Just in Time
Just in Time
ABSTRAKSI
Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan
bahan baku/persediaan. Semakin sederhana proses produksi, semakin mudah sistem JIT
ini dilakukan. JIT menekankan pengurangan persediaan melalui proses pengurangan
faktor-faktor yang tidak menentu dalam proses produksi, misalnya mesin, pekerja, dan
salur proses produksi itu sendiri.pendekatan JIT dalam hal perencanaan dan
pengawasan dsapat dilihat sebagai penyelesaian urutan proses produksi yang
mengedepankan kualitas sehingga produksi dapat selesai tepat waktu. JIT menekankan
pada keterlibatan pekerja, mengurangi ketidakpastian, dan perbaikan secara terus
menerus. Pada industri busana ini, penerapan JIT dilakukan dengan memastikan bahan
baku yang akan digunakan, kontrol kualitas yang dimulai dari bahan baku dan setiap
bagian proses produksi.
PENDAHULUAN
Penelitian ini ingin mengetahui apakah sistem JIT dapat diterapkan pada industri
busana dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang lebih baik, meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dari proses bahan baku, pengerjaan proses produksi, hingga
barang tersebut sampai di tangan konsumen.
Untuk mendapatkan proses produksi yang terus menerus dan stabil, diperlukan
keseimbangan antara pasokan dan permintaan akan keluaran. Untuk itu, perencanaan
agregat sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan dan menetapkan tingkat keluaran
secara menyeluruh di dalam jangka waktu pendek atau menengah dalam menghadapi
permintaan yang berfluktuasi.
Untuk mendapatkan proses produksi yang terus menerus dan stabil, diperlukan
keseimbangan antara pasokan dan permintaan akan keluaran. Untuk itu, perencanaan
agregat sangat dibutuhkan untuk menyeimbangkan dan menetapkan tingkat keluaran
secara menyeluruh di dalam jangka waktu pendek atau menengah dalam menghadapi
permintaan yang berfluktuasi.
Sistem JIT ini membutuhkan kerjasama dan usaha yang besar antara perusahaan
dan supplier, karena perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku kepada
supplier setiap terjadi order/permintaan konsumen, sehingga kapabilitas supplier yang
besar sangat diperlukan untuk selalu siap melakukan pengiriman bahan baku.
Alasan yang mendorong diterapkannya sistem JIT adalah (Hanna, 2001: 575):
Ketidakpastian supplier yang dapat menyediakan bahan baku sesuai
pesanan tepat waktu
Ketidakpastian/kerumitan operasional produksi (dalam hal set-up mesin,
proses produksi yang terlalu panjang)
Just in time pertama kali ditemukan oleh Taiichi Ohno yang diterapkan dalam
sistem produksi Toyota Motor Company di Jepang. Taiichi Ohno mendefinisikan just in
time sebagai berikut: “… bahwa dalam suatu rangkaian proses produksi, suku cadang
yang diperlukan untuk perakitan tiba pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan
dan hanya dalam jumlah yang diperlukan.
Pengendalian yang baik sangat diperlukan agar bahan baku produksi selalu
tersedia secara tepat waktu, sumber pemborosan dapat dihilangkan serta tingkat sediaan
yang rendah. Dengan sistem ini, tingkat sediaan ditekan serendah mungkin (zero
inventories) dan kualitas produksi senantiasa dijaga dengan menekan kerusakan
serendah mungkin (zero defect).
Tantangannya adalah bagaimana membina hubungan yang baik dan kuat dengan
supplier sehingga supplier selalu siap menerima informasi pesanan perusahaan
kemudian menyediakannya tepat waktu.
Tujuan yang ingin dicapai dengan jumlah persediaan yang rendah adalah untuk
meminimalkan investasi dalam persediaan, bereaksi cepat terhadap perubahan
permintaan yang mungkin terjadi, dan menghindari kualitas persediaan yang kurang
baik. Terdapat tiga prinsip utama just in time dalam pengendalian kualitas, yaitu output
yang bebas cacat adalah lebih penting daripada output itu sendiri, segala kesalahan dan
kerusakan dapat dicegah, dan tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada
pekerjaan mengulang (Suparjo).
Pengendalian kualitas dalam just in time dilakukan sepanjang proses, mulai dari
penentuan pemasok sampai barang diterima konsumen. Setiap barang diharapkan
memenuhi standar kualitas saat diterima konsumen. Setiap mesin produksi diharapkan
siap dipakai saat akan memproduksi barang, dansetiap pengantaran pesanan diharapkan
tiba tepat waktu. Oleh karenanya, proses produksi adalah hal yang sangat signifikan
dalam sistem ini. Perusahaan akan memberi perhatian utama pada kualitas, tindakan
pencegahan kesalahan dan kerusakan, dan membangun kerjasama yang baik terhadap
setiap elemen pengerjaan produksi.
Dengan demikian maka just in time dapat lebih menghemat biaya karena tidak
ada pemborosan. Perusahaan akan mampu menciptakan produk yang berkualitas tinggi
sesuai permintaan pelanggan, karena telah melewati quality control yang ketat pada
setiap lininya. Selain kualitas yang baik, pelanggan akan terpuaskan karena produk
dapat diserahkan tepat waktu, karena telah melewati serangkaian standar waktu yang
telah ditetapkan pada setiap lininya. Dan yang tidak kalah pentingnya, kinerja
perusahaan akan lebih efisien dan efektif karena tidak ada sumberdaya yang
menganggur serta mampu memberikan hasil yang optimal kepada pemilik perusahaan
(share holder).
Pengawasan
Pengawasan kualitas
persediaan JIT
PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME PADA INDUSTRI BUSANA
Just in Time pada industri busana penting untuk dilakukan dengan tujuan
pencapaian efektivitas dan efisiensi produksi. Proses produksi dalam industri busana
mempunyai prasyarat kondisi yang mendukung untuk penerapan JIT, sebab mempunyai
komponen mesin, serangkaian proses tahapan produksi (flow chart), dan mempunyai
standart kualitas produksi. Mempunyai persediaan (inventory) yang menumpuk akan
menyebabkan ketidakefisienan, karena perubahan pasar mode yang selalu terjadi setiap
saat, sehingga perusahaan tidak dapat memproduksi pakaian dengan mode yang sama
dalam jumlah yang banyak.
KESIMPULAN
Hal lain adalah adanya hubungan yang baik, kuat dan saling menguntungkan
antara supplier dan perusahaan sehingga pengiriman pesanan bahan baku (kain) dapat
dilakukan tepat waktu dan memenuhi standart bahan baku yang disyaratkan. Dalam hal
ini supplier dianggap sebagai mitra kerja, lebih daripada hubungan supplier itu sendiri.
Akhirnya, jika setiap bagian merasa sebagai komponen penting dalam sistem JIT
dan terpaut hubungannya satu sama lain, maka perwujudan JIT sebagai penjaminan
mutu pada industri busana akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Mark M et. Al, 1999. Fundamentals of operation Management. Third Ed. USA:
McGraw Hill
Index.html
Hanna, Mark D & Newman, W. Rocky, 2001. Integrated Operation Management. First
Ed. New Jersey: Prentice Hall. Inc