Anda di halaman 1dari 4

CEDERA SUMSUM TULANG BELAKANG Mekanisme cedera Penetrating injury Trauma tumpul dengan gangguan kolumna vertebralis yang

ng menyebabkan transeksi atau kompresi elemen neural. Kerusakan primer vascular pada spinal cord, contoh kompresi oleh hematoma ekstradural Perhatian Spinal cord injury harus dicurigai dan immobilisasi servikal dipertahankan sejak awal injury pada penderita : 1. Pasien trauma yang tidak sadar 2. Korban selamat dari kecelakaan dengan kecepatan tinggi 3. Adanya trauma lain yang terkait: a. trauma kepala atau wajah yang signifikan : 4-20% insiden yang terkait dengan trauma cervical b. kontusio scapular : dapat menunjukkan flexion-rotation thoracic spine c. seat belt injuries : dapat terkait dengan thoracic dan lumbar injury d. injury pada kaki/pergelangan kaki akibat jatuh dari ketinggian: dapat terkait dengan kompressi pada lumbar spine. Cari tanda spinal cord injury 1. Tanda vital : syok neurogenik (hipotensi dengan bradikardi) catatan : walaupun syok neurogenik harus dipertimbangkan pada px trauma dengan hipotensi tanpa adanya takikardi, hipovolemi akibat kehilangan darah harus tetap disingkirkan lebih dulu dimana px mungkin tidak menunjukkan respon takikardi, cth px yang menjalani terapi beta blocker. 2. Pada inspeksi : a. pernafasan diafragma b. postur tubuh yang tertekuk dari upper limb menunjukkan adanya kecurigaan cervical cord injury c. fasikulasi otat spontan d. Priapismus 3. Pada pemeriksaan: a. pola miotomik pada hilangnya kekuatan,lihat tabel 1 b. pola dermatom pada hilangnya sensorik c. lesi komplit spinal cord : hilangnya kekuatan motorik dan sensasi secara komplit pada sebelah distal dari lesi spinal cord injury. Diagnosa banding; spinal shock (biasanya kurang dari 24 jam). Cari adanya sacral sparing (faktor prognosa untuk pemulihan fungsional) : Sensasi perianal yang utuh Tonus Sphincter rectal yang utuh Gerakan fleksi ringan dari jari Adanya refleks bulbocavernosus : kontraksi sphincter anal eksterna dapat terasa dengan jari yang dilapisi sarung tangan ketika glans penis/klitoris diremas atau saat kateter foley ditarik secara lembut/perlahan.

d. lesi inkomplit spinal cord : diklasifikasikan dalam 3 tipe (1). Central Cord Syndrome (gambar 2), bisaanya terlihat pada arthritis degeneratif dari cervical spine. Hilangnya kekuatan yang lebih besar secara disproporsional dari upper limb dibandingkan dengan lower limb. Terdapat beberapa derajat hilangnya sensori Serta-serat yang mengkontrol fungsi BAB secara volunteer serta fungsi kemih terletak secara sentral dan sering terpengaruh, walaupun biasanya terdapat sacral sparing Mekanisme : hiperekstensi, contoh : secara khas pada keadaan jatuh kedepan pada bagian muka yang terjadi pada penderita lansia. (2). Brown Sequard syndrome (gambar 3) Paralisis motorik ipsilateral Hilangnya sensasi positioning dan vibrasi ipsilateral (tes dengan tuning fork) (pada kolumna posterior) Hilangnya sensasi nyeri dan temperature kontralateral (traktus spinothalamikus) Mekanisme : trauma tajam/penetrasi atau fraktur lateral mass dari vertebra yang berakibat pada hemiseksi cord. (3). Anterior Cord Syndrome (gambar 4) Paraplegi Hilangnya sensori disosiatif : hilangnya sensasi nyeri dan temperature, namun tetap terdapat sensasi posisi/vibrasi (kolumna posterior). Mekanisme : cervical flexion injury yang menyebabkan kontusio korda atau gangguan arteri spinalis anterior, contoh pada komplikasi injury pada aorta descenden. Pertimbangkan diagnosis traumatic carotid atau vertebral artery dissection pada penderita yang mengeluh nyeri yang signifikan pada leher atau wajah, sakit kepala dan gangguan neurologik lain setelah trauma, misal: setelah terjadi flexiextension injury typical dari kecelakaan lalu lintas. Kelainan neurologik dapat ditemukan pada pemeriksaan awal, atau berkembang beberapa jam kemudian. CT scan kepala normal. Diagnosa membutuhkan Doppler ultrasonography dan MRIA.

Tabel 1 : Fungsi Saraf Nerve root Motor/fungsi C4 Diafragma/ventilasi C5 Deltoid/ mengangkat bahu C6 Biseps/fleksi siku, ekstensi pergelangan tangan C7 Trisep/ekstensi siku

Sensoris Suprasternal notch Dibawah klavikula Ibu jari Jari tengah

Refleks Bisep Bisep Trisep

C8 T1 T4 T8 T10 T12 L1/L2 L3 L4 L5 S1 S2/S3/S4

Flexor digitorum/Fleksi jari Interossei/merentangkan jari

Jari kelingking medial lengan bawah Intercostal/ventilasi papilla mammae Xiphoid Abdominal musculature Umbilikus Simfisis pubis Iliopsoas/fleksi pinggul Paha atas Quadriceps/ekstensi lutut Paha medial Patella Quadriceps/ekstensi lutut Jari 1 kaki Patella Extensor hallucis longus Jari tengah kaki /dorsifleksi jari 1 kaki Gastrocnemius dan soleus/ Jari kelingking kaki Achilles plantarfleksi pergelangan kaki Sphinter anal/ bowel dan Area perianal Bulbocavernosus kandung kemih

Penatalaksanaan Tangani sebagai kasus yang mengancam nyawa, dengan meminimalisasi gerakan kolumna spinalis. Immobilisasi spine pada posisi yang netral. Catat adanya defisit neurologik Pemeriksaan radiologist : 1. C-spine X ray : harus posisi AP/lateral . pertimbangkan : a. swimmers view jika C7/T1 junction tidak terlihat pada posisi lateral b. open mouth odontoid view jika curiga injury pada C1/C2, ketika ada nyeri cervical atas/oksipital. 2. X ray thorakal dan lumbal : posisi AP/lateral 3. CT scan diindikasikan jika: a. gambaran yang baik C-spine bagian bawah tidak didapatkan pada xray b. kecurigaan abnormalitas yang terlihat pada xray 4.MRI : a. memberikan data yang paling akurat adanya deficit neurologik b. terbatasnya ketersediaan pada stting gawat darurat

cairan IV : 1. Hindari pemberian cairan berlebihan karena dapat menyebabkan edema pulmonal 2. pasang kateter urin untuk monitor output urin

3. untuk syok neurogenik, pertimbangkan vasopressor jika tensi tidak meningkat setelah fluid challenge pertimbangkan metilprednisolon : 1. indikasi : a. injury spinal cord non-penetrating b. dalam 8 jam post injury 2. Dosis : 30mg/kg selama 15 menit diikuti dengan 5,4 mg/kg/jam untuk 23 jam berikutnya. 3. Kontraindikasi a. pediatric : < 13 tahun b. Kehamilan c. Trauma ringan terbatas pada cauda equine/nerve root d. Adanya trauma abdomen e. Morbiditas serta mengancam nyawa Penempatan : lihat bab bedah ortopedi dan atau neurosurgery pada tempat praktek.

Anda mungkin juga menyukai