Anda di halaman 1dari 19

PukuM uASA AS?

u8A

erLanvaan
Svalkh Muhammad bln Shallh AluLsalmln dlLanva Apakah hukumnva puasa Asvura?
!awaban
1aLkala nabl Shallallahu 'alalhl wa sallam daLana ke Madlnah bellau mendapaLl oranaorana ?ahudl
berpuasa pada harl kesepuluh bulan Muharram nabl Shallallahu 'alalhl wa sallam bersabda
ArLlnva Sava leblh berhak denaan Musa darlpada kallan! lalu bellau menaer[akan puasa pada harl
lLu dan memerlnLahkan musllmln unLuk berpuasa padanva" ulrlwavaLkan oleh 8ukharl klLab
Shaum/8ab uasa Parl Asvura 2004 Musllm klLab Svlvam/8ab uasa Parl Asvura 1130
ualam hadlLs vana dlrlwavaLkan lbnu Abbas 8adhlvalahu 'anhuma vana dlsepakaLl keshahlhannva
bahwa nabl Shallallahu 'alalhl wa sallam berpuasa pada harl Asvura dan menvuruh unLuk berpuasa
padanva ulLanvakan kepada bellau LenLana keuLamaan puasa harl lLu bellau Shallallahu 'alalhl wa
sallam men[awab
ArLlnva Aku menaharap kepada Allah unLuk menahapuskan dosa seLahun vana sebelumnva"
ulrlwavaLkan oleh Musllm klLab Shlvam/8ab ulsukalnva berpuasa Llaa harl Llap bulan aLau puasa dl
harl Arafah 1162
Akan LeLapl 8asul Shallallahu 'alalhl wa sallam sesudah lLu memerlnLahkan unLuk menvellslhl ?ahudl
denaan berpuasa saLu harl sebelumnva vaknl Lanaaal 9 Muharram aLau saLu harl sesudahnva vaknl
Lanaaal 11 Muharram ALas dasar lLu vana pallna uLama adalah berpuasa pada harl kesepuluh (10
Muharram) lalu meranakalkan saLu harl sebelumnva aLau saLu harl sesudahnva 1ambahan dl harl
kesembllan leblh uLama darlpada harl kesebelas Sebalknva enakau wahal saudaraku musllm
berpuasa harl Asvura demlklan [uaa harl kesembllan Muharram
Ma[mu laLawa Arkanul lslam edlsl lndonesla Ma[mu laLawa Solusl roblemaLlka umaL lslam
SepuLar Akldah dan lbadah Cleh Svalkh Muhammad bln Shallh AluLsalmln usLaka Arafah

Jika Puasa Sunnah Asyuro iatuh pada hari Jum`at dan Sabtu,
Bukankah kita dilarang berpuasa pada hari itu ?
Berkenaan dengan postingan sebelumnya tentang keutamaan berpuasa pada hari Tasu`a dan
Asyuro (9 dan 10 Muharram), muncul sebuah problema baru. Kalau perhitungan kalender
kita tepat, maka insya Allah puasa Tasu`a akan iatuh pada hari Jum`at, sedangkan puasa
Asyuro akan iatuh pada hari Sabtu. Padahal di sana ada hadits yang melarang kita untuk
berpuasa pada hari Jum`at dan hari Sabtu.
Hadits yang melarang berpuasa pada hari Jum`at adalah sabda beliau shallallahu alaihi
wasallam.
'Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa. dan tidaklah pula malamnva
untuk ditegakkan (shalat)`. (HR Muslim. Kitabus Shiam Bab Makruhnya Puasa Khusus
di Hari 1um`at 1144).
Adapun yang melarang puasa hari Sabtu adalah hadits,
'Janganlah kalian puasa pada hari Sabtu kecuali puasa vang diwaiibkan atas kalian.
Apabila kalian tidak menemukan apa-apa kecuali hanva kulit pohon anggur atau ranting
pohon. maka kunvahlah`
Untuk mendapatkan keielasan tentang perkara ini, marilah kita baca uraian dari Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berikut:
Bagian Pertama: Hukum Berpuasa Sunnah di Hari 1um`at
Fadilatusy Syaikh ditanya: Apa alasan dilarangnya pengkhususan hari Jum`at untuk
berpuasa? Dan apakah ini khusus untuk puasa sunnah saia atau umum bagi puasa qadha iuga?

Maka Asy-Syaikh meniawab:
Telah tsabit dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:
'Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa. dan tidaklah pula malamnva
untuk ditegakkan (shalat)`. (HR Muslim. Kitabus Shiam Bab Makruhnya Puasa Khusus
di Hari 1um`at 1144).
Hikmah dalam larangan pengkhususan hari Jum`at dengan puasa adalah bahwa hari Jum`at
merupakan hari raya dalam tuiuh hari (seminggu-ed). Hari Jum`at iuga merupakan salah satu
hari raya dari tiga hari raya yang disyari`atkan. Di dalam Islam terdapat tiga hari raya: Hari
raya Idul Fitri setelah Ramadhan, Hari Raya Idul Adhha, dan hari raya mingguan yaitu hari
Jum`at. Ini merupakan salah satu alasan larangan mengkhususkan hari Jum`at dengan
berpuasa.
Selain itu hari Jum`at adalah hari dimana sudah sepantasnya bagi seorang laki-laki
mengedepankan shalat Jum`at pada hari itu, menyibukkan diri dengan doa, dan berdzikir
karena hari Jum`at ini serupa dengan hari AraIah yang tidak disyaratkan bagi iama`ah haii
untuk berpuasa pada hari AraIah itu. Hal ini karena dia sibuk dengan doa dan dzikir. Dan
telah diketahui pula bahwa ada ibadah-ibadah yang saling bertabrakan, dan mungkin untuk
mendahulukan sebagiannya maka didahulukan ibadah yang tidak bisa ditunda dari ibadah
yang bisa ditunda.
Jika seseorang berkata, 'Jika alasannya karena hari Jum`at adalah hari raya dalam seminggu,
maka ini mengharuskan puasanya haram sebagaimana di dua hari raya yang lain, tidak hanya
dengan mengkhususkannya saia
Kami katakan, 'Sesungguhnya hari Jum`at berbeda dengan dua hari raya tersebut, karena hari
Jum`at terulang sampai empat kali dalam sebulan. Oleh karena itu larangannya tidaklah
sampai pada deraiat haram. Di sana terdapat iuga makna-makna lain pada dua hari raya yang
tidak ditemukan pada hari Jum`at.
dapun jika dia berpuasa di hari sebelumnya atau di hari setelahnya maka puasanya
saat itu diketahui bahwa tidak dimaksudkan untuk mengkhususkan hari 1um`at
dengan puasa; karena dia berpuasa sehari sebelumnya yaitu Kamis atau sehari
sesudahnya yaitu hari Sabtu.
Sedangkan pertanyaan penanya, 'Apakah larangan ini khusus untuk puasa sunnah atau umum
bagi puasa qadha iuga (membayar hutang puasa waiib Ramadhan-ed)?
Maka sesungguhnya zhahir dalilnya bersiIat umum, bahwa hukumnya makruh
mengkhususkan puasa. Sama saia apakah untuk puasa yang waiib atau puasa sunnah,
Allahumma, kecuali iika orang tersebut bekeria dan tidak punya waktu luang dari
pekeriaannya sehingga dia tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada hari Jum`at, maka
ketika itu tidaklah makruh baginya untuk mengkhususkan hari Jum`at untuk berpuasa. Ini
karena dia memerlukan hal tersebut.
Fatawa Ii Ahkamis Shiyam, Syaikh Ibnu Utsaimin (halaman 444-445)
Bagian Kedua: Hukum Berpuasa Sunnah pada Hari Sabtu
Di sana terdapat hadits yang melarang berpuasa pada hari Sabtu:
- =~ ~= -= -'= ` ~= ~=- . -= .' '~- ` ~' - '~- ` -~
'Janganlah kalian puasa pada hari Sabtu kecuali puasa vang diwaiibkan atas kalian.
Apabila kalian tidak menemukan apa-apa kecuali hanva kulit pohon anggur atau ranting
pohon. maka kunvahlah`
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (Fatawa Shiyam no 415) mengatakan bahwa
para ulama berselisih pendapat tentang hadits ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa hadits
ini syadz (lihat keterangan di bawah pent) maka dia dha`iI. Ini karena hadits larangan ini
menyelisihi hadits shahih yang terdapat pada Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan
Muslim).
Dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam menemui salah seorang istri beliau dalam keadaan
istri beliau tersebut berpuasa pada hari Jum`at . Maka Rasulullah berkata kepadanya,
'Apakah kemarin kamu berpuasa?. Istri beliau meniawab, 'Tidak. Beliau bertanya lagi,
'Apakah engkau akan berpuasa besok?. Istrinya meniawab, 'Tidak. Rasulullah kemudian
bersabda, 'Maka batalkanlah puasamu.
Sabda beliau, 'Apakah engkau berpuasa keesokan hari? merupakan dalil bolehnya berpuasa
selain puasa waiib pada hari Sabtu. Maka hadits larangan puasa hari Sabtu tersebut adalah
hadits yang syadz. Dan termasuk syarat hadits yang shahih adalah adalah dia tidak mu`all
(berpenyakit) serta tidak syadz.
Sebagian ulama berkata, 'Hukum hadits larangan tersebut telah dihapus. Sebagian lagi dari
mereka berkata bahwa hadits ini dibawa kepada puasa yang menyendiri (tidak disertai puasa
di hari sebelum dan sesudahnya). Dan ini merupakan pendapat Imam Ahmad rahimahullah.
Sampai di sini Iatwa syaikh.
Kesimpulan
emikianlah pembahasan dari sy-Syaikh rahimahullah. 1adi. kesimpulannya bahwa
tidaklah mengapa berpuasa pada kedua hari tersebut meskipun jatuh pada hari 1um`at
dan Sabtu.
Keterangan:
*) Hadits syadz: Hadits yang periwayatannya menyelisi periwayatan rawi hadits yang lebih baik darinya. Baik
ditiniau dari segi iumlah maupun ketsiqahannya.(Lihat Syarh Mandhumah Al-Baiquniyyah, Abul Harits Al-
Jazairi, taqdim Asy-Syaikh Yahya Al-Haiuri)


uASA PA8l SA81u

.' '~- ` ~' - '~- ` -=

8osulullohu Shollallahu alalhl wasallam bersabda " [anaanlah kallan puasa pada harl sabLu kecuall
vana Lelah dlwa[lbkan aLasa kallan"

1akhrl[ PadlLs
PadlLs dlkeluarkan oleh Abu uawud 2/803 klLabus Svoum 8ab laranaan menakhususkan puasa harl
sabLu no 2421 1lrmldzl 3/120 klLabus Svoum pen[elasan puasa harl sabLu no 744 nasa'l 2/143
lbnu Ma[ah 1/330 klLabus Svlvam 8ab pen[elasan puasa harl sabLu no 1726 alPaklm 1/433
klLabus Svoum al8alhaql 4/302 Ahmad 6/368 aduarlml 2/19 klLabus Svoum 8ab pen[elasan
puasa harl sabLu lbnu khuzalmah 3/317 no 2164 al8aahowl dalam Svarhus Sunnah 3/330 darl
[alan Lsaur bln ?azld darl kholld bln Ma'dan darl Abdulloh bln 8asar asSulaml darl saudarlnva as
Shoma'

1lrmldzl berkaLa " PadlLs Pasan

AlPaklm berkaLa PadlLs shohlh masuk svaraL al8ukhorl dan dlsepakaLl oleh adzuzahabl"


ulkeluarkan oleh lbnu Plbban dalam Mawarld no 940 annasa'l dalam alkubro no 143 darl [alan
Mubasvlr bln lsma'll darl Pasan bln nuh berkaLa " Aku mendenaar Abdulloh bln 8asar shohabl
8osulallohu Shollallohu alalhl wasallam berkaLa " Aku mendenaar 8osulallohu Shollallohu alalhl
wasallam bersabda " !anaanlah kallan puasa pada harl sabLu kecuall vana Lelah dlwa[lbkan aLas
kallan apablla kallan Lldak menemukan sesuaLu kecuall kavu pohon maka alalLlah" uan baalnva
[alan vana laln darl Abdlllah bln 8asar

ulkeluarkan oleh lbnu Ma[ah 1/330 klLabus Svlam 8ab Svlam harl sabLu PadlLs no 1726 Abdulloh
bln Pamld dalam alMunLakhob Pal 182 no 308 darl [alan 1saur bln ?azld darl kholld bln Ma'dan
darl Abdlllah bln 8asar lbnu khuzalmah dalam shohlhnva no 2163 al8alhaql 4/302 annasa'l
dalam alkubro 2/143 darl [alan Muawlvvah bln Shollh darl Abdlllah bln 8asar darl saudarlnva as
Shoma' ulkeluarkan oleh annasa'l dalam alkubro 2/144 darl [alan Muhammad blnvl Salamah darl
Abdlllah bln 8asar darl saudarlnva asShoma' darl Alsvah 8erkaLa Abu uawud " PadlLs Mansukh"

erkaLaan lmam Madzhab

Madzhab Panafl

Madzhab lmam Panafl 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa harl [um'aL dan sabLu (
nurul ldhoh Wana[aLal Arwah 1/101)

Madzhab lmam Panafl 8ohlmahulloh membencl puasa annalruz dan puasa alMahro[an keLlka
dlkhususkan dan [uaa Lldak berpuasa sebelumnva demlklan [uaa puasa harl sabLu dan ahad dan
membencl senaa[a dlkhususkan ( Pasvlvah lbnu Abldln 2/373 )

Madzhab lmam Panafl 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa harl sabLu karena
menverupal ?ahudl Sebaaalmana sabda bellau ( kecuall vana Lelah dlwa[lbkan puasa sebelum dan
sesudahnva ( Pasvlvah aL1hohLhowv Ala Muroqll lalah 1/426 8ada'lu' Shonal' ll 1arLlbl Svaro'l
2/79 )

Madzhab Mallkl

8erkaLa lmam lbnu Pazm 8ohlmahulloh " ulbencl puasa saLu Lahun penuh menakhususkan puasa
pada harl [um'aL kecuall Lelah puasa sebelum dan sesudahnva dan menakhususkan puasa pada harl
sabLu puasa Arofah dl Arofah dan puasa pada harl 8aau" ( alCowanln alllqhlvah 1/78 )

Madzhab Svafl'l

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa pada harl [um'aL
menakhususkan puasa pada harl sabLu menakhususkan puasa pada harl Ahad laranaan vana
perLama adapun vana kedua dlqlvas karena ?ahudl menaaaunakan vana awal nashoro
menaaaunakan vana kedua dan svarl'aL bermaksud menvellslhl mereka kedudukan vana demlklan
Lldak sampal menakhususkan semua harl vana ada walaupun keLlaa harl sebelumnva seperLl blasa
[lka Lldak maka Lldak dlbencl dan Lldak dlbencl unLuk puasa nadzar qodho' kafaroL dan Lldak
menakhususkan seandalnva puasa sebelum dan sesudahnva maka Lldak dlbencl ( Mlnha[ul Cowlm
1/342 )

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa pada harl [um'aL
menakhususkan puasa pada harl sabLu ( 8oudhoLuL 1hollbln 2/387 )

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa pada harl [um'aL
menakhususkan puasa pada harl sabLu serLa harl ahad ( ChovaLul 8avan 8l Svarhl Zald lbnu 8uslan
( 1/138 )

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl seperLl menakhususkan puasa pada harl [um'aL
menakhususkan puasa pada harl sabLu maka dlbencl Lanpa sebab sebaaalmana khobar Svalkholnl (
!anaanlah seseorana puasa pada harl [um'aL kecuall Lelah berpuasa sebelum dan sesudahnva
khobar vana kedua ( !anaan kallan puasa pada harl sabLu kecuall vana Lelah dlwa[lbkan Lasa kallan )
(P8 1lrmldzl dan dlhasankannva dan alPaklm dan dlshohlhkannva sesual svaraL 8ukhorl dan
Mullm ) karena orana ?ahudl menaaaunakan harl sabLu dan nashoro menaaaunakan harl ahad
Apablla dl kumpulkan kedua puasa LersebuL maka Lldak apa karena Lldak ada vana menverupal salah
saLunav Adapun apablla puasa karena sebab ada puasa sebelum aLau sesudahnva dan berbuka
anLara salah saLunva dan sesual denaan salah saLunva maka Lldak dlbencl SeperLl puasa pada harl
raau Sebaaalmana khobar darl Musllm ( !anaanlah seseorana puasa pada harl [um'aL kecuall Lelah
berpuasa sebelum dan sesudahnva ) dan dlqlvas denaan puasa harl [um'aL [uaa ( laLhul Wahab 8l
Svarhl Mlnha[lL 1hollab 1/213 )

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl puasa sunnah sedana dla punva huLana puasa wa[lb
dan menakhususkan puasa harl [um'aL sabLu aLau ahad ( nlhavaLuz Zaln ll lrsvadl MubLadlln
1/197)

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl puasa harl [um'aL sabLu saLu Lahun bukan led dan
harl Lasvrlk dlbencl pula baal vana Lerpaksa aLau kehllanaan haknva aLau dlsunnahkan selalnnva (
Mlnha[uL 1hollbln Wa umdaLll MufLln 1/37 )

Madzhab lmam Svafl'l 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa sabLu [lka puasa sebelum
dan sesudahnva maka Lldak dlbencl vana benar dlbenclnva karena menakhususkannva seperLl ad
uarlml al8aahowl ar8ofl'l dan vana lalnnva karena PadlLs Abdulloh bln 8asar darl saudara
perempuannva ashShomma' 8odhlallohuanhuma Sesunaauhnva 8osululloh Shollalohu alalhl
wasallam bersabda !anaanlah kallan puasa pada harl sabLu kecuall vana Lelah dlwa[lbkan aLas
kallan !lka kallan Lldak ada sesuaLu unLuk dlmakan kecuall hanva kavu maka alalLlah ( P8 Abu
uawud 1lrmldzl nasa'l lbnu Ma[ah alPaklm al8alhaql dan vana lalnnva ) 1lrmldzl berkaLa "
PadlLs Pasan" 8ellau berkaLa " Makna laranaan adalah penakhususan seseorana denaan puasa
karena ?ahudl menaaaunakannva 8erkaLa Abu uawud " PadlLs dlmansukh dan makna Lldak
demlklan ( Ma[mu' Svarah alMuhadzdzab 6/331 )



8erkaLa lmam Mallk " PadlLs lnl dusLa ! dan ucapan vana Lldak dlLerlma" akan LeLapl hadlLs LersebuL
dlshohlhkan oleh para lmam Ahll PadlLs 8erkaLa lmam alPaklm " PadlLs shohlh dan sesual svaraL
8ukhorl " alPaklm berkaLa " baalnva menun[ukkan pen[elasan hadlLs shohlh valLu hadlLsnva
!uwalrlvvah vana men[elaskan laranaan puasa pada harl [um'aL ( P8 8ukhorl no 1883 )

?ana benar menuruL kaml adalah sebaaalmana perkaLaan sahabaL kaml sesunaauhnva dlbencl
menakhususkan puasa harl sabLu apablla ada keblasaan puasa sebelum dan sesudahnva karena
hadlLs shoma' adapun ucapan Abu uawud bahwa hadlLs mansukh Lldak blsa dlLerlma karena Lldak
ada vana memansukhkannva adapun hadlLs hadlLs vana LeLap vana kaml sebuLkan dalam puasa
harl sabLu semua bersama denaan puasa harl [um'aL dan ahad maka Lldak ada persellslhan anLara
kaml dan saudara kaml bahwa menakhususkan puasa pada harl sabLu denaan menaumpulkan
semua hadlLs vana ada ( Svalkh Murod Muhammad Svahrur Slvam vaumls sabLu Pal 33 )

Madzhab Pamball

Madzhab Pamball 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa pada harl [um'aL dan sabLu
Sesunaauhnva 8osululloh Shollalohu alalhl wasallam bersabda !anaanlah kallan puasa pada harl
sabLu kecuall vana Lelah dlwa[lbkan aLas kallan" P8 Ahmad uenaan sanad vana baaus 8erkaLa al
ALsrom " 8erkaLa Abu Abdlllah " Lelah daLana hadlLs asShoma' sedana ?ahva bln Sa'ld adalah
Lslqoh uan bapakku Lelah menaabarkan dla padaku"

8erkaLa alALsrom " Pu[[ah Abu Abdlllah bahwa ada kerlnaanan dalam puasa harl sabLu semua
hadlLs LersebuL menveleslhl hadlLsnva Abdulloh bln 8asar dlanLaranva adalah hadlLs ummu Salamah
8odhlallohuanha vaknl sesunaauhnva nabl Shollallohu alalhl wasallam puasa harl sabLu dan harl
ahad berLu[uan unLuk menvellslhl puasanva oranaorana Musvrlkln P8 Ahmad nasa'l dan
dlshohlhkan oleh [ama'ah sanadnva baaus dan dlplllh svalkh kaml lmam Ahmad sesunaauhnva Lldak
makruh dan lnl kebanvakan ucapan ahlul llml sesunaauhnva vana dlfahaml oleh alALsrom adalah
darl rlwavaLnva dalah [lka dlkhususkan puasa harl sabLu aLau puasa wa[lb vana dlker[akan maka ada
penaecuallan Maka hadlLs men[adl svadz ( mnveleslhl hadlLs shohlh ) aLau dlmansukh hadlLsnva

Pal lnl vana dlLempuh oleh madzhab lmam Ahmad seperLl alALsrom dan Abu uawud 1apl
kebanvakan madzhab lmam Ahmad menerlma hadlLs lnl ( alluru' Wa 1ashlhll furu' 3/92 )

Madzhab Pamball 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa ro[ab [um'aL sabLu sesual
hadlLs Abl Purolroh secara marfu' ( !anaanlah kallan puasa pada harl [um'aL kecuall Lelah puasa
sebelum dan sesudahnva MuLLafaqun Alalhl ) dan hadlLs ( uan !anaanlah kallan puasa pada harl
sabLu ) dan dlhasankan oleh 1lrmldzl 1elah memlllh Svalkh 1aqlvvudln sesunaauhnva Lldak dlbencl
menakhususkan puasa pada harl sabLu karena hadlLs LersebuL svadz dan dlmansukh Aneh!!! (
Manarls Sabll ll Sarhll dalll 1/222 )

Madzhab Pamball 8ohlmahulloh membencl menakhususkan puasa harl sabLu karena hadlLs Abdlllah
bln 8asar darl saudarlnva asShomma' ( !anaanlah kallan puasa pada harl sabLu ) ( P8 Ahmad
denaan sanad [avvld dan alPaklm berkaLa " 1elah masuk svaraL 8ukhorl " )

karena puasa pada harl sabLu dlaaunakan oleh ?ahudl dan menakhususkannva Lermasuk Lasvabbuh
denaan mereka kecuall Lelah memblasakan puasa sebelum dan sesudahnva aLau puasa harl
Arofah Asvuro' aLau keblasaan lalnnva karena keblasaan laln Lldak mempenaaruhl laranaan (
kasvaful Cona' An MaLanll lqna' 2/341 )

AAkAP uASA PA8l SA81u 1L8LA8AnC?
Sebagaian kalangan ada yang mempermasalahkan berpuasa pada hari Sabtu. Terutama iika
puasa AroIah, puasa Asyuro atau puasa Syawal bertepatan dengan hari Sabtu. Apakah boleh
berpuasa ketika itu? Semoga pembahasan berikut bisa meniawab keraguan yang ada.
arangan Puasa Hari Sabtu
Mengenai larangan berpuasa pada hari Sabtu disebutkan dalam hadits,
' ~- ` ~' - ' ~ - ` - = . '
'Janganlah engkau berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa vang diwaiibkan bagi
kalian.|1| Abu Daud mengatakan bahwa hadits ini mansukh (telah dihapus). Abu Isa At
Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Beberapa Puasa da yang ilakukan pada Hari Sabtu
Pertama: Nabi shallallahu alaihi wa sallam sering melakukan puasa pada hari Sabtu dan
Ahad.
Dari Ummu Salamah, ia berkata,
' .-- ~=`' ~' ~- ` . : +-'= . = .-~~' ~-= '~- '~-
'Nabi shallallahu alaihi wa sallam banvak berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad. Beliau
pun berkata, 'Kedua hari tersebut adalah hari rava orang musvrik. sehingga aku pun senang
menvelisihi mereka.|2|
Kedua: Boleh berpuasa pada Hari Jum`at dan Sabtu.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang
berpuasa pada hari Jum`at,
.~ ~ - . ` ' . .' ' ~ = . ~ - . .- ~- . ` ' . .' . =
'Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa? Istrinya mengatakan, 'Tidak.
Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata lagi, 'Apakah engkau ingin berpuasa
besok (Sabtu)? Istrinya mengatakan, 'Tidak. 'Kalau begitu hendaklah engkau
membatalkan puasamu, iawab Nabi shallallahu alaihi wa sallam.|3|
Ketiga: Nabi shallallahu alaihi wa sallam membolehkan berpuasa pada hari Jum`at asalkan
diikuti puasa pada hari sesudahnya (hari Sabtu).Dari Abu Hurairah, ia mengatakan,
-= -' .- -' .~ .+- -~ - - ` ~=' - - .= ~ .
'Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berpuasa pada hari Jumat kecuali
apabila seseorang berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnva.|4| Dan hari sesudah
Jum`at adalah hari Sabtu.
Keempat: Nabi shallallahu alaihi wa sallam banyak melakukan puasa di bulan Sya`ban dan
pasti akan bertemu dengan hari Sabtu.
Kelima: Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk melakukan puasa
Muharram dan kadangkala bertemu dengan hari Sabtu.
Keenam: Nabi shallallahu alaihi wa sallam menganiurkan berpuasa enam hari di bulan
Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan. Ini iuga bisa bertemu dengan hari Sabtu.
Ketuiuh: Nabi shallallahu alaihi wa sallam menganiurkan berpuasa pada ayyamul biid (13,
14, dan 15 Hiiriyah) setiap bulannya dan kadangkala iuga akan bertemu dengan hari Sabtu.
Dan masih banyak hadits yang menceritakan puasa pada hari Sabtu.|5|
Dari hadits yang begitu banyak (mutawatir), Al Atsrom membolehkan berpuasa pada hari
Sabtu. Pakar ilal hadits (yang mengetahui seluk beluk cacat hadits), yaitu Yahya bin Sa`id
enggan memakai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu dan beliau enggan meriwayatkan
hadits itu. Ha ini menuniukkan lemahnya (dho`iInya) hadits larangan berpuasa pada hari
Sabtu.|6|
Murid Imam Ahmad Al Atsrom dan Abu Daud- menyatakan bahwa pendapat tersebut
dimansukh (dihapus). Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa hadits ini svadz, yaitu
menyelisihi hadits yang lebih kuat.|7|
Namun kebanyakan pengikut Imam Ahmad memahami bahwa Imam Ahmad mengambil dan
mengamalkan hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu, kemudian mereka pahami bahwa
larangan yang dimaksudkan adalah iika puasa hari Sabtu tersebut bersendirian. Imam Ahmad
ditanya mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Beliau pun meniawab bahwa boleh berpuasa
pada hari Sabtu asalkan diikutkan dengan hari sebelumnya.|8|
Kesimpulan:
1. Ada ulama yang menilai hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu adalah lemah
(dho`iI) dan hadits tersebut tidak diamalkan. Dari sini, boleh berpuasa pada hari
Sabtu.
2. Sebagian ulama lainnya menilai bahwa hadits larangan berpuasa pada hari Sabtu
adalah iavid (boleh iadi shahih atau hasan). Namun yang mereka pahami, puasa hari
Sabtu hanya terlarang iika bersendirian. Bila diikuti dengan puasa sebelumnya pada
hari Jum`at, maka itu dibolehkan.|9|
Rincian Berpuasa pada Hari Sabtu
Dari penielasan di atas, kesimpulan yang paling bagus iika kita mengatakan bahwa puasa hari
Sabtu diperbolehkan iika tidak bersendirian. Sangat bagus sekali iika hal ini lebih dirinci lagi.
Rincian yang sangat bagus mengenai hal ini telah dikemukakan oleh Syaikh Muhammad bin
Sholih Al Utsaimin sebagai berikut.
Keadaan pertama: Puasa pada hari Sabtu dihukumi waiib seperti berpuasa pada hari Sabtu di
bulan Ramadhan, mengqodho` puasa pada hari Sabtu, membayar kaIaroh (tebusan), atau
mengganti hadvu tamattu dan semacamnya. Puasa seperti ini tidaklah mengapa selama tidak
meyakini adanya keistimewaan berpuasa pada hari tersebut.
Keadaan kedua: Jika berpuasa sehari sebelum hari Sabtu, maka ini tidaklah mengapa.
Sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu
istrinya yang berpuasa pada hari Jum`at,
.~ ~ - . ` ' . .' ' ~ = . ~ - . .- ~- . ` ' . .' . =
'Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa? Istrinya mengatakan, 'Tidak.
Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata lagi, 'Apakah engkau ingin berpuasa
besok (Sabtu)? Istrinya mengatakan, 'Tidak. 'Kalau begitu hendaklah engkau
membatalkan puasamu, iawab Nabi shallallahu alaihi wa sallam.|10|
Perkataan beliau 'Apakah engkau berpuasa besok (Sabtu)?, ini menuniukkan bolehnya
berpuasa pada hari Sabtu asalkan diikuti dengan berpuasa pada hari Jum`at.
Keadaan ketiga: Berpuasa pada hari Sabtu karena hari tersebut adalah hari yang disyari`atkan
untuk berpuasa. Seperti berpuasa pada avvamul bid (13, 14, 15 setiap bulan Hiiriyah),
berpuasa pada hari AroIah, berpuasa Asyuro (10 Muharram), berpuasa enam hari di bulan
Syawal setelah sebelumnya berpuasa Ramadhan, dan berpuasa selama sembilan hari di bulan
Dzulhiiah. Ini semua dibolehkan. Alasannya, karena puasa yang dilakukan bukanlah
diniatkan berpuasa pada hari Sabtu. Namun puasa yang dilakukan diniatkan karena pada hari
tersebut adalah hari disyari`atkan untuk berpuasa.
Keadaan keempat: Berpuasa pada hari sabtu karena berpuasa ketika itu bertepatan dengan
kebiasaan puasa yang dilakukan, semacam berpapasan dengan puasa Daud sehari berpuasa
dan sehari tidak berpuasa-, lalu ternyata bertemu dengan hari Sabtu, maka itu tidaklah
mengapa. Sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan mengenai puasa satu
atau dua hari sebelum Ramadhan dan tidak terlarang berpuasa ketika itu iika memang
bertepatan dengan kebiasaan berpuasanya .
Keadaan kelima: Mengkhususkan berpuasa sunnah pada hari Sabtu dan tidak diikuti berpuasa
pada hari sebelum atau sesudahnya. Inilah yang dimaksudkan larangan berpuasa pada hari
Sabtu, iika memang hadits yang membicarakan tentang hal ini shahih. Demikian penielasan
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin-|11|
Keterangan l ajnah d a-imah (Komisi Fatwa di Saudi rabia) Mengenai Puasa
pada Hari Sabtu
Berikut Fatwa Al Lainah Ad Da-imah lil Buhuts Ilmiyyah wal IIta`.
Soal:
Kebanyakan orang di negeri kami berselisih pendapat tentang puasa di hari AroIah yang iatuh
pada hari Sabtu untuk tahun ini. Di antara kami ada yang berpendapat bahwa ini adalah hari
AroIah dan kami berpuasa karena bertemu hari AroIah bukan karena hari Sabtu yang terdapat
larangan berpuasa ketika itu. Ada pula sebagian kami yang enggan berpuasa ketika itu karena
hari Sabtu adalah hari yang terlarang untuk diagungkan untuk menyelisihi kaum Yahudi. Aku
sendiri tidak berpuasa ketika itu karena pilihanku sendiri. Aku pun tidak mengetahui hukum
syar`i mengenai hari tersebut. Aku pun belum menemukan hukum yang ielas mengenai hal
ini. Mohon penielasannya.
1awab:
Boleh berpuasa AroIah pada hari Sabtu atau hari lainnya, walaupun tidak ada puasa pada hari
sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada beda dengan hari-hari lainnya. Alasannya karena
puasa AroIah adalah puasa yang berdiri sendiri. Sedangkan hadits yang melarang puasa pada
hari Sabtu adalah hadits yang lemah karena mudhtorib dan menyelisihi hadits yang lebih
shahih.
Hanya Allah yang memberi tauIik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan sahabatnya.
Yang menandatangani Iatwa ini: Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota, Abdur Rozaq
AIiIi sebagai Wakil Ketua, Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz sebagai Ketua.|12|
Demikian pembahasan kami yang singkat ini. Semoga dengan pembahasan ini dapat
menghilangkan keraguan yang selama ini ada mengenai berpuasa pada hari Sabtu. Semoga
bisa meniadi ilmu yang bermanIaat.
Segala puii bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan meniadi sempurna.

Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel http://rumaysho.com
Panggang, Gunung Kidul, 27 Dzulqo`dah 1430 H





|1| HR. Abu Daud no. 2421, At Tirmidzi no. 744, Ibnu Maiah no. 1726. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Irwa` no. 960. Mengenai perselisihan pendapat
mengenai hadits ini akan kami singgung insya Allah.
|2| Shahih wa Dhoif Al Jami Ash Shogir, no. 8934. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan.
|3| HR. Bukhari no. 1986.
|4| HR. Ibnu Maiah no. 1723. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
|5| Lihat Iqtidho Ash Shirotil Mustaqim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 2/73-75, ta`liq: Dr.
Nashir bin Abdul Karim Al Aql.
|6| Lihat Iqtidho Ash Shirotil Mustaqim, 2/75.
|7| Idem
|8| Lihat Iqtidho Ash Shirotil Mustaqim, 2/76.
|9| Ini kesimpulan yang kami ambil dari penielasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam
Iqtidho Ash Shirothil Mustaqim, 2/75-76.
|10| HR. Bukhari no. 1986.
|11| Maimu Fatawa wa Rosa-il Svaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, 20/57-58, Darul
Wathon Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H.
|12| Fatwa Al Lainah Ad Da-imah lil Buhuts Ilmivvah wal Ifta no. 11747, iuz 10, hal. 397,
Mawqi` Al IIta`


%R1IH :HUKUM PUS SUNNH HRI SB%U
Permasalahan hukum puasa sunnah di hari sabtu adalah permasalahn yang diperselisihkan
para ulama.Sehinga perlu 'kelapangan dada dalam mensikapinya.
Tulisan berikut adalah Taqib (komentar) terhadap pendapat haramnya puasa sunnah di hari
sabtu dan tentunya Tariih dari pendapat yang terpilih.Perlu diketahui Ulama kontemporer
semisal Al-Imam Al-Albani rahimahullah dan beberapa murid beliau berpemahaman seperti
ini.Oleh karenanya bukanlah tulisan ini bermaksud melampaui serta mendeskreditkan beliau
rahimahullah.
Mohon bagi yang pernah menielaiah pembahasan puasa hari sabtu ini bisa mengkoreksi dan
menambahkan apa yang keliru dari apa yang saya pahami.Karena siIat tulisan ini lebih
kepada kesimpulan dengan bahasa bebas dari yang saya baca,telaah dan dengar.Kesimpulan
yang saya pilih sedikit berbeda dengan kesimpulan Al-Akh Abu Ishaq (setidaknya hingga
saat ini).Kesimpulan saya adalah bahwa Puasa sunnah pada hari sabtu hukumnya boleh
jika ada sebab walaupun tidak dibarengi sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya
selama tidak bertujuan mengagungkan.
Sebelumnya,agar pemahaman kita menyeluruh,silahkan untuk menelaah silahkan terlebih
dahulu seluk beluk mengenai pendapat yang mengatakan haram mutlak , diantaranya yang
iadi bahan bacaan dan telaah saya:
1. Trankrip kaset beriudul 'at-Thoifah al-Manshuroh` (saya dapat di Iorum syabkah
almenhai, beriudul 'Hukmu svivam vaumis sabti idza waafaqo vauma arafah` ,
2.Silsilah ahadist shohehah
3.Ad-DhoiIah
4.Irwa`ul Ghalil
5.Tamamul Minnah di halaman 406-408 (kitab-kitab scan pdI Syaikh Albani bisa di dunlod
di http://waqIeya.com),
6.Kaset Silsilah Huda Wan-Nur No.166,182,204,380,438,542 (Kaset-kaset Silsilatul huda
wan Nur, semuanya bisa didunlod di situs islamweb atau http://alalbany.inIo)
7.Syaikh Muhammad Ibrahim Syaqrah dalam kitabnya Irsvad As-Svaari ila Ibadatil Baari
8.Al-Akh Abu Salma Al-Atsary dalam blog beliau http://abusalma.wordpress.com, dua
tulisan yang secara umum menukil kitab Zahru ar-Raudli Ii Hukmi Shiyaami Yawmi Sabti Ii
Ghoyril Fardli karya Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid haIidzahullah ta`ala.
9.Al-Qoul Ats-Tsabit Ii hurmati shiyam yaum as-sabt ,oleh Abu Sanad Muhammad
http://sahab.net
10.Hiwar baina Syaikh Albani wa Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad haula shiyam yaum as-
sabt.Trankip ini bisa didapat di situs Syaikh Yahya Al-Haiuri haIidzahullah
ta`ala.http://aiurry.com
11.Dan sumber-sumber lain yang saya ruiuk sebagaimana nanti ditemukan dalam tulisan ini.
Fabillahi nastain :
Pertama.
Sebenarnya ada tiga kelompok dalil yang biasa kita aiukan untuk dihadapkan kepada Hadits
Abdullah bin Busr mengenai larangan puasa hari sabtu
a. Hadist Juwairiyah (Nabi pernah mendatangi Juwairiyah pada hari iumat dan saat itu
Juwairiyah sedang berpuasa. Nabi bertanya:Apakah kemarin kamu berpuasa? Juwairiyah
meniawab: Tidak. Nabi melaniutkan: Apakah kamu besok akan berpuasa? Juwairiyah
meniawab: Tidak.Maka Nabi bersabda: Kalau begitu sekarang kamu harus berbuka. (Al-
Bukhari)).Juga hadist-hadist larangan pengkhususan puasa dihari iumat.
b.Hadist Ummu Salamah :Sesungguhnya hari yang Rasulullah banyak berpuasa padanya
adalah sabtu dan ahad. Beliau bersabda: Keduanva adalah hari rava orang-orang musvrik
dan sava ingin menvelisihi mereka (An-Nasa`i, Ahmad, Al-Hakim)
c.Hadits-hadist umum karena bisa saia bertepatan dengan hari sabtu.Diantaranya Hadist
puasa sepaniang masa,hadist shaum arafah.asvuro.avvamul bidh. 6 hari dibulan
syawal,shaum daud.
Kedua,
Sebagian ulama ada yang lebih memilih menghukumi Svadz nya hadist Abdullah bin Busr
karena selain tidak lebih kuat menyeimbangi kekuatan shahih hadist-hadist yang ada terutama
point a& c iuga maknanya tidak bisa diiama` serta beberapa ahli hadist menyatakan adanya
illat tersembunyi.Kalangan ini diantaranya Ibnu Taimiyah,Ibnul Qoyyim serta murid-murid
Imam Ahmad. (lihat analisis mengenai cara berpikir Imam Albani atau Ibnul Qoyyim
dibawah ini).Muaranya adalah kesimpulan boleh secara mutlak berpuasa hari sabtu.Ada iuga
yang bermuara padas kesimpulan ini dengan menilai mansukh hukum larangan hadist Busr
ini,akan tetapi pendapat ini lemah.Syaikh Ali Hasan dalam ahru Raudh cukup baik
membantah kedua hal ini.
Ketiga.
Hadits Abdullah bin Busr mengenai larangan puasa sabtu insyaAllah shahih secara dzahir
berdasar bidang ilmu hadist.Konsekuensinya 'berterima dan harus diamalkan tidak
diabaikan.Jadi pendapat hukumnya syadz dan muaranya boleh puasa sabtu secara mutlak
meniadi gugur terbantahkan,Allahu a`lam.
Keempat.
Jika dihadapkan dengan kelompok dalil a & c , maka Syaikh Albani dan yang sepemahaman
dengan beliau begitu kuat berargumen dan hampir-hampir tidak tergoyahkan. Yakni,tidak
bisa membawa makna larangan disini 'apabila mengkhusukan hari sabtu saia.
Begini kira-kira analisnya :
'Laa tashumu vaum as-sabt illa fiimafturidho alaikum`.Maka adalah tidak konsisten&
bernuansa kontradiktiI iika kemudian menyimpulkan 'boleh tetapi harus diiringi sehari atau
sesudahnya (ini kan dalam bahasa lain bermakna tidak boleh 'mengkhususkanhari sabtu
saia).Padahal bentuk kalimat larangan'Laa` kemudian disambung dengan pengecualian
'Illa`, maknanya umum.Tidak bisa ditarik maknanya kepada 'Jangan kamu khususkan puasa
hari sabtu (kecuali diiring sehari sesudah atau sebelumnya), kecuali yang waiib Padahal
yang namanya puasa waiib itu tentu tidak dalam koridor mengkhususkan.Kata mereka
kaidahnya adalah :'Annal ististna dalilu at-tanawul.fala vustastna ghoiruha` (bahwa
pengecualian adalah dalil yang diberikannya ,maka iangan dikecualikan lagi dengan yang
lain)
Inilah ialur berpikir yang sering diungkapkan Syaikh Albani dalam beberapa tempat.Dan
logika ini pulalah yang dipegang IbnuTaimiyah,Ibnul Qoyyim, Imam Ahmad.Hanya saia
Ibnu Taimiyah dkk berkesimpulan menilai hadist Bushr itu svadz (ganiil) ,tidak shahih atau
dibatalkan hukumnya.Karena apa?Karena kata mereka tidak bisa di iama` seperti analis diatas
serta bertentangan dengan hadist-hadist lainnya yang lebih kuat (cermati Tamamul Minnah
hal 406 serta Iqtidho Shirotol Mustaqim Ibnu Taimiyah II/572).Jadi, seandainya hadist Bushr
ini tidak svadz. besar kemungkinan akan bermuara pada kesimpulan seperti kesimpulan
Syaikh Albani (meureun.) .Akan teriawab syubhat ini,insyaAllah ta`ala dalam tulisan ini.
Kelima.
Syaikh Albani sebenarnya melakukan 'iama` hadits Juwairiyah dengan Hadist Abdullah bin
Bushr. Kata beliau iika kita misalnya berpuasa hari iumat tetapi dihari kamisnya tidak
shaum,maka boleh berpuasa dihari sabtu,karena puasa tersebut meniadi 'waiib berdasar
hadist Juwairiyah yang mengatakan sebelum atau sesudah harus mengiringi puasa dihari
iumat.Apalagi terhadap kelompok dalil c sangat mudah digugurkan,karena hadist umum
harus dibawa kepada larangan khusus.Wallahu a`lam saya melihat cara iama` seperti ini
berbeda dengan cara meniama`nya iumur ulama sebelumnya.Walaupun 'aneh ,perlu dicatat
beliau ini Muitahid Mutlaq.
Adapun terhadap hadist Ummu Salamah, maka beliau melakukan 'tariih.Jadi secara umum
bisa dikatakan Imam Al-Albani melakukan 'tariih dalam hukum puasa hari sabtu ini.Karena
memang susah menggabungkannya iika tidak mau dibawa kepada 'makna pelarangan
tersebut iika mengkhususkan hari sabtu saia
Keenam.
Berkata Syaikh Usamah Abdul Aziz dalan kitab Shivam at-Tathowwu bahwa Hadist Ummu
Salamah ini dho`if.Ada rawi Abdullah bin Umar yang dinilai tidak tsiqat seperti oleh Imam
Ibnu Al-Madini.Ibnu Haiar mengatakan bisa diterima tetapi iika ada syahidnya ,namun iika
tidak maka dia lemah.
Pendapat beliau ini dibantah dengan 'manstab oleh Syaikh Abu Umar Al-Utaibi dalam
makalahnya Al-Qoul Al-Qowim fistihbab shivam saumis sabti fi ghovril fardhi min ghoiri
takhshishin wala qoshdit tadzim` (silahkan meruiuk kesana untuk takhriinya,bisa diliat di
http://www.otiby.net/book/Iiles/elemia/alqol.doc) dan Syaikh Muhaddist Al-Albani pun
dikatakan oleh penulis Al-Qoul Ats-Tsabit Ii hurmati shiyam saum as-sabt
menghasankannya. Yang benar Syaikh Albani mendho`iIkan hadist ini mengacu kepada Ad-
Dho`iIah No.1099.Sesungguhnya Syaikh Albani sempat ragu & bimbang (yataroddad)
menghukumin hadist ini.Sebelumnya Syaikh menghasankannya di Shohihil Jami` dan dalam
ta`liq Shohih Ibnu Khuzaimah,kemudian mendhoiIkannya di Ad-DhoiIah No.1099,kemudian
menulis dalam Al-Irwa :Telah mendhoiIkan isnad hadist ini Abdul haq Al-Isybili di kitab
'Al-Ahkam Al-Wushtho Syaikh Albani berkata :Inilah yang raiih menurut saya,karena
keadaannya tidak dikenal sebagaimana saya ielaskan dalam Ad-Dho`iIah '.Kemudian Sayikh
menulis dalam Al-Hasyiyah :Saya telah menghasankannya di ta`liq Shohih Ibnu Khuzaimah
dan ini yang lebih dekat.Kemudian berialanlah hukum dhoi`I ini bagi Syaikh.Syaikh Utaibi
menyatakan bahwa yang benar menurut dia, adalah yang di hukumi Syaikh Albani di
Shahihil Jami`& Shahih Ibnu Khuzaimah.Kata Syaikh Al-Utaibi hadist ini Hasan
lidzatihi,bahkan yang menshahihkannya punya pandangan yang kuat.
Al-Qoul Ats-Tsabit fi hurmati shivam saum as-sabt).Konsekuensinya hadist ini 'berterima
dan harus diamalkan tidak diabaikan
Ketujuh.
Kalau kita melakukan tariih seperti pendapat Syaikh Albani, maka kita menelantarkan hadist
Ummu Salamah ini.Padahal kaidah mengatakan bahwa iika memungkinkan, maka dipakai
kaidah 'Al-Jamu Muqoddamun alat Tariih` (iama` itu harus dikedepankan dari
tariih).Mungkin tidak? Sekian banyak ulama salaI terdahulu (bahkan kata Syaikh Utaibi,
ratusan iumlahnya) thoriqoh iama` adalah mungkin dan memungkinkan..akni larangan
hadist Bushr dibawa kepada makna ~makruh jika dikhususkan atau bermaksud
pengagungan.Dengan demikian kita tidak menelantarkan satu dalil pun.
Kedelapan.
Lantas bagaimana argumen cara berpikir Syaikh Albani ,Ibnul Qoyyimm,Ibnu Taimiyah
diatas,bahwa makna larangannya umum?!
Sebelumnya camkanlah kaidah berikut:
~=' . '-- - -'- = .-~ ~= '~ --= ` -'-`~' .-=- '~'= .+-' .' '~ .~ . - .~
.+-' ~= ~-= -'
Apabila Larangan (An-Nahvu) berbentuk umum tidak di khususkan dengan pengecualian
atau vang lainnva. maka apabila terdapat dalil lain vang menvelisihinva.maka dilakukanlah
iama-apabila mungkin-tanpa berhenti pada keumuman larangan tersebut.
Contoh kasus : Nabi melarang sholat ba`da ashar.Nash nya umum tanpa pengecualian
apapun.Akan tetapi seiumlah ulama berpendapat mustahabbnya dua rokaat ba`da ashar,
karena ada keterangan bahwa Nabi melakukan sholat ba`da ashar.Mengapa bisa begitu yah?
Padahal ini bertentanga denga dua kaidah yang menyatakan :Al-haazhiru muqaddamun ala
al-mubiih (Pelarangan lebih didahulukan dari pembolehan) dan Al-Qaulu muqaddamun ala
al-filu (Perkataan lebih didahulukan dari pada perbuatan).Perlu diketahui bahwa Syaikh
Albani iuga berpendapat boleh sholat ba`da ashar .Apa alasan kebolehan sholat ba`da ashar
ini? Karena beliau dan mereka melakukan thoriqoh iama sebagaimana kaidah diatas.
Bagaimana Hadits larangan puasa sabtu?, tentu berbeda dengan contoh ini, karena disana ada
pengecualian 'illa fimafturidho alaikum`.Intinya disini ada 'mukhoshshos
munfashshol`(pengkhususan yang terpisah).Kita akan berikan contoh pembanding lain yang
seienis dengan larangan puasa sabtu ini
ontoh 1 :adalah larangan bepergian yang memberatkan (syaddur rihal).
Hadits menyatakan : ~='~~ ``` . ` .=~' .~ `',, tamal Al-Muthi , ilaa tsalatsatil
masaiidHadist ini mutawatir.(iangan melakukan ketaatan kecuali ke tiga
masiid).Bandingkan dengan hadist '1angan kamu berpuasa dihari sabtu kecuali puasa yang
waiib. Persis sama bukan bentuk larangannya?!
Mengomentari contoh hadist diatas, At-Thibi mengatakan:
' -=' '~ '+-'-=` -'-' -~- ` -'-' ~--- . --~- ` .' - .+-' --- .~ -
Kata beliau bahwa Ini larangan yang paling ielas dan gamblang ,seolah beliau menyuruh
iangan melakukan ziyaroh kecuali ketempat yang dkhususkan ini.
Berkata pula Imam Ibnu Haiar dalam Fathul Baari (3/64) :
' = ~-~ --~' . -~ .-`~~' .` '--= -~ . . -~' -~ ~` -~ . .'=' ~~ ` -~-' '
~=~~' - .-=~' -~' '-- ~' ~'~' .- . .~- .
Kata beliau maknanya bahwa Ini larangan 'syaddur rihal (berperialana yang membebani),
dan terlarang saIar seperti ini kecuali hanya kepada tempat yang disebutkan yakni masiid
tersebut
Tetapi kemudian terdapatnya dalil-dalil lain yang membolehkan rihlah ibadah seperti kasus
menuntut ilmu. Lihat saIar ibadahnya Nabi Musa dengan Nabi Haidhir alaihimassalam,
rihlahnya sahabat, ziyarohnya seseorang kepada temannya, rihlah untuk menyambung
silaturahim dll.Sehingga larangan yang dimaksud ini dipahami ulama sebagai rihlah ibadah
ke tempat-tempat tertentu yang memiliki keutamaan selain masiid yang dimaksudkan dalam
hadist (lihat taIsir Ibnu Taimiyah dalam makna ini)
Dalam contoh ini kita tidaklah kita menggunakan kaidah al-haadzir muqoddamun alal
mubiih atau Annal ististna dalilu at-tanawul.fala vustastna ghoiruha tetapi kaidah yang
dipakai adalah Al-Jamu muqoddamun alat tariih.
Wal hashil contoh ini yang notabene serupa dalam penuiukkan teks dengan larangan puasa
hari sabtu , adalah bantahan bagi yang melakukan tariih.Karena metode yang lebih utama
ditempuh adalah Al-Jamu muqoddamun alat tariih.Allahu a`lam
ontoh kedua: arangan menghalalkan darah seorang muslim
Hadist menyebutkan :,,vahillu damumriim muslim vashhadu anna laa ilaha illallah wa
anni Rasulullah., bi ihdaa ats-tsalats .an-nafsi bin nafsi. wa tsaibuz zaniv al-mufariq
lidinihi wat tarik liliamaah` (Tidak halal darah seorang muslim yang bersyahadatain
Kecuali dengan salah satu dari diantara tiga hal berikut)
Kalau kita pakai Annal ististna dalilu at-tanawul.fala vustastna ghoiruha , maka tidak boleh
menambahkan syarat keempat atau kelima.Harus mencukupkan 3 syarat ini saia yang
menuniukkan halalnya darah seorang muslim yang telah bersyahadat.Jika demikian,maka ini
pemahaman salah besar!
Karena ada dalil-dalil lain yang harus kita iama` dengan hadist ini ,seperti pelaku kerusakan
besar(fail fahisvah bahimah),atau pelaku homoseksual dan lainnya.
ontoh ketiga: arangan menghalalkan darah seorang muslim
Allah ta`ala berIirman :.+=- .= .-- `
Jangan dekati mereka hingga mereka suci
MaIhum ayat ini menuniukkan bahwa dilarang (haram) mendekati istri hingga mereka suci
dari haidhnya.Akan tetapi ulama taIsir membatasi larangan ini dengan ucapan dan perbuatan
Nabi shalallahu`alaihi wasalam mengatakan Ishnauu kulla svaiin illa an-nikah (lalukan
apapun kecuali nikah/iima`).Juga perbuatan beliau menggauli istrinya yang haidh dengan alas
sarung.(MuttaIaq alaihi)
Keberadaan makna Ististna (pengecualian) dalam ayat alquran ini,bisa di khususkan oleh
kedua hadist yang ada.Jima` itu tentunya lebih khusus dari pada 'mendekati.Yang umum ini
maka dikhususkan oleh kedua hadist ini.Karea kaidah mengatkan 'Al-Jam;u miuqoddam
alat tariihInilah memang kaidah asalnya
Maka qiyaskan pengambilan dalil ini dengan larangan puasa hari sabtu!
Kesembilan
Ada yang mengatakan berdasar kaidah yang disiratkan dalam Irsvadul Fuhul nya Imam As-
Syaukani bahwa kita tidak bisa meniama hadist Abdullah bin Bushr ini karena apabila kita
takshish dengan puasa-puasa sunnah, otomatis akan menggugurkan istitsna (pengecualian)
puasa waiib yang ada dalam hadist.Maka ini tidak bisa di iama`,karena yang namanya iama`
harus dalam satu koridor yang berterima semua makna dari yang digabungkan.Kata mereka,
'Ya kita akan meniama` iika konteks kalimat nya seperti 'Laa tashumu vaum as-sabt `
(Jangan kamu puasa hari sabtu!) atau 'Laa tashuumu vaum as-sabt illa an tashuumuu
vauman qobalahu aw badahu`(Jangan kalian puasa sabtu kecuali berpuasa iuga sehari
sebelum atau sesudahnya)
Atau bentuk kalimat semisal larangan puasa hari iumat.Bagaimana?
Al-iawab:
Bahwa pengkhususan larangan umum ini memang mengugurkan 'ististna (pengecualian) ,
tetapi tidaklah mengugurkan keumuman larangan (an-nahvu).Atau mengkhususkan larangan,
serta menambah pengecualian.Dengan melakukan iama` maka tentu lebih tercapai kaidah
'Inna Imalul adillah awlaa bi ihmaaliha` (Mengkompromikan seluruh dalil lebih utama
daripada menelantarkan salahsatunya) daripada melakukan tariih.Juga bahwa mengkhusukan
yang umum tidak lahmembatalkan keumumannya.Sehingga yang berpuasa pada hari sabtu
saia, maka termasuk dalam larangan 'Laa tashumu vaum as-sabt`
Kesepuluh
Ada yang menqiyaskan dengan larangan berpuasa di hari raya.Misalnya dalam buku Irsvadul
Baari ila Ibadatil Baari Syaikh Ibrahim Syaqrah mengatakan demikian :Ada hadist
mengenai larangan (haramnya) berpuasa pada hari tasyrik (11,12,13 Dzulhiiah) .Dikatakan
bahwa pada hari tasyrik tersebut adalah hari makan dan minum.Jika seseorang biasa puasa
senin kamis, lalu hari tersebut iatuh pada hari tasyrik.Apakah boleh berpuasa senin-kamis
pada hari itu??Tentu tidak. Lalu mengapa kita masih belum dapat menerima larangan puasa
hari sabtu!!!
Al-Jawab :
1.Telah tsabit dari Nabi bahwa beliau berpuasa dihari sabtu dan ahad.Sebab yang
diungkapkan Nabi adalah untuk menyelisihi hari raya nya ahlul kitab.Illat (sebab) semacam
ini tidaklah diiumapi pada kasus larangan puasa dihari araya.
2. Tidak lah ada keterangan bahwa Rasulullah ataupun salahsatu sahabatnya berpuasa dihari
raya.Berbeda dengan puasa dihari sabtu, dimana Rasulullah berpuasa di hari sabtu disambung
dengan ahad.Atau adanya perintah untuk menyambung sehari sebelum atau sesudah bagi
yang berpuasa iumat.
3.Hadist larangan berpuasa di hari raya atau tasyrik itu telah mutawatir diketahui kaum
muslimin.
4.Hari raya itu tidak berulang kecuali setahun sekali, berbeda dengan hari sabtu yang datang
tiap pekan.Maka tentu tidak bisa disamakan mengenai larangan ini.Untuk point nomor 4 ini,
hampir mirip dengan penielasan Syaikh Utsaimin ketika membahas larangan puasa iumat
diqiyaskan kepada larangan puasa dihari raya.( Fatawa No.414 iilid 20 di http://www.al-
eman.com/Islamlib/viewchp.asp?BID353&CID376 )
Khulashoh.
1.Larangan puasa dihari sabtu itu dimaksudkan apabila dengan maksud mengkhususkan atau
mengagungkan.
2.Yang terpilih dari pendapat yang ada, wallahu a`lam adalah pendapat yang
membolehkannya walaupun hari sabtu saia tanpa diiringi iika ada sebab,misalnya ketika
bertepatan dengan shaum-shaum yang disyariatkan atau puasa rutinnya.Jika tidak ada sebab
(baca :mengkhususkan) maka harus diiringi sehari sebelum atau sesudahnya.
Saya sependapat dengan Imam Ibnu Utsaimin bahwa tatkala berpuasa sunnah yang
disyariatkan atau karena kebiasaan rutinnya iatuh di hari sabtu, maka bukan karena hari
sabtunya kita berpuasa akan tetapi karena disyareatkannya.Dan hal tersebut diluar makna
mengkhususkan.
Hadist Ummu Salamah tidak menuiukkan keharusan dibarengi sabtu itu dengan sehari
sebelum dan sesudahnya.Ini berbeda dengan kasus puasa di hari iumat.Coba kita perhatiakan
perbedaan masalahnya dengan larangan mengkhususkan puasa dihari iumat:
- 'Janganlah seseorang darimu berpuasa dihari iumat kecuali ia berpuasa sehari sebelum
atau setelahnva` (Bukhori & Muslim)
-Aku bertanya kebada Jabir bin Abdillah,apakah Rasulullah melarang puasa dihari
iumat?kata Jabir :Ya, demi Rabb ka`bah(Bukhori & Muslim)
- Perhatikan iuga hadist Juwairiyah

Anda mungkin juga menyukai