Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK II

KEWIRAUSAHAAN

MENGAPA MEMILIH BERWIRAUSAHA

OLEH KELOMPOK II :

 ERNAWATI.S (B1A1 08 041)


 ERLAN (B1A1 08 028)
 HELDY VASIR (B1A1 06 036)
 JEKNORIS (B1A1 07 061)
 HAERULLAH DJIHAD SALASA (B1A1 08 002)

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2011
MENGAPA MEMILIH BERWIRAUSAHA

OLEH: HAERULLAH DJIHAD SALASA

Pada umumnya masalah yang timbul bagi seorang mahasiswa setelah lulus
sarjana adalah masalah bagaimana mendapat lapangan pekerjaan. Banyak diantara
mahasiswa ketika masih sedang kuliah terhitung sebagai mahasiswa berprestasi, dia
dapat memecahkan berbagai soal ujian yang diberikan oleh dosen, namun setelah
sarjana keadaan menjadi terbalik dia frustasi,putus asa dan banyak diantara mereka
yang terjerumus kedalam lingkungan yang suram dan teler-teleran.

Munculnya perilaku yang tidak diinginkan tersebut, pada umumnya terjadi


karena mereka (pencari kerja) semata-mata menggantungkan diri pada keinginan
untuk menjadi PNS atau karyawan perusahaan. Kondisi ini semakin diperburuk lagi
oleh tatanan social budaya Negara miskin (termasuk Indonesia) yang sebagaian besar
orang tua menganggap PNS sebagai prestasi brilian yang dicapai dari perjuangan
panjang yang telah dilakukannya.

Pandangan modern, menganggap bahwa sekarang ini profesi yang paling


dihormati adalah menjadi wirausaha (entrepreneur). Gambaran tersebut memberikan
perubahan paradigm PNS menjadi paradigm entrepreneur.
1. BEBERAPA ALASAN PENTINGNYA BERWIRAUSAHA
OLEH : ERLAN

Banyak alasan rasional mengapa berwirausaha menjadi profesi yang


sebaiknya mendapat porsi perhatian yang besar dibandingkan dengan PNS. Alasan-
alasan terssebut diantaranya sebagai berikut:

 Terbatasnya kesempatan kerja


Makin banyak pengangguran dinegara kita yang lebih kurang terdapat
5.813.231 orang (2,83%) dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 215.843.000
orang (BPS,2002). Sebagai gambaran kota Jakarta sebagai kota terbesar di
Indonesia, kota yang perputaran ekonominya paling tinggi, angka pengangguran
mencapai 605.924 orang, (Wiyasa, 2003 : 9).
Hal tersebut sangat memprihatinkan, oleh karena itu para lulusan perguruan
tinggi dapat menyediakan lapangan kerja baik untuk dirinya maupun untuk orang
lain. Apakah seorang mahasiswa setelah lulus dari perguruan tinggi masih harus
menunggu untuk memperoleh pekerjaan baik pada jalur pemerintah maupun
perusahaan swasta yang nyata-nyata jumlah yang dibutuhkan jauh lebih sedikit
daripada tenaga kerja yang tersedia.

 Keinginan
Jumlah orang yang mempunyai keinginan untuk berkecimpung dalam dunia
usaha relatfi tidak terlalu banyak, utamanya mereka berasal dari keluarga yang
memang orang tuanya memperoleh rezeki dari dunia usaha.
Utuk menjadi seorang wirausaha saat ini merupakan profesi yang sangat
dihormati dan pantas untuk didudukkan sebagai “peringkat satu”. Apapun jenis an
bentuk pekerjaan tidak menjadi masalah yang penting mereka dapat hidup layak
dan dihargai di lingkungannya.Menjadi pegawai atau karyawan pada kantor
pemerintah maupun swasta menjadikan orang berada pada posisi menerima jenis
pekerjaan yang diberikan tanpa kekuatan untuk memprotes jika pekerjaan tersebut
diluar minat dan bakatnya, karena jika menolak pekerjaan tersebut dapat diambil
oleh orang lain yang juga sudah lama ada dalam daftar antrian pencari kerja.
Sebaliknya pada pengguna tenaga kerja berhak memutuskan ke bagian dan
tempat mana yang memerlukan dan selayaknya kita bekerja, keinginan untuk
sesuai dengan ilmu dan keahlian kita bukan merupakan prioritas utama.
Keinginan atau dorongan merupakan suatu motivasi penting dalam
mendorong keberhasilan, bagaimanapun kalau sudah merupakan pilihan maka
kita dihadapkan pada resiko yang jelas kita sudah prediksikan sebelumnya.
Keinginan mendorong semangat yang pada gilirannya akan terus memompa
harapan untuk maju dan berkembang.
Keinginan harus timbul darii dalam diri sendiri tanpa ada unsure paksaan,
iikut-ikutan maupun untuk bergaya. Jika hal ini memang merupakan dari dalam
diri, bukan tidak mungkin segala kegagalan justru merupakan cambuk makin
dekatnya untuk kita mencapai keberhasilan.
Ciri-ciri perilaku yang dapat mencapai kesuksesan antara lain :
- Rajin
- Penuh rasa tanggung jawab
- Serba bisa
- Penuh semangat
- Mampu bekerja sama
- Mau mempelajari sesuatu yang baru atau perlu
- Mahir
- Mempunyai kepribadian dan
- Hati-hati
 Kebutuhan akan wirausaha
Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu Negara
akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan. Sebanyak 2 % dari
jumlah penduduknya. Jadi jika Negara kita penduduknya sebanyak 200 juta jiwa,
maka idealnya jumlah wirausahawan baru mencapai 4 juta.
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh Jepang ternyata disponsori oleh
wirausahawan yang telah berjumlah 20% pengusaha kecil dan 2 % pengusaha
sedang (Heidjrachman Ranu P. 1982:12).
Jadi jika Negara kita mnyediakan 3 juta wirausaha besar dan sedang, maka
kita masih harus mencetak 30 juta wirausaha kecil. Ini adalah peluang usaha besar
yang menantang generasi muda untuk berkreasi, mengadu keterampilan membina
wirausaha dalam rangka turut berprestasi membangun Negara

 Pendapat lain mengenai alasan mereka memilih berwirausaha


OLEH : ERNAWATI.S

a. Salah satu indikator tentang kuatnya ekonomi suatu bangsa/negara adalah


persentase dari jumlah penduduk negara tersebut yang menjadi pengusaha.
Indonesia = 0.018 % , artinya dari 236 juta penduduk indonesia cuma 0.018 %
nya yang menjadi pengusaha, bandingkan dengan dengan Singapura = lebih
dari 7 %. Sedangkan standar minimal dari PBB adalah 2 %. Hal ini harus
memacu kita terutama kelompok muda untuk terjun dalam kewirausahaan.

b. Opini mencari uang dengan menjadi pekerja sangatlah tidak realistis dengan
kondisi sekarang, penduduk Indonesia semakin banyak itu berarti persaingan
mencari kerja semakin ketat, gaji yang terbatas dan jenjang karir yang
panjang. 

c. Dunia usaha menawarkan

- kebebasan financial
- kebebasan waktu untuk keluarga
- kesempatan untuk lebih bermanfaat bagi orang lain dengan membuka
kesempatan kerja
d. Membangun usaha saat ini lebih mudah dibanding dulu, karena penduduk
yang banyak menciptakan pasar yang semakin luas, teknologi informasi yang
lebih murah, tumbuhnya berbagai macam sistem marketing (internet
marketing, MLM, franchises,plasma dll).

 Beberapa komentar atau pernyataan para pelaku bisnis (mengapa


memilih berwirausaha)

OLEH : HELDY VASIR

 Saya tidak mengatakan bahwa berhasil di dunia wirausaha atau bisnis itu
mudah, karena hidup itu masalah pilihan. Anda mau  menjadi pekerja atau
pengusaha pun cuma pilihan hidup yang penting selalu siap atas resiko
pilihan anda. Tetapi maksud saya jika saat ini anda dalam persimpangan
jalan memilih bekerja atau merintis usaha maka beberapa tulisan saya ini
bisa membantu anda dalam mengambil keputusan. Yang jelas membangun
bisnis itu sebenarnya tidak sesulit yang anda bayangkan, asal anda mau
belajar untuk tahu ilmunya, bekerja keras, dan bermental kuat pasti anda
sukses didunia usaha. Didunia ini cuma berlaku dua hukum :

- Hukum sebab akibat, sebab belajar ya bisa, sebab malas ya gagal, sebab
berjuang ya berhasil, sebab anda jadi pengusaha ya dapat uang dari
perusahaan anda, sesimple itu, buat sebab yang bagus pasti anda dapat
akibat yang bagus.

- Hukum hak preogratif Tuhan, namanya juga hak preogratif ya .. jika


Tuhan berkehendak lain dalam hasil setelah sebab terbaik yang kita
buat, jangan bersedih dan salah sangka, ingatlah Tuhan itu Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang jadi Dia tak mungkin jahat pada
mahluknya, pasti itu cara Tuhan untuk mendidik kita, dan ujung-
ujungnya setelah kita memperbaiki sebab yang kita buat maka akibat
terbaik pasti akan datang.

Jadi pertanyaannya sekarang :

 MAU KAMU ITU APA ??

 TAPI BISNIS ITU BERESIKO, SAYA SUKA YANG AMAN !!

 JIKA MENURUT ANDA BISNIS BERESIKO HANCUR, MAKA         


ANDA SEBAGAI PEKERJA DIBISNIS ITU JUGA BERESIKO DI      PHK
DONG  !! 

 JIKA BOS ANDA SALAH MEMBUAT KEPUTUSAN SEHINGGA       


PERUSAHAANNYA HANCUR, APAKAH ANDA MAU IKUT           
HANCUR KARENA KEPUTUSAN ORANG LAIN

 YANG AMAN ITU JIKA SEMUA KEPUTUSAN ADA DITANGAN     


ANDA, SALAH ATAU BENAR TOH ITU KEPUTUSAN ANDA

Tuhan telah bersabda "Aku tidak akan merubah seseorang (sekelompok


orang), jika orang tersebut tidak berusaha merubah dirinya sendiri". Itu
berarti  Tuhan telah melarang diri-Nya untuk memajukan kita selagi kita tak
mau memperjuangkan kemajuan kita, dan itu juga berarti Tuhan telah
memberikan hak sepenuhnya kepada kita untuk menjadi lebih maju selagi kita
bekerja keras untuk mencapainya.

 SIAPKAH MENTAL ANDA UNTUK SUKSES??


OLEH : JEKHNORIS

Satu mata pencaharian yang disukai Allah SWT adalah berdagang (wirausaha)
Wirausaha di dasari dengan kreatifitas, jika seseorang senang akan kreatifitas
dan tidak mau kreatifitasnya dibatasin oleh orang lain maka, pilihan terbaik
ialah menjadi wirausaha.

Komentar personal aku : aku senang wirausaha karena seperti main game di
komputer, seperti sim city, uncharted water, mafia, the sims, ngatur2 orang
untuk tujuan tertentu. Dlm hal wirausaha ialah duit dan aset, hehehehe
Tapi disemua itu faktor human/ inter-intra personal tetap diperhatikan/ tidak
dikesampingka.

 Saya suka wirausaha karna kita bisa mengarahkan kemana usaha kita akan
bawah. Di pihak lain kita nggak di atur oleh atasan,malah kita yang mengatur
orang lain,kalau dalam posisi ini tergantung dari kita tergantung dari kita
untung ruginya.Memang mental kita harus kuat agar dapat sukses dalam
menjalankan suatu usaha, jangan bosan dalam menjalankan suatu
usaha,hadapi segala tantangan apabila hal itu terjadi.
 Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang
wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai pengusaha.
Mengapa saya memilih itu, karna memberikan lebih banyak kesempatan
kepada diri sendiri untuk memilih dan menjalankan sesuatu itu tanpa ada
campur tangan oleh orang lain....!!
 Usaha harus di di usahakan untuk meneruskan perjuangan hidup .bekerja
sendiri mengikut kemampuan yang ada menggunakan modal yang ada
,bekerja untuk orang lain kalau orang membutuhkan kenapa tidak .
Sukses di tangan anda tergantung usaha yang di jalankan .berfikiran positif
dan tidak cepat mengalah adalah salah satu latihan mental . Kalau sudah
berani terjun dalam wirasausaha, maka harus siap juga menghadapi apa yang
akan terjadi untung maupun rugi itu sudah resiko, usaha diibaratkan seperti
main judi kadang kala menang dan kadang kala kalah,
 Aku memilih wirausaha karena aku tak senang bekerja dengan orang lain
apalagi dengan orang cina, karena kebanyakan orang cina selalu mencari
keuntungan yang lebih sehingga mengorbankan karyawan.
tetapi seandainya aku bekerja dengan orang lain, yang terpenting bagi aku
adalah aku memiliki bos yang adil tak memandang kamu siapa dia
menganggap semua orang itu sama / tidak ada batasan hubungan antara bos
dan karyawan.
 Kakek saya pegawai, bapak saya pegawai, kalau mata rantai ini tidak diputus
dari sekarang, maka mungkin saja anak dan cucu saya tidak ada peningkatan
kesejahteraan.
Masa mau terus-terusan bilang "wah, enak dia, bisa kaya, bisnisnya banyak",
padahal kita bisa mulai dari sekarang, berusaha mandiri, dengan segala pilihan
dan keterbatasan yang ada.
Ketika orang banyak menjadi pegawai mereka (mungkin) tidak pernah
bertanya:
"apakah mental saya siap jadi pegawai?"
"apa saya berbakat jadi pegawai?"
Mengapa kalau jadi wiraswastawan kita jadi bertanya seperti itu?
Ini hanya masalah pilihan. Soal mental, siap atau tidak, sekali pilihan diambil
pantas untuk diperjuangkan, termasuk melawan rasa malas, jenuh, putus asa,
bahkan rasa sombong karena merasa berhasil. Jadi pegawai juga banyak
tantangan kan? Sikut-sikutan sama rekan kerja, bersaing meraih prestasi,
berusaha meningkatkan karir, dan lain-lainnya.
Apapun yang aku putuskan, itu layak untuk aku perjuangkan.

Sedikit renungan....

Sudah saatnya kita memikirkan diri kita sendiri...

Cobalah merenung sesaat...


Setiap hari anda bekerja... pergi pagi pulang malam bahkan sampai larut
malam...
Apa yang sebenarnya anda cari????

Tentu saja anda ingin bahagia...

Untuk mencapai kebahagian diri dan keluarga, kadang kita harus korbankan
segala hal...

waktu, tenaga, pikiran, materi dan lain-lain... demi sebuah kebahagian....

Memangnya seberapa sih nilai kebahagian itu?

Banyak orang mengorbankan waktunya setiap hari dengan tujuan mempunyai


masa depan yang lebih baik...

karena kita punya keluarga, anak, istri, orang tua, adik, kakak....
rasanya ingin sekali membahagiakan mereka, bercengkrama setiap hari...
tapi rasanya tidak mungkin karena setiap hari kita senantiasa disibukkan oleh
sesuatu yang memang kita nikmati....

Pergi pagi pulang malam menjadi santapan setiap hari dari diri kita... padahal
kita tidak tahu.....

Bagaimanakah nantinya....

Ketika awal bulan datang, kita mendapatkan kebahagian itu...


kita menerima gaji/upah, ada yang besar, sangat besar cukup untuk segalanya
ada yang pas-pasan, cukup untuk makan saja tanpa bisa menabung...
ada juga yang menerimanya sangat kurang dan tidak sesuai dengan
harapan.....
yaa itulah kehidupan....
Senang rasanya........ yes yes.... alhamdulillah aku gajian hari ini....
tapi tidakkah anda sadari... apa yang anda pikirkan ketika anda telah
menerima gaji yang di tunggu-tunggu itu?

Anda sangat egois...

Anda tidak pernah memikirkan diri sendiri? yang anda pikirkan ketika anda
telah menerima gaji adalah...

1. Anda harus bayar cicilan


2. Anda harus bayar tagihan
3. Anda harus bayar hutang yang menjadi beban anda setiap bulan
4. harus inilah itulah....
Lantas pernahkan anda membayar diri anda?
padahal selama satu bulan penuh anda bekerja dan ketika mendapatkan
uang, malah orang lain yang anda bayar...
anda tidak pernah memikirkan keluarga....
sungguh ironi...
Itu terjadi karena selama ini anda tengah berada di zona nyaman, sungguh
nyaman...
Tapi pernahkah anda memikirkan diri sendiri, dan memikirkan masa
depan anda untuk bisa lebih baik...
Akankah anda mengabdikan diri pada pekerjaan yang anda cintai hari ini...
Bagaimanakah bila anda sudah tua...apakah anda akan terus bekerja...
Bagaimanakah bila anda di PHK...akankah kebahagiaan itu bisa anda
dapatkan...
Bagaimanakah bila anda sakit...siapakah yang menggantikan anda mencari
uang...
Bagaimanakah bila anda sudah pensiun...apakah anda akan hanya
mengandalkan gaji pensiunan anda...
Sudah puaskah Anda dengan gaya hidup keluarga Anda Saat Ini?
Apakah Anda punya cukup waktu untuk keluarga?
Bagaimanakah dengan Pendidikan Anak Anda?
Bagaimanakah kewajiban beribadah Anda?
Bagaimanakah dengan liburan keluarga Anda?
Sudah puaskah Anda dengan kondisi keuangan Anda Saat Ini?
Apakah Anda terbebas dari hutang?
Apakah Anda dapat membiayai apa yang Anda sukai?
Bagaimana keuangan Anda pada saat Anda sudah tidak bekerja lagi?

Renungkanlah...
Apakah kehidupan yang telah kita lalui merupakan jalan terbaik?
Inginkah anda merubah kondisi anda...bila anda ingin, mulailah dari hari
ini...
Mari kita rancang masa depan untuk bisa lebih baik...
Pikirkan Keluarga Anda... Pikirkan Ibu Anda... Pikirkan Bapak Anda...
Pikirkan Anak Anda... Pikirkan Istri Anda...
Sudahkah anda berbuat yang terbaik untuk mereka?

Karena hidup adalah pilihan, kita berhak memilih yang terbaik untuk
hidup kita… dan menurut saya yang terbaik untuk hidup saya sekarang ini
adalah seperti sekarang menjadi IBU RUMAH TANGGA.

 Mengapa harus (hanya) menjadi ibu rumah tangga, sementara banyak pilihan
lain yang menggiurkan dan tentunya memberikan ‘kenyamanan’ luar biasa.
Bukan hal yang mudah bagi saya sampai akhirnya memutuskan hanya
menjalani  profesi ini. Dengan latarbelakang keluarga (orangtua) yang bekerja
sebagai pegawai negeri sipil dengan fasilitas dan kenyamanan bekerja sebagai
pegawai negeri sipil, otomatis tentunya berharap keturunannya mengikuti
jejaknya. Awalnya saya juga mempunyai cita-cita yang mulia tersebut,
sebagai abdi Negara enak dong kerjanya ga berat-berat banget, tiap bulan
pasti dapet gaji, sudah tua hidup terjamin karena dapet pensiunan. Tapi
kemudian hidup terus bergulir, berjalan, dan akhirnya saya memutuskan untuk
tidak menjadi pegawai negeri sipil.

Alhamdulillah setelah lulus kuliah, saya bisa bekerja di sebuah perusahaan


kecil di kawasan gegerkalong, tak bisa dipungkiri pasti Allah yang telah
mengatur semua nya. Semua bermula dari sini. Di tempat saya bekerja ini,
ternyata saya tidak hanya sekedar bekerja saya dididik untuk mandiri, untuk
selanjutnya punya usaha sendiri, berwirausaha dan menjadi pengusaha. 
Hanya 7 bulan saya bekerja di perusahaan tersebut, tapi benar-benar banyak
merubah pola pikir  saya selama ini. Saya tak mau bekerja lagi, saya mau
punya usaha sendiri, saya tak mau waktu saya terikat oleh pekerjaan dan
akhirnya saya berdoa dalam hati…

“Ya Allah petemukan aku dengan jodoh (seseorang) yang memang dari
kalangan wirausaha (pengusaha) yang memang sudah menjalankan usaha.”
Bukan berarti yang baru menjalankan usaha saya tidak mau, tapi waktu itu
saya berfikir, saya perlu bukti cepat… untuk membuktikan kepada orangtua
bahwa  ada profesi lain selain menjadi pegawai negeri dan tak masalah
dengan wirausaha dan bahkan bisa jauuuuuh lebih sukses.

Dan ternyata…

Kita bisa lho meminta jodoh sesuai dengan yang kita inginkan. Saya
dipertemukan dengan seseorang yang memang berwirausaha dan sudah
menjalankannya tidak sebentar (kurun waktu lebih dari 5 tahun) yang
sekarang menjadi pendamping setia saya.
Setelah itu lantas semuanya berjalan lancar? Tentu tidak!!!!

Sampai saya menikahpun saya tetap ditawari dan dianjurkan untuk mengikuti
tes CPNS dan tes-tes calon pegawai lainnya. Sebenarnya bukan hal yang
mudah untuk menolak anjuran mereka, kenapa? Tak bisa dipungkiri tujuan
mereka menyekolahkan saya sampai tingkat perguruan tinggi tiada lain
supaya saya nantinya bekerja dan berpenghasilan, bukan hanya menjadi ibu
rumah tangga yang kerjaannya hanya mengurusi rumah, anak dan
mendapatkan penghasilan hanya dari suami.

Wajar… sungguh wajar sejali…

Tapi bagaimana niat sudah kuat dan tekad sudah bulat, saya sudah tak mau
bekerja lagi hanya menjadi pegawai yang terikat waktu dan berpenghasilan
terbatas hanya 1 bulan sekali dan yang paling penting dari itu semua, suami
tidak menginjinkan untuk saya bekerja diluar rumah. Namanya sudah
menikah mah pertama mah harus nurut sama suami, dan bukan tanggung
jawab orangtua lagi tapi jadi tanggung jawab suami. So… terus melangkah
menjadi wirausaha wati… pengusaha muslimah sukses… pebisnis sejati…

Saya tak akan memperjuangkan yang sedikit, untuk hal yang jauuhhhh lebih
besar dan luarrrr biasa. Sebenarnya berapa sih penghasilan/gaji pegawai
negeri atau pegawai kantoran itu? 5 juta… 10 juta… 20 juta…  Besar kah?
Tapi di depan kita ada yang akannn menghasilkan jauuuh lebih besar dan luar
biasa untuk sekedar penghasilan/ uang. 

Sebenarnya saya juga tak tahan, ingin bisa punya penghasilan sendiri tak
hanya dari suami, tapi kalo diingat lagi nurani saya berkata saya harus
bertahan dengan kondisi ini (dapet uang hanya dari suami), toh penghasilan
suami juga masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini tak kan
bertahan lama… paling tiga tahun.. lima tahun… sepuluh tahun… yang selalu
saya ingat kita bisa bekerja seumur hidup kita, tapi anak-anak hanya
mempunyai masa kecil hanya sekali dalam rentang waktu hidupnya. Saya tak
mau menyia-nyiakannya. Setelaah masa kecilnya terlewati, mereka juga tak
butuh kita lagi. Biasanya mereka ingin mandiri, ingin melalukan sendiri kita
hanya mengawasi tanpa perlu kita temani terus menerus. Setelah itu kita tetap
bisa berkarya kok… berprestasi… dan melalukan banyak hal untuk hidup kita.

Penyakit social sepeti stress, malas dan kenakalan remaja sering muncul
sebagai akibat tidak tersedianya lapangan kerja yang dapat menampung tenaga
kerja yang umumnya mereka dari kalangan muda. Tidak tertampungnya tenaga
kerja ini disebabkan oleh berbagai hal ketidaksesuaian antara keahlian tenaga
kerja dengan kebutuhan instansi atau orang yang membutuhkan tenaga kerja,
disamping itu daya serap tenaga kerja memang sangat terbatas.
Berdasarkan fakta diatas pola generasi muda sebagao orang yang akan
memasuki dunia kerja hendaknya tidak semata-mata menggantungkan
keinginannya untuk menjadi PNS atau karyawan swasta tetapi memiliki kemauan
yang kuat untuk menjadi wirausahawan.

Anda mungkin juga menyukai