Anda di halaman 1dari 28

Christina K Nugrahani

Pendahuluan
• Campak (measles, morblli, rubeola)
disebabkan oleh virus measles yang
termasuk dalam genus Morbillivirus
famili Paramyxoviridae.
• Campak merupakan penyakit akut yang
sangat menular, dan ditandai dengan
demam, batuk, coryza, konjungtivitis, dan
koplik spot yang diikuti timbulnya ruam
makulopapular pada hari ketiga sampai
ketujuh.
Kasus campak di Regio WHO
Kematian anak karena penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksinasi, di dunia tahun 2000
Kematian akibat campak di Regio WHO tahun 2000
• Infeksi campak dapat menyebabkan
imunitas seumur hidup.
• Imunosupresi yang mengikuti campak
sering menjadi faktor predisposisi untuk
terjadinya otitis media bakterial dan
bronkhopneumoni. Kira-kira 0,1% kasus
campak dapat menyebabkan encephalitis
akut.
• Antibodi maternal mempunyai peran
penting untuk perlindungan melawan
infeksi pada bayi di bawah umur 1 tahun
• Vaksin campak dosis tunggal yang
diberikan pada anak di atas umur 12 bulan
dapat menghasilkan kekebalan pada 95%
resipien.
• Vaksin dosis kedua yang
direkomendasikan untuk anak usia
sekolah dapat menghasilkan kekebalan
pada 95% dari 5% yang tidak berespon
pada dosis pertama.
• Suplementasi vitamin A pada campak
menurunkan risiko morbiditas dan
mortalitas.
Patofisiologi
• Virus campak disebarkan dalam udara dan
memasuki host melalui saluran pernafasan.
• Infeksi awal dan replikasi virus terjadi pada sel
epitel trakheal dan bronkhial.
• Setelah 2-4 hari virus campak menginfeksi
jaringan limfatik setempat.
• Setelah perbanyakan virus dalam limfonodi
regional, kemudian terjadi viremia yang dapat
menyebabkan penyebaran virus ke organ-organ
lain sebelum terjadinya ruam.
• Pada individu dengan defisiensi imunitas
seluler virus campak dapat menyebabkan
pneumonia yang fatal.
• Campak dapat menyebabkan imunosupresi.
• Imunosupresi dapat merupakan faktor
predisposisi pada pasien untuk infeksi
bakterial berat terutama bronkhopneumonia
yang merupakan penyebab utama kematian
yang berhubungan dengan campak.
Penatalaksanaan Individu
• Prinsip dasar:
a. Antisipasi komplikasi pada kelompok risiko tinggi
b. Perawatan di rumah sakit bagi anak dengan sakit berat
c. Pemberian parasetamol bila suhu di atas 390 C
d. Vitamin A dosis tinggi
e. Pemberian ASI
f. Pemberian nutrisi
g. Perawatan mata untuk mencegah kebutaan
h. Penggunaan antibiotik dengan indikasi yang jelas
i. Larutan rehidrasi oral untuk diare
j. Perawatan komplikasi pada saat yang sama
k. Monitor pertumbuhan secara teratur
• Vitamin A
– Pemberian vitamin A pada anak dengan
campak dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas.
– WHO merekomendasikan pemberian vitamin
A pada semua anak dengan campak pada
komunitas dengan masalah defisiensi vitamin
A dan angka kematian yang berhubungan
dengan campak melebihi 1%.
– Selain itu juga dipertimbangkan pemberian
suplemen vitamin A pada anak yang dirawat
dengan campak dan komplikasinya (croup,
pneumonia, diare).
– Dosis:
• Bayi < 6 bulan: belum ditetapkan
• Bayi 6 bulan – 1 tahun: 100.000 IU p.o dosis
tunggal; bila ada bukti oftalmologik defisiensi
vitamin A, ulangi pemberian pada hari berikutnya
dan pada minggu keempat.
• Anak > 1 tahun: 200.000 IU p.o dosis tunggal: bila
ada bukti oftalmologik defisiensi vitamin A, ulangi
pemberian pada hari berikutnya dan pada minggu
keempat.
• Imunoglobulin
– Indikasi:
• Anak dengan immunocompromised
• Usia 6-12 bulan
• Anak dengan infeksi HIV yang terpapar campak
– Dosis
• 0,25 mL/kg i.m
• 0,5 mL/kg i.m untuk anak dengan infeksi HIV
• Tidak lebih dari 15 mL/dosis i.m
• Antibiotik
– Penggunaaan antibiotik masih kontroversial
– Argumen penggunaan: risiko tinggi terjadinya
infeksi bakterial sekunder pada campak yang
dapat menyebabkan kematian
– Argumen kontra: biaya & risiko komplikasi
diare, drug reaction, resistensi obat
– Meta analisis: antibiotik profilaksi tidak
bermanfaat untuk menurunkan kematian pada
campak (Shann F, 1997)
Penatalaksanaan Masyarakat
• Sidang WHA tahun 1988, menetapkan
kesepakatan global untuk membasmi polio atau
Eradikasi Polio (Erapo), Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN) dan Reduksi Campak
(RECAM) pada tahun 2000.
• Campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena
satu-satunya pejamu (host) atau reservoir
campak hanya pada manusia dan adanya
vaksin dengan efikasi yang cukup tinggi yaitu
85%.
• The WHO/UNICEF Global Measles
Mortality Reduction and Regional
Elimination Strategic Plan 2001-2005
merumuskan 4 elemen utama, yaitu:
– Pencapaian cakupan imunisasi yang tinggi
(90%) di setiap kabupaten secara nasional
dengan vaksin dosis pertama yang dibeikan
pada pelayanan kesehatan rutin pada anak
usia 9 bulan
– Imunisasi kedua pada semua anak
– Pelaksanaan surveilans yang efektif
– Meningkatkan penatalaksanaan klinis
campak, termasuk pemberian vitamin A.
Negara dengan imunisasi kedua.
Kasus campak dan cakupan vaksinasi dosis pertama
pada bayi di dunia.
• Program imunisasi campak di Indonesia
dimulai pada tahun 1982 dan masuk
dalam pengembangan program imunisasi.
• Tahapan pemberantasan Campak
– Tahap Reduksi.
• Tahap pengendalian campak. Pada tahap ini
terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan
imunisasi >80%, dan interval terjadinya KLB
berkisar antara 4 – 8 tahun.
• Tahap pencegahan KLB. Pada tahun ini cakupan
imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata,
terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan
interval terjadinya KLB relatif lebih panjang.
– Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sudah sangat tinggi
(>95%), dan daerah-daerah dengan cakupan
imunisasi rendah sudah sangat kecil
jumlahnya. Kasus sudah jarang dan KLB
hampir tidak pernah ternadi. Anak-anak yang
dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus
dimonitor dan mendapat imunisasi tambahan.
– Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan
kasus sudah tidak ditemukan. Transmisi virus
sudah dapat diputuskan, dan negara-negara
di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.
• Indonesia berada pada tahap reduksi
dengan pencegahan terjadinya KLB.
• Tujuan Reduksi Campak
– Menurunkan angka insidensi campak sebesar
90% dan angka kematian campak sebesar
95% dari angka sebelum program imunisasi
campak dilaksanakan.
– Di Indonesia, dengan reduksi campak
diharapkan insidensi menjadi 50/10.000
balita, dan kematian 2/10.000 (berdasarkan
SKRT tahun 1982).
• Strategi Reduksi Campak.
– Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan
dan anak Sekolah Dasar Kelas I (belum
dilaksanakan secara nasional) dan Imunisasi
Tambahan atau Suplemen.
– Surveilans Campak
– Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
– Manajemen Kasus
– Pemeriksaan Laboratorium
Imunisasi Campak
• Menggunakan vaksin dari virus yang sudah
dilemahkan
• Dosis 0,5 ml secara subkutan/intramuskular.
• Salah satu indikator pengaruh vaksin
terhadap proteksi adalah penurunan angka
kejadian kasus campak sesudah
pelaksanaan program imunisasi.
• Pada saat ini di negara berkembang
angka kejadian campak masih sangat
tinggi dan sering dijumpai komplikasi,
maka WHO merekomendasikan
pemberian imunisasi campak pada bayi
berumur 9 bulan.
• Di negara maju imunisasi campak (MMR)
dianjurkan pada anak berusia 12-15 bulan.
• Kejadian ikutan paska imunisasi campak
telah menurun dengan digunakannya
vaksin campak yang dilemahkan.
– Demam lebih dari 390 C
– Ruam
– KIPI yang berat: ensefalitis dan ensefalopati
paska imunisasi.
• Imunisasi ulangan;pada usia masuk sekolah (6-
7 tahun) melalui program BIAS.
• Imunisasi ulangan juga dianjurkan pada:
– Mereka yang mendapat imunisasi sebelum umur 1
tahun dan terbukti bahwa potensi vaksin yang
digunakan kurang baik.
– Apabila terdapat KLB maka anak SD, SLTP dan
SLTA diberikan imunisasi ulangan.
– Setiap orang yang pernah imunisasi campak dengan
vaksin dari virus yang dimatikan (vaksin inaktif)
– Setiap orang yang pernah memperoleh imunoglobulin
– Seseorang yang tidak dapat menunjukkan catatan
imunisasinya.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai