Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA PENGAUDITAN II

Riyan Afiantoro

16710/EA

UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI 2011

CH.15 AUDIT SIKLUS PENGELUARAN


SIFAT SIKLUS PENGELUARAN Siklus pengeluaran terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang serta jasa. Aktivitas utama dalam siklus pengeluaran adalah 1.) Membeli barang dan jasa-transaksi pembelian, 2.) melakukan pembayaran-transaksi pengeluaran kas. Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasif terhadap laporan keuangan. TUJUAN AUDIT Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi Audit PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN Sebelum merancang program audit perusahaan, auditor harus mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan pasar eksternal yang menggerakan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan tersebut mempengaruhi siklus pengeluaran perusahaan.Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang : Materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Pengendalian internal kunci dimana auditor berharap dapat menentukan risiko pengendalian bisnis. Pemberian jasa bernilai tambah.

MATERIALITAS Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini dimana risiko terjadinya salah saji yang material tinggi. Beberapa akun, seperti persediaan, properti, pabrik, dan peralatan, serta jenus beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan.

RISIKO INHEREN Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bias mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran. Faktor-faktor penting yang dapat memotivasi manajemen untuk menyalahsajikan asersi-asersi siklus pengeluaran meliputi :
Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat membuat laporan yang

memenuhi target profitabilitas atau norma industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataannya tidak tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional yang mempengarruhi biaya operasi, dampak perkembangan teknologi terhadap produktivitas perusahaan, atau manajemen yang tidak baik. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah utang agar bisa membuat laporan yang menunjukkan tingkat modal kerja yang lebih tinggi pada saat perusahaan sedang menghadapi masalah likuiditas atau keraguan tentang kelangsungan usahanya. Siklus pengeluaran cenderung menanggung risiko kecurangan yang dilakukan karyawan melalui pengeluaran kas yang tidak diotorisasi. Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siflus pengeluaran mencakup : Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi. Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa diotorisasi. Pembelian aktiva yang diselewengkan. Pembayaran atas faktur penjualan mungkin dilakukan dua kali. Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasikan.

RESIKO PROSEDUR ANALITIK Pengujian analitis merupakan hal yang paling efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko ini merupakan unsur resiko deteksi bahwa prosedur analitik tersebut akan gagal mendeteksi kekeliruan yang material dan juga bahwa prosedur ini sangatlah murah. MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL Lingkungan Pengendalian Beberapa hal yan perlu dicermati adalah : (1) integritas dan nilai etis (2) komitmen terhadap kompetensi manajemen harus dicerminkan dalam berbagai hal (3) struktur organisari klien dan manajemen penetapan kewenangan serta tanggung jawab atas

aktivitas siklus pengeluaran harus dikomunikasikan secara jelas dan memberikan garis jelas tentang hubungan otoritas, tanggung jawab, serta pelaporan. Tanggung jawab manajemen atas penggunaan sumber daya perusahaan dapat berguna untuk menentukan : Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi riview kinerja perusahaan. Seberapa sering dan cepat laporan manajemen direview. Keputusan yang didasarkan atas laporan itu. Kebijakan perusahaan akan tindaklanjut masalah yang berasal dari laporan utama.

Penilaian Resiko Manajemen Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal : Kemampuan perusahaan alam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian. Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian. Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting. Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan. Atensi perusahaan terhadap resiko terjadinya pembayaran berganda. Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

Informasi dan Komunikasi (sistem akuntansi) Pemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serata catatan penting ayang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami auditor antara lain : Bagaimana pembelian, pembayaran dan retur diawali. Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan. Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahap dari setiap transaksi siklus pembelian. Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

Pemantauan Beberapa jenis aktivitas pemantauan secara terus menerus atau periodik dalam komponen ini dapat memberikan manajemen informasi tentang keefektifan komponen pengendalian internal lainnya dalam mengurangi risiko salah saji yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pengeluaran. Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan , apabila berlaku, mencakup (1) umpsn balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah pembayaran atau masalah pengiriman dimasa depan, (2) komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya, (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalaian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian Kembali lagi kedalam keempat komponen pengendalian internal tersebut, meliputi perancangan kebijakan dan prosedur serta apakah hal tersebut telah dilaksanakan, tetapi bukan untuk menentukan keefektifan pengendalian semacam itu. Jadi, berdasarkan informasi pemahaman semata, penilaian awal auditor atas resiko pengendalian haruslah maksimum.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIAN Di antara aktivitas pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengendalian fisik, pengendalian manajemen, dan pengendalian aplikasi komputer. Ada 2 jenis pengendalian computer antara lain: Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan computer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer. Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran. Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan auditor untuk : Memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal Melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas resiko pengendalian untuk transaksi pembelian.

Dokumen dan Catatan Yang Umum

Bagi perusahaan yang menggunakan sistem database, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkam akses ke informasi dalam sistem ini. Dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi: Permintaan Pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian. Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa. Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok. Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim , jumlah yang harus dibayar, serta tanggal tanggal tagihan tersebut. Voucher. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Laporan pengecualian. Berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut. Iktisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch. Register voucher. Kewajiban telah memperoleh persetujuan. File induk pemasok yang telah disetujui. File pesanan pembelian terbuka. File penerimaan. Berisi informasi tentang kuantitas persediaan. File transaksi pembelian. Voucher telah disetujui atas pembelian barang. File induk hutang usaha. Berisi tentang voucher yang belum dibayar. File suspensi atau penolakan. Proses ditolak moleh program komputer.

Fungsi-Fungsi Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut: Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:

Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang disetujui Pengajuan kembali permintaan orang atau jasa Pembuatan pesanan pembelian

Penerimaan barang dan jasa, yang mencakup:

Laporan Penerimaan barang Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat, untuk mendokumentasikan bahwa barang telah diterima dan bahwa kewajiban telah ditetapkan. Laporan penerimaan merupakan dokumen yang penting dalam mendukung asersi eksistensi/ keterjadian untuk transaksi pembelian, informasi dalam laporan penerimaan kemudian akan diteruskan ke bagian hutang usaha melalui salinan laporan penerimaan.

Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan Setelah menyerahkan barang kegudang, klerk penerimaan harus meminta tandaterima. Pencantuman tandatangan pada salinan laporan penerimaan memberikan bukti lebih lanjut mengenai asersi eksistensi untuk transaksi pembelian dan menetapkan tanggungjawab selanjutnya atas barang yang dibeli.

Pengembalian barang ke pemasok

Pencatatan kewajiban :

Pengendalian atas pencatatan kewajiban dan asersi meliputi : Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucer dengan faktur penjual serta laporan penerimaan dan pesanan pembelian yang bersangkutan. Membandingkan tanggal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher dan harus pada periode akuntansi yang sama. Melaksanakan pengecekan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap voucher dan faktur pemasok pendukungnya. Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diktisarkan secara tepat dalam catatan akuntansi. Menetapkan voucher mencerminkan kewajiban perusahaan

Memberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva atau beban yang harus didebet.

Dokumen pendukung harus segera distempel agar dokuman tersebut tidak bisa digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran.

Pengakuan foemal oleh perusahaan ats kewajiban hukum, yang meliputi : Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban Voucher merupakan dokumen bernomor urut yang berhubungan dengan pencatatan kewajiban dalam jurnal atau register voucher. Setelah menerima faktur dari penjual, persoil departemen hutang usaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal, kemudian program edit akan mengecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, keakuratan matematis pada voucher dan sebagainya. Manajemen juga harus menetapkan sistem pertanggungjawaban atas penggunaan sumberdaya perusahaan. Manajer tersebut harus mamahami alasan bisnis yang mendasari transaksi dan merview laporan, untuk menjamin bahwa transaksi adalah sah, telah dinilai dengan tepat, dan harus dibebankan ke akunnya.

Informasi-informasi yang penting untuk mendokumentasikan pemahaman auditor tentang pengendalian internal : Fungsi-fungsi kunci Dokumentasi jejak audit Laporan penting yang diahsilkan sistem Program/ file komputer yang terdapat dalam sistem akuntansi.

Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko Pengendalian Pemahaman tentang aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan transaksi pembelian terutama diperoleh melalui pengalaman sebelumnya dengan klien, Tanya jawab, observasi, dan inspeksi dokumen. Resiko inhern untuk transaksi pembelian sering ditetapkan pada tingkat maksimun atau tinggi, karena siklus pembelian mempunyai pengaruh pervasive terhadap laporan keuangan, dan kerentanan aktiva terhadap penyalahgunaan. Jika auditor merencanakan menilai resiko

pengendalian pada tingkat tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tantang keefektivan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal. Jika auditor merencanakan tingkat pengendalian pada tingkat rendah, maka ia biasanya harus menguji keefektivan pengendalian umum, menggunakan tekinik audit berbantuan computer, dan menguji keefektivan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. Beberapa pengujian pengendalian dapat dilakukan secara berbarengan dengan perolehan pemahaman pada tahap perencanaan audit, sementara hal lainnya dapat dilakukan selama pekerjaan lapangan interim. Sifat dan luas pengujian pengendalian akan bervariasi secara terbalik dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan auditor.

Pengendalian Intern terhadap siklus pengeluaran Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus pengeluaran a. Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank b. Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode c. Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar d. Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi

2. 3. 4. 5. 6. 7.

yang memerlukan pengeluaran kas Fungsi pencatatan utang Fungsi keuangan Fungsi akuntansi biaya Fungsi akuntansi umum Fungsi audit intern Fungsi penerimaan kas

Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain Bagian utang Bagian kasa Bagian akuntansi biaya Bagian akuntansi umum Bagian audit intern Bagian kasa

Keterangan :

1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan 2. Fungsi pencatatan utang Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. 3. Fungsi keuangan. Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur. 4. Fungsi akuntansi biaya Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan. 5. Fungsi akuntansi umum Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. 6. Fungsi audit intern Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count ) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank scara periodik Risiko yang terdapat struktur pengendalian intern siklus pengeluaran. Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini: a. Terhadap transaksi pembayaran hutang. 1. Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen pendukung.

2.

Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran diberi cap. Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya. Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.

3.

4.

b. Terhadap transaksi pengeluaran kas. 1. Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak. 2. Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi. 3. Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.

Pengujian Substansif Atas Saldo Hutang Usaha Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan. Seperti halnya dengan piutang usaha, hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan tetapi bila dibandingkan dengan audit saldo aktiva, audit atas hutang lebih ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian. Tahapannya yaitu :
1. Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian

2. Merancang Pengujian Substantif 3. Prosedur Awal 4. Prosedur Analitis 5. Pengujian Rincian Transaksi 6. Pengujian Rincian Saldo

7. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP

JASA BERNILAI TAMBAH Dalam proses pelaksanaan audit, audit dapat mementapkan tolok ukur atas pengeluaran perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

Anda mungkin juga menyukai