0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Buku ini menceritakan konflik di Kerajaan Majapahit antara dua saudara, Raden Kertawijaya dan Raden Kertarajasa, yang berebut tahta setelah kematian Rani Suhita. Konflik ini menyebabkan terbelahnya kekuatan di Kerajaan Majapahit menjadi dua kubu yang sama kuat. Buku ini juga menyinggung tentang pengungkapan jati diri dua penasehat Prabu Hayam Wuruk, Dang Hyang empu Samaranatha dan
Buku ini menceritakan konflik di Kerajaan Majapahit antara dua saudara, Raden Kertawijaya dan Raden Kertarajasa, yang berebut tahta setelah kematian Rani Suhita. Konflik ini menyebabkan terbelahnya kekuatan di Kerajaan Majapahit menjadi dua kubu yang sama kuat. Buku ini juga menyinggung tentang pengungkapan jati diri dua penasehat Prabu Hayam Wuruk, Dang Hyang empu Samaranatha dan
Buku ini menceritakan konflik di Kerajaan Majapahit antara dua saudara, Raden Kertawijaya dan Raden Kertarajasa, yang berebut tahta setelah kematian Rani Suhita. Konflik ini menyebabkan terbelahnya kekuatan di Kerajaan Majapahit menjadi dua kubu yang sama kuat. Buku ini juga menyinggung tentang pengungkapan jati diri dua penasehat Prabu Hayam Wuruk, Dang Hyang empu Samaranatha dan
Suatu tahta akan meruntuhkan hubungan persaudaraan. Satu kalimat yang
menggambarkan dengan jelas tentang buku ini,. Buku ini meneruskan kisah dari buku yang sebelumnya yang berjudul Sabdo palon kisah nusantara yang disembunyikan, Sabda palon Roh nusantara dan orang - orang atas angin. Ketiga buku tersebut tulisan dari Damar shashangka (Anton M. Maharani). Buku yang berjudul Sabda Palon memiliki lima seri dan sabda palon geger Majapahit adalah seri yang ketiga. Total buku yang ditulisnya adalah 11 buku. Diusia yang masih tergolong muda,karya-karya beliau dijadikan salah satu sumber referensi mengenai sejarah dan ajaran - ajaran yang ada di nusantara khususnya di tanah jawa. Selain sebagai penulis yang terkenal beliau juga aktif dalam menerjemahkan dan mengulas naskah jawa kuno. Seri yang ke tiga dari sabda palon ini menceritakan sebuah sejarah yang singkat berdirinya kerajaan Majapahit. Mula berdirinya kerajaan ini berdirilah kerajaan Singasari pada tahun 1222 dengan raja yang bernama Ken Arok. Setelah kurang lebih 70 tahun kerajaan singasari berdiri,muncullah kerajaan baru pada tahun 1293 yang letaknya tidak terlalu jauh dari kerajaan singasari. Kerajaan tersebut adalah kerajaan Majapahit yang menggantikan kerajaan yang sebelumnya. Tahta kerajaan Majapahit yang pertama kali dipegang oleh kendali Prabu Narraya Sanggrama Wijaya. Garis keturunan sang Prabu akan menjadi tonggak utama dalampenobatan sebagai Raja Majapahit suatu saat nanti. Selama bergantinya kepemimpinan didalam tubuh majapahit,belum pernah ada pertumpahan darah antara dua saudara memperebutkan tahta raja Majapahit.Hal ini terbukti sampai raja yang ke enam yaitu Rani Suhita. Tapi setelah sepeninggalan Rani Suhita,tahta kerajaan mulai membara tentang perebutan kekuasaan tahta sang Raja Majapahit. Setelah Rani Suhita mangkat, raja Majapahit didalam kuasa Raden Kertawijaya. Beliau bisa menjadi raja karena Rani Suhita tidak mempunyai keturunan sehingga kekuasaan dilimpahkan kepada saudara tirinya yaitu Raden Kertawijaya. Sebelumnyanya raden Kertawijaya menjabat sebagai Bhre Tupamel Katelu. Tapi setelah dia naik tahta jabatan Bhre tumapel segera digantikan oleh saudara tiri Rani Suhita yang lain yang bernama Raden Kertarajasa yang sebelumnya menjabat sebagai Bhre Mataram Kapat. Biarpun mereka berdua masih terikat saudara, tapi ketidak akuran mereka berdua terlihat disetiap perbedaan pendapat. Hal ini pun menurun kepada putra-putranya yang selalu bertolak belakang pendapatnya sehingga menimbulkan adanya perperangan besar di kerajaan Tuban. Mereka yaitu Bhre Paguhan Katelu putra Raden Kertawijaya dan Raden Kerthabumi putra dari Raden Kertarajasa. Sehingga, didalam tubuh keraton Majapahit terdapat dua kubu dengan kekuatan yang besar yang kapan saja siap bertempur. Tumapel dan kroninya dibawah kepemimpinan Raden Kertarajasa dan Kerajaan Majapahit seutuhnya dipegang oleh Raden Kertawijaya. Padahal, Tumapel dan kroninya itu termasuk didalam kekuasaan Keraton Majapahit. Tapi,karena kepemimpinan dualisme yang beda kepentingan sehingga didalam kekuasaan Majapahit itu sendiri terbelah menjadi dua kubu yang sama kuat. Sebelum pertempuran besar antara dua saudara ini, ada pertumpahan darah lainnya yang mengiringi panasnya bumi Majapahit pada saat itu. Diantaranya peristiwa Keling Rusuh,Mataram Membara,Sengketa di tapal batas dan pertikaian - pertikaian yang lainnya. Melihat peristiwa yang lain, Tidak hanya memanasnya Keraton majapahit yang digegerkan oleh dua kekuatan besar di tubuh kerajaan yang tidak sepaham. Kerajaan Majapahit juga digegerkan mengenai keberadaan Dang Hyang empu Samaranatha (Sabda palon) dan Dang Hyang empu Panawasikan (Naya Genggong) yang mulai terungkap. Mereka berdua adalah penasehat Prabu Hayam Wuruk yang pada waktu lalu menghilang tanpa jejak dan tidak diketahui keberadaannya oleh siapapun. Keberadaannya mulai diketahui oleh Bhre kertabhumi yang mencurigai abdi setianya yang bernama Sabda Palon dan Naya Genggong pada saat Samadhi di ceruk pendharmaan, Tumapel. Didalam pemikirannya dia tidak bisa langsung memutuskan bahwa abdi setianya adalah dua penasehat Prabu hayam wuruk. Kegelisahannya membuat sebuah sinar cahaya yang datang menghampirinya waktu Samadhi yang mengingikan Raden Kertabhumi untuk melakukan tapa brata di gunung kawi,Dharma Bhadyut,Gunung Pawitra dan Gunung Lawu untuk mendapatkan jawaban mengenai kegelisahannya selama ini. Membahas yang tidak mengenai jati diri Dang Hyang empu Samaranatha dan Dang Hyang empu Panawasikan yang penuh dengan teka - teki .Selama menjalani hari yang penuh arti tentang kehidupan. Raden Kertabhumi selalu didampingi abdi setianya yaitu Sabda Palon maupun Naya genggong. Mereka berdua selalu menjadi penasehat setiap keputusan yang akan diambil oleh Raden Kertabhumi dan mereka berdua hubungannya sangat dekat dengan sang Raden. Bukti kedekatan mereka pada saat pupuh Semar Mawisik,Kategan Langga, Kategan Sukuh dan Cetta dan cerita lainnya. Gegernya Majapahit tidak hanya sampai disini,karena tidak hanya agama hindu dan budha di wilayah kerajaan Majapahit, sudah ada agama islam yang mulai tumbuh dan berkembang pesat. Ada banyak cerita - cerita tentang agama islam didalam Sabda palon geger majapahit ini yang mengiringi atau mengikuti keadaan Kerajaan majapahit pada waktu itu. Mayoritas memang beragama Hindu Budha,tapi keberagaman di kerajaan Majapahit tidak melarang ajaran islam berkembang di wilayah tersebut. Buku Sabda Palon geger majapahit mempunyai kelebihan atau keunggulan yaitu Alur ceritanya urut dan runtut sehingga dimudahkan dalam membaca, dan apabila membacanya hanya sebagian saja pasti akan penasaran dengan akhir kisahnya karena kisah sejarahnya tidak bisa ditebak dan harus dibaca sampai akhir. Serta buku ini menceritakan secara lengkap dan detail mengenai gegernya Majapahit sehingga bisa dijadikan penambahan pengetahuan dan referensi. Buku ini juga terdapat kekurangannya yaitu kurang adanya Glosarium mengenai arti dari bahasa jawa kuno yang ada dalam bacaan,memang penulis sudah memberikan beberapa arti di catatan kaki tapi masih banyak kata - kata dalam bahasa jawa kuno yang masih sulit untuk dicerna untuk dimengerti. Jadi,kesimpulan dari buku ini yaitu Buku ini memberikan pengetahuan dan informasi yang lebih dalam mengenai tokoh - tokoh, Konflik yang terjadi maupun mengenai keberagaman Agama didalam kerajaan Majapahit itu sendiri.