi ke Papua dengan pilihan hatinya si Koala Wala. Eh ternyata hanya
April Mob. Padahal kita sudah pada kaget kok bisa-bisanya Rike nekat
kawin tanpa restu, bahkan Pak Iwan pun turut terkecoh. Hahaha, Rike,
Rike.
Selain humoris dia juga baik hati. Idenya untuk menghadiahkan baju koko
ke Pak Tony ketika naik haji atau untuk memberikan ucapan selamat di
selembar kertas ketika Yenti menikah menujukkan dia care dengan orang
lain.
Ada pengalaman yang lucu juga dengan Rike ketika jalan-jalan ke Bogor
untuk menonton film dan diskusi antropologi visual. Kami salah naik
kereta, atau lebih tepatnya salah membeli tiket ya? Tiketnya untuk
ekomomi AC, tetapi yang kami naiki kereta ekspress. Untung kami gak
didenda petugas di kereta, gak tahu bagaimana lobinya si Rike dengan
petugas kereta, akhirnya kami tidak didenda ketika ada pemeriksaan.
Masih banyak kesan dengan Rike, tapi salah satu yang saya kagumi yaitu
kemampuannya menuliskan kisah-kisah perjalanan atau pengalaman
tentang peristiwa ketika kami berjalan-jalan. Bagi saya, ini menunjukkan
bahwa pada akhirnya dia memang pantas menjadi pemenang di gladiator
ujian tesis dengan cepat.
Akhirnya, terima kasih Rike, untuk semua yang pernah kita alami, sebentar
namun bermakna.

59 | P a g e
Pribadi Ceria Penuh Canda Rike Gajebo
Sri Winarny

Buatku Rike adalah mahasiswa yang sering memberi perhatian manis,


mulai dari sapaan, candaan, coretan gambar-gambar lucu di papan
pengumuman program hingga kue-kue dan buah-buahan. Mungkin karena
dia senang makan, Rike selalu punya makanan untuk dirinya dan teman-
temannya.
Perhatianku pada Rike diawali saat ada pertemuan mahasiswa baru
Program Pascasarjana Antropologi. Saat ditanya mengapa memilih
Antropologi. Dengan lantang dia menjawab, “saya dari kecil kepingin jadi
antropolog Pak”. Saat itu, aku yang duduk di barisan belakang langsung
ingin tahu si empunya suara. Hehe, jarang-jarang tuh ada orang yang
jawabannya to the point, biasanya melintir-melintir dulu, pikirku.
Tak perlu waktu lama untuk menulis sesuatu tentang Rike, karena begitu
banyak waktu yang kami habiskan untuk saling bercerita, mulai tentang
buku-buku psikologi yang dicari hingga brokat pengantin masa kini.
Obrolan mengalir, di saat ia menyempatkan diri mampir ke program,
sebelum dan sesudah kuliah, atau saat aku nebeng mobilnya waktu pulang
kerja.
Gajebo, gak jelas booo, ungkapan ini patut untuk menggambarkan seorang
Rike. Sebagai mahasiswi baru dia lumayan sering masuk ke sekretariat,
berinteraksi dengan kami staf program, bicara ceplas ceplos apa adanya,
tapi kadang-kadang nggak jelas gitu deh. Hehe, alias gak jelas booo.

60 | P a g e
Rike yang periang memang selalu menyempatkan diri menemui kami,
meletakkan kue-kue kecil di atas meja dan berlari-lari kecil keluar ruangan
untuk kuliah. Sebaliknya, kue-kue kami pun kerap hilang dari atas piring
karena dicomotnya.
Pada 1 April 2009 lalu, Rike mengirim curhatan ke milis program pasca, ia
akan kawin lari dengan seorang atlet Papua Nugini, atlet balap sepeda,
katanya. Banyak orang percaya, termasuk aku. Ternyata kisah kawin lari itu
hanya karangannya saja. Kreatif dan tidak berfikir biasa, itulah Rike. Bisa-
bisanya mengarang cerita kawin lari sama Si Kribo. Dasar Rike! Dari situ
sudah mulai tampak kejahilan Rike dibanding teman-temannya.
Di angkatan kuliahnya, ada dua orang yang badannya lumayan subur, Rike
dan Fasiol. Kalau kedua orang itu terlihat datang bersamaan, aku buru-
buru komentar “jangan pada lompat-lompat ya, khawatir ada gempa nih”.
Hehehe, lalu semua orang akan tertawa.
Menurutku ada satu rahasia umum dalam ilmu pertemanan, kalau merasa
diri cantik pasti akan berteman dengan yang cantik-cantik, kalau berpostur
pendek, temannya pasti dengan yang pendek-pendek. Haha tapi ternyata
ilmu itu salah sama sekali. Teman baik Rike yang dulu juga belajar di
antropologi UI, Ivo, justru kecil dan kurus! Pertemanan keduanya makin
dekat karena tema tesisnya sama-sama hasil penelitian ‘payung’ yang
dilakukan oleh salah satu pengajar di Program Pascasarjana Antropologi.
Tak hanya dengan Ivo, seniornya di program magister, Rike pun punya
teman lain yang menurutku agak spesial. Hhm, spesial dalam artian
mereka berdua selalu saling mengejek, mencela, dan bahkan jitak-jitakan,
sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Jika Rike dan Kesep si teman
spesial bertemu, bisa dipastikan ruangan program yang tenang bisa jadi
gaduh, hehe, pastinya sih kalau ketua dan sekretaris program tidak ada di
ruangan.
Ketika tesis Rike selesai, ia langsung mendapat kesempatan melakukan
penelitian di Kalimantan. Rupanya cita-citanya menjadi Antropolog
mendekati sempurna (saat menuliskan kalimat ini, kok terbayang wajah
tokoh kartun Dora the Explorer ya. Hihi). Bersama-sama teman Pusat
Kajian Antropologi, ia melakukan penelitian dalam waktu yang cukup lama.
Maka, sebelum pergi ke Kalimantan, ketika Rike mampir ke program untuk
pamit, ia menerima banyak petuah dari teman-teman. Meski jauh,
celotehannya tetap ada. Uneg-unegnya di status Facebook, mulai dari –
maaf – ee (tinja) hingga curhat kehabisan duit. Rike memang selalu punya
caranya sendiri untuk diingat oleh teman-temannya.

61 | P a g e
Kata 'kreatif' juga bisa kusematkan untuk seorang Rike, dari jualan boneka
saat wisuda UI, membuat kipas lukis, dan lain sebagainya, dia jagonya.
Teman yang beruntung mendapatkan kipas itu adalah Bu Sifa, Bunda
Risma, Program, Antrop, dan Mbak Inez. (Maaf kalau yang disebut
namanya ternyata tidak merasa mendapatkan kipas itu, karena kalian
sudah jarang ke program dan sejak program pindah ke gedung B, kipas-
kipas itu tidak terlihat lagi).
Untuk Rike yang selalu ceria penuh canda tawa, selamat ulang tahun,
semoga apa yang kau tanam berupa kebaikan-kebaikan akan segera kau
tuai hasilnya. Semoga panjang umur, mendapatkan jodoh yang diidam-
idamkan – seorang pak polisi yang keren barangkali? – dan semoga semua
cita-cita dapat tercapai. Sukses selalu!

62 | P a g e
Dongeng Ngawur: Si Burik
Kasyfiyullah

Tersebutlah pada zaman dahulu di sebuah negara antah berantah, lahir


seorang yang bernama Burik, sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Nama
Burik tidak diambil dari rupa atau kulitnya yang burik, tetapi memang
namanya Burik. Kelahiran Burik terhitung puluhan tahun yang lalu, dan
agar tidak menghabiskan kertas, maka kejadian kelahiran Burik diskip
sampai waktu 29 tahun kemudian.
***
Dalam kisah ini, Burik adalah pemeran utama yang merupakan wanita yang
terbentuk dari beberapa bulatan dengan tutup kepala yang khas, serta
menggunakan kacamata yang bulat dan kendaraannya yang berwarna
ungu. Jika harus membuat ilustrasi dirinya, maka akanlah sangat mudah ,
karena hanya cukup menggambarkan beberapa bulatan pada selembar
kertas. Selain Burik, ada beberapa tokoh penduduk yang merupakan
teman-teman di sekeliling Burik, yaitu Tince, yang merupakan wanita
dengan rambut berombak, berkacamata dan cukup galak. Juga Sepce yang
merupakan teman sekaligus musuh bebuyutan dari Burik. Pooh yang juga
teman dekat Burik dengan ukuran yang berbeda 180 derajat dari Burik,
Bakmi yang seorang suhu di Padepokan Uwi, trio andalan Padepokan Uwi
yaitu Win-Wat-Tin dan banyak teman lainnya di sekeliling Burik. Sekedar
ilustrasi tambahan mengenai tokoh utama, Burik adalah wanita periang
yang mempunyai cukup banyak teman yang selalu mendukungnya.
Tentunya ada baik ada juga buruk, dengan kebiasaan kentut sembarangan
serta beradu tangan dengan musuh bebuyutannya, Sepce.
***

63 | P a g e
Pada suatu hari, Padepokan Uwi yang diikuti oleh Burik kedatangan
beberapa murid baru. Hari itu juga merupakan perkenalan penguasa baru
Padepokan Uwi. Walaupun telat sekian waktu, dengan santai, Burik
bersama Pooh memasuki ruang pertemuan. Saat perkenalan dengan para
murid baru, dengan cerianya Burik tersenyum dan mengatakan •gnama
saya Buriikk•csalam kenal yak, saya angkatan semester lalu di perguruan
ini dan pekerjaan saya adalah pedagang..oia, bagi temen-temen yang ingin
membeli boneka bisa pesan di akuuuh. Semua orang terbengong dan
tersenyum. Begitulah Burik dengan segala kepedeannya tetap berdagang
di setiap ada kesempatan.
Lain cerita, Burik seringkali nongkrong setelah mengikuti kelas. Pada suatu
ketika Burik dan temannya Apiy berencana untuk mengikuti sebuah
seminar yang diadakan di padepokan sebelah. Kebetulan Sepce, yang
ketika itu baru sebulan masuk padepokan, ikut mengobrol dan ternyata
punya tujuan yang sama untuk ikut pada acara seminar yang dimaksud.
Karena kebetulan satu perguruan akhirnya Burik, Sepce dan Apiy berangkat
ke padepokan sebelah.
Di tengah perjalanan terjadi percakapan antara Burik dan Sepce.
Percakapan mereka berdua berkisar pada latar belakang masing-masing
yang ternyata memiliki kesamaan yaitu sudah tidak memiliki ibu kandung
dan sama-sama memiliki ibu tiri. Dari situlah perkenalan Sepce dan Burik
dimulai. Bahkan setelahnya beberapa kali Burik dan Sepce ada di dalam
kelas yang sama. Persahabatan itu membuat Sepce mengenal Burik
sebagai orang yang jijikan dan diam-diam menghanyutkan.
Pernah suatu ketika Burik menjahili teman-teman di padepokan dengan
menyurati kawan-kawannya bahwa Burik akan kabur dengan kekasihnya
yang keriting dan berkulit gelap, segelap kamar tak berlampu. Beberapa
teman seperti Pooh membaca surat tersebut dengan serius bahkan
menangis, beberapa suhu juga sempat terkecoh dengan kejahilan Burik
sampai akhirnya semua tersenyum karena sudah berhasil dijahili.
***
Burik dan Kentang
Karena kejahilannya, pernah suatu ketika Burik mengalami kejadian sial.
Ketika sedang ada kelas di pojokan kantin padepokan, Isol mentraktir
karena saat itu ia kebetulan sedang ulang tahun. Dengan pede luar biasa
Burik memesan jajanan yang bernama Potato Wedges. Sekitar satu jam
lamanya, setelah teman-teman yang lain mendapatkan menu pesanannya
masing-masing, pesanan Burik tidak kunjung tiba, begitu juga dengan
pesanan nasi goreng Sepce.
64 | P a g e
Beberapa kali pelayan dipanggil karena pesanan tidak kunjung tiba,
sedangkan perut bulat Burik sudah kelaparan. Setelah teman-teman lain
selesai makan, dan Burik juga sempat mencicipi makanan teman-teman
yang lain, datanglah si pelayan tanpa muka berdosa membawa nasi goreng
pesanan Sepce, kemudian Burik sedikit berang sempat berkata “lho mas,
potato saya manah ini? Nggak tau apa kalo saya sudah lapar?? Ato mas
pelayan mao saya makan sebagai gantinya?” Sang pelayan kantin sempat
pipis di celana mendengar ancaman Burik. Ia lari tunggang langgang
sampai pipisnya berceceran sambil meraung-raung “emaakkk…ada
monster yang pengen makan ayeeeee”…. (dramatis).
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kentang yang diharapkan datang
juga. Dengan muka berbinar, Burik merasa senang karena berharap
kentang ini bisa mengobati rasa lapar dan amarahnya karena telah
menunggu sedemikian lama. Ketika Burik melihat penampilan si kentang,
brak! Ekspresi mukanya berubah memperlihatkan hati yang hancur kecewa
seperti saat dirinya salah mengirim kue ulang tahun ke kantor demang.
Ternyata Potato Wedges yang ditunggunya sampai kelaparan itu kecil
sekali, hanya sebuah kentang dipotong enam, kemudian digoreng dengan
bumbu merica. Sebuah kentang yang tentunya tidak cukup untuk
mengganjal perut besarnya yang keroncongan. TIDAK AKAN CUKUP dan
TIDAK AKAN PERNAH CUKUP ENAM IRIS KENTANG MENGGANJAL PERUT
BURIK. (pelajaran dari cerita ini : makan potato wedges itu berasa makan
ati).
***
Burik dan Pria Berseragam
Ada pula cerita Burik yang kabur ke pulau seberang karena putus asa
dengan para pria berseragam di negaranya. Cerita punya cerita, Burik pun
sempat kepincut dengan pria berseragam di pulau seberang, walau
sayangnya Burik tidak sempat memperpanjang kesempatannya untuk
berkencan lebih jauh. Lain lagi cerita Burik yang bosan karena tidak ada
samsak yang bisa dipukulnya dikala bosan di pulau seberang. Sebenarnya
bukan hanya samsak yang dibutuhkan oleh Burik, lebih dari itu. Pulau
seberang yang di dominasi hutan mempersempit kesempatan Burik untuk
bertemu dengan pria berseragam.
Seorang pria bagi Burik bukan ada pada ketampanannya, tetapi pada
seragamnya, karena Burik senang sekali dengan kegagahan seragam.
Bahkan, seragam koteka pun Burik senang karena Koteka bagi burik adalah
lambang kegagahan dan keperkasaan.

65 | P a g e
Pernah suatu ketika, saat Burik bersama Sepce, ia tiba-tiba menangis dan
merajuk sambil juga marah-marah (ekspresinya gimana ya?). Usut punya
usut ternyata seorang Burik sedang marah dengan pria berseragam, karena
kue ulang tahun yang dikirimnya nyasar ke gardu pos kamling tetangga.
***
Sepce pernah merasakan hal yang sangat menyedihkan bersama dengan
Burik, ketika Burik ikut menunggangi Silvesterstalon, vespa Sepce.
Teriakan Silvesterstalon yang membonceng dua manusia dengan berat
satu setengah kuintal dari Pasar Minggu menuju Kampong Ambon
terdengar memilukan. Yang lebih menyedihkan lagi adalah saat belok,
knalpot Silvesterstalon bergesekan dengan aspal, krrrrrrr......tttt..
menambah sembilu menyayat hati (lebayyy)…
Ada pula cerita mengenai kekuatan perut Burik yang besar, yaitu saat awal
menjelang pengamalan jurus dari padepokan di Kampong Ambon. Burik,
Sepce, Pooh dan Tince kebetulan pergi bersama menaiki sado ungu Burik,
tujuannya untuk menggantikan bapak pos mengantarkan surat.
Sepulangnya dari Kampong Ambon, perut Burik dan kawan-kawan
berbunyi lapar. Maka mampirlah mereka di warung Pak Donal penyedia
ayam goreng.
Pesanan yang datang disantap beramai-ramai. Mendadak Pooh tidak
meneruskan makannya karena keasinan. Burik, Sepce dan Tince juga
merasakan rasa asin yang sama. Beberapa hari kemudian, Pooh, Sepce,
dan Tince saling bercerita bahwa ternyata sehari setelah makan di warung
Pak Donal, mereka sakit perut. •gKoq gw kagak ngerasa apa-apa ya? Enak-
enak aja tuh,•h ungkap Burik setelah mendengar keluh kesah ketiga
temannya. Ukuran perut ternyata berbanding sejajar dengan kekuatannya.
***
Catatan:
Burik dalam kisah nyata bernama Asli Roirike Mardiana Bewinda yang lahir
pada tanggal 31 Maret 31 tahun yang lalu. Kisah ini dipersembahkan untuk
Burik, sebuah nama yang merupakan singkatan untuk Ibu Rike. Kisah ini
hanya fiktif belaka, kesamaan kejadian, pelaku memang disengaja oleh
penulis ditambahkan dramatisasi penulis.

66 | P a g e
Surat Sederhana untuk Sang Sahabat
Nurhasanah Hasibuan

Dear Rike Bewinda…


In this moment, I would like to say thanks for all that you have ever given
or even done to me…it’s really fantastic dude…=)
First impression ngeliat Bu’ Rik (di pasca UI), hmmmmm kayanya neh
orang rusuh banget nehhh…tapi saya belom berani buka mulut, masih
ngumpet di balik layar leptop (mang muat yak???). Tapi lama kelamaan
koq jadi kejam gitu (*Tampang orang-orang binggung mode ON), soalnya
suka mukul-mukulin PACAR sayaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
Then, something that I really enjoy from Bu’ Rik is…dya selalu bersedia
untuk direpotin. Hakahakhakass, apa lagi kalau kita sedang bertamu, pasti
Bu’ Rik selalu repot menyediakan makanan untuk kami. Jadi doyan namu
deh kita! Ahuhuuuuuu….(*jangan kapok yah Tante Riri…muach muach).
Engkau juga sang penyelamat buatku. Ketika basah kuyup gara-gara
kehujanan di jalan, n pas banget lagi di kawasan Pasar Minggu. Tanpa mikir
panjang langsung caw ke rumahnya Bu’ Rike. Saya datang dengan niat
tulus untuk meminjam baju Bu’ Rik (*gaya pahlawan kesiangan, hahahaaa).
Walaupun agak kegedean n melorot-melorot, tapi tidak masalah, yang
penting ga beku kedinginan. Thank you gal…!!! Bajunya udah di balikin kan
Rik’???
Undangan bubur manado yang membuat perut saya laper ketika
mambacanya, tapi pas dateng, para tamu undangan agak sedikit kecewa
karena udah jam 1 siang masakan belum ada yang MATENG!!!
Huuuuuuuuwwwwwwaaa…kami kelaperan kawaaan!!!!! (*bukan begitu
67 | P a g e
teman-teman???). Akhirnya makan juga, walaupun dah menjelang sore
gitu. Btw, sambelnya muanteb kaaaaaaaaaannnn??? (*narsist itu penting
kawan!!!)
Dan terima kasih juga atas kebaikan hatimu Bu’ Rik, untuk menjadi bagian
property di sesi photo-photo kami, ngangkut property-property yang ga
jelas ituh, tapi sangat penting!!! Ahohoooo…berkat kegigihanmu
menjalankan semuanya, akhirnya dirimu mendapat rezeki dari hutan UI,
yaitu sebuah SUKUN UI (n’way, enak g rasanya?). Semoga sesi makan-
makan kentang keju ituh akan bersambung jadi sesi
BBQan…Amien…Ahohohoooo…
In conclusion, terima kasih friend, for being my friend…you are one of my
best friends in my life…
I would like to say…

Do’a-do’a general semuanya saya kembalikan ke dirimu, Bu’ Rik…dan


pastinya do’a yang baik-baik, tapi doa khusus gue buat elu, semoga Bu’ Rik
segera diberikan pangeran “CHOCO” asli Papua, yang terbaik, ganteng dan
pastinya manis (kaya coklat) khusus buat dirimu…Amien…

Keep on rock, Bu’ Rik…!!!


Fully Smile,
Anna’a Kesepz =)

68 | P a g e
Empat Strategi Menghadapi Masalah a la Rike
Ivo Noviana

Saya mengenalnya di tahun 2008, di kelas Antropologi Psikologi. Cewek


berkacamata yang mengenakan tutup kepala tersebut, langsung
memperkenalkan diri, ”saya Rike”, sembari tersenyum dan
memperlihatkan deretan giginya.
Dari perkenalan di kelas Antropologi Psikologi tersebutlah, saya mengenal
Rike yang ternyata merupakan anak yang supel, walaupun dibalik itu
semua, sama seperti kebanyakan orang lainnya, Rike juga manusia, yang
harus bergelut dengan permasalahan hidupnya. Dari masalah keluarga,
teman ataupun cowok (Hehehe, ternyata Rike suka sama bule atau cowok
berseragam).
Disinilah menariknya Rike, jika sedang mengalami masalah, ada beberapa
cara yang saya ketahui akan dilakukannya, seperti:
1. Kabur ke Bali dan nongkrong di pantai sambil cuci mata
melihat bule-bule.
2. Nongkrong di bandara
3. Kabur dari peredaran, dengan menonaktifkan hp atau
tidak mengangkat hp – jika ada telpon, bahkan tidak
membalas sms yang menanyakan keberadaan atau
kabar dirinya.
4. Mengeluarkan jurus, ”gw mau mencakar-cakar”. Cara
ini yang paling saya sukai, karena sebagian orang akan
tetap jaim walaupun ada masalah. Oleh karena itu, jika
situasi seperti ini, saya sarankan untuk lebih baik
menghindar dulu dari Rike.

69 | P a g e
Dibalik sifatnya yang suka ”kabur atau menghilang” bahkan ”mencakar-
cakar”, Rike adalah seorang yang baik hati, pendengar yang baik dan suka
menolong. Sebenarnya, berbicara mengenai Rike, sulit jika hanya
dituangkan dalam bentuk tulisan atau rangkaian kalimat. Karena tidak akan
pernah cukup kalimat untuk menjelaskan dan mendeskripsikan seorang
Roirike Mardiana Bewinda.
Selamat hari lahir, Sahabat. Semoga apa yang dicita-citakan diberikan
kemudahan dan kesuksesan pada dirimu. Amin

Wassalam,
Ivo

70 | P a g e
Nama baruku: 'Mbak Mi'
Mira Pakan R.

Rike yang kukenal adalah teman yang sangat care dengan teman-
temannya, penuh empati, seorang yang sangat bersemangat, teman yang
lucuuu dan yang juga bisa diajak seriusss, teman yang berpakaian selalu
warna warni, teman yang selalu mau belajar dan juga teman yang pantang
menyerahhh.

Babak perkenalan
Pengenalanku dengan Rike dimulai dengan ketika aku ikut kelas awal
semester pertama angkatan Rike, mahasiswa-mahasiswa baru pasca
sarjana Antropologi angkatan 2008 semester genap, sebagai konsekuensi
kebijakan matrikulasi baru yang harus diikuti oleh aku dan teman
seangkatanku Bu Siva yang berasal dari angkatan 2008 semester ganjil -
alangkah malangnya! Maka kami pun mulai mengambil SKS bersama
angkatan Rike
Dalam perkuliahan Pak Iwan, Rike diberi tugas untuk membuat milis
angkatan, sehingga kami dan angkatan Rike dapat mempunyai media
bersama yang mudah dihubungi oleh pengajar-pengajar kami dan agar
kami juga dapat saling “jarkom” apabila ada hal-hal yang penting bagi kelas
yang besar ini untuk dibagikan. Angkatan Rike cukup banyak hampir 20
orang, bandingkan dengan angkatan saya dan Bu Siva yang hanya sekitar
tujuh orang saja, dan kami tidak mempunyai media “jarkom”.
Rike mulai menanyakan email kami satu persatu. Saat itu, aku mulai
dipanggil oleh Rike “Mba Mi”. Awalnya aku pikir siapa, eh tahunya aku.

71 | P a g e
Saat aku sadar itu aku, wah nih anak ampun deh, kan namaku ada empat
hurufff, kenapa makin disingkat lagiii, tapi aku biarin saja, suka-suka lah.
Hehehe.

Babak berikutnya
Wah rupanya Rike ini biang hebohhh dan juga so sweettt. Suatu saat di
milis, dia pernah mengacaukan kita semua. Katanya dia mau pindah ke
mana gitu, ke Irian atau kemanalah (nb.maaaapp lupee..ada deh kayanya
suratnya di milis. Heheehe). Kita semua merespon di milis, termasuk aku.
Eh taunya hoax. Ih, rese banget deh. Hahaha, bener-bener deh kita
dikerjain dan kena batunya. Itu yang aku inget banget.
Kali lain, aku benerrrr terenyuh banget. “Mba Miii…ini kado Natal buat
Mba Mi”. Dia memberikan sebuah pohon natal kecil buatan tangannya.
Pohon natal itu terbuat dari kain, cantik dan lucu, yang aku bisa taruh di
pohon natalku apabila Natal tibaaaa. Terusss terang saat itu aku terkejut,
karena kan Rike muslim dan berjilbab, tapi dia mau melakukan hal itu dan
sekarang peristiwa macam ini langka sekali, terkecuali beberapa
sahabatku, termasuk Rike diantaranya yang peduli bahwa hari raya itu
penting, buat siapapun yang beragama apapun.
Hal yang so…sweetttt… lagi dari Rike yang aku ingetttttt. Pada suatu kali
aku sakit, aku ingettttt banget dia yang satu-satunya – aku lupa, dia sendiri
atau bersama satu dua orang teman lain – yang menengokku ke rumah
sakit MMC. Dia membawakan aku kue. Aku benerrrr terharuuu bangettt,
dia mau khusus nengok aku dan kemudian bawa sesuatu pula. Karena
beberapa minggu aku tidak masuk, dia juga rela membawakan materi
kuliah yang ia rekam di kameranya supaya aku dengar dan liat di TV,
supaya aku bisa denger sendiri dan tidak hanya dari catatan kuliah saja.
Jadi benerrrrr so sweettt bangettt deh dia ini.

Babak berikut - hari-hari di perkuliahan dan penelitian


Ini cerita pas penelitian di Kampung Ambonnn. Aku ingettt Rikeee yang
selalu berusaha keras, selalu bersemangat. Dia mau bangun pagi-pagi
untuk jalan atau lari pagi supaya kenal tetangga di sekitar Kampung
Ambon, dan Rike yang kalau sudah capeeek bangetttt dengan
pekerjaaannya mending makan enakkkkkk untuk menghilangkan
kesusahan dan kekesalan selama penelitian. Kami, Rikebersama aku,
Kesepz dan Tina suka makan di kantin kecil di seberang tempat penelitian.

72 | P a g e
Dia suka pesan es campuuurrr kesukaannya, di situ aku hanya senyum-
senyum saja dalam hati, mulai deh keliatan anak kecilnya. Hehehe.

Akhir kata
Dear my lovely and sweet friend, Rike. Tetaplah bersemangat menjalani
hidup ini. Selamat ulang taoen, panjang umur, panjang rejeki, semoga
segera mendapat jodoh, semoga Yang Maha Penyayang selalu
menyayangimu dari waktu ke waktu dan semoga selalu berbahagia. Amin.

73 | P a g e
Sosok yang Penuh Kejutan
Miftahus Surur

September 2008, kisah ini bermula. Saya diterima dan masuk sebagai
mahasiswa pasca sarjana antropologi Universitas Indonesia (UI). Hari
pertama masuk kelas, belum ada satupun teman yang saya kenal. Seperti
biasa ketika masuk dalam lingkungan dan suasana baru, saling kenal dan
mengenalkan diri merupakan kelaziman. Sosok pertama yang saya kenal
adalah Yenti, mantan wartawan Kompas yang sampai saat ini juga masih
berjuang untuk segera lulus. Lalu satu persatu mulai saya kenal, terutama
Faisol dan Fauzi – entah dimana keberadaannya kini – yang langsung
bertemu chemistry-nya masing-masing.
Sosok lain yang juga saya kenal adalah Rike. Perempuan satu ini menurutku
“unik”, paling tidak dari segi penampilan. Gaya berjalannya sedemikian
rupa, kerap membawa segelas atau sebotol air minum dan juga cemilan.
Jika bertemu dengannya, selalu tak terlupa untuk mengucap “hai...” Yang
unik juga dari dirinya adalah caranya memakai kerudung, suatu gaya dan
corak yang – menurutku – lebih kerap dipakai oleh kalangan ibu-ibu, paling
tidak pemandangan seperti itu kerap aku saksikan pada ibu-ibu di
kampungku.
Ketika di (ruang) kelas, Rike termasuk sosok yang tidak banyak berceloteh.
Ia akan mulai membuka mulut ketika ditanya atau didorong oleh pengajar
untuk berbicara. Suatu ketika aku duduk di sampingnya, Rike justru lebih
asik dengan melukis gambar-gambar boneka atau baju di atas kertas hand-
out. Tampaknya, ia merasakan kenyamanan tersendiri dengan melakukan

74 | P a g e
itu, ditambah dengan tidak pernah absennya sebotol air minum
membuatnya semakin menikmati suasana kelas.
Terus-terang, aku tidak menyangka jika sosok “semi-tambun” yang satu ini
suka melukis karena buatku pribadi penampilannya jauh dari sosok yang
akrab dengan dunia seni lukis. Ternyata, kapasitas melukisnya itu memang
ia kembangkan untuk mendukung bisnisnya, yang waktu itu, berupa bisnis
jual boneka. Satu hal ini sudah mengejutkanku.

Hari-hari berlalu di kampus berjalan apa adanya. Tak banyak hal yang
istimewa, kecuali bahwa para “santri” pasca sarjana antropologi angkatan
2008 cukup kompak dalam banyak hal: diskusi, makan bersama di kantin,
hingga suka ngeluyur ke berbagai tempat. Hari-hari yang dilalui dalam
kebersamaan seperti itu tentu saja cukup menyenangkan bahkan kerap
menyisakan keterharuan ketika saat-saat indah seperti itu sulit terulangi
kembali.
Akhir Maret 2009, secara tiba-tiba kami dikejutkan oleh berita yang
beredar di milis pasca antropologi dan milis angkatan 2008. Dalam milis itu
terceritakan bahwa Rike pergi meninggalkan kami semua menuju suatu
tempat yang sangat jauh untuk “mengejar cintanya.” Kami sempat geger.
Hanya Pak Iwan Tjitradjaja saja yang dengan santai menanggapi berita itu
sebagai lelucon Rike saja. Tapi masih banyak di antara kami yang tetap
khawatir karena hari-hari itu adalah masa aktif perkuliahan sementara Rike
tidak pernah masuk kelas. Sementara upaya teman-teman untuk
menghubungi lewat handphone-nya selalu gagal. Lalu Pak Iwan dengan
santainya mengatakan bahwa Rike sedang melakukan April Mop, suatu
langkah atau upaya untuk mendulang keterkejutan-keterkejutan yang
biasanya dilakukan pada setiap 1 April. “Ah, masa kalian tidak tau Rike saja.
Kalau melihat dari kepribadian Rike, tidak mungkin dia akan pergi begitu
saja. Ini April Mop yang dilakukan Rike,” ujar Pak Iwan.
Akhirnya kami hanya menunggu untuk beberapa hari ke depan. Betul,
akhir minggu pertama bulan April, Rike nongol di kampus. Dengan
santainya ia masuk kelas tanpa ekspresi apapun, kecuali tertawa ketika
merespon omelan, celotehan, dan sorakan teman-teman. Dengan santai,
Rike mengatakan bahwa ia pergi berburu Kwala-wala, sosok idamannya.
Keterkejutan kami belum selesai terhadap perempuan satu ini. Memasuki
akhir semester IV (empat), tiba-tiba kami dikejutkan lagi oleh kabar bahwa
Rike sudah melakukan ujian proposal tesis, dan dalam waktu beberapa
bulan kemudian, kami mendengar bahwa Rike telah ujian tesis dan
dinyatakan lulus. Dalam keseharian di kampus, Rike adalah sosok yang
75 | P a g e
begitu santai dalam merespon seluruh perkuliahan. Berbeda dengan
beberapa teman lain yang sangat menggebu-gebu dan tampak begitu aktif.
Dalam hingar dan gegap sebagian teman-teman yang aktif itu, Rike tampak
begitu santai, tidak ekspresif, dan tidak meledak-ledak. Tetapi secara tiba-
tiba dia mendahului yang lain. Selain hal-hal diatas, yang aku tahu dari Rike
adalah kemampuannya untuk merekam berbagai kejadian dalam dunia
sehari-hari dan menuliskannya dengan cukup baik. Ya, Rike memiliki
kapasitas perekam dan penulis catatan lapangan yang luar-biasa. Bravo,
Rike!

76 | P a g e
Nostalgia Fotokopi
Erwan

Jeng Rike, hmmmm, orangnya baik hati, rajin, suka membantu teman,
sangat kooperatif dan solider deh. Dia suka bagi-bagi kue atau permen
ketika kuliah, suka ngingetin ultah teman-teman. Kadang gw lupa kapan
gw ultah, eh jadi ingat gara-gara Jeng Rike. Rike kadang sedikit kekanak-
kanakan juga, yang pasti rada usil. Hehehe....
Masih ingat dulu, waktu mau ujiannya Pak Afid yang diadakan mendadak.
Ujug-ujug banget, padahal jadwalnya masih minggu depan. Gubrak!
Tinggal 2 hari lagi, bahan masih banyak yang kurang. Gw nggak tahu mesti
nyari kemana, karena teman-teman biasanya pada sibuk. Akhirnya gw
telpon si Rike dan janjian ketemu di kantin Carrefour Pasar Minggu.
Ditengah teriknya siang itu, dengan tergopoh gopoh jalan kaki Jeng Rike
datang ke kantin, bawaan fotokopian semua bahan kuliah Pak Afid,
padahal gw rencananya mau fotokopi sendiri. Baik banget, jadi nggak enak
ati gw, sudah ngerepotin, difotokopiin juga. Waktu gwa tawarin makan,
payah deh, Jeng Rike nggak mau. Hehe, tumben tuh, biasanya di kantin
kampus sekali makan 2 piring nambah lho. Hehe, piss Jeng.
Met ultah ya Jeng mudah mudahan tercapai semua keinginanmu.

77 | P a g e
Doa Singkat Micky Mini
Yenti

Selamat ulang tahun ya.


Mudah-mudahan sehat selalu, cepat dapat anggota angkatan udara
bernama Kwala Wala yang bisa terbang ke langit ke tujuh bersamamu, lalu
kalian bereinkarnasi menjadi boneka-boneka imut yang nantinya bisa
diproduksi perempuan Betawi Banten Cina sampai nyaingin Micky 'n Mini,
Donald n Deasy. Horeee

78 | P a g e
Ajaib
Dodi Rokhdian

Rike buat saya ajaib, low profil saat dikelas, seperti bingung-bingung pas
diskusi kuliah, eh tiba-tiba lulus duluan.
Mungkin itu yang disebut diam itu emas.
Selamat ulang tahun Rike, seluruh alam raya memberkatimu.

79 | P a g e
Untuk Rike
Widhyanto Muttaqien

Dalam kelas, kita pernah membuatnya jadi ruang paling liar. Menyalin
mimpi dari buku-buku. Dan kau dengan sebotol air mineral, menelan masa
lalu seperti sebatang coklat . Riwayat yang kita dengar mungkin riwayat
kita juga. Sebagian kita jadikan fiksi. Sebagian kita tandai pada selembar
papirus yang penuh dengan angka.
Di luar kelas tubuh kita adalah alamat. Disinggahi banyak orang. Dan dunia
menjadi semakin sempit, involusi katanya. Namun bukan seperti di dalam
kelas, ruang yang semakin sempit di luar sana boleh jadi menekuk tubuh,
seperti boneka-boneka yang berdesakkan di dalam mobilmu. Namun otak
kita menyiapkan kelas, mobil, pasar, boneka, dan sebatang coklat. Seluruh
dunia bahkan, jika berkenan ikut.
Dan kita akan terus berhasrat pada setiap detil aksara. Tanpa takut
menuliskan sendiri nama-nama kota. Dan kita mulai percaya pada yang
terbentang di jalan ke Mojokuto, hutan rimba Afrika, permukiman
transmigran di Kalimantan, sudut pasar di Ubud, dan seseorang yang ingin
kita kenali tubuh dan pikirannya . Sampai seumur ini kita tanpa lelah terus
mencari manusia. Gerangan lain yang sealamat dengan tubuh kita.

80 | P a g e
Teman Satu Kelas Bernama Rike
Andi Achdian

Ada banyak ciri yang biasa kita lekatkan terhadap seorang teman — lama
atau baru — yang membantu memudahkan ingatan tentang sosoknya yang
unik. Banyak hal bisa kita lekatkan. Di sekolah dasar, mungkin kita ingat
seseorang berbadan seperti pegulat yang biasa membuat anak-anak
perempuan menangis dan membuat kita harus berbagi isi kantong dari
tatapan matanya yang galak. Kita juga mungkin si anu yang tukang
mengadu, tukang nyontek dan yang selalu pamer barang-barang bagus dari
rumahnya. Dan ingatan tentang ciri-ciri itu yang biasa muncul ketika kita
bertemu dengan seseorang dari masa lalu, entah di pasar, entah di mall
atau ketika lagi parkir kendaraan.
Ingatan tentang Rike buat saya sederhana. Saya selalu lupa untuk tahu
kapan jadwal kuliah dosen anu, kapan tugas kuliah harus dikumpul, dan
minggu lalu dosen A bicara apa di kelas yang saya tidak sempat hadir. Dan
saya sangat beruntung punya nomor hape Rike. Kepanikan saya berkurang.
Kirim sms dan tidak lebih dari satu jam segera dapat jawaban yang paling
tidak bikin tidur lebih nyenyak. Biasanya, catatan kuliah Rike lumayan
lengkap dan dapat diandalkan, kadang dengan orat-oret di beberapa
bagian kertas. Barangkali sudah bosan, mengantuk atau sedang dibawa
khayalan tentang pacar atau makanan enak. Dan untuk ini saya mau
ucapkan terima kasih.
Di kompleks rumah saya tinggal, ada seorang ibu yang menjadi ketua RT.
Setiap pagi suaranya nyaring menyapa orang. Kadang ia mampir ke rumah
dan saya yang masih belekan menjamu dengan segelas air putih dan
beberapa penganan yang mungkin ada di meja. Sebagai ketua RT, ia
mengenal semua orang yang tinggal di kompleks, baik yang cuma sekedar
pemukim sementara atau orang-orang yang tinggal lama. Ia memang
81 | P a g e
sumber bertanya yang handal ketika orang di kompleks sedang ada
perkara berkait dengan urusan administrasi negara: KTP, Kartu Keluarga
dll. Sewaktu kompleks perumahan tempat saya tinggal dilanda banjir, sang
ketua RT sibuk mengumpulkan berkardus-kardus aqua dan rumahnya
menjadi posko banjir. Kesan saya bukan karena jabatannya sebagai ketua
RT di kompleks tersebut, tetapi karena orang sudah terbiasa dengan
karakternya yang sigap dan siap untuk sibuk untuk urusan-urusan
kompleks. Saya sepertinya suka membandingkan Rike dengan bu RT yang
benar-benar ketua RT.
Saya tidak tahu kenapa Rike berminat menjadi seorang antropolog. Apakah
sebuah kegiatan pengisi waktu senggang atau memang melayani motivasi
yang sudah lama tertanam dalam diri. Tetapi kerajinannya sebagai seorang
mahasiswa dan keramahan dan kemampuan beradaptasi di lingkungan
sosial — yang terakhir adalah dugaan yang saya reka dari pengamatan
sepintas — sudah menjadi modal besar untuk menjadi seorang antropolog
bagus dimasa depan.
Dan terus terang saya juga kurang mengenal banyak sosok pribadi Rike.
Saya tidak tahu apakah ia adalah seorang binti Mohamad Ali atau Gus
Mahmud. Saya hanya mengenal kesan-kesan yang muncul apabila bicara
tentang Rike. Kesan saya memang ia cocok menjadi domba jantan sebagai
simbol orang kelahiran Aries. Konon mereka cepat bertindak tanpa banyak
pikir panjang, bicara terus terang daripada berbasi-basi, penuh semangat
dan enerji. Tidak ada yang salah dengan ciri-ciri ini. Sekaligus juga bakat
menjadi pemimpin. Inisiatifnya cepat ketika arisanintelektual2008
menghadapi rejim sensor. Ini tidak terlupakan.
Tidak salah — dan kita semua nampaknya memang beruntung — bila Rike
menjadi ketua kelas dan god-mother yang handal dari kelompok
arisanintelek2008: esprit de corps tinggi dan terlebih lagi rela berkorban
untuk orang banyak. Saya berharap mudah-mudahan hidupnya di masa
datang akan menjadi orang sukses dalam gambaran seperti itu. Selamat
ulang tahun Rike. Mohon maaf atas oretan yang kacau balau ini.

82 | P a g e
[the end]

83 | P a g e
84 | P a g e
SIGNING PAGE:
Happy 31st Rike!

85 | P a g e
86 | P a g e
87 | P a g e
88 | P a g e
89 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai