Anda di halaman 1dari 2

Nama = Angga Sasena

Nim = 201533094
Kelas = 2B

Suatu tahta akan meruntuhkan hubungan persaudaraan. Satu kalimat yang


menggambarkan dengan jelas tentang buku ini,. Buku ini meneruskan kisah dari buku
yang sebelumnya yang berjudul Sabdo palon kisah nusantara yang disembunyikan, Sabda
palon Roh nusantara dan orang - orang atas angin. Ketiga buku tersebut tulisan
dari Damar shashangka (Anton M. Maharani). Buku yang berjudul Sabda Palon memiliki
lima seri dan sabda palon geger Majapahit adalah seri yang ketiga. Total buku yang
ditulisnya adalah 11 buku. Diusia yang masih tergolong muda,karya-karya beliau
dijadikan salah satu sumber referensi mengenai sejarah dan ajaran - ajaran yang ada
di nusantara khususnya di tanah jawa. Selain sebagai penulis yang terkenal beliau
juga aktif dalam menerjemahkan dan mengulas naskah jawa kuno.
Seri yang ke tiga dari sabda palon ini menceritakan sebuah sejarah yang
singkat berdirinya kerajaan Majapahit. Mula berdirinya kerajaan ini berdirilah
kerajaan Singasari pada tahun 1222 dengan raja yang bernama Ken Arok. Setelah
kurang lebih 70 tahun kerajaan singasari berdiri,muncullah kerajaan baru pada tahun
1293 yang letaknya tidak terlalu jauh dari kerajaan singasari. Kerajaan tersebut
adalah kerajaan Majapahit yang menggantikan kerajaan yang sebelumnya. Tahta
kerajaan Majapahit yang pertama kali dipegang oleh kendali Prabu Narraya Sanggrama
Wijaya.
Garis keturunan sang Prabu akan menjadi tonggak utama dalampenobatan sebagai
Raja Majapahit suatu saat nanti. Selama bergantinya kepemimpinan didalam tubuh
majapahit,belum pernah ada pertumpahan darah antara dua saudara memperebutkan tahta
raja Majapahit.Hal ini terbukti sampai raja yang ke enam yaitu Rani Suhita. Tapi
setelah sepeninggalan Rani Suhita,tahta kerajaan mulai membara tentang perebutan
kekuasaan tahta sang Raja Majapahit. Setelah Rani Suhita mangkat, raja Majapahit
didalam kuasa Raden Kertawijaya. Beliau bisa menjadi raja karena Rani Suhita tidak
mempunyai keturunan sehingga kekuasaan dilimpahkan kepada saudara tirinya yaitu
Raden Kertawijaya. Sebelumnyanya raden Kertawijaya menjabat sebagai Bhre Tupamel
Katelu. Tapi setelah dia naik tahta jabatan Bhre tumapel segera digantikan oleh
saudara tiri Rani Suhita yang lain yang bernama Raden Kertarajasa yang sebelumnya
menjabat sebagai Bhre Mataram Kapat. Biarpun mereka berdua masih terikat saudara,
tapi ketidak akuran mereka berdua terlihat disetiap perbedaan pendapat. Hal ini pun
menurun kepada putra-putranya yang selalu bertolak belakang pendapatnya sehingga
menimbulkan adanya perperangan besar di kerajaan Tuban. Mereka yaitu Bhre Paguhan
Katelu putra Raden Kertawijaya dan Raden Kerthabumi putra dari Raden Kertarajasa.
Sehingga, didalam tubuh keraton Majapahit terdapat dua kubu dengan kekuatan yang
besar yang kapan saja siap bertempur. Tumapel dan kroninya dibawah kepemimpinan
Raden Kertarajasa dan Kerajaan Majapahit seutuhnya dipegang oleh Raden Kertawijaya.
Padahal, Tumapel dan kroninya itu termasuk didalam kekuasaan Keraton Majapahit.
Tapi,karena kepemimpinan dualisme yang beda kepentingan sehingga didalam kekuasaan
Majapahit itu sendiri terbelah menjadi dua kubu yang sama kuat. Sebelum pertempuran
besar antara dua saudara ini, ada pertumpahan darah lainnya yang mengiringi
panasnya bumi Majapahit pada saat itu. Diantaranya peristiwa Keling Rusuh,Mataram
Membara,Sengketa di tapal batas dan pertikaian - pertikaian yang lainnya.
Melihat peristiwa yang lain, Tidak hanya memanasnya Keraton majapahit yang
digegerkan oleh dua kekuatan besar di tubuh kerajaan yang tidak sepaham. Kerajaan
Majapahit juga digegerkan mengenai keberadaan Dang Hyang empu Samaranatha (Sabda
palon) dan Dang Hyang empu Panawasikan (Naya Genggong) yang mulai terungkap. Mereka
berdua adalah penasehat Prabu Hayam Wuruk yang pada waktu lalu menghilang tanpa
jejak dan tidak diketahui keberadaannya oleh siapapun. Keberadaannya mulai
diketahui oleh Bhre kertabhumi yang mencurigai abdi setianya yang bernama Sabda
Palon dan Naya Genggong pada saat Samadhi di ceruk pendharmaan, Tumapel. Didalam
pemikirannya dia tidak bisa langsung memutuskan bahwa abdi setianya adalah dua
penasehat Prabu hayam wuruk. Kegelisahannya membuat sebuah sinar cahaya yang datang
menghampirinya waktu Samadhi yang mengingikan Raden Kertabhumi untuk melakukan tapa
brata di gunung kawi,Dharma Bhadyut,Gunung Pawitra dan Gunung Lawu untuk
mendapatkan jawaban mengenai kegelisahannya selama ini.
Membahas yang tidak mengenai jati diri Dang Hyang empu Samaranatha dan Dang
Hyang empu Panawasikan yang penuh dengan teka - teki .Selama menjalani hari yang
penuh arti tentang kehidupan. Raden Kertabhumi selalu didampingi abdi setianya
yaitu Sabda Palon maupun Naya genggong. Mereka berdua selalu menjadi penasehat
setiap keputusan yang akan diambil oleh Raden Kertabhumi dan mereka berdua
hubungannya sangat dekat dengan sang Raden. Bukti kedekatan mereka pada saat pupuh
Semar Mawisik,Kategan Langga, Kategan Sukuh dan Cetta dan cerita lainnya.
Gegernya Majapahit tidak hanya sampai disini,karena tidak hanya agama hindu
dan budha di wilayah kerajaan Majapahit, sudah ada agama islam yang mulai tumbuh
dan berkembang pesat. Ada banyak cerita - cerita tentang agama islam didalam Sabda
palon geger majapahit ini yang mengiringi atau mengikuti keadaan Kerajaan majapahit
pada waktu itu. Mayoritas memang beragama Hindu Budha,tapi keberagaman di kerajaan
Majapahit tidak melarang ajaran islam berkembang di wilayah tersebut.
Buku Sabda Palon geger majapahit mempunyai kelebihan atau keunggulan yaitu
Alur ceritanya urut dan runtut sehingga dimudahkan dalam membaca, dan apabila
membacanya hanya sebagian saja pasti akan penasaran dengan akhir kisahnya karena
kisah sejarahnya tidak bisa ditebak dan harus dibaca sampai akhir. Serta buku ini
menceritakan secara lengkap dan detail mengenai gegernya Majapahit sehingga bisa
dijadikan penambahan pengetahuan dan referensi.
Buku ini juga terdapat kekurangannya yaitu kurang adanya Glosarium mengenai
arti dari bahasa jawa kuno yang ada dalam bacaan,memang penulis sudah memberikan
beberapa arti di catatan kaki tapi masih banyak kata - kata dalam bahasa jawa kuno
yang masih sulit untuk dicerna untuk dimengerti.
Jadi,kesimpulan dari buku ini yaitu Buku ini memberikan pengetahuan dan
informasi yang lebih dalam mengenai tokoh - tokoh, Konflik yang terjadi maupun
mengenai keberagaman Agama didalam kerajaan Majapahit itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai