Oleh :
E14204027
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
2008
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya Akhirnya penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
dan menyelesaikan laporan Praktek kerja Lapangan ini dengan baik.
Akhir kata penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna, maka
diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya dapat disampaikan
kepada penulis, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat ............................................................................................................2
II. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK............................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan..................................................................3
2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan..................................................................4
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................................4
2.4 Ketenagakerjaan...............................................................................................6
2.4.1 Sistem perekrutan tenaga kerja..................................................................6
2.4.2 Ikatan Karyawan Timah............................................................................6
2.5 Sarana dan Prasarana........................................................................................6
2.5.1 Kapal Keruk..............................................................................................6
2.5.2 Kapal Hisap...............................................................................................7
2.5.3 Tambang Darat..........................................................................................7
2.5.4 Unit Metalurgi Timah...............................................................................7
2.5.5 Balai Karya................................................................................................8
2.5.6 Pembibitan.................................................................................................8
2.6 Kondisi Umum Pulau Bangka..........................................................................9
2.6.1 Keadaan Cuaca..........................................................................................9
2.6.2 Keadaan Iklim...........................................................................................9
2.6.3 Tipologi...................................................................................................10
2.6.4 Kondisi Geografis...................................................................................10
2.6.5 Keanekaragaman Vegetasi......................................................................11
2.6.6 Keanekaragaman Satwa..........................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Krisis industri timah dunia akibat hancurnya the International Tin Council
(ITC) sejak tahun 1985 memicu perusahaan untuk melakukan perubahan mendasar
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Restrukturisasi perusahaan yang
dilakukan dalam kurun waktu 1991-1995, yang meliputi program-program
reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi peralatan pokok
dan penunjang produksi, serta pelepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan
dengan usaha pokok perusahaan.
Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock Exchange pada tanggal 19
Oktober 1995. Sejak itu, 35% saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam
dan luar negeri, dan 65% sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia.
2.4 Ketenagakerjaan
Kapal ini berukuran sangat besar, awak kapal didalamnya hanya 9 orang
yaitu sebagai operator mesin keruk, kapten kapal dan keamanan. Dalam
pengoprasiannya kapal ini dipimpin oleh seorang kapten kapal, sedangkan petugas
keamanan bekerjasama dengan aparat kepolisian.
Selain kapal keruk dalam penambangan timah di laut lepas juga dilakukan
dengan kapal hisap, kapal hisap berukuran jauh lebih kecil dari kapal keruk namun
efektifitas pekerjaannya hampir sama dengan sebuah kapal keruk, dimasa
mendatang kapal hisap inilah yang akan digunakan sebagai pengganti kapal keruk.
Pada tempat ini terdapat tanur-tanur pengolahan biji timah untuk dijadikan
timah batangan siap ekspor. Selain itu di tempat ini juga terdapat pembibitan yang
dahulu merupakan pembibitan pusat PT.Timah (Persero) Tbk, namun sekarang
pembibitan pusat dipindahkan ke kantor pusat di Pangkalpinang.
2.5.6 Pembibitan
2.6.3 Tipologi
Pulau Bangka memiliki luas daratan 11.614.125 km2 yang dipisahkan dengan
Pulau belitung melalui selat Gaspar. Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar merupakan daratan rendah, lembab dan sebagian kecil
pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter
di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung
Maras mencapai 699 meter, Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500
meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti bukit
Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan bukit Mangkol
dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut.
koordinaat 108o 58' BT dan di utara gugusan Kepulauan Seribu. Dalam gugusan itu
Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Dalam peta bumi letaknya pada 104o 50' – 109o
30' BT dan antara 0o 50' LS – 04o 10' LS dengan batas – batas wilayah sebagai
berikut :
daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725, 14 km2. Luas
daratan lebih kurang 16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah, luas laut
kurang lebih 65.301 km2 atau 79,9 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Wilayah daratan terbagi menjadi menjadi 6 Kabupaten dan 1
Kota, yaitu Kabupaten Bangka dengan luas wilayah 2.950,68 km2, Kabupaten
Bangka Barat dengan luas wilayah 2.820,61 km2, Kabupaten Bangka Tengah
dengan luas wilayah 2.155,77 km2, Kabupten Bangka Selatan dengan luas wilayah
3.607,08 km2, Kota Pangkalpinang dengan luas wilayah 89,40 km2, Kabupaten
Belitung dengan luas wilayah 2.293,69 km2, Kabupaten Belitung Timur dengan
luas wilayah 2.506,91 km2 dan Kepulauan Bangka Belitung merupakan gugusan
dua Pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang sekitarnya dikelilingi
Pulau-Pulau kecil. Pulau-Pulau kecil yang mengitari Pulau Bangka antara lain
Nangka, Penyu, Burung, Lepar, Pongok, Gelasa, Panjang, Tujuh.
Di P.Bangka terdapat sub unti tanah (sistim PPT, 1983) dari 6 unit yang
tersebar dalam 24 satuan lahan dan 5 sistim lahan, 14 unit tanah tersebut adalah :
Pada umumnya, tanah di P.Bangka bersifat masam < pH 4,5 dengan KTK
dan kandungan basa-basa (Ca, Mg, K, dan Na) sangat rendah, sedangkan kejenuhan
Al sangat tinggi (>60%).
Pada umumnya tambang darat berlokasi di sistem lahan Aluvial, dan sistem
lahan dataran dan sedikit pada sistem perbukitan. Hasil pengamatan profil tanah
dari tempat-tempat yang belum terganggu di sekitar daerah tambang dan calon
lokasi tambang.
1 Kolong, bisa dalam ataupun dangkal, bisa berair atau kering dengan
kadar kaolin ataupun granit yang melapuk yang bersifat kedap air, bisa
berisi penuh bahan-bahan tailing atau overburden.
Keadaan ini hampir sama di semua jenis tambang kecuali untuk lokasi
tambang di Laut. dengan demikian tanah yang berada di lahan bekas tambang
tersebut tidak dapat lagi disebut tanah karena tidak sesuai dengan definisi
ilmiahnya.
kerikil yang berlapis, makin jauh jarak dari Jig bahan yang lebih halus bercampur
dengan sedikit liat. Bahan ini memiliki potensi kesuburan yang ekstrim rendah
dengan sifat-sifat mengikat air dan kation yang juga sangat kecil, kadar bahan
organik, P-tersedia, KTK, kadar basa (Ca, Mg, K, Na) ekstrim rendah dengan pH
antara 5.0 - 6.0 dan umumnya bertekstur pasir dan pasir berlempung, memberi
kesan gundul dengan suasana padang pasir kecuali di bagian-bagian yang sudah
lama tidak diganggu dan cukup lembab, terdapat perkembangan vegetasi tertentu.
Daerah kolong yang tidak berair, keadaannya relatif sama. Kolong - kolong
yang terbuka dengan dasar Kong (Consolidated) atau Kolong-kolong yang
tertimbun bahan tailing dan stripping, Umumnya tidak ada tanaman yang tumbuh.
Keadaan tanah asli di Pulau Bangka sangat cocok untuk perkebunan seperti
kelapa sawit dan karet, hal tersebut membuat maraknya perkebunan karet, lada,
kelapa, dan kelapa sawit. Beberapa lahan reklamasi juga dijadikan kebun sawit
untuk meningkatkan nilai tanah pasca tambang. Hasil perkebunan tersebut dijual ke
luar daerah atau keluar negeri, yang menjadi sumber pendapatan bagi petani
sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan usaha mereka di bidang ini.
Pulau Bangka memiliki perairan yang sangat kaya baik timah maupun hasil
tangkapan ikan. Keadaan ini menarik perhatian nelayan dari tempat lain seperti
suku bugis, yang pada awalnya hanya datang sesekali waktu dan pada akhirnya
banyak diantara mereka yang menetap dan membuat perkampungan di sana. Hasil
tangkapan ikan di Pulau Bangka dijual juga keluar daerah dan sebagai bahan
ekspor, selain itu hasil sampingan dari kegiatan nelayan adalah akar bahar yang
kemudian di jual pada pengerajin akar bahar untuk dijadikan cindera mata yang
sudah terkenal di dalam maupun luar negeri, pusat pengerajin akar bahar berada di
daerah muntok Bangka barat.
Karena bukan merupakan daerah dengan padang rumput yang baik maka
untuk kebutuhan daging masyarakat Bangka pada mulanya mendatangkan sapi
potong dari luar daerah antara lain Madura, Bali, dan Sumbawa. Hal tersebut
menimbulkan daya tarik bagi masyarakat tersebut untuk berdagang serta beternak
sapi di Pulau Bangka selain bercocok tanam palawija terutama jagung.
Pada awalnya Bagian K3LH ini berada di bawah anak perusahaan PT.
Tambang Timah, seiring dengan berjalannya waktu terjadi perubahan kebijakan
organisasi di PT.Timah (Persero) Tbk dan sekitar tahun 2000 Bagian K3LH
menjadi bagian dari PT.Timah (Persero) Tbk, dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama PT.Timah (Persero) Tbk.
Bagian reklamasi terdiri dari dua seksi yaitu seksi Perencanaan dan Evaluasi
reklamasi dan seksi pembibitan. Seksi perencanaan ditangani oleh kepala urusan
perencanaan dan evaluasi reklamasi sedangkan seksi pembibitan ditangani oleh
seorang juru pembibitan.
Kegiatan reklamasi yang akan dilakukan oleh PT.Timah (Persero) Tbk pada
periode 2008, akan dihijaukan lahan bekas tambang seluas 2000 ha. 1400 ha berada
di Pulau Bangka dan 600 ha di Pulau Belitung. Dalam kegiatan reklamasi yang
dilakukan oleh PT.Timah (Persero) Tbk secara garis besar dilakukan dalam
beberapa tahapan antara lain :
2. Tender Perataan
3. Sosialisasi Reklamasi
5. Pemeriksaan Bibit
7. Tender Penanaman
8. Pengawasan Pekerjaan
Pada setiap tahap kegiatan tersebut melibatkan banyak pihak antara lain
adalah Divisi K3LH, Divisi Logistik, Divisi SPI (Satuan Pengawas Independen)
dan Divisi Humas yang mewakili PT.Timah, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan
Hidup, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
Pemerintah tingkat kecamatan dan desa di masing – masing daerah yang akan di
reklamasi, serta mitra PT.Timah.
Sistem pengawasan yang dilakukan oleh SPI antara lain dengan observasi
bersama dengan tim dari K3LH ataupun observasi insidental yang dilaksanakan
secara insidental tanpa pemberitahuan sebelumnya, sehingga diharapkan diperoleh
data jalannya reklamasi secara akurat dan lebih objektif.
● Perataan lahan
● Pengadaan bibit
Dalam setiap kegiatan tersebut para mitra reklamasi PT.Timah telah dibekali
dengan SOP dari PT.Timah, agar jalannya reklamasi sesuai dengan target yang
diharapkan.
3.1.1 Perencanaan
Peta awal untuk kegiatan perataan ditargetkan selesai pada akhir bulan
Maret 2008, peta tersebut merupakan peta awal yang digunakan untuk melakukan
perataan. Dalam peta tersebut terkandung berbagai data yang melukiskan rona awal
lahan sebelum diadakan perataan. Peta tersebut kemudian dijadikan acuan untuk
pelaksanaan perataan dan pembuatan peta selanjutnya untuk kegiatan penanaman
dan evaluasi serta pemantauan.
Karena kondisi lahan yang sangat marginal dan berkarakter kering, tandus
dan porositas sangat tinggi, maka untuk pemilihan jenis diutamakan jenis-jenis
yang mudah tumbuh dan cepat menghasilkan, selain itu pemilihan jenis juga dicoba
disesuaikan juga dengan peruntukan lahan yang telah direncanakan oleh
pemerintah, jenis – jenis tersebut antara lain adalah :
○ Jambu mete
Jenis Sengon laut dipilih karena sengon juga mudah tumbuh pada
lahan-lahan marginal, selain itu kondisi Pulau Bangka yang dekat dengan
laut sehingga terdapat kesesuaian iklim dengan tempat penanaman dan
diharapkan dapat tumbuh dengan baik. Jenis ini ditanam pada area yang
akan dijadikan hutan produksi.
Jenis-jenis diatas selain merupakan beberapa merupakan jenis lokal dari Pulau
Bangka, juga anjuran dari Dirjen RLPS Departemen Kehutanan RI.
Untuk pengadaan bibit yang akan ditanam dalam reklamasi ini diadakan
permintaan kepada Departemen Kehutanan kemudian diberikan kemitra dengan
seistem tender untuk mengadakan bibit bersertifikat, selain itu bibit dikembangkan
Dari kegiatan pengambilan data luasan serta leveling kemudian diolah untuk
memperoleh data yang kemudian digunakan untuk membuat peta perencanaan
perataan yang akan diserahkan kepada mitra PT.Timah (Persero) Tbk pada saat
dilakukan tender kegiatan perataan, pengolahan data yang dilakukan antara lain
adalah penentuan titik-titik acuan dilapangan, penghitungan luasan area total
berdasarkan data titik acuan yang diambil dilapangan, penentuan letak dan luasan
kolong yang terbentuk, dan penggambaran peta. Peta dibuat dengan cara manual
yaitu digambar dengan peralatan tulis sederhana dan disesuaikan dengan letak
kolong bukit dan beberapa kondisi yang mungkin untuk ditampilkan sebagai rona
awal lahan yang akan di reklamasi sehingga dapat memberikan gambaran yang
cukup mewakili mengenai luasan dan leveling lahan yang ada. Pekerjaan ini
dilakukan oleh juru ukur reklamasi.
tambang inkonvensional yang menyebabkan tanah pucuk dan humus yang telah
dipisahkan menjadi rusak dan hilang sama sekali serta kondisi fisik tanah sangat
tidak teratur, kegiatan perataan ini merupakan solusi terbaik untuk penyiapan lahan
dalam reklamasi lahan pasca tambang di PT.Timah (Persero) tbk.
Dalam kegiatan ini juga dibuat sistem drainase yang nantinya akan
digunakan pada saat kegiatan penanaman berlangsung, penataan sistim drainase ini
antara lain pemilihan kolong-kolong yang berpotensi untuk sumber air yang dapat
dijadikan sumber air pada saat penanaman nantinya. Kolong-kolong yang telah
ditentukan kemudian dijaga keberadaannya agar tidak terjadi erosi dan
pendangkalan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman nantinya.
pengadaan bibit tersebut diserahkan kepada mitra reklamasi yang telah dipilih
melalui sistem tender, bibit dari luar Pulau Bangka ditampung terlebih dahulu di
pembibitan Pusat di Pangkalpinang untuk diperiksa kelayakan tanamnya, standar
kelayakan bibit berdasarkan SOP yang telah dibuat oleh bagian K3LH antara lain :
Bibit yang telah datang di tempat penampungan kemudian di evaluasi oleh tim dar
K3LH dan SPI PT.Timah (Persero) Tbk apabila terjadi ketidaksesuaian kondisi
bibit dengan yang diharapkan maka dilakukan pengembalian kepada mitra untuk
diganti kembali dengan bibit yang sesuai permintaan.
lahan yang akan ditanami maka pengembangan tanaman jarak pagar dihentikan.
Pada pembibitan ini selain disiapkan untuk reklamasi lahan yang dilakukan
PT.Timah (Pesero) Tbk juga digunakan untuk penyediaan tanaman yang digunakan
untuk penyulaman tanaman yang di tanam pada program Green Babel, yaitu
program penghijauan yang merupakan kerjasama antara PT.Timah (Persero) Tbk
dengan pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada hari biasa namun apabila
hari hujan intensitas penyiraman 1 kali atau bahkan tidak dilakukan penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengan cara manual. Penyiraman juga dilakukan pada
setelah pemindahan bibit ke dalam polybag
Kondisi tanaman harus dalam kondisi sehat dan segar, hal tersebut ditandai
dengan keberadaan 60% daun yang berada di batang bibit masih terlihat hijau dan
segar. Kondisi ini untuk mencegah matinya bibit selama ditampung dan agar ketika
nanti pada saat di ambil oleh mitra yang melakukan penanaman tanaman dalam
kondisi segar 90% setelah dirawat di pembibitan. Apabila tidak memenuhi kondisi
tersebut tanaman dikembalikan kepada mitra untuk diganti dengan tanaman dengan
kondisi yang sesuai dengan persyaratan.
Tinggi bibit yang datang minimal 30 cm, hal tersebut untuk mempermudah
pemindahan dan bibit dengan kisaran tinggi 30 cm lebih tahan untuk dipindahkan
dan stress yang dialami tidak terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan bibit yang
memiliki kisaran tinggi kurang dari 30 cm. Namun untuk persyaratan ini PT.Timah
memberikan toleransi 5 cm, sehingga tanaman dengan tinggi sekitar 25 cm masih
diijinkan.
Sistem perakaran yang bagus juga merupakan salah satu kriteria yang
dijadikan acuan untuk menentukan kesehatan bibit yang datang. Sistim perakaran
yang bagus ditandakan dengan kuatnya akar dalam mengikat tanah yang berada di
dalam polybag. Dalam hal ini PT.Timah memberikan toleransi apabila kerusakan
akar yang terjadi tidak lebih dari 5% maka bibit diterima dan apabila tingkatan
kerusakan melebihi batas minimum yang telah ditentukan maka bibit akan
dikembalikan untuk diganti dengan bibit yang baru.
Pemeriksaan ini dilakukan langsung oleh tim K3LH dan SPI PT.Timah
(Persero) Tbk, setelah diadakan pemeriksaan kemudian dibuat Berita Acara
Pemeriksaan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Kegiatan ini dilakukan oleh mitra kerja PT.Timah (Persero) Tbk yang dipilih
melalui sistem tender, dalam kegiatan ini mitra bertanggung jawab dari mulai
persiapan lubang tanam sampai kegiatan penanaman bibit ke lapangan. Kegiatan
penyiapan lubang tanam dan penaman dilakukan berdasarkan SOP yang
dikeluarkan oleh divisi K3LH PT.Timah (Persero) Tbk.
Pada periode ini penanaman dilakukan pada bulan September sampai Oktober
2008, diperkirakan pada bulan-bulan tersebut adalah musim hujan sehingga
ketersediaan air untuk bibit yang ditanam terjamin dan tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Selanjutnya akan dilakukan perawatan selama dua tahun oleh mitra
kemudian diserahkan kembali kepada PT.Timah (Persero) Tbk.
pupuk yang mengandung hara makro dan mikro sehingga kondisi lubang pot yang
dibuat mendekati kondisi lahan penanaman yang normal.
kimia lahan pasca tambang yang pada umumnya bersifat asam sehingga
pada pembuatan lubang pot untuk penanaman harus melalui perlakuan pemberian
zeolit untuk menekan keasaman tanah sehingga pH tanah mendekati netral.
mengirim tim dari divisi K3LH langsung ke lapangan untuk pengecekan kelayakan
lubang tanam yang telah dibuat oleh mitra dengan cara pengukuran beberapa buah
pot lubang tanam secara acak dan kesiapan sarana dan prasarana penanaman dari
mitra, sarana prasarana yang dibutuhkan sebelum dilakukan penanaman antara lain
adalah kesiapan tenaga kerja untuk penanaman, kesiapan tempat untuk
penampungan bibit sementara dengan kapasitas sesuai paket luasan yang akan di
tanam, dan kesiapan peralatan perawatan tanaman. Pabila semua telah siap maka
bibit tanaman akan segera dikirim ke lokasi untuk kemudian dilakukan penanaman
namun apabila ditemukan lubang tanam tidak sesuai dengan ketentuan spesifikasi
teknis yang telah diserahkan maka pembuatan lubang tanam harus dibenahi atau
diulangi.
Karena kondisi lahan pasca tambang yang sangat miskin akan hara maka
penyiangan perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan apabila mulai terdapat gulma
yang tumbuh di sekitar bibit hal ini untuk melindungi tanaman dari persaingan hara
dan air, penyiangan juga dapat mengurangi resiko penularan pnyakit tanaman yang
ditularkan melalui gulma. peyiangan dapat dilakukan dengan cara pemberian
herbisida maupun dengan cara manual.
Gambar 5, Tanaman yang tumbuh kurang baik dilapangan (kiri) dan Tanaman yang
tumbuh baik di lapangan(kanan)
Evaluasi dilakukan pada akhir masa penanaman, sebagai bahan acuan yang
digunakan adalah laporan berkala dari mitra yang dilaporkan kepada PT.Timah
(Persero) Tbk. Evaluasi dilakukan dengan mengirim tim dari divisi K3LH untuk
mengukur kondisi tegakan dilapangan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan
melakukan inventarisasi tegakan dengan pembuatan plot seluas 0,1 ha, Pengukuran
meliputi diameter pohon, tinggi pohon, dan luas penutupan tajuk yang terbentuk.
Hasil dari evaluasi tersebut kemudian yang akan menjadi masukan untuk
menentukan persentase keberhasilan reklamasi yang dilakukan oleh PT.Timah
(Persero) Tbk.
4.1 Kesimpulan
Kegiatan reklamasi PT.Timah (Persero) tbk dilaksanakan berdasarkan
Dokumen Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) yang disusun tahun 1992, yang
kemudian diadaptasikan sesuai dengan perkembangan keadaan masa kini.
2. Tender Perataan
3. Sosialisasi Reklamasi
5. Pemeriksaan Bibit
7. Tender Penanaman
8. Pengawasan Pekerjaan
dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Mitra PT.Timah (Persero) Tbk yang
dipilih melalui mekanisme tender dan diawasi oleh tim dari Wasprod(Pengawas
Produksi), Bagian K3LH(Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup),
dan Bagian SPI (Satuan Pengawas Internal).
Jenis yang dipilih dalam kegiatan reklamasi diadaptasi dari ketentuan Dirjen
RLPS Departemen Kehutanan RI dan dengan beberapa tanaman lokal setempat.
Penanaman dilakukan oleh mitra pada awal musim penghujan sehingga
memudahkan dalam perawatan, dengan mengacu pada SOP yang telah diberikan
dari PT.Timah (Persero) Tbk, dan akan diserah terimakan kembali kepada
PT.Timah (Persero) Tbk setelah tanaman berusia 2 tahun dan selanjutnya perawatan
dilanjutkan oleh PT.Timah (persero) Tbk.
4.2 Saran
Tim Amdal PT.Timah (Persero) Tbk. 1992, Studi Evaluasi Lingkungan PT.Timah
(Persero) Tbk.