Anda di halaman 1dari 5

PENGHILANGAN KESADAHAN AIR YANG MENGANDUNG ION

Ca2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG


SEBAGAI PENUKAR KATION
Atastina S.B, Praswasti P.D.K. Wulan , dan Syarifudin
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia
Fakultas Teknik – Universitas Indonesia
Kampus Baru UI, Depok 16424

Abstrak
Pemanfaatan zeolit sebagai media filter sekaligus media adsorbsi merupakan terobosan baru
karena sumber daya alam Indonesia memiliki kandungan zeolit yang banyak. Uji adsorbsi ion kalsium pada
zeolit menghasilkan kurva terobosan yang mengikuti S-Shape. Dari kurva terobosan tersebut dapat dilihat
zeolit mampu mengadsorbsi ion kalsium dari 1200 ppm hingga di bawah 500 ppm. Zeolit dengan unggun 5
cm mampu mengadsorbsi hingga 500 ppm, zeolit dengan unggun 10 cm mampu mengadsorbsi hingga 300
ppm, dan zeolit dengan unggun 15 cm mampu mengadsorbsi hingga 200 ppm. Dari kurva terobosan dapat
ditentukan kemampuan adsorbsi zeolit. Zeolit dengan unggun 5 cm mampu mengadsorbsi sebesar 10,83
mg ion Ca/gr zeolit. Untuk zeolit dengan unggun 10 cm mampu mengadsorbsi ion Ca sebesar 6,25 mg ion
Ca/gr zeolit dan untuk zeolit dengan unggun 15 cm mampu mengadsorsi sebesar 3,61 mg ion Ca/gr zeolit.
Kapasitas adsorbsi tergantung pada jumlah massa zeolit dan temperatur adsorbsi. Zeolit dengan unggun
5cm (300 gr) memiliki kapasitas yang lebih tinggi daripada zeolit dengan unggun 10 cm (600 gr) dan zeolit
dengan unggun 15 cm (900gr) walaupun pada awal reaksi unggun zeolit 15 cm mampu mengadsorbsi
sampai 200 ppm.
Abstract
The use of zeolite for medium of filtration and adsorption became interesting because of the large
amount of zeolite in Indonesia. The adsorption performance of zeolite was indicated by the breakthrough
curve for each concentration of ion calcium. It was show that zeolite could adsorb ion calcium
concentration from 1200 ppm to 500 ppm. Zeolit with 5 cm bed level could reach 500 ppm maximum of
adsorption, meanwhile the 10 cm bed of zeolite could reach 300 ppm dan the 15 cm could reach 200 ppm.
As many as 10,83 mg of Ca ion/gr zeolite could be adsorbed by 5 cm bed of zeolite. With 10 cm bed level,
zeolite could adsorb 6,25 mg of Ca ion/gr zeolite. With 15 cm bed level, zeolite could adsorb 3,61 mg of Ca
ion/gr zeolite.The adsorption capacity of zeolite depended on its mass and the adsorption temperature. 5
cm bed of zeolit with 300 gr mass had higher capacity than the 10 cm (600 gr of mass zeolite) and 15 cm
ones (900 gr of mass zeolite), although in the first reaction as many as 200 ppm could be adsorbed by 15
cm bed of zeolite.
dengan air itu, sedangkan banyaknya zat
PENDAHULUAN pengotor bergantung pada waktu kontaknya.
Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung
Air merupakan unsur penting dalam dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan
kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia terutama terdiri dari : kalsium karbonat (CaCO3),
ini tidak terlepas dari adanya unsur air ini. magnesium karbonat (MgCO3), kalsium sulfat
Sumber utama air yang mendukung kehidupan di (CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4), dan
bumi ini adalah laut, dan semua air akhirnya sebagainya.
akan kembali ke laut yang bertindak sebagai Air yang banyak mengandung mineral
“reservoir” atau penampung. Air dapat kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air
mengalami daur hidrologi. Selama menjalani sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai
daur itu air selalu menyerap zat-zat yang mencuci. Senyawa kalsium dan magnesium
menyebabkan air itu tidak lagi murni. Oleh bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan
karena itu, pada hakekatnya tidak ada air yang mencegah terjadinya busa dalam air. Oleh karena
betul-betul murni. senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif
Zat-zat yang diserap oleh air alam dapat sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu
diklasifikasikan sebagai padatan terlarut, gas cenderung untuk memisah dari larutan dalam
terlarut dan padatan tersuspensi. Pada umumnya, bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya
jenis zat pengotor yang terkandung dalam air menjadi kerak.
bergantung pada jenis bahan yang berkontak
Dengan cara-cara pengolahan yang kertas saring. Penyaringan dilakukan secara
khusus, persediaan air tawar juga dapat diambil gravimetric.
dari air laut atau air payau (brackish water). 6. Kemudian bilas dengan aquades. Pembilasan
Perbedaan utama antara air laut dan air tawar dilakukan sampai air bilasan yang terakhir
adalah kadar garamnya. Air laut mengandung menetes dari mulut corong terbukti bebas ion
sekitar 35.000 mg mineral per kg air, sedangkan Cl-, menggunakan indikator AgNO3.
kadar maksimum kalsium dalam air tawar adalah 7. pengeringan sampel yang telah bebas ion Cl-
1000 mg per kg air. Oleh karena itu pengolahan di furnace pada temperatur 110oC selama 2
air laut dapat lebih kompleks dan lebih mahal. jam.
Untuk memperoleh air bersih yang 8. Sampel siap digunakan sebagai unggun
layak konsumsi diperlukan suatu cara yang lebih filtrasi.
baik. Salah satu metode yang banyak digunakan
adalah filtrasi (penyaringan). Metode ini dapat
diterapkan di daerah pedesaan yang berada di Pelaksanaan Penelitian
tepi sungai ataupun sumber air lain.
Media filter yang biasa digunakan Kesadahan air dibuat dengan
adalah pasir, kerikil, ijuk, arang dan zeolit. Di melarutkan CaCl2 sebanyak 120 gram ke dalam
Indonesia zeolit tampaknya belum mendapat air 100 liter. Dalam air CaCl2 akan terionisasi
perhatian yang memadai sebagai media filtrasi menjadi Ca2+ dan Cl-. Ion Ca2+ inilah yang akan
air bersih. Padahal Indonesia secara geografis dikurangi konsentrasinya dalam air keluaran.
terletak pada jalur gunung berapi memiliki Dengan laju alir tetap sebesar 30 lt/jam,
potensi zeolit yang cukup besar. Akan tetapi ketinggian unggun zeolit 20-30 mesh
tidak semua zeolit dapat digunakan sebagai divariasikan 5 cm, 10 cm, 15 cm. Selama 1 jam
media filter. Zeolit alam Lampung yang air sadah dialirkan dan setiap 10 menit diambil
merupakan jenis zeolit klinoptilolit cocok sampelnya untuk dianalisa dengan AAS di Lab.
digunakan sebagai media filter. Zeolit alam TEL Jurusan TGP UI. Dalam penelitian ini tidak
lampung yang telah dipreparasi dengan dilakukan regenerasi zeolit.
perlakuan tertentu dapat menyerap ion Ca2+ Pertukaran ion dapat dituliskan sebagai
penyebab kesadahan dalam air. berikut:
NaZ + CaCl2 CaZ + 2 NaCl
NaZ = Natrium -Zeolit
CaZ = Calsium -Zeolit
PENELITIAN
Proses pertukaran ion berlangsung
secara kontinyu dengan model aliran upflow
Prosedur Preparasi Zeolit (dari atas ke bawah).
Untuk memperoleh zeolit alam
Lampung dengan komposisi kimia didominasi HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh kation Na+ dilakukan proses pemanasan,
prosedurnya adalah: Kurva terobosan
1. Serpihan zeolit diayak dengan siever
berukuran kurang lebih 20-30 mesh, untuk Bentuk khas hasil adsorbsi dengan
memperoleh butiran zeolit berukuran menggunakan unggun tetap beraliran kntinyu
seragam. adalah berupa kurva terobosan. Kurva terobosan
2. Timbang zeolit yang telah diayak masing- adalah kurva yang menunjukkan hubungan
masing 800 gr antara konsentrasi adsorbat keluaran kolom
3. Siapkan larutan garam NaCl 3 M sebanyak adsorbsi terhadap waktu adsorbsi. Waktu
1600 ml, sesuai dengan perbandingan solid : adsorbsi disini adalah waktu yang diukur pada
liquid (zeolit : larutan garam ) yaitu 1: 2 [gr : interval tertentu selama terjadinya kontak antara
ml] adorbat dengan zeolit yang berlangsung secara
4. Bahan-bahan yang telah disiapkan, kontinyu. Kurva terobosan adsorbsi ion Ca2+
dipanaskan pada temperatur yang diusahakan hasil penelitian dapat dilihat pada gambar 1
konstan 100oC selama 4 jam, disertai dengan
pengadukan.
5. Setelah 4 jam, tuang zeolit yang telah
dipanaskan ke corong-corong yang dilapisi
1400 adsorbat yang terasorbsi (q) oleh zeolit terhadap
konsentrasi (ppm)

1200 waktu adsorbsi.


1000
800
Grafik hubungan q vs t untuk adsorbsi
600 ion Ca2+ menggunakan zeolit disajikan dalam
400 gambar 2.
200

q (mg ion Ca/gr


0 350
0 20 40 60 300
w a k tu (m e n it) 250

zeolit)
200
unggun 5 cm unggun 10 cm 150
unggun 15 cm 100
50
Gambar 1. Kurva terobosan ion Ca 0
0 10 20 30 40 50 60
unggun zeolit 5 cm
unggun 10 cm waktu (menit)
Dari gambar di atas nampak perbedaan unggun 15 cm
kurva penyerapan ion Ca2+. Proses adsorbsi yang
paling baik terjadi pada zeolit dengan unggun 15 Gambar 2. Kapasitas adsorbsi ion Ca pada zeolit.
cm yang mencapai 200 ppm. Zeolit dengan
unggun 10 cm mencapai 300 ppm, sedangkan Dari gambar 2 terlihat pada kurva
zeolit dengan unggun 5 cm hanya mencapai 500 semakin lama semakin meningkat. Seharusnya
ppm. Dari sini terlihat semakin tinggi unggun kapasitas adsorbsi pada rentang waktu tertentu
zeolit makin rendah konsentrasi ion Ca2+. Akan awalnya meningkat dan selanjutnya mencapai
tetapi laju peningkatan ion Ca2+ yang terendah kesetimbangan (konstan). Hal ini disebabkan
adalah zeolit dengan unggun 10 cm. Seharusnya pengambilan sampel didasarkan pada waktu
laju peningkatan yang terendah terjadi pada selama 60 menit sehingga tidak dapat diketahui
unggun zeolit 15 cm. Hal ini dapat terjadi sampai seberapa lama kondisi unggun akan
disebabkan oleh perubahan laju alir ketika jenuh. Akan tetapi dari hasil kurva terobosan
mengoperasikan percobaan pada unggun zeolit dapat dilihat perkiraan kondisi unggun yang
15 cm, dimana laju alir telah berkurang karena mencapai kejenuhan. Perbedaan ini disebabkan
jumlah air pada raw water berkurang sehingga pada perhitungan kapasitas adsorbsi
tekanan airnya juga berkurang. menggunakan satuan mg ion Ca/gr zeolit.
Dalam literature tentang adsorbsi Berdasarkan hal tersebut maka dimungkinkan
(Sundstrom,1979), konsentrasi suatu spesi yang untuk unggun 5 cm dengan berat 300 gram
diadsorb dalam effluent selama beberapa waktu memiliki kapasitas terbesar zeolit dengan unggun
pertama menunjukkan kecenderungan konstan. 15 cm dengan berat 900 gram memiliki kapasitas
Setelah unggun mulai jenuh barulah konsentrasi adsorbsi terkecil.
spesi tersebut meningkat tajam. Pada kondisi ini Hasil perhitungan kapasitas adsorbsi pada ketiga
kurva yang terjadi berbentuk huruf S. titik jenis unggun zeolit disajikan dalam tabel berikut.
dimana konsentrasi dalam effluent mulai
meningkat disebut titik tembus (break point) Tabel 1. Kapasitas adsorbsi ion Ca pada zeolit
sedangkan kurvanya dinamakan kurva terobosan
(breakthrough curve). Dalam percobaan ini q* (mg ion Ca/gr
terjadi kurva terobosan titik tembusnya. zeolit C* (mg/lt)
zeolit)
Dari fenomena yang ada, dalam
penelitian ini adsorbsi yang terjadi adalah 600 10,83
adsorbsi fisika di mana ion Ca2+ yang telah 900 43,33
teradsorb dapat mengikat ion Na+. Dengan unggun 5 cm
demikian terjadi pertukaran ion antara ion Na+ 1200 105,83
dari zeolit dan ion Ca2+ dari air. 1300 193,33
600 6,25
900 22,50
unggun 10 cm
Kapasitas Adsorbsi ion Ca terhadap 1100 50,83
waktu adsorbsi 1200 91,25
500 3,61
Dari hasil kurva terobosan yang
terbentuk pada gambar 1 dibuat suatu grafik 800 13,33
unggun 15 cm
yang menyatakan hubungan antara jumlah 1000 30,56
1100 55,28
Penentuan Konstanta Freundlich dan Tabel 2. Harga Konstanta Freundlich
Langmuir dan Langmuir
Tipe isoterm Parameter Unggun Unggun Unggun
Untuk melihat apakah adsorbsi ion ca isoterm 5 cm 10 cm 15 cm
mengikuti isoterm adsorbsi model Freundlich
Freundlich KF 1.339 2.479 3.417
atau langmuir, maka dapat dibuktikan melalui
koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan oleh n 0,287 0,268 0,300
grafik linierisasi kedua model tersebut. Langmuir KA 7,62E-01 8,07E+00 8,7E-4
Konstanta Freundlich (Kf dan n) dapat dicari qm 134.408 68.027 47.509
dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Log q = log Kf + 1/n log C
Dengan menggambarkan grafik KESIMPULAN
linieisasi antara log C vs log q, maka KF dan n 1. Zeolit alam Lampung dengan ukuran 20-30
dapat ditentukan. Sedangkan konstanta mesh memiliki kemampuan yang besar
Langmuir (KA dan qm) dapat dicari dengan dalam menyerap ion Ca2+.
menggunakan persamaan dengan 2. Zeolit alam Lampung dengan variasi tinggi
menggambarkan grafik linierisasi antara 1/C vs unggun 5 cm, 10 cm dan 15 cm memiliki
1/q maka KA dan qm dapat diketahui. kecenderungan yang berbeda-beda. Tinggi
unggun 5 cm mampu menurunkan hingga
Grafik Linierisasi Isoterm Freundlich 500 ppm, ketinggian 10 cm mampu
2,5
menurunkan hingga 300 ppm,sedangkan
2 ketinggian 15 cm mampu menurunkan
log q

1,5
1
hingga 200 ppm.
0,5 3. Zeolit dengan tinggi unggun 15 cm memiliki
0 kecenderungan yang lebih baik pada awal
2,6 2,7 2,8
log c2,9 3 3,1
reaksi dalam mengadsorbsi ion Ca2+ sampai
unggun 5 cm unggun 10 cm 200 ppm. Hal ini disebabkan semakin tinggi
unggun 15 cm unggun semakin luas zona adsorbsi.
Gambar 3. Grafik linierisasi isoterm freundlich 4. Operasi dilaksanakan pada tekanan udara 1
atm dan suhu kamar (25oC). Pada kondisi ini
G rafik Linierisasi Isoterm
terjadi pertukaran ion antara ion Na+ dari
L a n g m u ir zeolit dengan ion Ca2+ dari air sadah
3,00E-01 (terbentuk ikatan kimia antara Na+ dan Cl-).
2,50E-01
2,00E-01
5. Adsorbsi isoterm ion Ca dapat mengikuti
kedua model adsorbsi isoterm baik model
1/q

1,50E-01
1,00E-01 Freundlich maupun Langmuir.
5,00E-02
0,00E+00
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025

unggun 5 cm
unggun 10 cm
1/C Daftar Pustaka
unggun 15 cm

Gambar 4. Grafik linierisasi isoterm Langmuir 1. Austin, George T.,Shreve’s Chemical


Process Industries, edisi kelima, Mc-Graw
Dari gambar 3 dan 4 dapat dilihat Hill Book Company,1985.
bahwa pengujian data-data dengan menggunakan 2. Arfandy, Munsir, Teknik Penyediaan Air
isoterm model Freundlich dan Langmuir Bersih untuk Daerah Pedesaan “Skala
menunjukkan grafik linierisasi yang baik untuk Prioritas Pemilihan Sumber Air”, Makalah
adsorbsi yang menggunakan zeolit. Hal ini dalam Proceeding Kursus Penyediaan Air di
ditunjukkan oleh nilai determinasi berkisar 0,98 - Pedesaan, Bandung,1983.
0,99 (hampir mendekati 1). Nilai koefisien 3. Cheremisinoff, Paul N., Handbook of Water
determinasi (R2) yang hampir sama dari setiap and Wastwater Treatment Technology,
adsorben untuk ketiga jenis unggun Marcel Decker Inc., New Yorl,1995.
menunjukkan bahwa adsorbsi mengikuti kedua 4. Djannah, Pathul, Pengaruh Panas Terhadap
model isoterm Freundlich dan Langmuir. Ketahanan Zeolit Alam dan Pembuatan H-
Zeolit dengan Larutan Amonium Asetat dan
Amonium Hidroksida, Skripsi TGP
FTUI,1997.
5. Sundstrom, Donald W., et.al.,
Wastwater Treatment, Prentice Hall,
Englewood Clifts,1979.
6. Sutarti, Mursi et.al., Zeolit, Tinjauan
Literatur, Pusat Dokumentasi dan Informasi
LIPI,1994.
7. Yanti, Evi, Pengaruh Ukuran Zeolit dan
Konsentrasi awal Amonia terhadap
Adsorbsi Amonia secara Batch oleh Zeolit
Alam Lampung, Seminar TGP FTUI,1997
8. Yoediartini, Dessy, Studi Literatur Tentang
Modifikasi dan Karakterisasi Zeolit Alam
Lampung untuk Aplikasi Adsorben, Seminar
TGP FTUI,1996.
9. Encyclopedia of Chemical Technology

Anda mungkin juga menyukai