Anda di halaman 1dari 26

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

ATAS
KEGIATAN PENYEWAAN KENDARAAN DINAS
DAN OPERASIONAL
PADA
SEPULUH ANAK PERUSAHAAN PT KRAKATAU STEEL
DI
CILEGON

Semester II Tahun Anggaran 2005

I. Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
a. Menilai apakah pelaksanaan pengadaan jasa sewa kendaraan dinas dan operasional
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengetahui dan menilai kewajaran biaya sewa kendaraan dinas dan operasional.

2. Sasaran Pemeriksaan
Kendaraan penyewaan kendaraan dinas dan operasional.

3. Metodologi Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh terhadap informasi atas kegiatan penyewaan
kendaraan (mobil) dinas yang dilaksanakan di sepuluh anak perusahaan PT KS.

4. Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan dilaksanakan dari tanggal 14 September 2005 sampai dengan 5 Oktober 2005.

5. Obyek Pemeriksaan
a. Sejarah, tujuan dan kegiatan usaha.
PT Krakatau Steel/PT KS (Perusahaan) didirikan tanggal 27 Oktober 1971
berdasarkan Akta No. 34 dari Notaris Ton Thong Kie. Perusahaan didirikan untuk
mengambil alih proyek pabrik baja Trikora yang berlokasi di Cilegon. Kantor pusat
Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri No. 5, Cilegon.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan.
Perubahan terakhir sesuai akta notaris Lenny Janis Ishak, SH, No. 7 tanggal
4 Nopember 2002, mengenai perubahan anggaran dasar perusahaan tentang perubahan
kepemilikan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25
Pebruari 2003.
Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program Pemerintah dalam bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan diantaranya :
- Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas,
baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat.
- Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, distribusi dan
keagenan baik dalam maupun luar negeri.
- Di bidang pemberian jasa seperti jasa desain dan rancang bangun, pemeliharaan
mesin, konsultasi teknis maupun penyediaan prasarana dan segala fasilitas yang
menunjang kegiatan usaha Perusahaan.

1
b. Anak Perusahaan
Dalam pelaksanaan kegiatannya, PT KS didukung oleh sepuluh anak perusahaan,
yaitu PT Krakatau Daya Listrik (KDL) bergerak di bidang distributor dan penghasil
listrik, PT Krakatau Wajatama (KW) bergerak di bidang manufaktur baja tulangan, PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) bergerak di bidang properti dan industri
perumahan, PT Krakatau Engineering (KE) bergerak di bidang rekayasa dan rancang
bangun, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) bergerak di bidang jasa pengelolaan
pelabuhan, PT Krakatau Tirta Industri (KTI) bergerak di bidang distributor dan
pengolahan air, PT Krakatau Medika (KM) bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan, PT Krakatau Information Technology (KITech) bergerak di bidang
pemasok teknologi komputer, PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa) bergerak di bidang
manufaktur baja berlapis timah dan PT KHI Pipe Industries (KHIP) bergerak di bidang
manufaktur pipa baja.
Prosentase kepemilikan PT KS atas Sepuluh Anak Perusahaan tersebut pada
umumnya sebesar 99,99%, kecuali kepemilikan atas PT KM sebesar 52,26%, PT
Latinusa sebesar 93,87% dan PT KHI sebesar 93,20%.
Rincian biaya sewa kendaraan operasional dan dinas anak perusahaan PT
Krakatau Steel untul tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Anak Perusahaan Unit Biaya Sewa / Unit / Bulan Total

1. KBS
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 2 11.500.000 276.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 421.800.000
2. KDL
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 9 11.216.667 403.800.012
Kadiv -8 5.229.167 502.000.000
Utility -16 4.281.250 822.000.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.873.600.012
3. KE
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 3 12.000.000 432.000.000
Kadiv 10 4.200.000 50.400.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.081.800.000.
4. KHIP
Direktur Utama - - --
Direksi 3 9.500.000 342.000.000
Kadiv - - -
Utility 4 4.775.000 229.200.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 571.200.000

2
5. KIEC
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 4 9.501.500 456.072.000
Kadiv 14 4.966.000 834.288.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.436.160.000
6. KITech
Direktur Utama - - -
Direksi 3 10.585.000 381.060.000
Kadiv - - --
Utility - - --
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 381.060.000
7. KM
Direktur Utama - - -
Direksi 2 10.070.000 241.680.000
Kadiv - - -
Utility 4 4.350.000 208.800.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 450.480.000
8. KTI
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 2 11.500.000 276.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 421.800.000
9. KWT
Direktur Utama - - -
Direksi 4 12.000.000 576.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 576.000.000
10. Latinusa
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 3 12.000.000 432.000.000
Kadiv 18 4.994.444 1.078..800.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.656.600.000

Perusahaan mengambil kebijakan untuk menyewa kendaraan operasional disebabkan


akan lebih memfokuskan pada kegiatan pokok perusahaan. Selain itu, perusahaan tidak
mau direpotkan dengan kegiatan operasional mobil, antara lain tentang pemeliharaan
maupun pengemudi.

II. Temuan Pemeriksaan

BPK RI telah melakukan pemeriksaan terhadap tarif/harga sewa kendaraan dinas dan
operasional pada sepuluh anak perusahaan PT KS dengan hasil sebagai berikut :

3
1. Prosedur pengadaan sewa kendaraan belum sesuai ketentuan.
Pengadaan sewa kendaraan dari Sepuluh Anak Perusahaan PT KS dilaksanakan
secara penunjukan langsung maupun pemilihan langsung. Hal ini belum sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Prosedur Pengadaan (PBR-02) PT KS tanggal 23 April 2003
yang seharusnya melalui pelelangan umum. Selain itu, tidak ada analisa harga yang dibuat
sendiri sebagai pembanding, sehingga kewajaran harga yang ditetapkan tidak dapat
diyakini.

2. Perjanjian sewa kendaraan belum memperhatikan kebijakan akuntansi dan


ketentuan hak opsi.
Dasar perjanjian sewa kendaraan antara 10 anak perusahaan PT KS dengan pihak
rekanan adalah sewa murni, sedangkan dasar pengenaan sewa kendaraan yang digunakan
untuk menentukan tariff sewa kendaraan melebihi 90% dari harga kendaraan. Hal tersebut
menyulitkan pelaksanaan akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang
menyebutkan, bahwa apabila dasar pengenaan sewa sama atau lebih besar 90% dari harga
perolehan kendaraan merupakan sewa dengan hak opsi (capital lease). Hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya overstated pada biaya.

3. Harga sewa kendaraan dinas Direksi dan Dirut jenis Honda New Accord 2004 di
anak perusahaan PT KS lebih tinggi dengan sewa kendaraan yang sama pada PT
KHIP.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa perhitungan harga/tarif sewa
kendaraan dinas Direksi merk Honda New Accord tahun 2004 dan kendaraan dinas
Direktur Utama merk Toyota Camry tahun 2004 pada PT KHIP yang berasal dari
KOPKAR dan PT PSB, ternyata paling rendah dibandingkan dengan harga sewa kendaraan
sejenis pada anak-nak perusahaan PT KS lainnya. Selisih tarif/harga sewa antara
perhitungan sewa PT KHIP dengan anak-anak perusahaan PT KS selama 60 bulan adalah
sebagai berikut:
a. Kendaraan dinas Direksi.
Sewa kendaraan dinas untuk operasional enam direksi lebih mahal sebesar Rp1341,74
juta, yaitu untuk PT Krakatay Bandar Samudera sebesar Rp179,51 juta, PT Krakatau
Tirta Industri sebesar Rp179,51 juta, PT Krakatay Daya Listrik sebesar Rp179,50 juta,
PT Krakatau Engineering sebesar Rp240,97 juta, PT Krakatay Wajatama sebesar
Rp321,28 juta dan PT Latinusa sebesar Rp240,97 juta.
b. Kendaraan dinas Dirut.
Sewa kendaraan dinas untuk operasional direksut utama lebih mahal sebesar Rp447,45
juta, yaitu untuk PT Krakatau Bandar Samudera sebesar Rp89,49 juta, PT Krakatau
Tirta Industri sebesar Rp89,49 juta, PT Krakatau Daya Listrik sebesar Rp89,49 juta,
PT Krakatau Industrial Estate sebesar Rp89,49 juta dan PT Latinusa sebesar Rp89,49
juta.
Dari data diatas diketahui adanya potensi ketidakhematan dalam pembayaran tarif sewa
kendaraan dinas Direksi dan Dirut pada Anak Perusahaan PT KS, kecuali PT KHIP sebesar
Rp1.789,19 juta (Rp1.341,74 juta + Rp447,45 juta).
Hal tersebut di atas mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan di lingkungan PT
KS dan anak perusahaan belum sepenuhnya dilakukan secara efisien.

4
Hal tersebut disebabkan Tim/Panitia pengadaan sewa kendaraan di masing-masing
perusahaan di atas tidak memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah
ditetapkan dan tidak berusaha membuat analisa untuk menentukan sistem sewa yang paling
menguntungkan perusahaan.
Atas permasalahan-permasalahan yang ditemukan tersebut, Manajemen PT KS dan
Anak Perusahaan telah memberikan masing-masing tanggapannya yang secara umum
,emyatakan bahwa mereka akan melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa
kendaraan dengan pihak Rekanan.
BPK-RI menyarankan agar Manajemen PT KS dan Anak Perusahaan segera meninjau
kembali harga sewa kendaraan dengan pihsak vendor untuk penurunan tarif sewa kendaraan
dinas Dirut dan Direksi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUPLIK INDONESIA

Penanggung Jawab Audit,

Drs. Bambang Widjajanto


NIP 240000649

5
HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KEGIATAN PENYEWAAAN KENDARAAN DINAS
DAN OPERASIONAL
PADA
SEPULUH ANAK PERUSAHAAN PT KRAKATAU STEEL
DI
CILEGON

Semester II Tahun 2005

I. Gambaran Umum

1. Tujuan Pemeriksaan
a. Menilai apakah pelaksanaan pengadaan jasa sewa kendaraan dinas dan operasional telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengetahui dan menilai kewajaran biaya sewa kendaraan dinas dan operasional.

2. Sasaran Pemeriksaan
Kegiatan Penyewaan kendaraan dinas dan operasional.

3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh kegiatan penyewaan kendaraan dinas dan
operasional yang dilaksanakan di sepuluh anak perusahaan PT Krakatau Steel.

4. Jangka Waktu Pemeriksaan


Audit dilaksanakan dari tanggal 14 September 2005 sampai dengan 5 Oktober 2005.

5. Objek Pemeriksaan

a. Sejarah pendirian, tujuan dan kegiatan usaha


PT KS (Perusahaan) didirikan tanggal 27 Oktober 1971 berdasarkan Akta No.
34 dari Notaris Ton Thong Kie. Perusahaan didirikan untuk mengambil alih proyek
pabrik baja Trikora yang berlokasi di Cilegon. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan
di Jalan Industri No. 5, Cilegon.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan.
Perubahan terakhir sesuai akta notaris Lenny Janis Ishak, SH, No. 7 tanggal
4 Nopember 2002, mengenai perubahan anggaran dasar perusahaan tentang perubahan
kepemilikan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25
Pebruari 2003.
Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program Pemerintah dalam bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan diantaranya :
- Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas,
baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat.
- Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, distribusi dan keagenan
baik dalam maupun luar negeri.

5
- Di bidang pemberian jasa seperti jasa desain dan rancang bangun, pemeliharaan
mesin, konsultasi teknis maupun penyediaan prasarana dan segala fasilitas yang
menunjang kegiatan usaha Perusahaan.

b. Anak Perusahaan

Pada tahun 2004, 2003 dan 2002 PT KS memiliki 10 (sepuluh) Anak Perusahaan,
sebagai berikut :

No. Anak Perusahaan Kegiatan Pokok Kedudukan & th. Persentase Pemilikan Jumlah Aktiva
mulai beroperasi (%) (dlm juta Rp)
scr. komersial 2004 2003 2002 2004 2003 2002
1 PT Krakatau Daya Listrik Distributor dan Cilegon, 1996 99,99 99,99 99,99 473.582 433.257 444.115
(KDL) penghasil listrik
2 PT Krakatau Wajatama Manufaktur baja Cilegon, 1992 99,99 99,99 99,99 537.283 356.187 321.777
(KWT) tulangan
3 PT Krakatau Industrial Properti dan Cilegon, 1992 99,99 99,99 99,99 249.588 269.977 263.605
Estate Cilegon (KIEC) industri perumahan
4 PT Krakatau Engineering Rekayasa dan Cilegon, 1988 99,99 99,99 99,99 70.969 71.921 81.264
(KE) rancang bangun
5 PT Krakatau Bandar Jasa pengelolaan Cilegon, 1996 99,99 99,99 99,99 123.066 117.097 113.270
Samudera (KBS) pelabuhan
6 PT Krakatau Tirta Industri Distributor dan Cilegon, 1996 99,99 99,99 99,99 107.995 90.887 79.788
(KTI) pengolahan air
7 PT Krakatau Medika Jasa pelayanan Cilegon, 1996 52,26 99,99 99,99 68.100 48.028 38.773
(KM) kesehatan
8 PT Krakatau Information Pemasok teknologi Cilegon, 1993 99,99 99,99 99,99 32.701 31.569 36.685
Technology (KITech) komputer
9 PT Pelat Timah Nusantara Manufaktur baja Cilegon, 1986 93,87 93,87 93,87 334.079 292.578 286.671
(Latinusa) berlapis timah
10 PT KHI Pipe Industries Manufaktur pipa Cilegon, 1972 93,2 93,2 93,2 266.788 187.703 274.318
(KHIP) Baja

c. Struktur organisasi dan Susunan Direksi

Susunan Dewan Komisaris PT KS ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN


No. KEP-275/MBU/2003 tanggal 15 September 2003 dan No.-43/MBU/2004 tanggal
20 April 2004 sebagai berikut:
- Amir Sambodo : Komisaris Utama
- Dody Syaripudin : Komisaris
- Ngapuli Irmea Sinisuka : Komisaris
- Tb. Ronny Rahman Nitibaskara : Komisaris
- Boni Siahaan : Komisaris

Susunan Direksi PT Krakatau Steel ditetapkan berdasarkan SK.Menteri Negara


Pendayagunaan BUMN No. 270/MBU/2003 tanggal 7 Agustus 2003 adalah sebagai
berikut:
- Ir. Daenulhay, MM : Direktur Utama
- Ir. Brahmono : Direktur Produksi
- Ir. Kemal Masduki, MM : Direktur Pemasaran
- Ir. Fazwar Bujang : Direktur Keuangan
- Ir. Satya Graha Somantri, MM : Direktur Perencanaan dan Teknologi
- Ir. Syahrir Syah Pohan, MM : Direktur SDM dan Umum

6
d. Biaya sewa kendaraan PT KS Anak Perusahaan Tahun 2005
Rincian biaya sewa kendaraan operasional dan dinas anak perusahaan PT
Krakatau Steel untul tahun 2005 adalah sebagai berikut :

Anak Perusahaan Unit Biaya Sewa / Unit / Bulan Total

1. KBS
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 2 11.500.000 276.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 421.800.000
2. KDL
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 9 11.216.667 403.800.012
Kadiv -8 5.229.167 502.000.000
Utility -16 4.281.250 822.000.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.873.600.012
3. KE
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 3 12.000.000 432.000.000
Kadiv 10 4.200.000 50.400.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.081.800.000.
4. KHIP
Direktur Utama - - --
Direksi 3 9.500.000 342.000.000
Kadiv - - -
Utility 4 4.775.000 229.200.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 571.200.000
5. KIEC
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 4 9.501.500 456.072.000
Kadiv 14 4.966.000 834.288.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.436.160.000
6. KITech
Direktur Utama - - -
Direksi 3 10.585.000 381.060.000
Kadiv - - --
Utility - - --
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 381.060.000
7. KM
Direktur Utama - - -
Direksi 2 10.070.000 241.680.000
Kadiv - - -
Utility 4 4.350.000 208.800.000
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 450.480.000

7
8. KTI
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 2 11.500.000 276.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 421.800.000
9. KWT
Direktur Utama - - -
Direksi 4 12.000.000 576.000.000
Kadiv - - -
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 576.000.000
10. Latinusa
Direktur Utama 1 12.150.000 145.800.000
Direksi 3 12.000.000 432.000.000
Kadiv 18 4.994.444 1.078..800.000
Utility - - -
Total biaya sewa kendaraan satu tahun 1.656.600.000

II. Temuan Pemeriksaan

BPK-RI telah memeriksa pelaksanaan sewa kendaraan dinas dan operasional pada
Sepuluh Anak Perusahaan, sebagai berikut:

1. PT KHI Pipe
PT KHI Pipe (PT KHIP) membuat kontrak dengan Koperasi Karyawan KHIP
(KOPKEKAR) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama periode sewa 60
bulan, dengan rincian sebagai berikut:

Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan Kontrak Unit Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
(Rp/Unit/Bln) (Bulan) Kontrak (Rp)
M. Dinas Direksi Honda New Accord 102/KHI-LOG/XII/2004 3 9.500.000,00 60 1.710.000.000,00
VTI 2.4 A/T-2004

M. Operasional - Toyota Kijang LSX 35/KHI-LOG/II/2001 2 4.650.000,00 60 558.000.000,00


1.8-2000
- Toyota Kijang LSX- 469/Dir-KHI/Adm/ 2 4.650.000,00 60 588.000.000,00
1.8-2003 IX/2003

Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 7 2.856.000.000,00

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai kontrak untuk masing-masing


kendaraan lebih dari Rp50.000.000,00 dan dari hasil pemeriksaan ternyata PT KHIP
menunjuk langsung KOPKEKAR.
Manajemen PT KHIP dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan dan melakukan evaluasi sistem sewa yang paling
menguntungkan bagi perusahaan yang diatur dengan Surat Keputusan Direksi PT KHIP
No. 242/Dir-KH/Kpts/V/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Sistem dan Prosedur
Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Barang dan Jasa yang antara lain menyatakan,
bahwa pengadaan di atas Rp50.000.000,00 dilakukan secara lelang oleh Panitia
Pengadaan.

8
Hal tersebut mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan belum menjamin
kepentingan perusahaan untuk memperoleh harga yang paling menguntungkan.
Hal ini disebabkan Tim Pengadaan PT KHIP belum sepenuhnya memahami
ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa.
Pihak Manajemen PT KHIP berpendapat bahwa pengadaan yang nilainya
diatas Rp15.000.000,00 dimungkinkan dapat dilakukan secara penunjukkan langsung
oleh Tim Pengadaan bilamana rekanan yang ditunjuk langsung adalah koperasi,
yayasan, anak perusahaan di bawah PT KHIP.
BPK-RI menyarankan agar PT KHIP dalam melaksanakan kegiatan pengadaan
barang dan jasa tetap berpedoman pada ketentuan yang berlaku.

2. PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS)


PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS) membuat kontrak dengan PT Purna
Sentana Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama periode
sewa 60 bulan, dengan rincian berikut:

Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan Kontrak Unit Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
(Rp/Unit/Bln) (Bulan) Kontrak (Rp)
M. Dinas Dirut Toyota New Camry HK 2.01/011/DU/2004
2.4 A/T-2004 Tgl. 16 Agustus 2004 1 12.150.000,00 60 729.000.000,00

M. Dinas Direksi Honda New Accord HK 2.01/011/DU/2004


2 11.500.000,00 60 1.380.000.000,00
VTI-L 2.4 M/T-2004 Tgl. 16 Agustus 2004
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 2.109.000.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KBS ternyata menunjuk langsung PT PSB, tanpa
terlebih dulu membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan
evaluasi penawaran harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh
harga yang paling menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KBS No. LOG/MP/02 tanggal
21 September 2004, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang nilainya lebih dari
Rp100.000.000,00 seharusnya dilakukan secara lelang oleh Panitia Pengadaan.
b. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direktur Utama (Dirut) dan
Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan dinas Direksi diketahui bahwa
pembayaran sewa oleh PT KBS kepada PT PSB ternyata lebih tinggi dibandingkan
dengan pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT KHIP (salah
satu anak perusahaan PT KS) kepada Koperasi Karyawan PT KHIP sesuai kontrak
No.102/KHI-Log/XII/2004 tanggal 10 Desember 2004. Dengan menggunakan dasar
perhitungan tarif sewa PT KHIP maka dapat diperoleh tarif sewa kendaraan dinas
Dirut yang lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang selama ini dibayarkan oleh
PT KBS. Hasil perbandingan harga adalah sebagai berikut :

9
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
No. Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa/unit Potensi
PT KHIP PT KBS Ketidakhematan
1 Toyota New Camry 1 10.658.500 12.150.000 1.491.500,00
2. Honda New Accord 2 10.004.100 11.500.000 1.495.900,00

Dari table di atas terlihat terdapat ketidakhematan sewa tarif sewa per unit
untuk mobil dinas Dirut dan Direksi PT KBS per bulan masing-masing sebesar
Rp1.491.500,00 dan Rp1.495.900,00, atau pembayaran sewa selama periode sewa
(60 bulan) sebesar Rp268.998.000 (Rp179.508.000+Rp89.490.000).
Manajemen PT KBS dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku dan melakukan evaluasi penghitungan
tarif sewa yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan belum sepenuhnya
menjamin kepentingan perusahaan, karena terlampau tinggi sebesar Rp268.998.000,00.
Hal ini disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KBS belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan.
PT KBS menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya
akan melakukan peninjauan kembali tarif sewa kendaraan dengan pihak PT PSB.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KBS segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak PT PSB untuk memperoleh
penurunan tarif sewa kendaraan dinas Dirut dan Direksi.

3. PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL)


PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) membuat kontrak dengan PT Purna
Sentana Baja (PT PSB) dan Koperasi Daya Listrik untuk pengadaan jasa sewa
kendaraan dinas selama periode sewa 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:

Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan Rekanan & Unit Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
No. Kontrak (Rp/Unit/Bln) (Bulan) Kontrak (Rp)
M. Dinas Dirut Toyota New Camry PT PSB 1 12.150.000,00 60 729.000.000,00
2.4 A/T – 2004 No.20/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04
M. Dinas Direksi - Honda Accord VTi PT PSB 1 10.650.000,00 60 639.000.000,00
2.4 M/T-2002 No.33/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/02
- Honda New Accord PT PSB 2 11.500.000,00 60 1.380.000.000,00
VTi-L 2.4 M/T-2004 No.19/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04
M. Dinas Manajer Toyota Vios E 1.5 PT PSB 8 5.230.000,00 60 2.510.400.000,00
M/T-2004 No.15/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04

10
M. Operasional - Toyota Kijang Koperasi PT KDL 4 4.050.000,00 60 972.000.000,00
LSX-2002 No.02/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/02
- Kijang Long LX- Koperasi PT KDL 8 4.650.000,00 60 2.232.000.000,00
AC - 2004 No.08/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04
- Kijang Long PU- Koperasi PT KDL 3 3.650.000,00 60 657.000.000,00
2004 No.08/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04
- Kijang Long Koperasi PT KDL 1 4.150.000,00 60 249.000.000,00
PU(patroli)-04 No.08/HK.02.01/Dir-
KDL/Kont/04
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 28 9.368.400.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KDL ternyata menunjuk langsung PT PSB dan
Koperasi Daya Listrik, tanpa mencari perbandingan atau membandingan tarif sewa
dari kedua Rekanan diatas dengan harga/tarif sewa dari penyedia jasa yang lain,
sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh harga yang paling
menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KDL No. P.Log.02 tanggal 2
Agustus 2004, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang nilainya lebih dari
Rp250.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan secara lelang oleh
Panitia Pengadaan.
b. Sistem sewa kendaraan belum sepenuhnya menguntungkan perusahaan
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT KDL selama periode kontrak
berdasarkan kesepakatan perhitungan nilai ekonomis kendaraan di akhir masa sewa,
dibandingkan dengan harga perolehan awal - on the road (OTR) untuk masing-
masing kendaraan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR


% Rp Nilai Tunai (Rp) (%)
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Honda Accord VTi 2.4 294.500.000 20 58.900.000 22.708.500 271.791.500 92%
M/T – 2001
Toyota Vios E 1.5 M/T 148.500.000 20 29.700.000 13.546.500 134.953.500 91%
– 2003
Kijang LX – 2002 103.125.000 25 25.781.250 11.269.200 91.855.800 90%
Kijang LX-AC - 2004 118.500.000 25 29.625.000 14.104.800 104.395.200 90%
Kijang PU-2004 82.000.000 20 16.400.000 7.808.300 74.191.700 90%
Kijang (patroli) – 2004 96.500.000 20 19.300.000 9.189.000 87.311.000 90%

Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) adalah nilai pada saat kontrak ditandatangani atas nilai sisa ekonomis
kendaraan yang telah disepakati kedua belah pihak setelah akhir periode sewa, dengan tingkat bunga
diskonto masing-masing adalah 21% per tahun untuk mobil Honda, 17% per tahun untuk mobil Vios,
dan 16% per tahun untuk mobil kijang.

11
Berdasarkan tabel diatas diketahui, bahwa :
1) Dasar pengenaan sewa (DPS) ternyata melebihi 90% dibandingkan dengan harga
apabila perusahaan membeli kendaraan (OTR).
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT KDL
melakukannya secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa
tersebut belum sepenuhnya menguntungkan PT KDL, dengan pertimbangan bahwa :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaan beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT KDL tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam bentuk
hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang disepakati di
awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan penjualan
kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis tersebut dengan
harga jual/harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.

c. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direktur Utama (Dirut) dan
Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan dinas Direksi, diketahui bahwa
pembayaran sewa oleh PT KDL kepada PT PSB ternyata lebih tinggi dibandingkan
dengan pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT KHIP kepada
Koperasi Karyawan PT KHIP. Dengan menggunakan dasar perhitungan tarif PT
KHIP ternyata dapat diperoleh tarif sewa kendaraan dinas Dirut yang lebih rendah
dibandingkan dengan tarif yang selama ini dibayarkan oleh PT KDL. Hasil
perbandingan harga adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
No Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa/unit Potensi
PT KHIP PT KDL Ketidakhematan
1 Toyota New Camry 1 10.658.500,00 12.150.000 1.491.500,00
2. Honda New Accord 2 10.004.100,00 11.500.000 1.495.900,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Dirut dan
Direksi PT KDL per bulan tidak hemat masing-masing sebesar Rp1.491.500,00 dan
Rp1.495.900,00. Mengenai pembayaran sewa untuk seluruh kendaraan dinas Dirut
dan Direksi selama periode sewa (60 bulan) terdapat potensi ketidakhematan sebesar
Rp268.998.000,00 (Rp89.490.000+Rp179.508.000).
Manajemen PT KDL dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku dan melakukan evaluasi perhitungan tarif
sewa yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp268.998.000,00.

12
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KDL belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan dan belum
cermat dalam menyusun HPS sebagai bahan evaluasi tarif sewa.
PT KDL menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya
akan melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa kendaraan dengan pihak
vendor/penyedia jasa.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KDL segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tarif
sewa kendaraan dinas Dirut dan Direksi.

4. PT Krakatau Engineering (PT KE)


PT Krakatau Engineering (PT KE) membuat kontrak dengan PT Purna Sentana
Baja (PT PSB) dan PT Cilegon Motor (PT CM) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan
dinas selama periode sewa 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai Kontrak
Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan Rekanan & No. Kontrak Unit
(Rp/Unit/Bln) (Bulan) (Rp)
PT PSB
M. Dinas Direksi Honda New Accord No. 10/KONTR/DU-KE/ 3 12.000.000,00 60 2.160.000.000,00
VTI-L 2.4 A/T-2004 VII/2004
PT CM
M. Dinas Manajer Toyota Soluna Xli No. 04/DU-KE/KONTR/ 10 4.200.000,00 60 2.520.000.000,00
1.5 M/T- 01 VI/2001
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 13 4.680.000.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan pemilihan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KE ternyata menunjuk langsung PT PSB untuk
kendaraan dinas Direksi dan pemilihan langsung ke PT CM untuk kendaraan dinas
Manajer tanpa membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan
evaluasi penawaran harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh
harga yang paling menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KE No. 014/DA/SDM/UMM/3
tanggal 21 Januari 1997, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang nilainya lebih
dari Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan secara lelang oleh
Panitia Pengadaan.
b. Sistem sewa kendaraan belum sepenuhnya menguntungkan perusahaan
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT KE selama periode kontrak
berdasarkan kesepakatan nilai ekonomis kendaraan di akhir masa sewa,
dibandingkan dengan harga perolehan awal - on the road (OTR) kendaraan, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR
(Rp) % Rp Nilai Tunai
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Toyota New Soluna 127.700.000 15 19.155.000 7.385.082 120.314.918 94%
XLi 1.5 M/T – 01

13
Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) atas nilai sisa adalah nilai sekarang (saat kontrak ditandatangani)
dari nilai sisa ekonomis kendaraan pada akhir periode sewa yang telah disepakati kedua belah
pihak, dengan tingkat bunga 21% per tahun.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :


1) Dasar pengenaan sewa (DPS) ternyata melebihi 90% dibandingkan dengan harga
apabila perusahaan membeli kendaraan (OTR).
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT KE melakukannya
secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa tersebut belum
sepenuhnya menguntungkan PT KE, dengan pertimbangan bahwa :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
bersangkutan sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaan beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT KE tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam bentuk
hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang disepakati di
awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan penjualan
kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis tersebut dengan
harga jual/harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.

c. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan Direksi diketahui bahwa pembayaran
sewa oleh PT KE kepada PT PSB ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan
pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT KHIP kepada Koperasi
Karyawan PT KHIP, dengan perbandingan harga adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa/unit Potensi
PT KHIP PT KE Ketidakhematan
Honda New Accord 3 10.661.300,00 12.000.000 1.338.700,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Direksi PT
KE per bulan tidak hemat sebesar Rp1.338.667,00. Atas pembayaran sewa kendaraan
dinas Direksi selama periode sewa (60 bulan) terdapat potensi ketidakhematan
sebesar Rp240.966.000,00.
Manajemen PT KE dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp240.966.000,00.
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KE belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan.

14
PT KE menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya akan
melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa kendaraan dengan pihak
vendor/penyedia jasa.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KE segera meninjau
kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tarif sewa
kendaraan dinas Direksi.

5. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC)


PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC) membuat kontrak dengan PT
Purna Sentana Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama
periode sewa 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan Kontrak Unit
(Rp/Unit/Bln) (bulan) Kontrak (Rp)
Toyota New Camry 3.0 HK.02.01/0147/2004
M. Dinas Dirut 1 12.150.000,00 60 729.000.000,00
A/T – 2004 tgl. 01 Oktober 2004
- Honda Accord VTi 2.4 HK.02.01/0148/2002 60
2 10.585.000,00 1.270.000.000,00
M/T-2002 tgl. 01 Desember 2002
M. Dinas Direksi
- Toyota Altis type J 1.8 HK.02.01/0148/2002 60
2 8.353.000,00 1.002.360.000,00
M/T-2002 tgl. 01 Desember 2002
Toyota New Soluna Gli HK.02.01/0148/2002 60
M. Dinas Manajer 14 4.966.000,00 4.171.440.000,00
M/T – 2002 tgl. 01 Desember 2002
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 19 7.180.800.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KIEC ternyata menunjuk langsung PT PSB tanpa
membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan evaluasi penawaran
harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh harga yang paling
menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KIEC No. SP/7.4/LOG/01
tanggal 16 Juli 2002, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang nilainya lebih dari
Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan secara lelang oleh
Panitia Pengadaan.
b. Tarif sewa kendaraan belum memperhatikan kehematan.
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT KIEC selama periode kontrak
berdasarkan kesepakatan nilai ekonomis kendaraan di akhir sewa, dibandingkan
dengan harga perolehan awal - on the road (OTR) untuk masing-masing kendaraan,
diperoleh hasil sebagai berikut :

Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR


(Rp) % Rp Nilai Tunai
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Honda Accord VTi 294.500.000 20 58.900.000 22.708.500 271.791.500 92%
2.4 M/T – 2002
Toyota Altis type J 230.982.000 20 46.196.000 17.811.000 213.171.000 92%
1.8 M/T – 2002
Toyota New Soluna 127.700.000 15 19.155.000 8.373.000 119.327.000 93%
GLi 1.5 M/T – 2002

15
Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) atas nilai sisa adalah nilai sekarang (saat kontrak
ditandatangani) dari nilai sisa ekonomis kendaraan yang telah disepakati kedua belah pihak
pada akhir periode sewa, dengan tingkat bunga diskonto masing-masing adalah 21% per
tahun untuk mobil Honda Accord dan Toyota Altis serta 18% per tahun untuk mobil Totoyota
New Soluna.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :


1) Dasar pengenaan sewa (DPS) ternyata melebihi 90% dibandingkan dengan haga
apabila perusahaan membeli kendaraan (OTR).
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT KIEC
melakukannya secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa
tersebut belum sepenuhnya menguntungkan PT KIEC, dengan pertimbangan :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
bersangkutan sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaan beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT KIEC tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam bentuk
hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang disepakati di
awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan penjualan
kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis tersebut dengan
harga jual/harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.

c. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Dirut tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan Dirut diketahui bahwa dengan
menggunakan dasar perhitungan tarif PT KHIP ternyata dapat diperoleh tarif sewa
kendaraan dinas Dirut yang lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang selama ini
dibayarkan oleh PT KIEC. Hasil perbandingan harga adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa/unit Potensi
PT KHIP PT KIEC Ketidakhematan
Toyota New Camry 1 10.658.500,00 12.150.000 1.491.500,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Dirut PT
KIEC per bulan tidak hemat masing sebesar Rp1.491.500,00. Atas pembayaran sewa
selama periode kontrak (60 bulan) terdapat potensi ketidakhematan sebesar
Rp89.490.000,00.
Manajemen PT KIEC dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp89.490.000.
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KIEC belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan.

16
PT KIEC menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya
akan melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa kendaraan dengan pihak
vendor/penyedia jasa.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KIEC segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tarif
sewa kendaraan dinas Direksi.

6. PT Krakatau Information Technology (PT KITech)


PT Krakatau Information Technology (PT KIT) membuat kontrak dengan PT
Purna Sentana Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama
periode sewa selama 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai Kontrak
Kendaraan Jenis/Merk Kendaraan No. Kontrak Unit
(Rp/Unit/Bln) (bulan) (Rp)
Honda Accord EXi 2.3 008/C/KTR/DU-
M. Dinas Direksi 3 10.585.000,00 60 1.905.300.000,00
A/T-2002 KTI/XI/2002
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 3 1.905.300.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KIT ternyata menunjuk langsung PT PSB tanpa
mencari perbandingan atau membandingan tarif sewa dari PT PSB dengan harga/tarif
sewa dari penyedia jasa yang lain, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan
memperoleh harga yang paling menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KIT No. 17/SK/DU-
KIT/VIII/2004 Tanggal 18 Agustus 2004, maka untuk pengadaan kendaraan sewa
yang nilainya lebih dari Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya
dilakukan secara lelang oleh Panitia Pengadaan.
b. Tarif sewa kendaraan belum memperhatikan kehematan.
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT KIT selama periode kontrak
berdasarkan kesepakatan nilai ekonomis kendaraan di akhir sewa, dibandingkan
dengan harga perolehan awal - on the road (OTR) kendaraan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR
(Rp) % Rp Nilai Tunai
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Honda Accord EXi 2.3 291.700.000 20 58.340.000 23.445.538 268.254.462 92%
M/T – 2002
Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) atas nilai sisa adalah nilai sekarang (saat kontrak ditandatangani) dari
nilai sisa ekonomis kendaraan pada akhir periode sewa yang telah disepakati kedua belah pihak,
dengan tingkat bunga sebesar 20% per tahun.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :


1) Dasar pengenaan sewa (DPS) termyata melebihi 90% dibandingkan dengan
harga apabla perusahaan membeli kendaraan (OTR).

17
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT KIT melakukannya
secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa tersebut belum
sepenuhnya menguntungkan PT KIT, dengan pertimbangan bahwa :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
bersangkutan sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaan beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT KIT tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam bentuk
hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang disepakati di
awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan penjualan
kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis tersebut dengan
harga jual/harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.

Pihak PT KIT dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa seharusnya


mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan oleh PT KIT belum
sepenuhnya menjamin kepentingan perusahaan.
Hal ini disebabkan Tim/Panitia Pengadaan sewa kendaraan PT KIT belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan dan tidak
membuat analisa untuk menentukan sistem sewa yang hemat.
Manajemen PT KIT menjelaskan bahwa atas adanya potensi ketidahhematan
tersebut, pihaknya akan melakukan peninjauan kembali dengan pihak vendor (PT
PSB).
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KIT segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak PT PSB.

7. PT Krakatau Medika
PT Krakatau Medika (PT KM) membuat kontrak dengan PT Serasi Auto Raya
(PT SAR) dan PT Mouliska Citra Pratama (PT MCP) untuk pengadaan jasa sewa
kendaraan dinas selama periode sewa 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Jenis/Merk Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
Kendaraan Rekanan & No. Kontrak Unit
Kendaraan (Rp/Unit/Bln) (bulan) Kontrak (Rp)
PT SAR
Peugeot 406 2.0
M. Dinas Direksi No. 007/SPJ-SAR/LEG/X/2002 2 10.070.000,00 60 1.208.400.000,00
M/T – 2002
tanggal 30 Oktober 2002
PT MCP
Toyota Kijang
M. Operasional No. 36/KONTR/DU-KM/IV/2003 4 4.350.000,00 60 1.044.000.000,00
LSX 1800-2003
tanggal 01 April 2003
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 6 2.252.400.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :

18
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KM ternyata menunjuk langsung PT SAR tanpa
terlebih dahulu membuat Harga perhitungan Semdiri (HPS) sebagai bahan acuan
evaluasi penawaran harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh
harga yang paling menguntungkan.
Sesuai Surat Keputusan Direksi PT KM No.17A/C/DU-KM/Kpts/IX/1996
tanggal 17 September 1996 mengenai Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan
Jasa PT KM, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang nilainya lebih dari
Rp50.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan secara lelang oleh
Panitia Pengadaan.
b. Tarif sewa kendaraan belum memperhatikan kehematan
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT KM selama periode kontrak
berdasarkan kesepakatan perhitungan nilai ekonomis kendaraan di akhir masa sewa,
dibandingkan dengan harga perolehan kendaraan - on the road (OTR) kendaraan,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR
(Rp) % Rp Nilai Tunai (Rp) (%)
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Peugeot Manual 2.0 260.000.000 15 39.000.000 15.036.188 244.963.812 94
406 tahun 2002
Toyota Kijang LSX 146.150.000 20 29.230.000 11.746.881 134.403.119 92
1800 tahun 2003
Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) atas nilai sisa adalah nilai sekarang (saat kontrak ditandatangani) dari
nilai sisa ekonomis kendaraan pada akhir periode sewa yang disepakati kedua belah pihak, dengan
tingkat bunga masing-masing adalah 21% per tahun untuk mobil dinas direksi dan 20% per tahun
untuk mobil operasional.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :


1) Dasar pengenaan sewa (DPS) ternyata mebelihi 90% dibandingkan dengan harga
apabila perusahaan membeli kendaraan (OTR).
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT KM melakukannya
secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa tersebut belum
sepenuhnya menguntungkan PT KM, dengan pertimbangan bahwa :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
bersangkutan sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaain beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT KM tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam bentuk
hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang disepakati di
awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan penjualan
kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis tersebut dengan
harga jual/harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.

19
Pihak manajemen PT KM dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan belum sepenuhnya
menjamin kepentingan perusahaan.
Hal tersebut disebabkan Tim/Panitia Pengadaan sewa kendaraan PT KM belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan dan tidak
membuat analisa untuk menentukan sistem sewa yang hemat.
Manajemen PT KM menjelaskan bahwa pihaknya akan menidaklanjuti potensi
ketidakhematan tersebut dengan melakukan peninjauan kembali ke pihak penyedia
jasa/vendor .
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KM segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tariff
sewa kendaraan direksi dan operasional.

8. PT Krakatau Tirta Industri


PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) membuat kontrak dengan PT Purna
Sentana Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama periode
sewa 60 bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Jenis/Merk Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
Kendaraan No. Kontrak Unit
Kendaraan (Rp/Unit/Bln) (bulan) Kontrak (Rp)
Toyota New 21.A/HK.00/KONTR/DU-
M. Dinas Dirut Camry G 2.4 KTI/VII/2004 1 12.150.000,00 60 729.000.000,00
A/T 2004 tanggal 29 Juli 2004
Honda New 21.A/HK.00/KONTR/DU-
M. Dinas Direksi Accord VTi-L KTI/VII/2004 2 11.500.000,00 60
1.380000.000,00
2.4 M/T-2004 tanggal 29 Juli 2004
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 3 2.109.000.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KTI ternyata menunjuk langsung PT PSB tanpa
membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan evaluasi penawaran
harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh harga yang paling
menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KTI No. 15/B/DU/-
KTI/KPTS/2003 tanggal 21 Mei 2003, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang
nilainya lebih dari Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan
secara lelang oleh Panitia Pengadaan.
b. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direktur Utama (Dirut) dan
Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan dinas Direksi diketahui bahwa
pembayaran sewa oleh PT KTI kepada PT PSB ternyata lebih tinggi dibandingkan
dengan pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT KHIP kepada
Koperasi Karyawan PT KHIP. Dengan menggunakan dasar perhitungan tarif PT
KHIP ternyata dapat diperoleh tarif sewa kendaraan dinas Dirut yang lebih rendah

20
dibandingkan dengan tarif yang selama ini dibayarkan oleh PT KTI. Hasil
perbandingan harga adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
No. Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa/unit Potensi
PT KHIP PT KTI Ketidakhematan
1 Toyota Camry 1 10.658.500 12.150.000 1.491.500,00
2. Honda Accord 2 10.004.100 11.500.000 1.495.900,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Dirut dan
Direksi PT KTI per bulan masing-masing sebesar Rp1.491.500,00 dan
Rp1.495.900,00. Atas pembayaran sewa untuk seluruh kendaraan dinas Dirut dan
Direksi selama periode sewa (60 bulan) terdapat potensi ketidakhematan sebesar
Rp268.998.000,00 (Rp89.490.000+Rp179.508.000).
Manajemen PT KBS dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku dan melakukan evaluasi penghitungan
tarif sewa yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp268.998.000,00.
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KTI belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan dan belum
cermat dalam menyusun HPS sebagai bahan evaluasi tarif sewa.
PT KBS menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya
akan melakukan peninjauan kembali tarif sewa kendaraan dengan pihak PT PSB.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KTI segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak PT PSB untuk penurunan tarif
sewa kendaraan dinas Dirut dan Direksi.

9. PT Krakatau Wajatama
PT Krakatau Wajatama (PT KWT) membuat kontrak dengan PT Purna Sentana
Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama periode sewa 60
bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Jenis/Merk Tarif Sewa Total Nilai Kontrak
Kendaraan Kontrak Unit
Kendaraan (Rp/Unit/Bln) (Rp)
Honda New
M. Dinas Direksi Accord VTi-L 102/DU-KW/VII/2004 4 12.000.000,00 2.880.000.000,00
2.4 A/T-2004
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 4 2.880.000.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT KWT ternyata menunjuk langsung PT PSB tanpa
terlebih dahulu membuat Harga perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan
evaluasi penawaran harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh
harga yang paling menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT KWT No. 63/C/DU/KPTSV/
KW/2004 tanggal 28 Mei 2004, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang

21
nilainya lebih dari Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas seharusnya dilakukan
secara lelang oleh Panitia Pengadaan.
b. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan Direksi diketahui bahwa pembayaran
sewa oleh PT KWT kepada PT PSB ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan
pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT KHIP kepada Koperasi
Karyawan PT KHIP, dengan perbandingan harga sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
Jenis Kendaraan Jumlah Tarif Sewa Potensi
PT KHIP PT KE Ketidakhematan
Honda New Accord 4 10.661.300,00 12.000.000 1.338.700,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Direksi PT
KWT per bulan tidak hemat sebesar Rp1.338.700,00. Atas pembayaran sewa
kendaraan dinas Direksi selama periode sewa (60 bulan) terdapat potensi
ketidakhematan sebesar Rp321.288.000,00.
Manajemen PT KWT dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp321.288.000,00.
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT KWT belum
memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan.
PT KWT menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut pihaknya
akan melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa kendaraan dengan pihak
vendor/penyedia jasa.
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT KWT segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tarif
sewa kendaraan dinas Direksi.

10. PT LATINUSA
PT Pelat Timah Nusantara (PT LATINUSA) membuat kontrak dengan PT
Purna Santana Baja (PT PSB) untuk pengadaan jasa sewa kendaraan dinas selama 60
bulan, dengan rincian sebagai berikut:
Jenis/Merk Tarif Sewa Masa Sewa Total Nilai
Kendaraan Kontrak Unit
Kendaraan (Rp/Unit/Bln) (bulan) Kontrak (Rp)
Toyota New
190/KONTR/DU- PSB/VII/04
M. Dinas Dirut Camry 2.4 A/T- 1 12.150.000,00 60 729.000.000,00
tanggal 16 Juli 2004
2004
Honda New 190/KONTR/DU- PSB/VII/04
M. Dinas Direksi Accord VTI-L tanggal 16 Juli 2004 3 12.000.000,00 60 2.160.000.000,00
2.4 A/T-2004
Hyundai Accent 27/K-0000/2002
M. Dinas Manajer Verna 1.5 M/T tanggal 16 Mei 2002 16 4.900.000,00 60 4.704.000.000,00
tahun 2002

22
- Honda City Z
VTEC 1.5 1 6.600.000,00 60 396.000.000,00
M/T tahun
61/K-0000/2002
M.D. Staff Direksi 2002
tanggal 30 Desember 2002
- Hyundai 1 4.900.000,00 60 294.000.000,00
Accent Verna
1.5 M/T- 2002
Total Nilai Pengadaan Sewa Kendaraan 22 8.283.000.000,00

Dari pemeriksaan atas kontrak pengadaan jasa sewa kendaraan tersebut


diketahui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan sewa kendaraan dilaksanakan dengan penunjukan langsung.
Dari hasil pemeriksaan, PT LATINUSA ternyata menunjuk langsung PT PSB
tanpa membuat Harga Perhitungan Sendiri (HPS) sebagai bahan acuan evaluasi
penawaran harga, sehingga perusahaan kehilangan kesempatan memperoleh harga
yang paling menguntungkan.
Sesuai Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT LATINUSA No. 05/
SK-0000/2003 tanggal 6 Pebruari 2003, maka untuk pengadaan kendaraan sewa yang
nilainya lebih dari Rp100.000.000,00 seperti rincian diatas semestinya dilakukan
secara lelang oleh Panitia Pengadaan.
b. Sistem sewa kendaraan belum sepenuhnya menguntungkan perusahaan
Dari evaluasi atas perhitungan Dasar Pengenaan Sewa (DPS), yang merupakan
total pembayaran sewa yang akan dilakukan pihak PT LATINUSA selama periode
kontrak berdasarkan kesepakatan nilai ekonomis kendaraan di akhir sewa,
dibandingkan dengan harga perolehan awal - on the road (OTR) untuk masing-
masing kendaraan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Jenis Kendaraan OTR Nilai Sisa DPS DPS:OTR
(Rp) % Rp Nilai Tunai (Rp) (%)
(PV)
1 2 3 4 5 6=2-5 7=6/2
Hyundai Accent Verna 124.250.000 20 24.850.000 9.580.751 114.669.249 92
1.5 Manual-2002
Honda City Z VITEC 173.371.000 20 34.674.200 13.368.405 160.002.595 92
M/T 1500-2002
Keterangan:
Nilai tunai (present value/PV) atas nilai sisa adalah nilai sekarang (saat kontrak ditandatangani) dari
nilai sisa ekonomis kendaraan pada akhir periode sewa yang telah disepakati kedua belah pihak,
dengan tingkat bunga masing-masing adalah 21% per tahun untuk mobil dinas direksi dan 20% per
tahun untuk mobil operasional.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :


1) Dasar pengenaan sewa (DPS) ternyata melebihi 90% dibandingkan dengan harga
apabila perusahaan membeli kendaraan (OTR).
2) Praktek secara umum yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan mengenai
sewa menyewa menyebutkan bahwa apabila DPS dan OTR lebih besar atau sama
dengan 90%, maka kegiatan sewa menyewa semestinya dilaksanakan secara
sewa beli dengan hak opsi untuk membeli kendaraan tersebut di akhir periode
sewa.

23
Mengingat bahwa untuk kegiatan sewa kendaraan diatas PT LATINUSA
melakukannya secara sewa murni tanpa ada opsi kepemilikan, maka sistem sewa
tersebut belum sepenuhnya menguntungkan PT LATINUSA, dengan pertimbangan
bahwa :
1) Total pembayaran rutin untuk pengembalian investasi pengadaan kendaraan sewa
akan melebihi (lebih tinggi dari) total penurunan nilai ekonomis mobil sewa
bersangkutan sampai dengan akhir masa sewa.
2) Padahal terhadap kelebihan pengenaan beban penurunan nilai ekonomis tersebut
PT LATINUSA tidak akan memperoleh pengembalian/kompensasi, baik dalam
bentuk hak untuk membeli kendaraan sebesar nilai sisa ekonomis yang
disepakati di awal kontrak, maupun hak untuk memperoleh bagian keuntungan
penjualan kendaraan eks sewa, yang berasal dari selisih nilai sisa ekonomis
tersebut dengan harga pasarnya, setelah kontrak sewa berakhir.
c. Pembayaran tarif sewa per bulan untuk kendaraan dinas Direktur Utama (Dirut) dan
Direksi tidak hemat.
Dari hasil evaluasi tarif sewa kendaraan dinas Direksi diketahui bahwa
pembayaran sewa PT LATINUSA kepada PT PSB ternyata lebih tinggi
dibandingkan dengan pembayaran sewa kendaraan sejenis yang dibayarkan oleh PT
KHIP kepada Koperasi Karyawan PT KHIP. Dengan menggunakan dasar
perhitungan tarif PT KHIP ternyata dapat diperoleh tarif sewa kendaraan dinas Dirut
yang lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang selama ini dibayarkan oleh PT
LATINUSA. Hasil perbandingan harga adalah sebagai berikut :
Perbedaan Tarif Sewa per bulan (Rp)
No Jenis Kendaraan Unit Tarif Sewa Selisih
PT KHIP PT LATINUSA
1 Toyota Camry 1 10.658.500,00 12.150.000 1.491.500,00
2. Honda Accord 3 10.661.300,00 12.000.000 1.338.700,00

Dengan demikian pembayaran tarif sewa per unit untuk mobil dinas Dirut dan
Direksi PT LATINUSA per bulan tidak hemat masing-masing sebesar
Rp1.491.500,00 dan Rp1.338.700,00. Atas pembayaran sewa untuk seluruh
kendaraan dinas Dirut dan Direksi selama periode sewa (60 bulan) terdapat potensi
ketidakhematan sebesar Rp330.456.000,00.
Manajemen PT LATINUSA dalam melaksanakan pengadaan kendaraan sewa
seharusnya mengikuti ketentuan yang berlaku dan melakukan evaluasi perhitungan tarif
sewa yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Hal ini mengakibatkan pengadaan jasa sewa kendaraan tidak hemat sebesar
Rp330.456.000,00.
Hal tersebut disebabkan Tim Pengadaan sewa kendaraan PT LATINUSA
belum memperhatikan sepenuhnya ketentuan pengadaan yang telah ditetapkan.
PT LATINUSA menjelaskan bahwa atas adanya ketidakhematan tersebut
pihaknya akan melakukan peninjauan kembali kesepakatan tarif sewa kendaraan dengan
pihak vendor/penyedia jasa.

24
Atas permasalahan tersebut BPK-RI menyarankan agar PT LATINUSA segera
meninjau kembali harga sewa kendaraan dengan pihak vendor untuk penurunan tarif
sewa kendaraan dinas Dirut dan Direksi.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

25

Anda mungkin juga menyukai