Boiler Water Treatment Program

BOILER WATER TREATMENT 8/3/2010
ALEXSANDER KELIK
PT POLYCHEM INDONESIA TBK
Tuesday, August 03, 2010
DEFINISI
y Boiler
y Digunakan untuk memanaskan air dan membangkitkan
(generate) steam (saturated steam/superheated steam)
y Saturated steam
y Steam pada titik didih, contoh steam dari pada D‐110, D‐112,
E‐621
y Superheated steam
y Steam pada temperature di atas titik didih, contoh steam dari
CFB dan Boiler B‐860
PT POLYCHEM INDONESIA TBK 1
WATER / AIR
Water (Air) adalah pelarut universal
Water (Air) –
Air adalah penghantar listrik yang jelek
Dengan penambahan ion terlarut, air menjadi penghantar
listrik (conductor) yang lebih baik
Ketika konduktivitas meningkat, kemampuan korosi dan
p
pembentukan kerak (scale) meningkat g
SIFAT KIMIA DASAR AIR
UDARA
MINERAL EARTH
Oxygen
Calcium Carbon Clay
Magnesium Monoxide Silt
Sodium Carbon Dioxide Sand
Iron
Sifat‐sifat kimia air yang penting
y gp g meliputi:
p
¾ Conductivity / konduktivitas
¾ Hardness (Ca + Mg) / kesadahan
¾ Alkalinity (HCO3 & CO3)
¾ PH
¾ TSS (Total Suspended Solid) ‐ silts, clay, sand
¾ TDS (Total Dissolved Solid) ‐ magnesium, calcium, iron,
silica
¾ Dissolved gases – oxygen, carbon dioxide/monoxide,
ammonia
KONDUKTIVITAS
y Adalah ukuran banyaknya Total Dissolved Solids (padatan
terlarut) dalam air. Dibaca dengan Micromhos (umhos)
atau uS/cm
Distilat air murni Distilat air mengandung garam
HARDNESS / KESADAHAN
y Adalah sejumlah ion calcium dan magnesium yang terlarut
dalam air.
y Kalsium dan magnesium adalah komponen yang membuat
make‐up water menjadi sadah (susah dicuci). Material‐matterial
hardness bereaksi dengan sabun sehingga membutuhkna lebih
banyak sabun untuk melakuknan pencucian..
y HARDNESS = CALCIUM & MAGNESIUM
HARDNESS CALCIUM & MAGNESIUM
y Kesadahan air harus dimonitor karena material dalam larutan
akan membentuk deposit yang keras, terutama pada heat
exchanger (alat pemanas).
HARDNESS / KESADAHAN
y Dengan kenaikan
k k pH,
kelarutan kalsium dan
magnesium lebih rendah
y Kalsium akan mengendap

sebagai kalsium
karbonate, dan
magnesium mengendap
g magnesium
sebagai g
hodroksida. Penghilangan
kalsium maksimal pada
pH 9.2, sementara
magnesium optimal pada
pH 10.2.
ALKALINITY
y Ion Karbonat
b atau Bikarbonate
k b b menyebabkan
bisa b bk permasalahan
l h scaling
l
y PH : 1 ‐ 4.3 (FMA & CO2)
y PH : 4.4 – 8.2 (CO2 + HCO3)
y PH : 8.3 – 10.2 (HCO3 + CO3)
y PH : 10.3 – 14 (CO3)
y Alkalinity adalah salah satu komponen kritis pada air. Jika alkalinity terlalu

gg ,
tinggi, terbentuk scaling. Bila
g terlalu rendah, korosi
, lebih dominan.
y Dua bentuk alkalinity yang penting pada sistem cooling water adalah

alkalinity karbonat dan bikarbonat. Pada kondisi tertentu, kalsium dan
karbonat bisa bereaksi membentuk kalsium karbonat, yang disebut juga
“lime deposit”.
pH SCALE
y pH terukur
k sebagai
b jumlah
l h ion hidrogen
hd ynag terlarut
l d l
dalam air. Ketika
k
jumlah ino hidrogen naik, pH turun dan air menjadi asam, dan sebaliknya.
pH diukur pada skala 0‐14.
y pH 7 adalah netral. pH kurang dari 7 adalah asam dan diatas 7 adalah basa.

pH 7 tidak berarti air murni, dengan pengertian pada pH 7 ada
kesetimbangan antara jumlah ion hodrogen (H+) dan ion hidrokisda (OH‐).
y Pada pH yang lebih tinggi, potensi

tinggi potensi yang lebih besar adalah pembentukan
scale/kerak. Sementara pada pH rendah, potensi korosi lebih besar.
Konsentrasi ion hidrogen bertambah
ASAM BASA
| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 |
pH
PERMASALAHAN BOILER DAN
PENYEBAB
Tipe Permasalahan Penyebab
Scale / kerak
l k k 1. Menurunkank efisiensi
f b l
boiler 1. l h d lk d d l
Lolosnya hardness/silika dari demineralizer
dengan adanya scale/kerak unit
silika dan hardness 2. Pengontrolan kualitas boiler feed water (BFW)
2. Evaporasi/penguapan yang buruk
mendadak karena scale berat 3. Treatmen kimiawi yang buruk
Korosi 1. Korosi pada pipa BFW, pipa 1. Deaerasi yang kurang mencukupi pada BFW

kondensat dsb karena adanya 2. Penurunan pH BFW atau pH kondensat
oksigen atau CO2 terlarut 3. Kontaminasi iron pada BFW dari jalur
2. Korosi pada tube dibagian kondensat
Tuesday, August 03, 2010 bawah endapan metal oksid 4. Oksigen masuk pada boiler pada saat shut
down
PENYEBAB
y Scaling / Kerak
y Konsentrasi padatan terlarut (dissolved solid) pada zona
heating lebih tinggi dari pada bagian lain, sehingga terbentuk
lapisan film (concentrated film) yang kemudian menjadi
scale
PENYEBAB
y Scaling / Kerak
y Konduktivitas thermal pada scale/kerak rendah, sehingga
menurunkan efisiensi boiler
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi pada jalur BFW
Fe → Fe 2+ + 2e −
H 2O + 1 O2 + 2e − → 2OH −
2
Fe 2+ + 2OH − → Fe(OH ) 2
4 Fe(OH ) 2 + O2 + 2 H 2O → 4 Fe(OH ) 3
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi pada Boiler
y Korosi karena adanya oksigen terlarut
F 2+ + 2e −
F → Fe
Fe
H 2O + 1 O2 + 2e − → 2OH −
2
Fe + 2OH − → Fe(OH ) 2
2+
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi karena adanya pengendapan hasil korosi
4 Fe(OH ) 2 + O2 + 2 H 2O → 4 Fe(OH ) 3
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi karena konsentrasi larutan alkali
y Boiler water terkonsentrasi pada heating zone membentuk
“concentrated zone”, seperti NaOH
y Konsentrasi NaOH yang tinggi memicu korosi terhadap metal
Fe + 2 NaOH → Na2 FeO2 + H 2

3 Na2 FeO2 + 4 H 2O → 6 NaOH + Fe3O4 + H 2
3 Na2 FeO2 + 3H 2O + 1 O2 → 6 NaOH + Fe3O4
2
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi karena impurities pada feed water
y Ketika produk korosi pada jalur feed water masuk ke boiler,
terbentuk deposit pada boiler dan menyebabkan “under deposit
corrosion” dan “alkaline corrosion”
y Feed water yang mengandung MgCl2 (terutama yang menggunakan
raw water dari air laut, menyebabkan korosi pada material carbon
steel
MgCl2 + 2 H 2O → Mg (OH ) 2 + 2 HCl
Fe + 2 HCl → FeCl2 + H 2
Mg (OH ) 2 + FeCl2 → MgCl2 + Fe(OH ) 2
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi pada jalur kondensat
y Bikarbonat dan karbonat mengalami dekomposisi thermal menjadi
CO2 −
2 HCO3 → CO32− + CO2 + H 2O
CO32− + H 2O → 2OH − + CO2
y Gas CO2 mengalir bersama steam, kemudian larut dalam kondensat
Gas CO2 mengalir bersama steam kemudian larut dalam kondensat
menjadi asam karbonik (H2CO3)
CO2 + H 2O ↔ H 2CO3
H 2CO3 ↔ H + + HCO3−
H CO3− ↔ H + + CO3−
PENYEBAB
y Korosi
y Korosi pada jalur kondensat
y Asam karbonik bereaksi dengan carbon steel dan terjadi korosi
Fe + H 2CO3 ↔ H 2 + Fe(HCO3 ) 2
y Korosi selanjutnya dipicu oleh produk hasil korosi dengan oksigen
Fe( HCO3 ) 2 + 1 2 O2 → Fe2O3 + 4CO2 + 2 H 2O
PENYEBAB
y Carry Over
y Carry over silika dan salt
y Lolosnya silika/salt pada boiler water bersama steam
y Konsentrasi silika dijaga kurang dari 20 ppm (0.02 mg/liter)
y Carry over silika menyebabkan scaling pada heat exchanger
(reboiler, heater, dsb)
BOILER FEED WATER TREATMENT
y Deaerasi
y Untuk menghilangkan gas terlarut yang korosif (oksigen dan
karbon dioksida)
y Kelarutan gas terlarut akan rendah pada titik didih air
y Dilakukan pemanasan dengan steam untuk membuang
oksigen dan karbon dioksida terlarut
y Performa deaerator rendah p pada saat start‐up, sehingga
p, gg
dibutuhkan oxygen scavenger
y Temperatur feed water naik sehingga CO2 dan O2 terlicuti
dari feed water
y CO2 and O2 dibuang melalui venting deaerator
y Deaerasi
y DEAERATOR
y Deaerasi
y Kelarutan oksigen dalam air murni
y Chemical treatment, ditujukan
, j untuk
y Material‐material yang menyebabkan terjadinya scale diubah
menjadi fine sludge, sehingga mudah dibuang melewati
blowdown
y pH boiler water dijaga pada range tertentu untuk mencegah
korosi dan menjaga silika tetap terlarut dalam air
y Oksigen terlarut dibuang dari feed water dan boiler water
untuk
k mencegah h korosi
k i
y pH condensate terjaga pada reange tertentu untuk mencegah
korosi karena oksigen dan karbon dioksida
y Mencegah permasalahan carry over
Jenis Fungsi Bahan Kimia
alkalinity dan pH control kontrol pH dan alkalinity BFW dan sodium hidroksida
boiler water untuk mencegah korosi dan
sodium karbonat
scale
sodium fosfat
sodium poliphosphat
asam phosphoric
scale inhibitor kontrol scale dengan mengubah sodium hidroksida
komponen hardness dalam boiler water sodium fosfat
menjadi
j di endapan
d yang tidak
tid k larut
l t untuk
t k sodium
di poliphosphat
li h h
dibuang bersama blowndown
potasium phosphat
sludge dispersant memecah padatan yang terikut dalam polimer sintetic
boiler water sehingga mudah dibuang tannin
bersama blowdown untuk mencegah sodium lignin sulfonat
scale
starch
Jenis Fungsi Bahan Kimia
oksigen
ki scavenger menghilangkan
hil k oksigen
ki terlarut
l d l
dalam sodium
di sulfit
lfi
feed water (BFW) dan boiler water hydrazine
untuk mencegah korosi saccharide
tannin
amines
polyphenol
antifoam mencegah terjadinya foaming sehingga surfactant
mencegah terjadinya carry over
corrosion inhibitor kontrol pH pada kondensat dan ammonia

membentuk lapisan film untuk mecegah morpholine
korosi cyclohexamine
alkylamine
hydroxylamine
y Oxynon A
Oxynon A‐701
701
y Sebagai oksigen scavenger
y Hydrazine based (40%)
y Injection dengan G‐935A/B ke Deaerator D‐920
y Injection rate
y Start up : 85 ppm Vs holding volumn (HV)
y Maintenance : 0.3 ppm Vs BFW flow rate
O2 + N 2 H 4 → N 2 + 2 H 2O
y Oxynon M
Oxynon M‐601601
y Sebagai corrosion inhibitor pada kondensat
y Monoethanolamine
y Injection dengan G‐937A/B ke suction G‐920A/B
y Injection rate
y Kalgen 351
y Sebagai scale inhibitor dan pH adjuster pada BFW dan boiler
water
y Sodium Phosphat salt
y Injection dengan G‐936A/B ke D‐110, D‐112, B‐860
y Injection rate
y Maintenance : 0.4 ppm Vs BFW flow rate (ke D‐110 dan D‐112)
0.4 ppm Vs BFW flow rate (ke Boiler B‐860)
y Kurin Power 932
y Sebagai iron dan sludge dispersion pada boiler water
y Synthetic polymer based
y Injection rate
BOILER WATER CONTROL
y Kurin Power 932
y Sebagai iron dan sludge dispersion pada boiler water
y based
y Injection rate
BOILER FEED & BOILER WATER
STANDARD JIS B‐8223‐1999
Max operating
Kgf/cm²
Kgf/cm 10 ‐ 20
10 ‐ 20 ‐ 30
20 ‐ 30 ‐ 50
30 ‐ 50 ‐ 70
50 ‐
pressure
Kind of water Demineralized Water
Feed Water
pH @25 °C 8.0 ‐ 9.5 8.0 ‐ 9.5 8.0 ‐ 9.5 8.0 ‐ 9.5
mg/l
Hardness not detected not detected not detected not detected
CaCO₃
keep posibly keep posibly keep posibly keep posibly
Oil & fats mg/l
low low low low
Dissolved oxygen mg/l O <0.5 <0.1 <0.03 <0.007
Iron mg/l Fe <0.1 <0.1 <0.1 <0.05
Copper mg/l Cu ‐ <0.05 <0.03
Hydrazine mg/l N₂H₄ ‐ >0.2 >0.06 <0.01
Electrical conductivity μS/cm ‐
BOILER FEED & BOILER WATER
STANDARD JIS B‐8223‐1999
Max operating
Kgf/cm²
Kgf/cm 10 ‐ 20
10 ‐ 20 ‐ 30
20 ‐ 30 ‐ 50
30 ‐ 50 ‐ 70
50 ‐
pressure
Boiler Water
Treatment methode Coordinated phosphate
pH @25 °C 10 ‐ 20 20 ‐ 30 30 ‐ 50 50 ‐ 70
M‐alkalinity mg/l CaCO₃ <130 <100 ‐ ‐
P‐alkalinity mg/l CaCO₃ <100 <80 ‐ ‐
electrical conductivity μS/cm <1200 <800 <600 <500

Chloride mg/l Cl⁻ <150 <100 <80 <50
Phosphat ion mg/l PO₄³‐ 10.0 ‐ 30.0 5.0 ‐ 15.0 5.0 ‐ 15.0 3.0 ‐ 10.0
hydrazine mg/l N₂H₄ 0.1 ‐ 0.5 ‐ ‐ ‐
Silica mg/l SiO₂ <50 <50 <20 <5
SUMBER DATA
y Kurita Handbook
y Saudi Kayan Boiler Operating Training
y Boiler Water System Basic Knowledge (PT Kurita
Indonesia)
y Terima Kasih

Boiler Water Treatment Program

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Boiler Water Treatment Program

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BOILER WATER TREATMENT 8/3/2010

Distilat air murni Distilat air mengandung garam

y Kalsium akan mengendap

y Alkalinity adalah salah satu komponen kritis pada air. Jika alkalinity terlalu

y Dua bentuk alkalinity yang penting pada sistem cooling water adalah

y pH 7 adalah netral. pH kurang dari 7 adalah asam dan diatas 7 adalah basa.

y Pada pH yang lebih tinggi, potensi

Korosi 1. Korosi pada pipa BFW, pipa 1. Deaerasi yang kurang mencukupi pada BFW

Fe + 2 NaOH → Na2 FeO2 + H 2

Fe( HCO3 ) 2 + 1 2 O2 → Fe2O3 + 4CO2 + 2 H 2O

corrosion inhibitor kontrol pH pada kondensat dan ammonia

P‐alkalinity mg/l CaCO₃ <100 <80 ‐ ‐

electrical conductivity μS/cm <1200 <800 <600 <500

Anda mungkin juga menyukai