Pencurian Daya Listrik Capai 14 Persen
Pencurian Daya Listrik Capai 14 Persen
PENCURIAN daya listrik oleh pelanggan PLN Cabang Bungo semakin menjadi-jadi.
Selama triwulan pertama 2011 ini saja, PLN kehilangan 14 persen daya. Angka ini
melebihi toleransi losing (kehilangan) tegangan nasional yang hanya 8 persen.
Asisten Manager PLN Cabang Bungo Asril Firdaus mengatakan, kehilangan daya ini
menyebabkan PLN merugi hingga miliaran rupiah. Namun pihaknya belum bisa
merinci besarannnya, karena belum mendapat laporan dari Gardu Induk. Lagi pula,
ada perbedaan harga daya antara pelanggan rumah tangga dengan industri. �Kita
belum dapat merinci berasannya. Namun dari laporan yang kami terima, pencurian
untuk cabang bungo sangat tinggi, �katanya. Katanya lagi, PLN Cabang Bungo
membawahi ranting Tebo, Rimbo Bujang, Sarolangun dan Bangko. Maka kalau
dibandingkan dengan perwilayah ini, 14 persen tersebut mampu memasok listrik
untuk satu ranting. Sebagai langkah antisivasi katanya, PLN Wilayah Sumatera
Bagian Selatan (Sumbagsel) saat ini sedang melakukan P2TL (Penertiban
Pemakaian Tenaga Listrik). Mereka terdiri dari dua tim dan didampingi oleh
kepolisian. Paling tidak hingga kemarin, tim ini telah menemukan lebih dari 10
pelanggaran arus. �Tim dari Palembang ini telah menyisir tiap-tiap lokasi yang
dirasa sangat banyak kehilangan daya. Sejak Selasa (22/03) lalu, tim ini telah
menemukan 7 pelanggaran. Untuk hari ini saya belum dapat laporan, namun
diperkirakan telah ada 10 yang ditemukan, �katanya lagi. Rata-rata pelanggaran
yang dilakukan berupa peningkatan daya, yaitu dengan cara menukar MCB dari
daya 450 menjadi 900 VA. Namun pihaknya juga telah menemukan satu pelanggan
yang mengganti KWH meter secara diam-diam. Mereka yang melanggar kemudian
diminta untuk membayar kerugian PLN selama ini, termasuk yang mengganti KWH
meter tersebut. �Untuk yang mengganti KWH meter ini mereka kita denda Rp2,6
juta. Sejauh ini denda yang kita jatuhkan langsung diganti oleh pelanggan
ini,�katanya.
Kudus, CyberNews. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kudus Kota akan mengkaji ulang
kemungkinan pelaporan kepada aparat terkait pencurian listrik yang dilakukan pelanggannya.
Selain untuk menyelamatkan potensi daya listrik yang hilang, hal tersebut sebenarnya juga sudah
mempunyai dasar hukumnya.
Manajer PLN Kudus Kota, Ahmad Mustaqir, menyatakan sejauh ini opsi seperti itu memang
belum pernah dilakukan. Pasalnya, pihak yang ditengarai dan kemudian terbukti melakukan
pencurian atau pelanggaran kelistrikan, biasanya langsung mengganti denda terkait perbuatannya
itu.
Bila memang kondisinya seperti itu, petugas biasanya tidak akan memproses lebih lanjut. "Tetapi
kemungkinan hal tersebut dipolisikan dapat saja terjadi," ungkapnya, Jumat (13/5).
Tindakan tegas dapat dilakukan petugas bila memang pelaku pelanggaran tidak mempunyai
itikad untuk mengganti kerugian yang ada. Kemungkinan lain, yakni pelakunya memang tidak
bersikap kooperatif atau menyadari bahwa apa yang dilakukannya merugikan PLN. "Kalau
seperti itu, kami mungkin akan benar-benar melakukannya," tandasnya.
Paling tidak, bila memang hal tersebut direalisasikan akan dapat menjadi pembelajaran bagi
semua pihak. Dampak lainnya dari pemrosesan secara hukum terkait pelanggaran yang dilakukan
yakni dapat membuat efek jera bagi yang lainnya.
Diakuinya, perilaku yang merugikan PLN seperti itu hingga saat sekarang masih sering
ditemukan. Setiap bulan, pihaknya rata-rata dapat menyelamatkan daya sekitar 200 ribu kilo watt
hour (Kwh) setiap bulannya dari sejumlah pelanggaran yang dilakukan pelanggannya.
Setidaknya, data tersebut diperoleh dari hasil operasi penertiban penggunaan tenaga listrik
(P2TL), yang dilakukan secara periodik. Adapun jenis pelanggarannya yakni mulai dari
membuka Kwh meter, mengubah sistem pengawatan (wiring), dan juga ditemukan komponen
kelistrikan yang diganti.
Pelanggaran lainnya yang ditemukan selama kegiatan pemantauan yakni pengambilan daya
listrik langsung dari jaringan tanpa melewati alat pengukur. "Selain merugikan, tindakan
tersebut juga membahayakan pelakunya sendiri," ujarnya.
Berita Terkait
Video
Banjarbaru (ANTARA News) - Tim gabungan PT PLN cabang Banjarmasin dan PLN
ranting Banjarbaru Kalimantan Selatan di back up aparat Polresta Banjarbaru
merazia pencurian listrik yang cukup marak terjadi di sejumlah komplek perumahan
di wilayah Kota Banjarbaru.
Manajer PT PLN ranting Banjarbaru, Edy Susanto, Jumat, mengatakan, razia yang
dilakukan bertujuan mengurangi pencurian listrik yang cukup banyak dilakukan
masyarakat terutama yang tinggal di komplek perumahan.
"Saat ini, bertepatan tim turun melakukan razia ke sejumlah komplek perumahan di
Kota Banjarbaru dan tim menemukan pencurian listrik sebanyak 18 kasus di wilayah
kelurahan Loktabat Utara," ungkapnya.
Tindakan yang dilakukan bagi warga yang kedapatan melakukan pencurian listrik
itu, kata dia, selain aliran listriknya dicabut, mereka juga diminta membayar denda
atau tagihan susulan atas pencurian daya listrik.
"Aliran listrik milik warga yang kedapatan mencuri dicabut dan mereka juga wajib
membayar denda atau tagihan susulan. Jika tidak, listriknya tidak bakalan dipasang
dan kasusnya bisa dilanjutkan ke jalur hukum," jelasnya.
"Tindakan itu, selain merugikan PLN karena listrik yang digunakan tidak masuk
rekening, juga mempengaruhi kapasitas produksi karena daya yang disalurkan ke
pelanggan banyak yang hilang (losses) atau susut," ujar dia.
Namun, lanjutnya, sejak disepakatinya kerjasama antara PLN dengan Real Estate
Indonesia (REI) wilayah Kalsel, tindakan pencurian listrik oleh masyarakat tidak
terlalu banyak walau pun kasusnya tetap ada.
"Kasus pencurian listrik tetap ada apalagi di komplek perumahan yang baru
dibangun, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak disamping razia yang dilakukan
rutin sehingga tindakan pencurian bisa dicegah," katanya.
Melalui razia ini, ia mengharapkan masyarakat tidak lagi melakukan aksi pencurian
listrik karena selain merugikan PLN juga bisa menimbulkan bahaya karena
peralatan yang dipakai membuat kapasitas listrik terpasang melebihi standar
sehingga membahayakan rumah maupun jiwa warga bersangkutan.(*)
Kapanlagi.com - Kenaikan harga solar industri menjadi Rp7.500 per liter, dapat memicu
pencurian daya listrik di Perusahaan Listrik Negara (PLN/Persero) di Kalimantan Selatan
(Kalsel) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta, baik skala besar maupun kecil,
kata pimpinan PLN di Kalimantan.
General Manager PT PLN Wilayah Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng), Ari Agus
Salim, di Banjarmasin, Sabtu (22/12), mengungkapkan, sejak kenaikan harga BBM untuk
industri itu, pencurian daya listrik di PT PLN mengalami peningkatan dibandingkan
sebelumnya.
"Sejak kenaikan harga BBM itu, pencurian listrik semakin merajalela. Kami prediksikan
banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang merasa terlalu berat dengan
melonjaknya harga solar tersebut," kata Ari Agus pula.
Menurut dia, pencurian daya listrik dari PT PLN tersebut, semakin memberatkan
operasional perusahaan itu, mengingat adanya ketimpangan produksi yang dikeluarkan
dengan pendapatan yang dihasilkan terutama dari penyaluran daya listrik bagi pelanggan
nonsubsidi.
Kondisi itu, lanjut Ari, semakin membuat PLN Kalsel-Kalteng kesulitan untuk keluar dari
kondisi krisis saat ini.
Namun total kerugian yang diderita PLN akibat pencurian daya listrik tersebut, Ari
menyatakan data rincinya berada di kantor PLN di Banjarbaru. Tapi dia memastikan
adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga PT PLN di sana perlu
memperketat pengawasan.
Dia juga mengakui, belum dapat memenuhi keluhan masyarakat yang kesulitan
mendapatkan sambungan listrik baru, terutama di kawasan lingkungan perumahan
(perumnas).
"Sampai saat ini PLN Kalsel masih dalam kondisi krisis, sehingga sulit untuk melakukan
penambahan jaringan," ujar dia pula.
Selama krisis listrik belum teratasi, PLN di daerah itu, menurut Ari Agus, masih akan sulit
mengembangkan jaringan baru terutama untuk masyarakat umum, kecuali untuk
keperluan bisnis yang masih tersedia cukup besar.
"Bagaimanapun juga masyarakat harus tetap bersabar hingga 2010 atau setelah terbangun
PLTU Asam-Asam Unit III dan IV yang akan menghasilkan tambahan daya masing 2x65
MW, ditambah dengan pembangunan PLTU Mulut Tambang di Kabupaten Tabalong dan
di Kalimantan Tengah," kata Ari lagi.
Dia menyebutkan, untuk menambah daya atau kekuatan pada Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) Riam Kanan, tidak mungkin dilakukan, mengingat akan sangat sulit untuk
menambah kapasitas turbin dengan teknologi baru. Padahal PLTA Riam Kanan telah
didesain beroperasi dalam jangka waktu 50-60 tahun.
"PLTA Riam Kanan didesain untuk memenuhi hingga 50% kapasitas daya listrik di
Kalsel-Kalteng atau 3x10 juta MW, dan kini masih maksimal. Jadi tidak mungkin
menambah kapasitas turbin dengan teknologi baru," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin, minta agar PLN segera mencari terobosan
baru untuk segera mengatasi krisis listrik di Kalsel dan Kalteng yang mengakibatkan
terjadi pemadaman hampir sepanjang tahun.
"Saya minta PLN segera mencari terobosan baru, tidak hanya mengandalkan pada
teknologi yang ada, karena krisis listrik yang terjadi saat ini menghambat masuknya
investasi di Kalsel," kata Gubernur Kalsel itu pula.
©2003-2010 KapanLagi.com
[Cetak]
• PLN wilayah distribusi Jawa Barat dan Banten tahun 2005 menemukan kasus-kasus
pencurian daya listrik dengan total kerugian Rp 78 miliar.
• Sebanyak 50 pelanggan besar yang melakukan pencurian dari sektor industri dan
bisnis. Sekitar 92.000 pelanggan rumah tangga juga melakukan pelanggaran
• Jabar-Banten saat ini memiliki 7 juta pelanggan
• Modus pencurian listrik, antara lain memperbesar kapasitas pembatas di atas daya
kontrak, merusak segel tera, dan penyambungan liar.
Gangguan pasokan
Selain tantangan di sisi transmisi dan distribusi, PLN Jawa bagian Barat juga mengalami
masalah di sisi pembangkitan. Kerja PLTGU Priok clan PLTGU Muara Karang, sejak akhir
pekan lalu, mengalami gangguan akibat ketersendatan pasokan gas. Akibatnya, PLN harus
mengoptimalkan PLTGU Muara Tawar dan pembangkit di Jawa Timur untuk mengamankan
pasokan listrik di Jakarta clan sekitarnya.
General Manajer Penyaluran clan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Muljo Adji,
mengemukakan turunnya pasokan gas sampai di bawah 30 juta kaki kubik membuat empat
unit gas turbin di PLTGU Priok clan dua unit gas turbin di PLTGU Muarakarang harus
dimatikan pada Sabtu lalu.
Menurut Muljo, mesin dimatikan karena pasokan gas untuk PLTGU Priok yang normalnya
200 juta kaki kubik tinggal 25 juta kaki kubik. Adapun Muara Karang dari normalnya 90 juta
kaki kubik hanya sekitar 27 juta kaki kubik. "Untung saja pada akhir pekan, beban daya listrik
tidak terlalu berat sehingga meskipun ada kekurangan daya sampai 800 MW, tidak sampai
terjadi pemadaman," kata Muljo.
Untuk menutupi kekurangan pasokan, PLN mengoptimalkan kerja PLTGU Muara Tawar (920
MW) yang masih memakai bahan bakar solar high speed diesel (HSD). PLN juga menambah
pasokan daya listrik dari pembangkit-pembangkit di Jawa Timur.
"Terpaksa pakai solar lagi. Kalau tidak, terjadi kekurangan daya listrik di sekitar Jakarta dan
Jawa Barat," kata Muljo.
Sumber: Kompas
Utama ›
"Kerugian yang ditanggung PLN Cabang Makassar itu belum termasuk dari tagihan susulan
yang hingga Januari 2010 mencapai puluhan juta rupiah," kata Manajer PT PLN Cabang
Makassar Yuyun Mimbar Saputra di Makassar, Kamis (18/03/2010).
Menurut dia, pihaknya bersama petugas keamanan terus berusaha menertibkan pencurian listrik
di lapangan, namun ada saja yang masih lihai, padahal sudah jelas pencurian daya listrik tersebut
melanggar hukum dan dilarang agama.
Dia mengatakan, motif pencurian listrik itu mulai dari pencantelan listrik dari rumah di
sekitarnya, mengubah daya kilometer hingga mencuri listrik dari tegangan berdaya tinggi dari
tiang-tiang listrik.
"Adanya penggunaan listrik ilegal itu bisa juga karena tidak ada pelayanan listrik untuk
pelanggan baru," katanya.
Tidak adanya penambahan pelanggan listrik baru itu, karena daya listrik yang ada saat ini saja
sangat terbatas dan tidak ada pembangunan pembangkit daya listrik.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengimbau agar 461 ribu pelanggan PT PLN Cabang Makassar
yang tersebar di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Maros dan Pangkep dapat
melakukan penghematan daya listrik, khususnya pada waktu beban puncak yakni pukul 17.00 -
22.00 Wita.
"Dengan memadamkan sebagian bola lampu yang tidak perlu digunakan di rumah, itu salah satu
cara berhemat dan dapat membantu mengatasi krisis daya listrik di daerah ini," ujarnya.(*)
Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab