Anda di halaman 1dari 18

c     


  
Published: 12 Juli 2010

Hubungan antara suku Sunda dan Jawa sungguh tidak seperti hubungan
dengan suku-suku lain di tanah Indonesia ini. Di antara suku Sunda dan
Jawa ada semacam benang merah pengikat sekaligus pemutus yang
membuat hubungan kedua suku ini "panas dingin".

Sebagai orang yang punya garis keturunan Sunda dan Jawa, saya
merasakan sendiri "batasan-batasan" yang diberlakukan bagi orang Sunda
terhadap orang Jawa dan sebaliknya. Misal, lelaki Jawa tidak disarankan
menikah dengan perempuan Sunda karena posisi dia sebagai suami akan
kalah dari si perempuan ketika berumah tangga nanti. Dan sebisa mungkin
perempuan Sunda pun disarankan tidak memilih suami dari suku Jawa.

Banyak yang menyebut, di tanah Sunda, tidak ada jalan bernama Majapahit,
Gajah Mada, atau Hayam Wuruk. Pun demikian di Jawa tidak ada nama jalan
Pajajaran, Sunda Galuh, atau Parahyangan. Benar tidaknya, entahlah,
karena negara ini belum baik dalam mengelola datanya, jadi tidak ada yang
bisa ditanyakan dengan pasti.

Melihat hal itu mungkin ada hubungannya dengan Perang Bubat. Perang
yang terjadi tahun 1357 itu membuat terbunuhnya keluarga kerajaan Sunda
Galuh. Raja Linggabuana, Permaisuri Dewi Lara Linsing, dan anak raja Dyah
Pitaloka beserta segenap prajuritnya tewas di Lapangan Bubat, sebuah
tempat di Kerajaan Majapahit.

Menurut cerita, orang Sunda Galuh merasa keberatan mereka mendatangi


Majapahit karena menurut adat yang berlaku, seharusnya pihak lelaki yang
mendatangi mereka untuk meminang. Tapi karena Gajah Mada, mahapatih
kala itu, menginginkan Sunda Galuh menjadi bagian dari Majapahit, maka
dibuatlah agar Sunda Galuh datang ke Majapahit. Akibat ketersinggungan
luar biasa yang dialami Sunda Galuh oleh perlakuan Majapahit, maka perang
tak seimbangpun tak terhindarkan di Lapangan Bubat itu.

Kematian keluarga raja menorehkan luka teramat dalam dan kebencian


rakyat Sunda Galuh terhadap Majapahit. Bisa jadi sakit hati akibat Perang
Bubat itu mendarah daging sampai berabad-abad antara Sunda dan Jawa.

Buku Perang Bubat karya Aan Merdeka Permana mengisahkan perang itu
terjadi dilatarbelakangi oleh kisah asmara Gajah Mada dengan Dyah
Pitaloka. Kebalikan dengan kisah Perang Bubat karya Langit Kresna Hariadi.
Dalam buku serial Gajah Mada yang berjudul Perang Bubat, Langit
mengisahkan Dyah Pitaloka justru menjalin asmara dengan seorang pelukis
sebelum dipinang oleh Raja Majapahit Hayam Wuruk. Pelukis itulah yang
membuat lukisan wajah Dyah Pitaloka yang disampaikan pada Hayam
Wuruk sehingga Hayam Wuruk terpikat pada Dyah Pitaloka.

Namun pada buku karya Aan Merdeka Permana dengan judul sama, Perang
Bubat, Gajah Mada dikisahkan keturunan Sunda yang mengadu nasib ke
Majapahit. Ia terbunuh dalam pelarian dikejar tentara Majapahit karena
menjalin cinta dengan Dyah Pitaloka. Pada buku Langit, Gajah Mada
memang orang Majapahit yang sedari awal merintis karir di keprajuritan
Majapahit.

Diluar buku Langit dan Aan, beberapa sumber sejarah menyebutkan Gajah
Mada adalah orang Melayu, bukan orang Jawa. Tapi soal siapa sebenarnya
Gajah Mada sampai sekarang masih buram. Sosok yang jadi tokoh utama
dalam Perang Bubat, semua sepertinya sepakat, adalah Gajah Mada yang
menjabat mahapatih, orang nomor dua tertinggi di kerajaan, yang pada
zaman sekarang mungkin sama dengan perdana menteri. Dialah yang
menentukan perlakuan kepada Sunda Galuh sebagai negara bawahan
Majapahit.

Kembali ke hubungan Sunda dan Jawa, bila ingin dapat gambaran hubungan
dua suku ini pada masa lalu berkenaan dengan Perang Bubat, kisah
karangan Langit Kresna Hariadi lebih otentik karena ia melakukan riset
sejarah sebelum membuat tulisan itu.

Sementara, Aan Merdeka Permana menulis kisah Perang Bubat lebih banyak
berdasarkan cerita turun temurun masyarakat Sunda. Tapi tak mengapa,
toh ia memang membuat kisah fiksi, bukan sinopsis sejarah.

Sosok Gajah Mada pada waktu itu dianggap punya jasa demikian besar,
karena dialah yang membuat semua kerajaan-kerajaan di Nusantara ada di
bawah Majapahit sehingga Majapahit menjadi negara besar yang disegani di
Asia. Majapahit runtuh bukan karena serangan atau intervensi negara asing,
melainkan karena perang saudara yang memperebutkan tahta.

Yang jelas, antara Majapahit dengan Sunda Galuh sebenarnya masih ada
hubungan kekerabatan. Raden Wijaya, pendiri Majapahit, masih keturunan
Sunda dari garis Lembu Tal. Inilah yang saya katakan benang merah
perekat dan pemutus itu. Keluarga Majapahit minta Gajah Mada
memperlakukan Sunda Galuh tidak sebagai negara bawahan, melainkan
saudara. Tapi Gajah Mada berkehendak jangan sampai ada warna lain di
tanah Jawa sementara semua warna sudah sewarna di Nusantara. Maka
Perang Bubat pun terjadi.

Tentu masih banyak kisah sejarah lain yang perlu kita pelajari karena terkait
dengan apa pola pikir masa kini. Banyak orang diluar suku Jawa yang
³sebal´ dengan orang Jawa karena sering menguasai pemerintahan selama
ini. Ini kemungkinan besar terkait dengan masa lalu dimana kerajaan-
kerajaan di Jawalah yang sering berhubungan dengan politik dunia luar dan
mampu membuat pemerintahannya di segani. Tapi tentu dulu kerajaan-
kerajaan di luar Pulau Jawapun hebat-hebat.

Jika ingin mengetahui bagaimana hubungan Sunda dan Jawa pada tempo
lalu untuk kemudian dihubungkan dengan masa sekarang, ada baiknya kita
baca buku karangan Langit Kresna Hariadi dan Aan Merdeka Permana yang
menyuguhkan kisah menarik yang berlatar sejarah itu.

Mempelajari sejarah bisa membuat kita belajar dan mengambil keputusan


yang tidak gegabah karena pernah punya pengalaman sebelumnya.


Berikut adalah komentar soal tulisan ini yang ada di blog lama Yana,
rayakawula.wordpress.com :

@ 

1. O 

 O 

PERANG BUBAT tulisan AAN merdeka Permana sangat tidak masuk


akal dimana Gajah Mada menjalin cinta dengan Dyah Pitaloka dan
tidak direstui sang raja Lingga Buana akhirnya mencari kerajaan lain
yang lebih kuat dan ditemukanlah Majapahit. Kalau berdasar seperti
tulisan anda artinya Dyah Pitaloka seumuran atau ga beda jauh
umurnya dengan Gajah Mada, sedangkan Gajah Mada sendiri menjadi
Patih di Daha dan diteruskan ke Majapahit
setelah dia berjasa menumpas pemberontakan Kuti pada masa
Jayanegara dan setelah Jayanegara Mati digantikan oleh adiknya
(Ibunya Hayam Wuruk). Jadi Gajah Mada menjadi Patih semasa ibu
Hayam Wuruk belum menikah apakah mungkin Hayam wuruk mau
menikahi Dyah Pitaloka yang seumuran Gajah Mada yang lebih tua
dari ibunya. SANGAT TIDAK MASUK AKAL.

Soal R. Wijaya keturunan Sunda itu belum ada sumber jelas (sumber
tersebut hanya versi Sunda). Dari sumber tersebut disebutkan bahwa
R. Wijaya anak Dyah Lembu Tal yang bersuami Rakeyan Jayadarma,
putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang
memerintah tahun 1175-1297.
Lain halnya dengan Nagarakretagama. Menurut naskah ini, Dyah
Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki.
Disebutkan bahwa, Ayah Raden Wijaya bernama Lembu Tal, putra
Narasinghamurti. Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda
yang gagah berani.

Sementara itu, Pararaton yang juga berkisah tentang sejarah


Majapahit menyebut Raden Wijaya sebagai putra Narasinghamurti.
Di antara naskah-naskah di atas, kiranya Nagarakretagama yang
paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya
berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya.
Berita dalam Nagarakretagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang
diterbitkan langsung oleh Raden Wijaya sendiri tahun 1305. Dalam
prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok,
penguasa pertama Kerajaan Singhasari.

Sampean ini keturunan Jawa Sunda tapi hanya memasukkan versi


Sunda tanpa menelaah sumber lain dan mana yang lebih bisa diterima
nalar.

2. O 

  O Ñ 

Hehee.. makasih komennya di blog ini ya!

Gini, kalo dibaca lbh teliti lagi, aku justru lbh prefer dan mendukung
buku Gajah Mada Perang Bubat karya Langit Kresna Hariadi karena
bukti sejarahnya lbh otentik mengambil kitab Negarakertagama
karangan Mpu Prapanca. Langit Kresna Hariadi juga melakukan dialog
dng tokoh Sunda sebelum menulis Perang Bubat utk menemukan
objektivitas.

Jadi saya lebih menyarankan membaca buku karya Langit Kresna


Hariadi dibanding Aan Merdeka Permana

Makasih sekali lagi ya!

3. O  

 O 0

Mas Pur kurang cermat membaca kiriman Mbak Yana.

Kembali ke hubungan Sunda dan Jawa, bila ingin dapat


gambaran hubungan dua suku ini pada masa lalu berkenaan
dengan Perang Bubat, kisah karangan Langit Kresna Hariadi
lebih otentik karena ia melakukan riset sejarah sebelum
membuat tulisan itu.
4. O  

  O „

Terserah mau bapaknya Wijaya itu orang Sunda atau orang Jawa. Hati
nurani saya berkata betapa jahatnya Gajah Mada (apakah anda punya
hati nurani?), dia megalomaniak sejati menggunakan segala cara
untuk mencapai tujuan (apakah mental korup dan ga tau malu para
pejabat RI, itu juga diwarisi dari Gajah Mada). Apakah si Gajah Mada
ini akan tetap diagung-agungkan orang Jawa sebagai ³pahlawan´
padahal orang Aceh, orang Padang, orang Banjar, orang Sulawesi dan
tentu saja orang Sunda sangat membencinya. Hentikanlah bersikap
egois dan mau menang sendiri, bersikaplah adil walaupun dirasa berat
dalam hati kalau leluhur sendiri itu bejat. Luruskan sejarah selurus-
lurusnya jangan seenaknya memangkat ³pahlawan´ kalau nantinya
menyakiti etnis lain, Indonesia didirikan berdasarkan Sumpah Pemuda
bukan Sumpah Palapa, kita bersatu karena kesetaraan dan
kesejajaran bukan taklukan juga bukan untuk diperlakukan seperti
taklukan

5. O  

  O Ñ 

Haturnuhun komentarnya. Saya sebenarnya ga ingin memihak, hanya


meresensi dua buku. Kalau tersiratnya memihak mohon maaf, hal ini
mgkn dikarenakan saya lbh dulu membaca buku karya LKH baru Aan
Permana.

Makasih sekali lagi ya!

× O 

  O 
iya neh, sutisna sensi banget seh, orang sensi itu menunjukkan
kelemahannya loh

6. O 

  O ^„!"#

Terlalu naif jika tidak mengakui gadjah Mada sebagai orang besar.
kenaifan itu muncul karena jelous terhadap orang Indonesia yg ingin
meniru keprajuritan gadjah mada.

seperti Malaysia, mislnya, melalui mitos dan peneliti, memelintir


sejarah yg katanya gadjah mada tak ubahnya seperti prompak di
wilayah selat malaka. Itu Fitnah besar. gadjah Mada adalah pelopor
kekuatan laut di asia tenggara. mereka menjadi jelous.

Pada waktu gadjah mada, Majapahit memiliki pangkalan angkatan 7


pangkalan angkatan laut, salah satunya di tumasik (sekarang
Singapura).

Gadjah mada menggunakan orang Mongol yg tertawan utk


memperbaiki armada laut, peninggalan singasari.

orang2 manca (malysia, singapura, Thailand) mereka jelous karena


kebesaran gadjah mada akan membangkitkan bangsa Indonesia
menapaki kejayaannya. Sedangkan mereka tdk memiliki.

Mengenai persoalan Bubat dimana ketertundukan Sunda kepada


majapahit adalah wajar. Jika menurut versi Sunda, R. Wijaya adalah
anak Dyah lembu Tal, maka dia memiliki hak wilayah Pasundan,
karenanya gadjah mada menginginkan hak itu dikembalikan kepada
keturunana majapahit (hayam Wuruk), karena tanah sunda telah
menjadi hak R. Wijaya tapi belum terambil, karena R. wijaya masih
berjuang membalas mertuanya yg di bunuh oleh Jaya Katwanng
(Kediri).

salam,

arya sakti Blambangan


ë. O 

 O Ñ

Tambahan :

Menurut pengamatan saya, orang2 diluar suku Jawa sepertinya


memang bnyk yg tidak menyukai Gajah Mada, salah satunya adalah
krn mrk menganggap penyatuan nusantara oleh Majapahit berwatak
kolonial alias penjajahan. Ditambah lg mereka memiliki pahlawan
masing2 dari kerajaan2 yg tersebar di seluruh Indonesia, sehingga tak
rela nama kerajaan dan pahlawan mereka tenggelam hanya krn oleh
seorang Gajah Mada.

8. O 

  O  O

sunda vs jawa«««««
persatuan dan kesatuan lebih penting

9. O    



     O $%„ %& 
^^^^Ñ^^

sodara sodaraku fanatisme kesukuan mungkin akan mebangkitkan


suku itu sendiri, tapi ingat,.. juga akan menjadikan perpecahan antar
suku, karena di alam semesta ini, di dunia ini, di tanah nusantara ini
tidak hanya hidup satu suku saja, maka sudah dapat dipastikan akan
beradu dgn fanatisme suku yg lain. kemudian NASIONALISME akan
membangkitkan, membela ato mempertahankan satu negara,«. satu
negara saja tidak lebih dari itu karena cakupannya hanya disitu dan
segitu saja.Sedangkan diluar sana ada satu gerakan yg mendunia
yaitu ZIONISME. betapa nasionalisme yg satu diadukan dengan
nasionalisme yg lainnya dgn berbagai macam fitnah gerakan
ZIONISME. sudahlah wahai sodaraku bahaya itu sudah mendekat pada
kita, ksukuan memang ada dan harus dirawat, fanatisme kesukuan itu
hanya akan menimbulkn prpecahan antar suku. kalo orang sunda
bilang lamun suku teu dirawat maka bakal rorombeheun heheheh,.yg
artinya jika suku (kaki) tidak dirawat maka akan pecah pecah ( timbul
perpecahan suku) so Jika kita fanatis pada suku  tidak merawat
kebaikan antar suku. Bersatulah!!!!!!Rawatlah dengan landasan
keyakinan Kepada Tuhan yang maha satu benar benar maha esa,
bukan dua ato tiga

10. O  

  O 

Aku etnis jawa yang bersuamikan orang sunda ;p


Tadinya pengen cari tau, kenapa banyak orang yang percaya dengan
mitos bahwa orang jawa sebaiknya tidak menikah dengan orang sunda
dan sebagainya. Ternyata menyangkut masalah ini.
Btw, thanks buat resensinya yah« jadi pengen beli bukunya
Yang penting ³Jalin Persatuan dan Kesatuan Gan.. ;p´

11. O  

  O Ñ

Iya sama2, moga makin harmonis sm suaminya ya, Mbak

12. O 

 O 

sejarah memang hanya mencatat orang besar, luka hati siapa sih yang
mau mencatat dalam prasasti?

sebelum ada majapahit, semua orang di wilayah nusantara akan


mengaku sebagai keturunan kerajaan sriwijaya. (ini seperti semua
orang merasa dirinya golkar agar selamat dan diakui jaman orde baru,
kalau kini semua orang mengaku sebagai reformis). hal ini diperlukan
sebagai semacam password/id dalam mendapatkan pengakuan dan
kekuasaan.

setelah muncul majapahit dan hegemoni kekuasaan nusantara ada di


tangan majapahit, maka semua orang yang tidak berkonflik dg mereka
cenderung mengaku sebagai turunan dan memiliki hak untuk
melanjutkan kebesaran majapahit. modus inilah yang dipakai saat
tumbuhnya kerajaan-kerajaan di Jawa setelah majapahit (demak,
pajang, mataram islam). makanya orang jawa jadi seperti orang
majapahit bagi orang sunda yg pajajaran (ingat orang sunda juga ada
yang berseberangan dg pajajaran)

dalam konteks politik, pernikahan antara putri pajajaran dengan raja


majapahit adalah perang itu sendiri. dg pernikahan itu masing-masing
bersiasat untuk memperebutkan kekuasaan. tidak tepat menggunakan
kata licik, hati nurani pada situasi kekuasaan. pembantaian adalah
wajar pada perebutan kekuasaan. dalam situasi perang manapun
hanya dua hal yang mesti dipilih. berjuang atau nyawa. berjuang
artinya anda siap sampai mati mempertahankan posisi anda, atau
anda siap menyerahkan posisi anda dan tunduk dengan bayaran
nyawa anda tetap di tempat. masalahnya adalah mungkin waktu itu
pihak pajajaran tidak bersedia mohon ampun agar nyawanya selamat.

seandainya waktu itu fesbuk sudah ada tentu hayam wuruk jatuh
cintanya sama putri dari perancis. artinya bahwa gambar si putri dari
pajajaran bisa sampai ke majapahit itu juga ada siasatnya.

jadi itulah sejarah, terimalah dengan fair, sentimen anda semua tidak
berdasar sama tidak berdasarnya kisah turun temurun versi sunda ato
versi jawa.

note: saya jawa-bugis.

13. O 

  O !!

dijadikan manusia bersuku suku,berbagai bangsa untuk saling


mengenal satu sama lain bukan untuk saling bertempur satu sama
lain,nusantara ada karena banyak suku dan bangsa, inilah
keistimewaan kita di banding bangsa lain,ini adalah bukti rahmad
³ayat NYA´,bukan untuk alat untuk berdebat«HIDUP
BANGSAKU,NEGERIKU,NUSANTARAKU,INDONESIAKU,PANCASILAKU«
«ISTERIKU TERCINTA yg ASLI MANDAR,AKU..?«.WONG JOWO ASLI
100% Pangapunten kang agung pramilo seratan meniko ngantos
ndadosaken mboten saenipun manah

14. O  

 O ]

³segenap prajuritnya tewas di Lapangan Bubat, sebuah tempat di


Kerajaan Majapahit´. Apa ada hubungannya dengan nama salah satu
jalan di bandung, yaitu. Jl. Buah Batu alias Bubat ??
Saya rasa semua orang hanya mereka-reka, atau maksimal mendekati
lah tentang peristiwa yang sebenarnya, karena tidak ada seorang saksi
pun yang mengetahui hal ini (maksud saya, langsung dari mata kepala
sendiri, begitu peristiwa ini terjadi, apakah ada orang yg langsung
mencatat semuanya-oleh kedua belah fihak ?) Kalaupun ada kitab
Negarakertagama, apakah menceritakan semua peristiwa bubat secara
detail ?

15. O 

   O O

assalamualaikum«anak kecil minta izin bicara«

sekilas, sy membaca comment2 d atas, yg lmyan bnyak, tp intinya


sama..egosentris human race«sudut pandang yang jelas sekali terlihat
ironis dengan smangat ³100 national awakening´ bagsa kita ini«
sejarah itu penting adanya,. bangsa yang tidak mengenal sejarahnya
adalah bangsa yang tidak mengenal jatidirinya.
saya suka baca2 sejarah, tentu dalam konsep yang dapat saya serap
dengan mudah.

Di atas di posting tentang hubungan sunda&jawa-yang setahu saya,


memang benar adanya seperti itu-.posting ini sangat menarik
sebetulnya.
Terkait postingan di atas, perihal apakah sanggrama wijaya
(R.wijaya)-yang merebut tahta singasari dari kediri,dan membangun
majapahit sebagai penerus singasari yg agung-itu anak keturunan
sunda atau bukan, janganlah dilihat dengan sudut pandang egosentris
ke¶sukuan¶. Benar adanya, ada versi yang menyebutkan bahwa
sanggaramawijaya merupakan anak dari pasangan Rakeyan
Jayadarma(sunda) dan dyah lembu tal. tapi ada pula versi yang
menyebutkan bahwa ayah sanggrama wijaya bukanlah orang sunda-
galuh. yang manapun,kita semua tidak tahu versi yang paling benar.
Jadi, jangan lah kita menyalahkan µsiapa¶ yang mengungkapkan
µsesuatu¶ tanpa sumber yang paling benar. yang tau yang paling benar
hanya Tuhan . hehe..

Selain itu, tentang Gajahmada. Ada yang menyebutkan gajahmada itu


pahlawan besar(jawa), adapula yang menyebutkan bahwa gajahmada
dibenci oleh orang2 luar jawa. Dua2nya benar ko«tergantung dari
sudut pandang mana kita melihat.

Bagi orang2 jawa, wajarkalau Gajahmada disebut ³pahlawan besar´


bagi orang jawa, mengingat cita2nya untuk menyatukan Nusantara..
tapi bagi orang2 luar jawa, wajar pula kalau gajahmada mereka
benci,.-mungkin analoginya bisa ³bangsa kita juga membenci penjajah
kan?!´ kurang lebih itulah alasannya-

oh iya, dulu orang2 singasari *nenek moyang Majapahit,R.wijaya kan


menantu raja terakhir singasari tuh* juga membenci orang2 mongol
ketika utusan2 mongol datang untuk memerintahkan singasari tunduk
kepada mongol. Hal yang sama juga kemungkinan besar dirasakan
oleh orang2 luar jawa ketika majapahit dengan gencar2nya ingin
menyatukan nusantara dibawah naungan Majapahit.
tapi diluar itu, Majapahit memang Agung koq,. memang kerajaan
hebat.

inti¶a« wajar klo orang jawa tersinngung saat dikatakan klo gajah
mada dibenci orang jawa..
tapi, jika orang luar jawa membenci gajahmada, janganlah di bilang
naif«..kan semua orang punya hak untuk komentar, betul?!

*tanah parahyangan boleh diminta haknya sama orang keturunan


datri bukan putra mahkota??? klo boleh, orangnya kan banyak«bukan
hanya sanggrama wijawa..*

*perkenalkan, saya reno,umur saya 19 tahun.


saya mahasiswa teknik, tapi saya suka sejarah.
sya orang sunda, tp saya juga mengagumi majapahit maupun sunda-
galuh..*

ngena¶ gak yah comment nya? mudah2an si dapet«amin.


maaf ya semerawut, saya masih dalam taraf pembelajaran, masih
butuh bimbingan..

P.S
saya suka bagian ini-dari salah satu comment-:
³ndonesia didirikan berdasarkan Sumpah Pemuda bukan Sumpah
Palapa, kita bersatu karena kesetaraan dan kesejajaran bukan
taklukan juga bukan untuk diperlakukan seperti taklukan´

× O 

   O Ñ

Ya. Yang penting persatuan kesatuan saat ini ketika Indonesia


sudah jd republik dan bukan lg cuma berkutat di masa lalu.
Trims

16. O 

   O ¦O

2 buku baik karya LKH maupun AMP banyak kesamaannya, cuma


expose maupun sudut pandangnya berbeda. Juga gaya bahasa
masing-masing pengarang bisa mempengaruhi kesan/alur cerita itu
sendiri.
AMP terkesan menonjolkan cerita kebesaran kerajaan Sunda Galuh
namun kerajaan ini cinta damai sehingga tidak berniat expansi.
LKH berkali-kali mengungkapkan bahwa dengan terkuasainya seluruh
kepulauan Nusantara, maka semua wilayah Nusantara jadi aman dari
serangan bangsa luar. Beaya pengamanan oleh para armada laut yg
jumlahnya sangat besar tsb dibebankan kepada para negeri µjajahan¶
berupa upeti. Karena selama kurun waktu puluhan tahun selama
kekuasaan Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada, praktis tak
ada gangguan ataupun serangan dari luar kepulauan Nusantara.
1ë. O  

   O „#

Aku cinta negeri ini, termasuk semua kelebihan dan kebobrokan


didalamnya«.

Menyangkut Perang Bubat dan Gajah Mada saya cuma ingin tahu,
Kira-kira kalau dulu yang berangkat dari tanah pasundan ke Bubat itu
dengan tujuuan mau perang bukan mau kekondangan kira-kira yang
akan menang yang mana ya ? Soalna kelihatan kekuatannya agak
timpang baik dari segi jumlah pasukan, maupun persiapan. Walaupun
menurut buku AMP disana disebutkan bahwa ilmu perang Majapahit
waktu itu sumbernya dari kitab perang orang sunda yang
disempurnakan oleh orang majapahit«.
Disini saya tidak menyebutkan sunda-jawa, tapi sunda-majapahit.

Yang penting Viking ± Bonek bersaudara« Pisss ah !!

18. O  

   O #

Salam persatuan dan kesatuan untuk negeri kita tercinta INDONESIA..

menarik sekali apa yang dibahaskan diatas tentang ³perang bubat ³.


tentunya dalam penulisan sejarah tidak terlepas dari kepentingan
kekuasaan waktu itu, baik itu versi dari Jawa maupun sunda bahkan
hingga sekarang, sehingga saya sendiri sulit mencari mana yang benar
mana yang salah, (kedua belah pihak tentang klaim kebenarannya)
dan semua peneliti sejarah akan memegang pada bukti yang telah
mereka temukan. bila ada pembuktian baru maka perbincangan
bahkan penulisan sejarah akan direvisi kembali« begitulah sejarah..
tentunya
tidak terkecuali dengan kisah perang bubat __

dalam logika saya kata ³perang´ dalam kisah perang bubat cukup
membingungkan dikarenakan kedatangan sunda galuh hanya dengan
100 orang pergi ke majapahit berikut membawa pasukan sekecil itu
sulit dikatakan sebuah perang, apalagi dengan membawa putri
kerajaan.
.. tampaknya kejadian di bubat ini lebih mirip dengan pembantaian
dengan alasan :
- melihat dari jumlah pasukan kecil dan mereka datang dari tempat
yang jauh yakni tatar sunda-galuh,
- persenjataan seadanya,
- maksud kedatangan ke majapahit ´ untuk pernikahan´.
- bawaan orang-orang sunda galuh mungkin saja setengahnya adalah
bawaan untuk pernikahan dll.
- penantian di lapangan bubat hingga beberapa hari.

secara pribadi kisah bubat ini melebihi kisah romantisme Romie dan
juliet ataupun kisah romantisme percintaan yang lainnya. walaupun
sangat tragis pada akhirnya.
«bila kita baca setelah perang bubat berakhir tantang bhre wilwatikta
yang mengutus duta ke kerajaan sunda«
setidaknya akan lebih terasa tentang konflik bathin antara dua
kerajaan besar pada waktu itu hingga ³wilwatikta berjanji, tidak ingin
memberikan kesedihan dan keaiban untuk ke dua kalinya kepada
rakyat negeri Sunda´.

dan yang lebih dahsyat lagi diceritakan dalam pupuh (bali)


³bagaimana perasaan duka sang raja majapahit kala itu sangat
menyesal dengan kejadian di bubat , « ´

kejadian ini tentunya memupuskan sumpah sang maha patih gajah


mada yang terkenal itu untuk mempersatukan nusantara« yang
akhirnya dia tidak sempat untuk menyerang kerajaan sunda-galuh.
fakta sejarah berarti sunda-galuh masih bukan sebuah negara jajahan.

terimakasih

atas kesalahan dan kekhilafan penulis untuk dimaafkan.

semoga perbincangan ini dapat memperluas pengetahuan kita tentang


sejarah besar bangsa kita sendiri .. amin

19. O 

  O #O!
perbedaan pandangan dalam menangkap dan menyikapi ilmu sejarah
memang beragam dan sangat menarik«««.

tentang gajah mada dan perang bubat saya berpendapat bahwa


GAJAH MADA tidak lebih hanya sebagai boneka dari sebuah konspirasi
besar di kalangan keluarga majapahit (khusus tentang perang bubat
aza loh ya )««. kenapa ?

saya penah baca artikel seperti ini (lupa penulisnya, hehehe«.)

gajah mada sosok yang ambisius namun berhasil, dia bercita-cita ingin
mempersatukan seluruh nusantara di bawah kekuasaan (naungan)
majapahit ««suatu cita-cita yang GILA !!!!!! «« tp beliau berhasil««

hanya ada satu kerajaan yang belum ³GABUNG´ ke wilayah majapahit


yaitu kerajaan sunda galuh««« ada yang ber pandangan bahwa
pasukan majapahit pernah menyerang namun gagal, ada pula yang
mengatakan bahwa majapahit belum (berani) menyerang kerajaan
sunda galuh karena masih adanya hubungan kekerabatan para
leluhur««.

kemudian muncul ide mempersatukan HAYAM wuruk dengan DYAH


PITALOKA«««..dan terjadilah perang BUBAT, dimana utusan sunda
semuanya di tumpas oleh pasukan gajah mada, yang hampir
semuanya menyalahkan posisi GAJAH MADA ( para sejarawan sunda)
««

saya berpikiran, buat apa gajah mada capek-capek memerangi utusan


kerajaan sunda ???««.seandainya pernikahan itu terjadi maka HAYAM
WURUK akan mewarisi kerajaan sunda galuh (dyah pitaloka putri
raja)««.. dan pada masa itu, bahkan jauh sebelum masa
majapahit«« merebut kekuasaan dengan cara menikahi putri raja
adalah sesuatu yang lumrah terjadi«« jd kalo pernikahan itu terjadi,
itu sebuah kado manis dari GAJAH MADA, dia bisa mendapatkan
kerajaan sunda tanpa ³keluar keringat´«««.. lalu mengapa mesti
terjadi cerita ³BUBAT´««

dalam artikel itu di jelaskan bahwa tidak lebih hanya ketakutan dari
kalangan keluarga istana majapahit tentang penerus HAYAM WURUK
kedepan, karena ucapan hayam wuruk yang mengatakan dia tidak
akan mengambil isteri lagi setelah menikahi DYAH PITALOKA««««
inilah penyebab utamanya (dlm artikel tersebut)«««karena sejak
hayam wuruk masih kecil dia sudah diJODOH kan dengan putri
pamannya, (ga tau nama putrinya siapa)««. kalo hayam wuruk jadi
menikah dengan putri pamannya maka keberlangsungan keturunan
RADEN WIJAYA akan selalu eksis «««. tp karena hayam wuruk
bertekad bahwa setelah menikahi dyah pitaloka, beliau tidak akan
mengambil isteri lagi««maka keluarga istana (yang pengen
kekuasaan) mengatur siasat yang membuat pihak galuh marah besar
dan terjadilah perang bubat««..

bayangkan, galuh di paksa memalukan diri dengan cara mengirimkan


putri mereka (sedangkan secara adat, harusnya penganten pria yang
datang melamar)«.dan ini lebih parah lagi dalam konteks sebuah
negara (kerajaan)«« setelah sampe di hujung galuh pun tidak di
jemput (sesuai janji), tp harus datang pula mengantar mempelai
wanita ke istana majapahit (jelas sangat merendahkan harkat seorang
RAJA)«««tp aneh ko kerajaan sunda mau saja (entah karena takut di
serang, atau karena ingin juga menjalin kekeluargaan dengan sebuah
keraan besar««.hmmmm)

rentetan inilah yang membuat ³harga diri´ para utusan sunda


terusik«««.dan DORRRRR««entah siapa duluan yang mulai terjadilah
perang bubat yang menewaskan seluruh utusan sunda««««lalu dmn
posisi gajah mada ????

dia berada dalam satu dilema besar, antara ambisinya, kepatuhan


terhadap keluarga istana (kalo kita membaca buku LKH, di situ
tercertak gaja mada sosok yang manut terhadap para sesepuh
kerajaan)««. jd pihak yang takut kekuasaan nya terambil oleh putri
sunda, mereka menjebak gajah mada dalam posisi itu««..karena kalo
di nalar gajah mada jelas berada dalam suatu kemenangan (andai
pernikahan itu terjadi), karena berhasil menggabungkan sunda dalam
wilayah majapahit««.intrik keluarga istana majapahit inilah yang
belum terungkapkan secara jelas««««..

satu sisi gajah mada berada dalam gerbang kemenangan cita-cita dia
(andai kata pernikahan terjadi, maka sunda bergabung)««..posisi dia
sebagai seorang jendral perang berada dalam posisi DILEMA pada saat
itu««.. seandainya pernikahan itu berjalan dengan NORMAL, gajah
mada berhasil dengan sumpah palapanya, tp berhadapan dengan
keluarga istana yang ingin kekuasaan««.. dengan menyerang utusan
sunda (berharap agar sunda takluk juga) jelas bukan sikap SATRIA (
sedang dia seorang jendral perang, tentu menjaga etika
perang)««««. tp kemudian gajahmada mengambil sikap ³MANUT´
terhadap titah ISTANA(yang ingin kekuasaan) dan menyerang para
utusan sunda dan BOM««« perang bubat«««..maka kiranya wajar
setelah insiden itu gajah mada MOKSA tanpa jejak sampai saat
ini««««.. mungkin dia berada dalam suatu dilema besar sehingga
memutuskan MOKSA««««.. andai kata tidak terjadi perang BUBAT,
tentu gajah mada ingin menikmati jerih payahnya mempersatukan
nusantara dengan duduk nyantai di teras rumahnya sambil kipas-
kipas«««.hehehehe«««««.

kalao kata ipin & upin mah :«««kasihan«« kasihan«..kasihan««««..

di puncak ke emasan kariernya gajah mada harus berada di


persimpangan (ambisi, kekuasaan, keluarga)««..

20. O 

  O ##O

Aku orang sunda tapi besar di jawa, dan sudah merasakan selama
puluhan tahun ada memang sindiran, gesekan tak kentara dan
kebencian yang tersirat terutama dari pihak yang tua tua tentang
ketegangan sunda dan jawa ini..

dan kesimpulannya..
entahlah..

21. O 

   O #O

coba lihat, pendukung persebaya (bonek) sama persib (bobotoh) aja


skrg sdh akur..analisa kritis sejarah sah2 aja tp please..ego
kedaerahan jgn dibawa2, sejarah selain bicara masa lalu, jg pnting
melihat saat ini dan yg lbh penting faedahnya buat kehidupan yang
lebih baik dimasa depan..

Anda mungkin juga menyukai