Daftar Isi
Semester 1
Bab 1Hakikat bangsa dan negara A. Makna manusia, bangsa dan negara 1. 2. 3. 4. 5. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial Makna Bangsa Negara Unsur-Unsur Terbentuknya Negara Fungsi Dan Tujuan Negara 1 1 1 2 4 8
B. Sikap semangat kebangsaan (Nasionalisme dan patriotisme) Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1. 2. Nasionalisme Patriotisme 10 10 11
Bab 2 Sistem Hukum Dan Peradilan Nasional A. Sistem Hukum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengertian Sistem Pengertian Hukum Tujuan Hukum Sumber Hukum Penggolongan Hukum Sanksi Hukum Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata 13 13 13 13 14 15 15 15 16 18 18 18 18 18 19 19 19 19 20 20 20
B. Peradilan Nasional C. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku D. Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 1. 2. 3. 4. Pengertian Korupsi Sebab-Sebab Terjadinya KKN Akibat Terjadinya KKN Fenomena Korupsi di Indonesia
E. Peran Serta Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 1. 2. 3. 4. 5. Upaya Pencegahan (Perventif) Upaya Penindakan (Kuratif/Refresif) Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa Upaya Edukasi LSM Peran Seta Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
Bab 3 Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan HAM A. Pengertian Dan Macam-Macam HAM 1. 2. 3. Pengertian HAM Macam-Macam HAM Sejaran HAM 22 22 22 23 24 24 25 26
B. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Penegakan HAM di Indonesia 1. 2. 3. Perkembangan HAM di Indonesia HAM dalam UUD 1945 UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM
4. 5.
Peran Seta dalam Upaya Penegakan HAM di Indonesia Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
26 27
C. Hambatan Dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Penegakan HAM di Indonesia 1. 2. 3. Hambatan Penegakan HAM Tantangan Penegakan HAM Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia 27 27 28 28
D. Instrumen Hukum dan Peradilan Internasional HAM 1. 2. 3. Instrumen Hukum Internasional HAM Peradilan Internasional HAM Pelanggaran dan Proses Peradilan HAM Internasional 29 29 30
Semester 2
Bab 4Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi A. Hubungan dasar negara dengan konstitusi 1. Pengertian Dasar Negara 2. Pengertian Konstitusi 3. Substansi Konstitusi Negara B. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945 1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 2. Makna yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 3. Makna Pembukaan UUD 1945 Bagi Perjuangan Bnagsa Indonesia 4. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 5. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945 6. Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan yang Berlaku di Indonesia C. Pebandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan Negara Liberal dan Negara Komunis 1. Konstitusi Negara Republik Indonesia 2. Konstitusi Pada Negara Liberal 3. Konstitusi pada Negara Komunis D. Sikap Positif terhadap Konsitusi Negara Bab 5 Persamaan Kududukan Warga Negara A. Kewarganegaraan Republik Indonesia 1. 2. 3. 4. Rakyat dalam Suatu Negara Asas Kewarganegaraan Penduduk dan Warga Indonesia Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia 43 43 44 44 45 38 39 40 41 35 36 36 37 37 38 33 33 33
B. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan 1. 2. 3. 4. Kedudukan warga negara Hak dan kewajiban dasar warga negara Pewarganegaraan di Indonesia Kehilangan kewarganegaraan republik Indonesia 45 45 46 47
C. Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 1. 2. Makna Persamaan Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural) 47 47
ii
3.
48
D. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan Ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku Bab 6 Sistem Politik Indonesia A. Sistem Politik 1. 2. 3. 4. Pengertian Sistem Politik Ciri-ciri umum sistem politik Macam-macam sistem politik Demokrasi sebagai sistem politik 50 50 50 51 51 49
C. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendekatan Sistem Politik Negara Perbedaan Sistem Politik Model-model sistem politik Sistem kepartaian dunia Dinamika politik indonesia Peran serta dalam sistem politik di indonesia 55 56 59 59 60 62
iii
BAB 1 HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA A. MAKNA MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA 1. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Kata manusia berasal dari kata manu ( Sansekerta ), atau mens ( Latin ) yang berarti berpikir, berakal budi, atau Homo yang berarti seorang yang dilahirkan dari tanah, humus = tanah. Pengertian etimologis tentang manusia, dapat memberi petunjuk tentang hakikat manusia. Disatu pihak manusia adalah makhluk bumi seperti manusia lainnya ; dilain pihak manusia melampui cakrawala bumi dan mencita-citakan dunia yang luhur. Hal prinsip yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia secara kodrati telah dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di bumi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan derajat paling tinggi diantara ciptaan yang lain. Manusia sebagai makhluk individu, terdiri dari unsur jasmani ( raga) dan rohani ( jiwa ) yang merupakan satu kesatuan. Jiwa dan raga membentuk individu, telah dibekali potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Setiap manusia, senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi semua kebutuhan dan mempertahankan hidupnya ( survival ). a. Akal dan pikiran manusia, dapat digunakan untuk menaklukkan alam dan makhluk lain serta sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh, manusia dapat menggunakan tenaga kerbau, sapi atau kuda untuk mengangkut barang, manusia dapat melakukan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi informasi, komunkasi, dsb. b. Perasaan dan keyakinan manusia, merupakan anugrah Tuhan yang tidak di berikan kepada makhluk lainnya sehingga manusia dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Dengan perasaan dan keyakinan, manusia mampu berhubungan dengan dimensi moral dan spiritual, yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai perwujudan nalar ( akal dan pikiran ) manusia dalam menemukan titik/pusat keTuhanan ( God Spot ) sang pencipta. Manusia sebagai makhluk sosial, sering disebut zoon politicon, yaitu makhluk yang pada dasarnya ingin bergaul dengan sesama manusia lainnya ( Aristoteles, 384-322 M ). Tingkat kebutuhan hidup manusia menurut Abraham Maslow, antara lain sebagai berikut : 1. Kebutuhan hidup fisiologis 3. Kebutuhan kasih sayang 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri 2. Kebutuhan rasa aman 4. Kebutuhan akan penghargan diri
2. Makna Bangsa
Sebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas etnik, meskipun tidak sama. Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya adalah : memiliki nama wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk kelompok paguyuban yang secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan dalam suatu Negara. Berikut ini pendapat beberapa ahli kenegaraan ternama dalam mendefinisikan sebuah bangsa : Hans Kohn Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara eksak Ernest Renan Bangsa adalah suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bersama-sama menjalankan satu riwayat, dan rakyat kemudian harus mempunyai kemampuan atau keinginan hidup untuk menjadi satu. Otto Bauer Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya kesamaan nasib. F. Ratzel Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara menusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik). Jacobsen dan Lipman Bangsa adalah kesatuan budaya ( cultural unity ) dan kesatuan politik ( political unity ). Stalin Bangsa bukanlah suatu ras dan bukan pula karena kesatuan suku bangsa melainkan umat yang terbentuk secara historis.
a. b. c. d. e. f.
g. Soekarno
Bangsa adalah pengertian politis dan historis.
3. NEGARA
a. Makna Negara
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. b. NAMA TOKOH George Jellinek G.W.F.Hegel Mr. Kranenburg Karl Marx Prof. Dr. J. H.A. Logeman Roger F. Soltau Harold J. Laski Aristoteles PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN Negara adalah organisasi kekuasaaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilayah tertentu Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu golongan atau bangsa Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis) untuk menindas atau mengeksploitasi kelas yang lain (proletariat/butuh) Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah ikatan-ikatan fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama rakyat Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat Negara dalah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.
Sifat Hakikat Negara 1. Memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara legal. 2. Monopoli, menetapkan tujuan bersama masyarakat. 3. Mencakup semua (All embracing), peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. c. Terjadinya Negara 1). Pertumbuhan Primer dan Skunder a). Pertumbuhan Primer
Kerajaan (Rijk)
Negara Nasional
Negara Demokrasi
2
Fase Genootschaft(Persekutuan Masyarakat) Kehidupan manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian suku dengan dipimpin kepala suku (primus interpares) Fase Kerajaan (Rijk) Primus interpares (orang pertama diantara yang sederajat), kemudian menjadi seorang raja dengan cakupan wilayah lebih luas. Fase Negara nasional Pada awalnya dipimpin oleh raja yang absolut dan tersentraslisasi. Hanya ada satu identitas kebangsaan. Fase Negara demokrasi Rakyat semakin sadar dan tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada keinginan rakyat untuk mengendalikan dan memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka. Fase ini lebih dikenal kedaulatan rakyat. b). Pertumbuhan Sekunder Selalu dihubungkan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan pandangan ini maka suatu Negara dianggap sah sebagai Negara jika telah diakui oleh Negara lain. 2). Pendekatan Faktual (a). Occopatie (Pendudukan) Contoh : Liberia yang didiami oleh budak-budak Negro kemudian menjadi Negara merdeka pada tahun 1847. (b). Fusi (Peleburan) Contoh : Terbentuknya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871. (c). Cessie (Penyerahan) Contoh ; Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria kepada Prussia (Jerman) karena adanya perjanjian bahwa Negara yang kalah perang harus memberikan Negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu Negara yang kalah pada Perang Dunia I. (d). Accesie (Penaikan) Contoh : Negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai Nil. (e). Anexatie (Pencapolokan / Penguasaan) Contoh : Ketika dibentuk pada tahun 1948, Negara Israel banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania, Mesir. (f). Proclamation (Proklamasi) Contoh : NKRI yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Belanda dan Jepang. (g). Innovation (Pembentukan Negara Baru) Contoh : Negara Kolumbia yang pecah dan lenyap. Kemudian di wilayah Negara tersebut muncul Negara baru, yaitu Venezuela dan Kolumbia Baru. (h). Separatisme (Pemisahan) Contoh : Pada tahun 1939 Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan kemerdekaan. 3). Pendekatan Teoritis No 1. Teori Ke-Tuhanan Tokoh Agustinus F.J.Stahl Haller Kranenburg Jean Bodin Ajaran yang Dikemukakan a. Negara ada karena kehendak Tuhan, hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan b. Terbagi dalam : Teori KeTuhanan Langsung Bahwa suatu Negara pada awalnya ada karena sudah kehendak Tuhan yang langsung sehingga raja dianggap sebagai penjelmanTuhan, utusan Tuhan, Dewa bahkan Tuhan itu sendiri. Contoh : Kaisar Tenno Heika Jepang dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari dan Raja Firaun di Mesir Kumo mengaku dirinya sebagai Tuhan. Teori KeTuhanan Tidak Langsung Bahwa Negara memang ada karena jehendak Tuhan, namun tidak secara langsung melainkan melalui penciptaan manusia terlebih dahulu, yang kemudian menjadi raja. Raja memerintah atas nama Tuhan. Pada Negara modern, dapat diketahui melalui Konstitusinya dengan mencantumkan kalimat by the grace of God (Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha ESa)
2.
Per-janji-an Ma-syarakat
3.
Ke-kua-saan
a. Negara terjadi karena adanya kontrak sosial (perjanjian masyarakat). Masyarakat mengadakkan perjanjian untuk membentuk Negara dan menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada Negara untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat b. John Locke, bahwa pada tahap I perjanjian antarindividu diadakan untuk membentuk Negara (pactum unionis). pAda tahap II, perjanjian diadakan dengan penguasa (pactum subjectionis). Negara yang dikehendaki monarki konstitusinal c. Thomas Hobbes, menghendaki monarki absolute d. J.J. Rousseau, (disebut Bapak Kedaulatan Rakyat) menghendaki bahwa raja hanyalah mandataris rakyat dan karena itu dapat diganti. a. Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasan adalah ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa b. L. Duguit, seseorang karena kelebihannya atau keistimewaannya baik karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain c. Karl Marx, Negara dibentuk untuk mengabdi dan melindungi kepentingan kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis. a. Kedaulatan Negara : Kekuasan tertinggi ada pada Negara, bukan pada kelompok orang yang menguasai kehidupan Negara, dan engaralah yang menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat b. Kedaulatan Hukum : Hukum memegang peranan dalam Negara, hukum lebih tinggi dari Negara yang berdaulat a. Hukum alam bukan buatan Negara, melainkan kekuasan alam yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah b. Aristoteles, manusia dalah zoon politicon. Dari hakikat manusia seperti ini, terbentuklah berturut-turut Keluarga Masyarakat Negara c. Agustinus, Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus dosa orang-orang yang ada di dalamnya. Negara yang baik mewujudkan citacita agama, yakni keadilan d. Plato, terjadinya Negara secara evolusi e. Thomas Aquinas, Negara merupakan lembaga alamiah yang diperlukan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum
4.
Vonthering Paul Laband G. Jellinek Krabbe Plato Aristoteles Agustinus Thomas Aquinas
5.
Berdasarkan hubungannya dengan pemerintah, rakyat dapat dibedakan menjadi : 1. Warga Negara Mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu Negara, dengan status kewarganegaraan warga Negara asli atau warga Negara keturunan asing. 2. Bukan Warga Negara Mereka yang berada di suatu Negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota Negara yang bersangkutan, namun tunduk pada Pemerintah dimana mereka berada. b. Wilayah Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibedakan menjadi : 1. Wilayah Daratan Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa : Batas alamiah, batas buatan, batas secara geografis. 2. Wilayah Lautan Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan Negara yang memiliki wilayah lautan dengan pulau-pulau di dalamnya disebut archipelagic state. Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara adalah Hasil Konferensi Hukum laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang diselenggarakan oleh PBB, yaitu UNCLOS (United Nations Conference on The Law of the Sea). Batas Lautan : 1). Laut Teritorial (LT) 2). Zona Bersebelahan (ZB) 3). Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 4). Landas Kontinen (LK) Pemerintah RI pada tanggal 17 Februari 1969, telah mengeluarkan Deklarasi tentang Landas Kontinen dengan kebiasaan praktik Negara dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa suatu Negara pantai mempunyai penguasaan dan yurisdiksi yang ekslusif atau kekayaan mineral dan kekayaan lainnya dalam dasar laut dan tanah di dalamnya di landas kontinen. Contoh hasil perjanjian landasa kontinen : (a). Perjanjian RI Malaysia tetang Penetapan garis Batas Landas Kontinen Kedua Negara (di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku 7 November 1969. (b). Perjanjian RI Thailand tentang Landas Kontinen Selat Malaka Bagian Utara dan Laut Andaman, ditandatangani 17 Desember 1971 dan mulai berlaku 7 April 1972. (c). Persetujuan RI Australia tentang Penetapan Atas Batas-Batas Dasar Laut Tertentu di daerah Laut Timor dan laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei 1971, dan berlaku mulai 9 Oktober 1972. 5). Landas Benua (LB) 3. Wilayah Udara Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan eksploitasi dii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan. Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) : Setiap Negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas wilayahnya UU RI No. 20 tahun 1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo- stationer adalah setinggi 35.671km. 4. Wilayah Ekstrateritorial Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum Internasional, yang mengacu pada hasil Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818), perwakilan diplomatik suatu Negara di Negara lain merupakan daerah ekstrateritorial. Daerah Ekstrateritorial, mencakup : (1) Daerah perwakilan diplomatik suatu Negara dan (2) Kapal yang berlayar di bawah bendera suatu Negara
c.
Pemerintah yang berdaulat Kata kedaulatan atau daulat berasal dari kata daulah (Arab), souvereignty (Inggris), Souvereiniteit (Perancis), supremus (Latin), yang berarti kekuasaan tertinggi. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah mempunyai kekuatan yang berlaku kedalam (interne-souvereiniteit) dan keluar (extrene-souvereiniteit). Menurut Jean Bodin (1500-1596) kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu Negara. Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok sebagai berikut : 1. Asli : Kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. 2. Permanen : kekuasaan itu tetap ada selama Negara itu berdiri sekalipun pemegang kedaulatan berganti-berganti 3. Tunggal (Bulat) : Kekuasaan itu merupakan satu-kesatuan tertinggi dalam Negara yang tidak diserahkan atau dibagibagikan kepada badan lain. 4. Tidak terbatas (absolute) : kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain. Bila ada kekuasaan lain yang membatasinya, maka kekuasaan tertinggi yang dimilikinya akan lenyap.
TEORI KEDAULATAN
NO TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN LATAR BELAKANG POKOK-POKOK AJARAN KETERANGAN
1.
Teori Kedaulatan Tuhan (1) Teori ini beranggapan bahwa raja atau Agustinus, Thomas Aquinas, Marsilius, penguasa memperoleh kekuasaan F.J.Stahl tertinggi dari Tuhan Berkembang pada abad V XV (2) Kehendak Tuhan menjelma ke dalam diri Dilatarbelakangi oleh perkembangan agama raja atau penguasa (Paus). Oleh Sebab itu, mereka dianggap sebagai utusan Tuhan/dewa Kristen dan maraknya Pantheisme, yaitu (paham yang menyatakan bahwa Tuhan bukan seorang
TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN LATAR BELAKANG POKOK-POKOK AJARAN
(1). Ethipia, masa Raja Haile Selassi (Ia merasa diri dipilh oleh Tuhan) (2). Belanda dengan raja-raja yang menganggap diri
sebagai wakil Tuhan,
NO
KETERANGAN
pribadi, melainkan bahwa semua (3) Segala peraturan yang dijalankan oleh hukum, kekuatan, manifestasi yang penguasa bersumber dari Tuhan. Oleh ada di dunia ini adalah Tuhan sebab itu, rakyat harus patuh dan (menyatarakan alam dengan Tuhan) tunduk kepada perintah penguasa. 2. Teori Kedaulatan Raja (1) Kedaulatan Negara terletak di tangan N.Machiavelli, Jean Bodin, Thomas raja sebagai penjelmaan kehendak Hobbes, Hegel Tuhan Berkembang sekitar abad XV (2) Raja juga merupakan bayangan dari Dilatarbelakangi oleh perkembangan Tuhan (Jean Bodin) kekuasaan yang sudah bergeser dari (3) Agar Negara kuat, raja harus berkuasa Gereja (Paus) ke Raja mutlak dan tidak terbatas (N. Machiavelli) (4) Raja berada di atas undang-undang. Rakyat harus rela menyerahkan hakhak asasi dan kekuasaannya secara mutlak kepada raja (Thomas Hobbes) Teori Kedaulatan Negara (1) Kekuasaan pemerintah bersumber dari George Jellinek, Paul Laband kedaulatan Negara (staats souveBerkembang antara abad XV-XIX reiniteit). Diilhami oleh gerakan Renaissance dan (2) Negara dianggap sebagai sumber ajaran Niccolo Machiavelli tentang kedaulatan yang memiliki kekuasaan Negara sebagai pusat kekuasaan tidak terbatas (3) Karena Negara itu abstrak, kekuasaannya diserahkan kepada raja atas nama negara (4) Negaralah yang menciptakan hukum. Oleh sebab itu, Negara tidak wajib kepada hukum. Teori Kedaulatan Hukum (Nomokrasi) (1). Bahwa kekuasaan hukum (rechtsKrabbe, Immanuel Kant, Kranenburg souvereinteit) merupakan kekuasaan Berkembang setelah Revolusi Perancis tertinggi di dalam Negara Diilhami oleh semboyan Revolusi (2). Kekuasaan Negara bersumber pada
By the grace of God (Atas Rahmat Tuhan) (3). Jepang pada masa Kaisar Tenno Heika yang dianggap sebagai titisan Dewa Matahari (1). Perancis pada masa Loius XIV (1643-1715) dengan ucapannya L Etat Cest moi yang berarti, Negara adalah saya
3.
(1) Tsar di rusia yang totaliter, dan digulingkan pada tahun 1917 melalui Revolusi Bolshevik 9Oktober) dengan pahan Komunis. (2) Jerman semasa Hitler, dan Italia masa B. Mussolini merasa sebagai pusat kekuatan Negara dan memerintah secara totaliter sentralistik.
4.
(1). Negara Eropa dan Amerika pada umumnya menganut teori hukum murni (2). Indonesia menganut teori Negara
Peramcis : Fraternite
Liberti,
Egalite
dan
5.
Teori Kedaulatan Rakyat Solon, John Locke, Montesquoeu, J.J. Rousseau Berkembang mulai abad XVII XIX hingga sekarang Banyak dipengaruhi oleh teori kedaulatan hukum yang menempatkan rakyat tidak hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek dalam Negara (demokrasi).
hukum, sedangkan hukum bersumber hukum modern dari rasa keadilan dan kesadaran hukum (3). Pemerintah (Negara) hanya berperan sebagai penjaga malam yang melindungi hak asasi manusia dan tidak boleh mencampuri urusan sosial-ekonomi masyarakat (negara hukum murni, Immanuel Kant) (4). Negara seharusnya menjadi Negara hukum. Artinya setiap tindakan Negara harus didasarkan hukum (H. Krabbe) (5). Selain sebagai penjaga malam. Negara berfungsi dan berkewajiban mewujudkan kesejahteraan rakyat (welfare state- Kranenburg) (1).Rakyat merupakan kesatuan yang (1). Diterapkan hampir semua Negara, dibentuk oleh individu-individu melalui namun pelaksanaannya sangat perjanjian masyarakat (sosial contract) tergantung pada rezim yang (2). Rakyat sebagai pemegang kekuasaan berkuasa, ideology, dan tertinggi memberikan sebagian haknya kebudayaan masing-masing kepada penguasa untuk kepentingan Negara. bersama (3). Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar kehendak rakyat/umum (volonte generale) melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan (4). Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya (civil rights)
d.
Pengakuan dari Negara lain 1). Pengakuan secara de facto Diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan (fakta) adanya suatu Negara. Pengakuan de facto bersifat sementara Pengakuan yang diberikan oleh suatu Negara tanpa melihat bertahan tidaknya Negara tersebut di masa depan.Kalau Negara baru tersebut kemudian jatuh atau hancur, Negara itu akan menarik kembali pengakuannya. Pengakuan de facto bersifat tetap Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan (konsul). Sedangkan dalam hubungan untuk tingkat Duta belum dapat dilaksanakan. 2). Pengakuan secara de jure Pengakuan de jure bersifat tetap Pengakuan dari Negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang cukup lama. Pengakuan de jure secara penuh Terjadinya hubungan antara Negara yang mengakui dan diakui meliputi hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatic. Negara yang mengakui berhak menempatkan Konsuler atau Kedutaan.
BENTUK-BENTUK KENEGARAAN
a. Negara Kesatuan ; Negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat. b. Negara Serikat ; Negara yang terdiri atas gabungan beberapa Negara bagian c. Koloni ; suatu Negara yang menjadi jajahan dari Negara lain d. Perwalian (Trustee) ; Wilayah jajahan dari Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II dan berada di bawah naungan Dewan
Perwalian PBB
e. Mandat; suatu Negara yang berasal dari daerah jajahan dari Negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan di bawah perlindungan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa. f. Protektorat; Negara yang berada di bawah lindungan Negara lain yang lebih kuat
g. Dominion; suatu Negara bekas jajahan Inggris yang mengakui Raja Inggris sebagai rajanya sebagai lambang persatuan negara h. Uni; gabungan dua atau lebih Negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala Negara yang sama.
B. Tujuan Negara
Pada umumnya, tujuan Negara untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan ketentraman semua rakyat yang menjadi bagiannya. Di bawah ini ada beberapa teori tentang tujuan Negara : No
1. Kekuasaan Negara (Lord Shang Yang, seorang Negarawan Tiongkok/Cina Kuno) Dilatarbelakangi oleh keadaan negeri Cina saat itu yang banyak mengalami pemberontakan dan perang saudara. 2. Kekuasaan Negara (N. Machiavelli, 1469-1527, seorang pemikir dan politikus dari Italia) Dilaterbelakangi oleh keadaan negaranya saat itu yang banyak mengalami pergolakkan dan perpecahan. 3. Perdamaian Dunia (Dante Alighieri 1265-1321, Seorang pemikir besar dari Prussia Jerman) Dilatarbelakangi oleh adanya
pertentangan antara kaisar dengan Paus mengenai siapa yang paling berhak dalam kekuasaan negara
Pembentukan imperium bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan. Pembentukan masing-masing Negara merdeka hanya akan menimbulkan peperangan.
No
4.
5.
Negara kesejahteraan atau welfare State (R.Kranenburg,seorang ahli hukum Jerman). Latar belakangnya hampir sama dengan teori jaminan atas hak dan kebebasan).
Teori tentang tujuan negara menjelma menjadi paham-paham atau ideology : a. Teori fasisme Fasisme berasal dari kata fascio (kelompok politik). Dari kata tersebut timbul istilah Fascio de Cambattimento (barisan tempur) yang dipraktekkan di Italia oleh Mussolini (1883-1945) yang memerintah dari 1922-1943. Secara umum, Fasisme adalah system kediktatoran yang menempatkan Negara di tangan satu orang dan melarang setiap oposisi atau perlawanan. Negara fasis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Adanya kediktatoran satu partai yang kaku. 5. Moralitas sering diabaikan demi mencapai tujuan Negara fasis 2. Penindasan terhadap oposisi 6. Pengaturan ekonomi sangat sentarlistis 3. Menganut paham nasionalisme yang sempit 7. Tujuan negara fais adalah Imperium Dunia 4. Seluruh aspek kehidupan warga Negara diatur, dikontrol, dan sikendalikan secara ketat oleh pemerintah fasis yang sentralistis b. Teori individualisme Muncul sebagai antiklimaks kekuasaan Monarki absolut (abad XVII dan XVIII). Pelopor paham individualisme (liberalisme) dalam politik, antara lain ialah John Locke,Voltaire, Montesquieu, J.J. Rousseau dan Immanuel Kant. Para tokoh ini selalu menyuarakan liberte, egalite fraternite. Mereka juga mengembangkan penikiran rasionalisme dan humanisme sebagai buah dari Revolusi Perancis dan Revolusi Indrusti. Individualisme dalam arti luas dapat dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan. Dalam bidang ekonomi paham ini dipelopori oleh Adam Smith (Bapak Kapitalisme). Secara politik, individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa Negara ada untuk individu bukan individu untuk Negara. Menurut paham liberalisme Negara hanya berfungsi sebagai penjaga malam (nachwakerstaat), yaitu sekedar menjaga keamanan dan ketertiban serta menjamin kebebsan individu yang seluas-luasnya dalam meperjuangkan kehidupannya. c. Teori sosialisme Sosialisme berkembang secara luas di daratan Eropa ( terutama Eropa Timur), menyusul maraknya Revolusi Industri sekaligus penghisapan ekonomi oleh kaum kapitalis / borjuis terhadap kaum buruh / proletariat. Karl Marx (Ekonom dan Filsuf dari Prussia Jerman), terispirasi untuk mengembangkan dan memberi tanda revolusioner pada sosialisme. Hasil dari revolusi itu adalah terciptanya sosialisme, dimana hak milik pribadi dan Negara dihapus, sarana-sarana produksi dan distribusi dimiliki secara bersama-sama dan Negara tanpa kelas tercipta. Ia menyebut sosislaisme adalah tahap transisi menuju komunisme.
Selama hidupnya, Marx tidak pernah menggeraklkan revolusi. Tetapi pengikutnya yaitu Lenin dan Stalin, yang berhasil pada bulan Oktober sehingga disebut Revolusi Oktober/Revolusi Bolshevik-Lenin(yang kemudian dilanjutkan oleh pengikutnya Stalin). Teman seperjuangan Karl Marx adalah Friedrich Engels. d. Teori Integralistik Paham ini melihat Negara dan warga Negara sebagai suatu keluarga besar. Menurut paham ini, Negara merupakan susuna masyarakat yang integral, yang anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang organis. Pelopornya adalah Benedictus De Spinozoa, Adam Muller dan Hegel. Di Indonesia, paham ini pertama kali dikemukakan oleh Prof. Mr. Soepomo. Pada permulaan sidang BPUPKI (badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. Menurut Soepomo,
B. SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN (NASIONALISME DAN PATRIOTISME) DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA
Setiap warga Negara dari suatu Negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan emosional dengan Negara yang bersangkutan sebagau perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. Perasaan bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan Negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada tanah air, adat-istiadat leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau disebut dengan semangat kebangsaan Semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, harus dapat di jadikan motivasi spiritual dan horizontal dalam mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta persaudaraan antar sesama. Dengan mengerti dan memahami pentingnya semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, kita diharapkan mampu melahirkan jiwa nasionalisme (cinta tanah air) dan patriotisme (rela berkorban).
1. Nasionalisme
Kata nasionalisme secara etimologis berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan sebagai bangsa, memelihara kehormatan bangsa. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme di artikan sebagai sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kekuasaan. a. Nasionalisme dalam arti sempit Diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya ynag tinggi atau berlebh-lebihan, sehingga memandang bangsa lain lebih rendah (Chauvinisme). Misalnya di Italia (masa Benito Mussolini), Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Hitler, yang mencanangkan Program Partai naziyang berdasarkan nasionalisme sempit, rasisme (terutama antiYahudi), autoriterisme dan militerisme. Gerakan ini bertujuan untuk merebut ruang hidup lebensraum bagi ras leluhur herrenrasse, serta pemulihan harga diri dengan pemerintahan militer yang bersatu Ein Reich, Ein Volk, Ein Fuhrer Satu Negara, satu bangsa dan satu pimpinan) b. Nasionaisme dalam arti luas Adalah perasan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap menghormati bangsa lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dengan prinsip : kebersamaan, persatuan, dan kesatuan, demokrasi atau demokratis.
d. Faktor sejarah, asal usul dan pengalaman masa lalu e. Faktor Bhineka Tunggal Ika, bersatu dalam f. Faktor kelembagaan, adanya lembaga Negara
10
2. Patriotisme
Berasal dari kata patriot dan isme, merupakan sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan (Indonesia) atau heroism dan patriotsm (Inggris), adalah sikap yang gagah berani, pantang menyerah, dan rela berkorban (harta, jiwa/raga) demi bangsa dan Negara. PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN NKRI Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu Indos (India) dan nesos (pulau). Jadi kata Indonesia berarti kepulauan India atau kepulauan yang berada di wilayah India. Tujuan NKRI terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu menjadi Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, yang dipertagas dalam alinea IV : Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
11
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Yang dimaksud dengan zoon politicon adalah . 2. Menurut F. Ratzel, yang dimaksud bangsa adalah . 3. Fase pertumbuhan Negara yang dipimpin oleh Primus Inter Pares adalah 4. Koloni adalah . 5. Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu . . . dan . . . . 6. Peran serta warga Negara dalam pembelaan Negara tertuang dalam Batang Tubuh UUD 1945 pasal . 7. Istilah Negara berasal dari bahasa Latin yaitu . 8. Tokoh paham Fasisme adalah . 9. Istilah lain dari nasionalisme secara sempit adalah . 10. Contoh Negara yang terbetuk karena Anexatie 11. Bangsa adalah pengertian politis dan historis adalah pengertian bangsa yang dikemukakan oleh . 12. Yang dijuluki sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat yaitu 13. Tujuan Negara Indonesia tercantum di dalam pembukaan alinea 14. Fungsi Negara yang dikenal dengan istilah trias politica dikemukakan oleh Lengkapilah tabel berikut ! 1. Pengertian Negara No Tokoh Pendapat 1 Aristoteles 2 George Jellineck 3 Max Weber 4 Roger F. Soltau 5 J. H. A. Logemann 2. Terjadinya Negara berdasarkan pendekatan teoritis No Teori 1 KeTuhanan 2 Perjanjian Masyarakat 3 Kekuasaan 4 Hukum ALam
Penjelasan
12
BAB 2 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL A. SISTEM HUKUM 1. Pengertian Sistem
a. Dalam KBBI Sistem mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keselurahan. b. W. J. S. Poerwadarminta Sistem adalah sekelompok bagian (alat dan sebagainya), yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. c. Prof. Sumantri Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. d. Drs. Musanef Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat teratur, atau suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan dan satu keseluruhan. Unsur-unsur dalam sistem mencakup: Seperangkat komponene, elemen, bagian Saling berkaitan dan tergantung Kesatuan yang terintegrasi Memiliki peranan dan tujuan tertentu Interaksi antarsistem membentuk system lain yang lebih besar
2. Pengertian Hukum
a. b. Prof. Van Apeldoorn Definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin mengadakan yangs esuai dengan kenyataan. Prof. Mr.E.M.Meyers Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya. Drs.E.Utrecht,S.H. Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dank arena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. S.M. Amin, S.H. Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan tujuan mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia. J.C.T. Simorangkir,S.H. dan Woerjono Sastropranoto,S.H. Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman tertentu. Leon Duguit Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat yang harus diindahkan sebagai jaminan kepentingan bersama dan apabila dilanggar menimbulkan reaksi bersama. O. Notoamidjojo Keseluruhan aturan yang tertulis dan tidak tertulis yang bersifat memaksa, untuk kelakuan manusia dalam berjenis pergaulan hidup dan masyarakat Negara.
c.
d.
e.
f.
g.
3. Tujuan Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Adapun tujuan dibuatnya hukum menurut para ahli, sebagai berikut : No 1. 2. TOKOH/PAKAR Prof. Subekti, S.H. Van Apeeldoorn PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN Hukum itu mengabdi pada tujuan Negara, yang mendapatkan atau ingin mencapai kemakmuran dan kebahagian pada rakyatnya Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-kepentingan hukum
13
3. 4. 5. 6. 7.
Teori Etis Oeny Bentham (Teori Utilitarianisme) Prof. Y.Van Kant Geny
8.
manusia tertentu (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan Hukum itu semata-mata menghendaki keadilan. Isi hukum semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan apa yang tidak asil Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan sedangkan unsur-unsur keadilan ialah : kepentingan daya guna dan kemanfaatannya Tujuan hukum adalah semata-mata untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi banyak orang. Dengan kata lain, Menjamin kebahagian sebesar-besarnya bagi sebanyak mungkin orang Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsure keadilan, ada kepentingan daya guna dan kemanfaatan Ingin mengatur secara pasti hak dan kewajiban lembaga tertingi Negara, lembaga-lembaga tinggi Negara, semua pejabat Negara, setiap warga Indonesia, agar semuanya dapat melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan demi terwujudnya tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi oleh hukum, cerdas, terampil, cinta dan bangga bertanah air Indonesia dalam suasana kehidupan makmur dan adil berdasarkan falsapah Pancasila.
4. Sumber Hukum
Adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu : a. Sumber hukum Material (Welborn) : keyakinan dan perasaan (kesadaran) hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau meteri (jiwa) hukum. b. Sumber hukum Formal (Kenborn) : perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan berlakunya hukum itu sendiri. Macam-macam sumber hukum formal : 1). Undang-Undang UU dalam arti material; peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum. (UUD, TAP MPR,UU) UU dalam arti formal; setiap peraturan yang karena bentuknya dapat disebut Undang-undang. (Pasal 5 ayat (1)) 2). Kebiasaan (hukum tidak tertulis); perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama dan kemudian diterima serta diakui oleh masyarakat. Dalam praktik pnyelenggaraan Negara, hukum tidak tertulis disebut konvensi. 3). Yurisprudensi; keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa. 4). Traktat; perjanjian yang dibuat oleh dua Negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan tertentu yang menjadi kepentingan Negara yang bersangkutan. 5). Doktrin; pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya. Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan (TAP MPR No. III/MPR/2003) 1. UUD 1945; 5. Peraturan Pemerintah; 2. Ketetapan MPR RI; 6. Keputusan Presiden; dan 3. UU; 7. Peraturan Daerah 4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu);
14
5. Penggolongan Hukum
TERTULIS WUJUD P E M B A G I A N H U
HUKUM ACARA CARA MEMPERTAHANKAN
TIDAK TERTULIS
LOKAL
RUANG
NASIONAL INTERNASIONAL
IUS CONSTITUTUM
WAKTU
MATERIIL
HUKUM TATA NEGARA
FORMIL
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
PUBLIK
HUKUM PIDANA
K U M
ISI
HUKUM PERSEORANGAN HUKUM KELUARGA
PRIVAT
HUKUM KEKAYAAN MEMAKSA HUKUM WARIS
SIFAT
6. Sanksi Hukum
MENGATUR
Berdasarkan Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi pidana : (1) Hukuman Pokok, terdiri dari : hukuman mati, hukuman penjara (hukuman seumur hidup, hukuman sementara waktu), hukuman kurungan, dan (2) Hukum tambahan, yang terdiri dari : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu, pengumuman keputusan hakim.
15
4.
5.
Penuntut adalah pihak yang dirugikan (penggugat), Jaksa sebagai penuntut umum yang memiliki dan berhadapan dengan tergugat wewenang atas nama Negara dan berhadapan dengan pihak terdakwa 1. Tulisan 1. Tulisan 2. Saksi 2. Saksi 3. Persangkaan 3. Persangkaan 4. Pengakuan 4. Pengakuan 5. Sumpah Semua pihak mempunyai kedudukan yang sama, Jaksa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan hakim bertindak sebagai wasit dan bersifat dari para terdakwa. Hakim aktif. pasif Hukum dapat berupa denda, atau hukuman Hukum berupa hukuman mati, penjara, kurungan sebagai pengganti hukuman denda kurungan, denda dan hukuman tambahan
B. PERADILAN NASIONAL
Ketentuan umum undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelanggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselanggaranya Negara hukum republik Indonesia. Berdasarkan pasal 1 undang-undang nomor 4 tahun 2004, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan sebagai berikut : Peradilan umum, Peradilan agama, Peradilan milliliter, Peradilan tata usaha Negara,dan Mahkamah Konstitusi Merupakan salah satu lembaga Negara yang melakukan kekuasan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. MK memiliki Sembilan hakim konstitusi (3 oleh MA, 3 oleh DPR dan 3 oleh Presiden) yang ditetapkan oleh Presiden, dan disyaratkan harus memiliki interitas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasi konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pekabat Negara. MK RI memiliki empat kewenangan, Sebagai berikut : a. Menguji Undang-undang terhadap UUD 1945 b. Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD 1945 c. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu d. Memutus pembubaran Partai Politik Kewajiban MK adalah memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapat diusulkan untuk memberhentikannya oleh MPR. Fungsi MK, adalah sebagai berikut Pengawal Konstitusi Menafsir Konstitusi Pengawal Demokrasi Pelindung hak konstitusional Warga Negara Badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman Komisi Yudisial, yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabar serta perilaku hakim. Anggota Komisis Yudisial diangkat dan diberhenyikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Kepolisian, yang memegang kewenangan melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus pidana, Kejaksaan, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan Komnas HAM, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan khusus untuk kasus pelanggaran HAM KPK, memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan khusus untuk kasus korupsi.
16
Berikut adalah susunan badan atau lembaga peradilan yang ada di Indonesia.
MAHKAMAH AGUNG
Pengadilan Militer
Berdasarkan bagan di atas, badan peradilan dapat diklasifikasikan berdasarkan tigkatannya, sebagai berikut: a. Pengadilan Sipil, terdiri dari : 1). Pengadilan Umum Adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. (dalam UU RI No. 8 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU RI No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum). Pengadilan Negeri (Berkedudukan di Kabupaten/Kota) Pengadilan negeri adalah pengadilan tingkat pertama, yang pertama kali mengadakan sidang perkara dalam lingkungan peradilan umum di wilayah hukum masing-masing (Kabupaten/Kota). Hakim disini, memeriksa fakta dan menetapkan hukumannya. Pengadilan Tinggi (Berkedudukan di Provinsi) Pengadilan Tinggi adalah pengadilan yang mengadili perkara pada tingkat banding, hakim sudah tidak lagi memeriksa fakta. Tetapi yang dinilai adalah penerapan hukum yang dilakukan oleh Pengadilan negeri. Mahkamah Agung Tugas Mahkamah Agung berdasarkan Pasal 24 ayat (1) adalah : a. Mengadili Tingkat Kasasi b. Menguji peraturan perundangan di bawah Undang-Undang c. Wewenang lain yang diberikan Undang-Undang, yaitu : Memeriksa dan memutus (1) sengketa kewenangan mengadili baik berdasarkan daerah maupun jenis peradilannya (2) permohonan peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 2). Pengadilan Khusus Pengadilan Agama Adalah pengadilan khusus bagi umat Islam untuk memeriksa dan memutuskan perkara nikah, talak, rujuk, waris, wakaf, hibah, dan wasiat. Lembaga yang termasuk dalam peradilan agama adalah : Pegadilan agama (tingkat Permata) dan Pengadilan Tinggi Agama (tingkat banding) Pengadilan Adat Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara) Adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili perkara yaya usaha Negara, yaitu perkara gugatan seseorang terhadap putusan pehabat tata usaha Negara yang merugikan dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Masalah-masalah yang menjadi jangkauan PTUN. Adalah sebagai berikut: (1) Bid. social (gugatan atau permohonan terhadap keputusan administrasi tentang penolakan permohonan suatu izin) (2) Bidang Ekonomi (gugatan atau permohonan yang berkaitan dengan perpajakan, merk, agrarian, dsb) (3) Bidang Function Publique, (gugatan yang berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang) (4) Bidang Hak Asasi Manusia, (gugatan yang berkaitan dengan pencabutan hak milik seseorang serta penangkapan dan penahaan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum.) b. Pengadilan Militer, terdiri dari : Adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata usaha negara anggota militer Indonesia 1). Pengadilan Militer, merupakan peradilan tingkat pertama, untuk perkara pidana yang dilakukan oleh terdakwa yang berpangkat kapten kebawah 2). Pengadilan Militer Tinggi, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkara yang diputus pada tingkat pertama; juga merupakan pengadilan tingkat pertama untuk perkara pidana yang dilakukan oleh terdakwa yang berpangkat Mayor ke atas dan gugatan sengketa tata usaha Negara militer. 3). Pengadilan Militer Utama, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkara pidana dan sengketa tata usaha militer yang diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan Militer tinggi.
17
4). Pengadilan Militer Pertempuran, merupakan pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam mengadili perkara pidana yang dilakukan oleh perajurit di daerah pertempuran.
Kata Korupsidalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti penyelewengan atau penggelapan (Uang negara atau perusahaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Oleh sebab itu, perbuatan korupsi sesungguhnya selalu mengandung unsur penyelewengan atau dishonest (ketidakjujur). Sedangkan sesuai UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan Nepotisme, disebutkan bahwakorupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.
18
E. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA 1. Upaya Pencegahan (Preventif)
a. Menanamkan aspirasi,semangat ,dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non-formal, dan pendidikan agama. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan perinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme. (Rekruitmen pejabat secara adil dan terbuka). Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pengawasan dari atasan terkait semakin ditingkatkan) Memiliki kelancaran layanan administrasi pemerintah, untuk para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi. (Peningkatan kualitas kerja) Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi; dibarengi sistem kontrol yang efisien. Kekuasaan herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan pejabat yang mencolok. Berusaha untuk melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan, melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan dibawahnya. Keterlibatan media massa dalam upaya mengurangi terjadinya KKN Pembentukan UU dan lembaga yang mempersempit terjadinya KKN Dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan diberikan peringatan, pemecatan tidak hormat, dan dihukum pidana. Bebrapa contoh penanganan kasus : Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004) Menahan konsul jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan pubngutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian Dugaan korupsi dalam proyek program pengadaan BUsway pada pemda DKI Jakarta (2004) Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merigiksn keuangan Negara Rp. 10 Miliyar lebih (2004) Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004) Adapun upaya penindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
b.
c.
d. e. f. g. h. i. j.
19
1. 2. 3.
Pelaku KKN ditindaj tegas dan adil Pemberian hukuman sosial kepada pelaku KKN Menekankan kepada pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk segera memproses secara hukum terhadap pelaku KKN Memiliki rasa tanggung jawab Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh Melakukan kontrol sosial Membuka wawasan seluas-luasnya Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi non pemerintah yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada public mengenai aksi korupsi di Indonesia, Transparancy International (TI) adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.
5. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia Kontrol sosial oleh lembaga Negara Kontrol sosial oleh lembaga masyarakat Kontrol sosial oleh masyarakat bersama media massa
Kontrol sosial oleh media massa
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Hal itu diungkapkan oleh . 2. Welborn adalah istilah lain dari sumber hukum . . . . 3. Hukuman mati termasuk hukuman . . . . 4. Doktrin adalah . . . . 5. Tokoh yang terkenal dengan trias politica adalah . . . . 6. Yang memegang kekuasaan legislative adalah . . . . 7. Berdasarkan isinya hukum dibagi menjadi dua yaitu . . . dan . . . . 8. Tindakan pidana yang disengaja disebut juga dengan . . . . 9. Peradilan sipil terdiri dari . . . dan . . . . 10. Masalah perceraian dan waris dapat diputuskan di pengadilan . . . . 11. Gugatan yang berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang, merupakan jangkauan PTUN yaitu dalam bidang . . . . 12. Kasasi diselesaikan oleh . . . . 13. Ketua Mahkamah Konstitusi yang pertama adalah . . . . 14. Korupsi adalah . . . . Lengkapilah tabel berikut ! 1. Lembaga Peradilan di Indonesia No Lembaga Peradilan Berkedudukan di 1 Peradilan Umum 2 Peradilan Tinggi 3 Mahkamah Agung 4 Mahkamah Konstitusi 2. Akibat terjadinya KKN No Bidang Akibat Terjadinya KKN 1. Ekonomi
20
2. 3. 4.
Represif
21
BAB 3 PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PERLINDUNGAN HAM A. PENGERTIAN DAN MACAM MACAM HAM 1. Pengertian HAM
HAM merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan yang melekat pada setiap diri manusia sejak lahir. Istilah HAM dalam beberapa bahasa ; Perancis ( Droits de Lhomme), Inggris ( Human Right), Belanda (Menselijeke Rechten) dan Spanyol (Derechos del Hombre) . Adapun pengertian HAM dari beberapa tokoh atau dokumen, dapat dipelajari sebagai berikut: Secara harfiah HAM ialah hak yang dimiliki oleh seseorang karena orang itu manusia. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia sejak lahir. John Locke ( Two Treaties on Civil Government ) HAM adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Karena manusia adalah makhluk social, hak hak itu akan berhadapan dengan hak orange lain, oleh sebab itu ; Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat, sehingga lahir kewajiban Hak asasi semakin berkembanga meliputi berbagai bidang kebutuhan, antara lain hak di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Koentjoro Poerbapranoto Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci. UU RI No. 39 tahun 1999 tentang HAM Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang maha Esa dan merupakan anugaerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabt manusia. Jan Materson (Anggota Komisi HAM PBB) Human rights could be generally defines as those rights which are inherent in our nature and without which we can not live as human being. Berdasarkan Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Rights), hak asasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu ; a. Hak sipil dan Politik, yang meliputi ; Hak hidup Hak atas kebebasan berfikir Hak untuk bebas dari penyiksaan Hak untuk berpendapat, berkumpul secara damai, Hak kebebasan dan keamanan pribadi berserikat Hak diperlakukan secara manusiawi Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan Hak kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal Hak untuk memilih dan di[ilih dalam Pemilu Hak mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Hak untuk mendapat pelayanan atas dasar hukum persamaan b. Hak bidang ekonomi, sosial, dan budaya meliputi ; Hak untuk menentukan nasibnya sendiri Hak menikmati standar tertinggi keshatan fisik dan Hak persamaan bagi laki-laki dan perempuan untuk mental menikmati hak-hak ekonomi, social dan budaya Hak atas pendidikan Hak atas pekerjaan Hak untuk ambil bagian dalam kebudayaan, meikmati Hak jaminan social manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan Hak atas standar kehidupan yang layak penerapannya, memeperoleh manfat dari perlindungan Hak bebas dari kelaparan atas kepentingan moral, dan material dari karya ilmu pengetahuan, sastra, atau seni yang diciptakan.
22
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat dikataka bahwa pada dasarnya HAM meliputi hak untuk hidup, hak untuk merdeka, dan hak untuk memiliki sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya, terdapat macam-macam hak asasi yang dapat dikelompokkan sebagai berikut ; 1). Hak asasi pribadi (personal rights), adalah hak asasi yang dimilki manusia secara pribadi; seperti hak untuk memilih agama dan menjalankan ibadah, hak untuk menyatakan pendapat, dan hak kebebasan untuk bergerak , dan sebagainya. 2). Hak asasi ekonomi (property rights), adalah hak asasi untuk memiliki sesuatu; seperti hak untuk memebli atau menjual sesuatu dan hak untuk menyewakan sesuatu. 3). Hak asasi politik (political rights), adalah hak untuk ikut serta dalam pemerintahan; seperti hak untuk memilih dalam Pemilu, hak untuk dipilih dalam Pemilu dan hak untuk berorganisasi. 4). Hak asasi dalam tata cara peradilan (procedural rights), adalah hak untuk memeperoleh perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan; seperti hak untuk mendapatkan perlakuan yang benar dalam penangkapan dan penggeledahan. 5). Hak asasi social budaya (social and culture rights), adalah hak untuk memilih pendidikan dan mengembangkan budaya; seperti hak memiliki pendidikan di SMA atau SMK. 5). Hak asasi mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (rights of legal equality), seperti hak untuk mendapatkan perlindungan dan jaminan hukum, dan memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
3. Sejarah HAM
Secara konseptual bermila dari pemikir Inggris yaitu John Locke (1632-1704), yang mengemukakan dalam teori perjanjian masyarakat bahwa setelah Negara terbentuk maka terjadilah kesepakatanantara peguasa dengan masyarakat pembentuk Negara, bahwa semua hak rakyat diserahkan kepada penguasa kecuali tiga hak yang diberikan alam kepadanya yaitu hak hidup, hak milik dan hak kebebasan yang harus dilindungi oleh penguasa dalam bentuk perlindungan konstitusinya.
Berikut sejarah HAM dalam berbagai sumber atau dokumen, diantaranya : No Tahun Nama Dokumen Isi Keterangan 1. 2500 s.d. Hukum Hammurabi Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan 1000 SM harus menyembahpatung (berhala). Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Firaun (Mesir) agar terbebas dari kesewenangan raja yang merasa dirinya sebagai Tuhan 2. 600 SM Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang menjamin ___ keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. Untuk itu dia membentuk Heliaie, yaitu Mahkamah Keadilan untuk melindungi orang-orang miskin dan Majelis Rakyat atau Ecdesia. Karena gagasannya inilah Solon dianggap sebagai pengajar Demokrasi. Perjuangan Solon, didukung oleh Pericles (tokoh negarawan Athena). 3. 527 s.d. Corpus Luris Kaisar Romawi pada masa Flavius Anacius Justinianus menciptakan peraturan 322 SM hukum modern yang terkodifikasi dalam Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia. Pada masa kebangkitan Romawi telah banyak lahir filsuf terkenal dengan visi tentang hak asasi seperti : Socrates dan Plato yang banyak dikenal sebagai peletak dasar diakuinya hak-hak asasi manusia, serta Aristoteles yang mengajarkan tentang pemerintahan berdasarkan kemauan dan cita-cita mayoritas warga. 4. 30 SM s.d. Kitab Suci Injil Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide 632 M pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih kepada Tuhan maupun sesama manusia. 5. Kitab Suci Al-Quran Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, banyak mengajar tentang toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih saying, memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya. 6. 15 Juni Magna Charta Pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, antara lain mencakup ; 1215 (Masa Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council Pemerintahan Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa Lockland di Inggris) cukup alasan menurut hukum negara. 7. 1629 Petition of Rights Pajak dan hak-hak istimewa harus dengan izin parlemen
23
(Masa Pemerintahan Charles I di Inggris) 8. 1679 Hobeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Chaarles II di Inggris) Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willian III di Inggris
9.
1689
10.
04 Juli 1776
11.
14 Juli 1789
12.
Januari, 1918
13.
1941
14.
10 Desember 1948
Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk (warganegara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya) Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah Jika diminta, hakim harus dapat menunjukkan orang yang ditangkapnya lengkap dengan alasana penangkapan itu. (Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum) Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah ditangkap. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat Pajak, Undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizing parlemen Hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masingmasing Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja Bahwa semua orang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh Tuhan, hakhak yang tidak dapat dicabut dari dirinya ialah ; hak hidup, ha kebebasan, dan ha mengejar kebahagian/ milik (life, liberty, and pursuit of happiness/ property). Amerika Serikat dianggap sebagai Negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (dimuat secara resmi dalam Constitution of USA tahun 1787) atas jasa Presiden Thomas Jefferson. Pernyataan HAM dan warga Negara sebagai hasil Revolusi Perancis di bawah pimpinan Jenderal Laffayete, anatara lain menyebutkan : Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama Hak-hak itu adalah hak kebebasan (Iiberte), kesamaan (Egalite) dan persaudaraan atau kesetiakawanan (fraternite), Tahun-tahun berikutnya, pencantuman HAM dalam konstitusi diikuti oleh Belgia (1831), Uni Soviet (1936), Indonesia (1945), dsb. Naskah yang diusulkan oleh Presiden Theodore Woodrow Wilson memuat 14 pasal dasar untuk mencapai perdamaian yang adil. Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian disneutkan empat kebebasan (the four Freedoms) antara lain ; Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan berorganisasi (Freedom of Speech) Kebebasan untuk beragama dan beribadah (Freedom of Religion) Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan (Freedom of Want) Kebebasan seseorang dari rasa takut (Freedom of Fear) Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30 pasal. Piagam tersebut menyerukan kepad semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di dalam konstitusi Negara masing-masing.
B. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA 1. Perkembangan HAM di Indonesia
Berbicara mengenai perkembangan hak asasi manusia di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari konstitusi yang ada dan pernah berlaku di Indonesia, karena legalitas hak asasi manusia sangat tergantung pada kebijakan Negara ada atau tidaknya mengatur hak asasi manusia. Pada waktu penyusunan Undang-Undang Dasar 1945 sudah ada perdebatan tentang hak asasi manusia harus masuk atau tidak dalam UUD 1945. Jika kita meneliti UUD 1945, maka sesungguhnya telah banyak memuat pasal tentang hak asasi manusia. Artinya para penyusun UUD 1945 telah menyadari betapa pentingnya hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan berNegara, namun karena keterbatasan waktu dalam penyusunan UUD 1945, maka uraian rinci tentang hak asasi manusia tidak mungkin dengan mengingat UUD 1945 bersifat singkat, supel dan fleksibel.
24
Dalam sejarah politik dan ketatanegaraan Republik Indonesia, pada waktu Indonesia memberlakukan Konstitusi RIS 1949, hak-hak asasi manusia juga dimasukan dalam konstitusi. Demikian pula, waktu Indonesia memberlakukan UUD Sementara 1950, hak asasi manusia juga dimuat dalam UUD Sementara 1950. Namun setelah Dektrit Persiden 5 Juli 1959, Presiden Soekarno kembali memberlakukan UUD 1945. Pada era Presiden Soekarno, konvensi mengenai hak asasi manusia yang telah disyahkan adalah : UU No. 68 Tahun 1958 tentang Hak Politik Wanita UU No. 18 Tahun 1956 tentang Organisasi Buruh UU No. 80 Tahun 1957 tentang Pengupahan bagi laki-laki dan perempuan untuk pekerjaan yang sama nilainya Bergantinya rezim Soekarno ke Soeharto ada upaya penegakan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, melalui Ketetapan MPRS No. XIV/MPRS/1966 dibentuk panitia ad hoc yang kemudian berhasil menyusun Rancangan Piagam HAM dan Hak serta Kewajiban Warga Negara. Tetapi panitia ad hoc tersebut tidak membahas dalam sidang Umum MPRS tahun 1968 karena lebih mementingkan pembahasan berkaitan dengan peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI. Pada rezim Soeharto ada beberapa konvensi dan kebijakan yang diambil sebagai wujud penegakan dan penghormatan hak asasi manusia, antara lain : UU No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan Keputusan presiden No. 43 Tahun 1993 yang menentang apartheid dalam olahraga Keputusan presiden No. 36 Tahun 1990 tentang hak anak. Pada era rezim Habibie, penghormatan dan pemajuan hak asasi manusia telah menemukan momentumnya dimana MPR telah merumuskan dengan ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Disamping itu ada beberapa konvensi tentang hak asasi manusia yang disahkan, antara lain : UU No. 5 Tahun 1999 yang menentang penyikasaan dan perlukan kejam lainnya UU No. 29 Tahun 1999 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi UU No. 19 Tahun 1999 tentang penghapusan kerja paksa UU No. 8 Tahun 1999 tentang kebebasan menyatakan pendapat UU No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Pada tanggal 15 Agustus 1998, Presiden Habibie meluncurkan Rencana Aksi Nasional HAM yang bertujuan untuk memberikan jaminan bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai adat istiadat, budaya dan agama. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 3 hal yang dilakukan, yaitu : Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM Deseminasi informasi dan pendidikan di bidang HAM Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM Pada Masa Gus Dur, upaya pemajuan HAM lebih ditingkatkan dan mendapat perhatian cukup serius. Hal ini dapat dilihat dari adanya : Upaya penyempurnaan Rencana Aksi Nasional HAM Pembentukan lembaga baru yaitu Mentri Negara Urusan HAM Dibentuk pengadilan Hak Asasi Manusia Dibentuk peraturan perundangan tentang perlindungan anak, penyiaran, ketanagakerjaan Dibentuk peraturan perundangan tentang pemberantasan tindak pidana terorisme Dibentuk badan perlindungan Swadaya masyarakat Di bentuk lembaga Komnas HAM Pada masa pemerintahan Megawati, ada beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang HAM, yaitu : UU No. 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Konvensi Internasional Hak ekonomi, Sosial dan Budaya. UU No. 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Internasional Hak Sipil dan Politik UU No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
25
1) Hidup dan kehidupan 7). Informasi dan komunikasi 2) Keluarga 8). Rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang merendahkan 3) Pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi derajat dan martabat manusia 4) Pekerjaan 9). Kesejahteraan Sosial 5) Beragama dan menjalankan ajaran agama 10). Persamaan dan keadilan 6) Bersikap, berpendapat dan berserikat 11). Kewajiban menghargai hak orang lain Selain hak-hak tersebut di ats, dalam UUD 1945 juga memuat hak-hak khusus, seperti : hak anak atas kelangsungan hidup, timbuh, dan berkembang dan hak anak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Bahkan, dicantumkan hak-hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun, yaitu : 1) Hak hidup 5). Hak untuk tidak berbudak 2) Hak untuk tudak di siksa 6). Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum 3) Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani 7). Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut 4) Hak Bergama
26
6.
2000
63
Penyisiran membabi buta terhadap pelaku yang diduga menyerang Mapolsek Abepura
No 1. 2.
Kasus yang belum tersentuh proses hukum Nama Kasus Tahun Korban Peristiwa Pembantaian 1965- 1.5 jt Lorban sebagian besar adalah anggota PKI atau ormas yang berafiliasi massal 1965 1970 dengan PKI, sebagian besar dilakukan di luar proses hukum yang sah Kasus-kasus di 1966 Ribuan Operasi instensif dilakukan TNI untuk menghadapi OPM. Sebagian lagi Papua berkaitan dengan masalah penguasaan sumber daya alam antara perusahaan tambang internasional, aparat pemerintah menghadapi penduduk lokal Nama Kasus Kasus Timor-Timur Pasca Referendum Tahun 19741999 Korban Ratusan Ribu Peristiwa Dimulai dari agresi militer TNI (Operasi Seroja) terhadap pemerintahan Fretelin yang sah di Timor-Timur. Sejak saat itu Timor-Timur selalu menjadi daerah operasi militer rutin yang rawan terhadap tindak kekerasan aparat RI Semenjak dideklarasikannya GAM Hasan Di Tiro, Aceh selalu menjadi daerah operasi militer dengan intensitas kekrasan yang tinggi Korban sebagian besar tokoh criminal, residivis, atau mantan criminal. Operasi ini bersifat illegal dan dilakukan tanpa identitas institusi yang jelas Pelaku utamanya tidak tersentuh, sementara orang lain dijadikan kambing hitam. BUkti keterlibatan militer dibidang perburuhan Adanya pembantaian terhadap tokoh masyarakat yang dianggap dan ditusuh dukun santet Insiden ini terjadi karena keinginan PT. London Sumatera untuk melakukan perluasan area perkebunan mereka, namun masyarakat menilak upaya tersebut.
No 3.
4.
Kasus-kasus di Aceh pra DOM Penembakan Misterius (Petrus) Kasus Marsinah Kasus dukun santet di Banyuwangi Kasus Bulukumba
Ribuan
5.
1.678
6. 7. 8.
C. HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM UPAYA PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA 1. Hambatan Penegakan HAM
a.
PEMAJUAN,
Faktor kondisi social-budaya 1) Strfikasi dan status social; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, keturunan, dan ekonomi masyarakat Indonesia yang multi kompleks (heterogen) 2) Norma adat atau budaya local kadang bertentangan dengan HAM, terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara sacral, pergaulan, dan sebagainya 3) Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya disebabkan oleh hal-hal sepele
27
b. Faktor komunikasi dan informasi 1) Letak geografis Indonesia yang luas dengan luas, sungai, hutan, dan gunung yang membatasi komunikasi antardaerah 2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara baik yang mencakup seluruh wilayah Indanesia 3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas baik sumberdaya manusianya maupun perangkat (software dan hardware) c. Faktor kebijakan pemerintah 1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya jaminan hak asasi manusia 2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi manusia sering diabaikan 3) Peran pengawasan legislative dan control social oleh masyarakat terhadap pemerintah sering diartikan oleh penguasa sebagai tindakan pembangkangan` d. Faktor perangkat perundangan 1) Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional tentang hak asasi manusia 2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk diimplementasikan e. Faktor aparat dan penindakannya (Law Enforcement) 1) Masih adanya oknum aparat yang secara intitusi atau pribadi mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi manusia 2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih belum layak sering membuka peluang `jalan pintas` untuk memperkaya diri 3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan peyimpangan berupa KKN (korupsi, kolusi, dan Nepotisme)
28
D. INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL HAM 1. Intrumen Hukum Internasional HAM
Perhatian dunia internasional terhadap Hak Asasi Manusia tampak meningkat setelah perang dunia II ( 1939-1945). Besarnya jumlah korban diberbagai belahan dunia melahirkan perhatian yang mendalam terhadap peristiwa penistaan terhadap nilai kemanusiaan dalam perang besar itu. Keprihatiaan tersebut kemudian mendorong kesadaran umat manusia untuk mengedepankan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Selanjutnya,tonggak sejarah bagi diakuinya prinsip-prinsip kebebasaan sipil dan hak asasi dalam konteks internasional tampak nyata dibentuknya perserikatan bangsa-bangsa yang kemudian melahirkan deklarasi universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of human rights) tahun 1948. Beberapa instruman hukum tentang HAM internasional pasca-Universal Declaration of human rights tahun 1948, yaitu NO Tahun Uraian/keterangan 1. 2. 1958 1966 Lahirnya konvensi tentang hak-hak politik perempuan Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh Negara-negara PBB, yang isinya mencakup: The international on civil and political rights, yaitu memuat hak-hakdan hak-hak politik (persamaan hak antara pria dan wanita) Optional protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga Negara mengdukan pelanggaran HAM kepada the human rights commite PBB setelah melalui upaya pengadilan di negaranya. The international covenant of oconomi,social and cartular rights,yaitu berisi syarat-syarat dan nilainilai bagi system demokrasi ekonomi,sosial, dan budaya. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1976 1984 1990 1993 1998 1999 Konvensi internasional tentang Hak-hak Khusus. Konvensi tentang penghasupan segala bentuk Diskrimansi terhadap perempuan. Konvensi tentang Hak-hak anak Konvensi anti-aperheid Olahraga. Konvensi menentang penyiksaan dan pengakuan atau hukuman lain yang kejam,tidak manusiawi,dan merendahkan martabat manusia. Konvensi tentang penghasupan segala bentuk Diskrimansi Rasial.
29
a. Genosida yaitu tindakan atau perbuatan yang bertujuan untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa , ras, etnis atau agama dengan cara: Membunuh anggota kelompok Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat pada kelompok Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan Mencegah kelahiran dalam kelompok Memaksa anak-anak untuk pindah kekelompok lain b. Kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang sistematik kepada penduduk sipil, antara lain sebagai berikut : Pembunuhan Perkosaan Pemusnahan Perbudakan Penggusuran Perampasan kemerdekaan Penyiksaan Penganiayaan kepada keiompok Penghilangan orang dengan paksa Kejahatan apartheid Tindakan lain yang tidak berperikemanusiaan
30
mendirikan lembaga yang khusus menangani kasus Falun Gong yakni kantor 610 yang mirip gestaponya Adolf Hitler. Karena itu ia harus bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 praktisi. Para praktisi Falun Gong juga bergantung dengan pemerintah berbagai Negara mendesak mahkamah internasional PBB untuk mengadili Jiang Zemin. Praktisi yang tersebar diseluruh dunia, saat ini sedang mengumpulkan dan menata serangkaian bukti penindasan, meliputi kesaksian dari saksi mata, dengan jelas menerangkan rincian dan kejadian sebagian pratiksi selama ditahan yang disiksa dan dipukul hingga meninggal, foto-foto almarhum, dan sebuah daftar nama almarhum yang paling jelas yang terakhir ini diketahui. b. Proses peradilan hak asasi manusia internasional Prose paradilan HAM internasionai meliputi beberapa tahapan, antara lain: 1) Pemeriksaan pendahuluan Penuntut umum, setelah adanya laporan atau pengaduan dari salah satu Negara peserta mengenai suatu kejahatan, kemudian melakukan evaluasi atas laporan tersebut. Apalagi penuntut umum menyimpulkan bahwa ada dasar yang beralasan untuk menindak lanjuti dengan penyidikan kepada majelis pra-peradilan dengan dilengkapi bahan-bahan yang telah dikumpulkan. Dalam melakukan penyelidikan, tugas dan wewenang penuntut umum adalah: Mengumpulkan dan memeriksa bukti-bukti Meminta kehadiran dan bertanya kepada orang yang sedang diselidiki, korban, dan saksi Mengadakan kerjasama dengan setiap Negara atau organisasi antar pemerintah yang sesuai kewenangan Membuat persiapan atau kesepakatan yang tidak bertentangan dengan undang-undang untuk mempermudah kerjasama dengan Negara, organisasi antar pemerintah atau orang Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang diperoleh Sebelum pemeriksa, penuntut umum boleh melanjutkan penyidikan dan dapat mengubah atau mencabut setiap dakwaan. 2) Pemeriksaan pengadilan Dalam pasal 61 International Criminal Court (ICC) ditentukan sebagai berikut: Pada waktu pemeriksaan, penuntut umum harus mendukung setiap dakwaan dengan bukti yang cukup Dalam proses pemeriksaan tersangka diperbolehkan: - Menolak dakwaan - Membantah bukti yang di ajukan oleh penuntut umum - Mengajukan bukti Dalam pimpinan mengangkat majelis pemeriksayang bertanggung jawab terhadap pelaksana setiap persidangan berikutnya Terdakwa harus hadir selama pemeriksaan.bila terdakwa hadir dipengadilan terus-menerus menunggu persidangan, Majelis pemeriksa dapat mengeluarkan terdakwa dan membuat penetapan baginya untuk mematuhi persidangan dan memberikan intruksi kepada pengacaranya dari luar sidang dengan teknologi komunikasi Dalam mulai persidangan, majelis pemeriksa membacakan kepada terdakwa dakwaan yang sebelumnya telah dikonfirmasikan oleh majelis pra-peradilan. Majelis pemeriksa memberi kesempatan kepada terdakwa untuk menyatakan pernyataan bersalah atau tidak bersalah. Hakim ketua memberi petunjuk pelaksanaan persidangan termasuk menjamin bahwa persidangan dilaksanakan secara adil dan tidak memihak Majelis pemeriksa memiliki wewenang untuk: - Mengatur mengenai diterimanya suatu bukti - Mengambil suatu tindakan yang perlu untuk menjaga ketertiban selama berlangsungnya pemeriksaan Bila majelis pemeriksa berpendapat bahwa diperlukan adanya fakta-fakta yang lebih lengkap untuk kepentingan keadilan, terutama korban, maka dapat: - Menuntut penuntut umum mengajukan bukti tambahan termasuk keterangan saksi-saksi - Memerintahkan agar pemeriksaan dilanjutkan Putusan majelis pemeriksa harus berdasarkan evaluasi bukti dari seluruh persidangan 3) Upaya Banding Berdasarkan pasal 74 International Criminal Court (ICC), putusan pengadilan dapat diajukan banding oleh penuntut umum atau orang yang dihukum dengan alasan-alasan sebagai berikut: Kesalahan prosedur Kesalahan fakta Kesalahan hukum Alasan lain yang mempengaruhi keadilan
31
Berilah tanda silang (x) di depan huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar !
1. Hak asasi manusia yang paling pokok yang harus terpenuhi dahulu untuk dapat melaksanakan hak asasi manusia yang lain adalah hak . . . . a. Beragama d. untuk memperoleh perlindungan b. Hidup e. kebebasan dari rasa takut c. Mendapat pekerjaan 2. Yang menjadi tonggak perkembangan HAM adalah . . . . a. Magna Charta d. Bill of Right b. Piagam HAM sedunia e. Declaration des Droit c. Declaration of Independent d Lhome et Du Citoyen 3. Hak untuk mendapatkan dan memilih jenis pendidikan termasuk dalam . . . . a. Rights of legal equality b. Procuderal Rights c. Property Rights d. Social and Culture Rights e. Personal Rights 4. International Criminal Court didirkan pada tanggal . . . . a. 1 Juli 2000 b. 1 Juni 2001 c. I Juni 2002 d. 1 Juli 2002 e. 1 Juni 2004 5. Hak Asasi Manusia diatur dalam UUD 1945 Bab . . . . a. X b. XI c. XII d. XIII e. XIV
6. Di bawah ini tidak termasuk The Four Freedom . . . . a. Kebebasan beragama d. Kebebasan dari rasa takut b. Kebebasan berpolitik e. kebebasan berpendapat c. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan 7. Pengakuan HAM Sedunia disetujui oleh PBB pada tanggal . . .. a. 17 Agustus 1945 b. 24 Oktober 1945 c. 24 Oktober 1945 d. 10 November 1948 e. 10 Desember 1948 8. Piagam HAM Sedunia dikenal dengan . . . . a. Magna Charta b. Hobeas Corpus Act c. Declaration of Independence d. Declaration des Droit d Lhome et Du Citoyen e. Universal Declaration of Human Rights 9. Kejahatan Apartheid termasuk kejahatan . . . . a. Genosida b. Kemanusiaan c. Negara d. Barat e. Biasa 10. Sikap bangsa Indonesia sebagai bangsa yang anti imprealisme dan kolonialisme ditegaskan dalam . . . . a. Pembukaan UUD 1945 b. Penjelasan UUD 1945 c. Proklamasi Kemerdekan RI dan UUD 1945 d. PERPU e. Ketetapan MPR
32
2. Pengertian Konstitusi
Para ahli memiliki pandangan yang bervariasi mengenai konstitusi dan Undang-Undang Dasar. Ada yang berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat berbeda. Kata konstitusi secara etimologis berasal dari bahasa Latin (constitutio), Inggris (constitution), Prancis (constituer), Belanda (constitutie), dan Jerman (Konstitution). Dalam pengertian ketatanegaraan, istilah konstirusi mengandung arti undang-undang dasar, hukum dasar atau susunan badan. Suatu konstitusi menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu Negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur dan memerintah Negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang berbentuk tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, ada pula yang bersumber dari peraturan yang tidak tertulis seperti norma, kebiasaan adat istiadat, dan konvensi di dalam masyarakat. Dalam perkembangan politik dan ketatanegaraan, istilah konstitusi mempunyai dua pengertian yaitu : a. Pengertian Luas, Konstitusi berarti keseluruhan dari ketentuan ketentuan dasar atau hukum dasar (droit constitunelle). b. Pengertian Sempit, Konstitusi berarti piagam dasar atau Undang Undang Dasar ( Loi constitunelle), yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan peraturan dasar negara.
pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan yang sulit dengan maksud agar tidak mudah di ubah hukum dasarnya ( contoh Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia). Fungsi pokok konstitusi dan Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan di mana pemerintah dipasang sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat. Setiap UUD memuat ketentuan ketentuan sebagai berikut : a. Organisasi negara c. Prosedur mengubah UUD b. Hak Asasi Manusia d. Larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD
2 3
Cara Evolusi
2. Cara Mengubah
No 1 Degan Cara Oleh Badan Legislatif/Perundangan biasa Referendum Keterangan Dilakukan oleh badan legislative, hanya harus dengan syarat yang lebih berat dari pada jika Badan Legislatif ini membuat undang-undang biasa (bukan Undang-Undang Dasar). Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat yang mempunyai hak suara (pada masa Orde Baru, Referendum, diatur di dalam UU No. 5 Tahun 1958). Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang pekerjaannya hany untuk mengubah Undang-Undang Dasar saja. Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas Negaranegara bagian dari federasi itu menyetujui perubahan itu. 34
3 4
c. UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 yang dalam tertib hukum Indonesia merupakan undang undang yang tertinggi, menjadi alat kontrol norma norma hukum yang lebih rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu ,maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk. Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas dunia. Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk berdiri sendiri. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan pergerakan melawan penjajah. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,bersatu , berdaulat,adil dan makmur. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Alllah Yang Maha Kuasa Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan kehidupan dunia maupun akhirat. Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia, yaitu : A. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan sekuruh tumpah garaj Indonesia B. Memajukab kesejahteraan umum, C. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dubia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar 1945 Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat (demikrasi) Dasar Negara Pancasila
Kedua
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengagtarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia
Ketiga
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan gigorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Keempat
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsan Indonesia itu dalam suayu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang berbentuk Undang Dasar, dalam suatu susunan Negear Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat degan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebujaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
37
UUD 1945 TAP MPR UU / PERPU Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Pelaksana lainnya
UUD 1945 TAP MPR UU PERPU Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden Peraturan Daerah
C. Perbandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan Negara Liberal dan Negara Komunis
1. Konstitusi Negara Republik Indonesia
Konsepsi Konstitusi Negara Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945. a. Mekenisme konstitusional Demokrasi Pancasila Mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila bersumber pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.Perihal mekanisme demokrasi pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD 1945, dan dijabarkan lebih lanjut dalam system pemerintahan Negara sebagai berikut : 1. Indonesia ialah Negara berdasar atas hukum ( rechstaat ) 2. Indonesia menggunakan sistem konstitusional 3. Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan MPR 4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan Negara tertinggi dibawah majelis 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat 6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden ; Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat 7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas b. Lembaga-lembaga Kenegaraan Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 (amandemen) adalah Majlis Permusyawaratan Rakyat (pasal 2-3), Presiden (Pasal 4-16), Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 19-22 B), Cadan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23 E dan 23 F) dan Mahkamah Agung (Pasal 24 A) Gambaran umum mengenal lemnaga-lembaga kemegaraan berdasarkan UUD 1945 (amandemen) dapat dilihat dalam uraian dibawah ini. a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tugas Pokok : Pemegang kekuasaan Konstitutif, yang mencakup antara lain : 1. Mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1) 2. Melantik Presiden dan/atau wakil Presiden (pasal 3 ayat 2) 3. Memberhentikan Presiden dan /atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3) b. Presiden Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan Negara tertinggi dibawah MPR, yang dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil Presiden (pasal 4 ayat 2 UUD 1945) 38
Tugas pokok : Pemegang kekuasaan Eksekutif (pelaksana undang-undang) yang mencakup : a. Kepala Pemerintah b. Kepala Negara c. Panglima tetinggi c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tugas Pokok : Pemegang kekuasaan Legislatif (Pembuat UU) yang mencakup : a. Memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang (pasal 20 ayat 1) b. Membahasa dan menyetujui bersama rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden, dan c. Memiliki fungsi legilasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan (pasal 20 A ayat 1) d. Fungsi DPR dari sudut pandang ketatanegaraan, mencakup antara lain : Fungsi Legilasi atau pembuatan UU Fungsi kontrol Fungsi perwakilan d. Badan Pemeriksa Keuangan Tugas Pokok : Pemegang kekuasaan eksaminatif/inspektif yang mencakup : a. Menetapkan kebijakan atas tanggung jawab keuangan Negara, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek dan mengendalikan pelaksanaanya. b. Melakukan perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. Menetapkan kebijakan tugas penunjangnya, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek. e. Mahkamah Agung (MA) Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan yudikatif (mengadili pelanggar Undang-Undang). Dalam pasal UU No. 14/1985, antara lain disebutkan : a. Memeriksa dan memutus : Permohonan kasasi Sengketa tentang kewenangan mengadili Permohonan peninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. b. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan.
a.
b.
yang dibuat, anggota parlemen dapat menjatuhkan cabinet dengan memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah. Kedudukan kepala Negara (raja, ratu, pangeran atau kaisar) hanya sebagai lambing atau symbol yang tidak dapat di ganggu gugat. c. Lembaga-lembaga Kenegaraan Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan hanya berfungsi dalam segi-segi pemerintah yang bersufat seromonial (keupacaraan). Raja/ratu secara otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis tinggi. a. Badan eksekutif Terdiri dari raja/ratu yang tak dapat diganggu gugat (sinbolis), dan kekuasaan sesungguhnya ada pada Perdaba Menteri. Tugas Pokok : Pemegangkekuasaan eksekutif ada pada perdana menteri yang mencakup antara lain: Memimpin cabinet yang para anggotanya telah dipilihnya sendiri Membimbing Majelis rendah Menjadi penghubung dengan raja/ratu memimpin partai mayoritas b. Badan Legislatif Parlemen terdiri dari dua kamar (bicameral), yaitu : House of Commons (Majelis Rendah) dan House of Lord (Majelis Tinggi) Tugas Pokok : Parlemen pada system pemerintahan di inggris memiliki peran sebagai berikut : Menilai secara kontinu reekan-rekan seperti yang duduk di cabinet Mempersiapkan di bidang legislasi atas dasar kebijakan menteri Mengawasi pelaksanaan undang-undang Mentyatakan gagasan-gagasan politik Memaparkan argumentasi-argumentasi politik kepada para pemilih
b.
Lembaga-Lembaga kenegaraan Republik Rakyat Cina berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Ching. tetapi baru pada tahun 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Kongres Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lain bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh kelas pekerja dalam hal ini dikelola oleh partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan pemerintahan 1. Ketua PKC dan Sekjen PKC Organ administartif utama (Dewan Negara) yang terdiri dari Perdana Menteri (PM), wakil-wakil PM, dan keala-kepala dari semua lementerian dan komisi. Tugas pokok : Pemegang Kekuasaan Eksekutif yang mencakup : a. Mengatur mengendalikan seluuh struktur administrative dan bersama-sama degan badan-badan tertinggi PKC menyelenggarakan pemerintahan Cina. b. Berperansebagai penerjamah keputusan-keputusan partai kedalam tindakan-tindakan Negara menjaikannya sebagai lembaga yang dibentuk oleh konstitusi. 2. Konggres Rakyat Cina (KRC) Disebut organ wewenang Negara tertinggi dan pemegang wewenang legislative satu-satunya dalam Negara. Tugas Pokok : a. Forum untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakan-tindakan pimpinan pusat b. Melambangkan dukungan rakyat dan menghormati wakil-wakil terpilih yang secara politik disukai. 3. Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaan Rakyat Tertinggi Bagian terakhir kerangka kerja pemerintah pusat. Tugas Pokok : Pemegang kekuasaan Yudikatif, yang mencakup antara lain : a. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyidikan, penuntuan, dan pengawasan secara umum terhadap semua organ Negara, termasuk pengadilan-pengadilan. b. Kekuasaan Yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh pengadilan rakyat c. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat disetiap tingkatan. Namun karena perwakilan rakyat tersebut didominasi oleh Partai Komunis Cina, demokrasi masih sulit terwujud, kendatipun usaha kea rah perubahan dilakukan terus menerus dalam rangka reformasi besarbesaran yang dirancangkan mahasiswa dalam rangka mebghadapi era globalisasi dewasa ini. Sebagai warga Negara, apa yang seharusnya dilakukan terhadap konstitusi Negara yang berlaku? Tentu saja kita harus taat asas dan taat hukum. Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adlah untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Agar Konstitusi Negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga Negara sebagai berikut : a. Bersikap Terbuka Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya menghilangkan rasa curiga dan salah paham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya dan kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan sikap terbuka terhadap konstitusi Negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai warga Negara yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara negra dengan seoptimal mungkin. b. Mampu mengatasi masalah Setiap warga Negara harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. sikap ini penting untuk di kembangkan karena akan membentuk kebiasaan menghadapi masalah, sehingga kalau sebelumnya hanya menjadi penonton, pengkritik atau menyalahkan orang lain, sekarang menjadi orang yang mampu member solusi ( jalan keluar ). kemampuan untuk mengatasi masalah konstitusi negara akan memberikan iklim dan suasana yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 41
c. Menyadari adanya perbedaan Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakat sangat beragam sehingga tertanam istilah bhineka tunggala ika ( berbeda beda namun tetap satu ). perbedaan harus diterima sebagai suatu kenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama, suku bangsa, adat istiadat, dan budayanya. d. Memiliki harapan Realistis Negara Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat didunia memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam nernagai kehidupan. Dalam penyelenggara kehidupan Negara, sangat penting bagi warga Negara untuk mampu memahami situasi dan kondisi Negara dalam kebijakan yang diambil. e. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu karya bangsa untuk kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dalam penyelenggaraan Negara. f. Mau menerima dan memberi umpan balik Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan dalam rangka menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para penyelenggara Negara. SISTEMATIKA UUD 1945 NO 1 2 UUD 1945 Sebelum Amamdemen Sesudah Amandemen BAB 16 21 PASAL 37 73 AYAT 49 170 ATURAN PERALIHAN 4 Pasal 3 Pasal ATURAN TAMBAHAN 2 Ayat 2 Pasal
UUD 1945
MPR
PRESIDEN
DPR
MA
BPK
DPA
42
SESUDAH AMANDEMEN
UUD 1945
MPR DPR-DPD
PRESIDEN WAPRES
BPK
KEHAKIMAN MK KY - MA
Menurut Gustav Redbruch, ada tiga nilai dasar hukum : 1. Keadilan hukum : perlaukan yang sama terhadap hal hal yang sama dan yang sesuai dengan itu, serta perlakuan yang tidak sama tehdap hal hal yang berbeda termasuk orang dan hubungannya. 2. Kegunaan hukum : fungsi dan manfaat hukum adalah untuk mengatur ketertiban hidup di dalam masyarakat 3. Kepastian hukum : hukum menjadi berlaku dan mengikat seluruh warga negara tanpa kecuali dalam rangka menegakkan kebenaran dan supremasi hukum.
43
Bukan Warga Negara (orang asing) adalah mereka yang berada pada suatu Negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota Negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintah di mana mereka berada. Contoh : Duta besar, konsuler, kontraktor asing, dan sebagaiya. Warga Negara dan bukan yang memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Contoh : warga Negara dapat memiliki tanah atau mengikuti pemilu, suatu hak yang tidak dimiliki oleh orang yang bukan warga Negara.
2. Asas Kewarganegaraan
Dalam menentukan status kewarganegaraan, system yang lazim digunakan adalah setsel aktif dan pasif. Menurut setsel aktif, seseorang akan menjadi warga Negara suatu Negara dengan melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif. Sedangkan menurut setsel pasif, seseorang dengan sendirinya menjadi warga Negara tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu. Sedangkan penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan menurut asas ius sanguinis dan asas ius soli. a. Ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau Negara tempat dimana ia dilahirkan. b. Ius sanguinis adalah asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengidahkan dimana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa Negara, baik yang menerapkan asas ius soli dan ius sanguinis, bisa menimbulkan dua kemungkinan, yaitu apatride dan bipatride. a. Apatride adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaran. b. Bipatride adalah adanya seseorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus.
3.
44
c. Orang Cinadan Arab yang lahir di Indonesia atau sedikitnya bertempat tinggal enam bulan di wilayah RI dan dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desenber 1949 menyatakan memilih menjadi warga negara Indonesia. d. Orang Belanda yang dilahirkan di wilayah RI atau sedikitnya bertempattinggal enam bulan di wilayah RI dan yang dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949 menyatakan memilih warga negara Indonesia. e. Orang Asing (Kawula negara Belanda) bukan orang belanda yang lahir di Indonesia dan bertempat tinggal di RI, dan yang dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949 tidak menolak kewarganegaraan Indonesia. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 62 tahun 1958 a. Mereka telah menjadi warga negara berdasarkan UU/Pertauran?Perjanjian yang berlaku surut b. Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang diterapkan dalam UU No. 62 tahun 1958, yakni seperti berikut : Pada waktu lahirnya mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seorang warga negara Indonesia (misalnya, ayahnya WNI) Lahir dalm waktu 300 hari, setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah itu pada waktu meninggal dunia adalah warga negara RI. Lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui Memperoleh kewarganegaraan RI menurut UU No. 62 tahun 1958
a. b.
c. d.
Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. hak dibidang politik, misalnya mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, mendirikan dan memasuki suatu organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan hak dibidang pendidikan, misalnya mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan, mengembangkan karir pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut serta menangani pendidikan hak dibidang ekonomi, misalnya mempunyai hak untuk memperoleh pekerjaan, memperoleh kehidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha hak dibidang sosial budaya, misalnya setiap narga negara Indonesia mempunyai hak untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, penerangan, hak untuk mengembangkan bahasa, adat-istiadat, dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan lembaga sosial-budaya
Tanggung jawab warga negara dalam pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut: a. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem demokrasi pancasila b. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil c. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hukum dan pemerintah RI d. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas usaha pembelaan negara e. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hak-hak asasi manusia, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia
3. Pewarganegaraan di Indonesia
Menurut Undang-Undang No. 62 tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarga negaraan Republik Indonesia adalah sebagai berikut: a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang / peraturan / perjanjian yang terlebih dahulu telah berlaku (berlaku surut), b. Kelahiran (asa ius soli), c. Adopsi melalui pengadilan negeri (menyangkut orang asing dibawah umur 5 tahun), d. Anak-anak diluar perkawinan dari seorng wanita Indonesia, e. Pewarganegaraan (naturalisasi), f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia, g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah atau ibunya (asa ius sanguinis), h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah atau ibunya yang orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun atau sudah kawin melalui pernyataan. Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia melalui proses naturalisasi, ia harus mengajukan permohonan kepada Menteri kehakiman melalui kantor pengadilan negeri setempat dimana ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bila ia ada di luar negeri. Prmohonan ini harus ditulis di atas meterai dengan menggunakan bahasa Indonesi. Selain di penuhi melalui cara naturalisasi, kewarganegaraan dapat juga diproleh dengan cara berikut : a. Kelahiran, yaitu pada dasarnya siapa saja yang lahir di Indonesia adalah warga negara RI (asas ius soli) b. Pengengkatan, yaitu pengangkatan anak berusia lima taun kebawah secara sah (adopsi) oleh orang tua angkatnya maka anak tersebut dapat memperoleh kewarganegaraan RI c. Dikabulkan permohonannya, yaitu permohonan yang dikabulkan oleh Menteri Kehakiman seperti orang asing yang lahir dan bertempat tinggal di wilayah RI tetapi tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya. d. Akibat perkawinan, yaitu suatu perkawinan antara warga asing dengan pria WNI. Dalam hal ini si isteri akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia. 46
4.
Bagi warga negara Indonesia di luar negeri yang kehilangan kewarganegaraannya bukan karena kemauan sendiri, mereka masih diberi kesempatan untuk tetap menjadiwarga negara Indonesia dengan persyaratan tertentu.
C. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara 1. Makna Persamaan
Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai orang lain dengan tanpa membeda-bedakan suku,agama, ras, dan antar golongan (SARA). Timbulnya berbagai suasana tidak nyaman dan ketakutan bagi setiap manusia (masyarakat) di suatu tempat, karena adanya segelintir orang yang mempunyai keinginan/kpentingan tertentu denngan cara-cara yang tidak beradab. Di negara-negara berkembang padaumunya (termasuk Indonesia), memakai persamaan hidup lebih bersifat kultural karena faktor adat-istiadat dan budaya yang diterapkan secar turun temurun. Penghormatan dan penghargaan yang tulus masih terasa cukup kuat terutama pada masyarakat pedesaan. Namun di kota-kota besar pada umumnya dengan masyarakatnya yang sudah sangat kompleks (heterogen) dan multikultural, tentu tidak banyak yang diharapkan.
b.
c.
d.
Nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air Rela berkorban dan cinta tanah air merupakan wujud ketulusan pengorbanan seseorang dalm bentuk harta benda maupun nyawa untuk kepentingan harga diri, harkat nartabat bangsa dan negara.
dalam Ketuhanan Yang Maha Esa dan moralitas kemanusiaan yang adil dan pernusyawaratn/perwakilan beradab dengan senantiasa menjunjung tinggi persatuam dam kesatuan bangsa. Keadilan sosial bagi seluruh Dimaksudkan dalam rangka pengaturan hubungan manusia dalam rakyat Indonesia kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, material maupun spiritual. c. UUD 1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya Bila memperhatikan komitmen bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara yang ingin mewujudkan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakn, berbangsa, dan bernegara, sudah sangat jelas bahwa hal tersebut ingin segera diwujudkan dalam kehidupan seharihari.
D. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya dan Suku
Berdasarkan Pendekatan cultural dan konstitusional, sangatlah kecil kemungkinan bagi setiap wrga Negara Indonesia untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak menghargai persamaan kedudukan warga Negara karena factor ras, agama, gender, goglongan, budaya dan suku bangsa. Sangat riskan bagi bangsa Indonesia yang di huni oleh masyarakat multietnis dan budaya apabila ada bagian masyarakat yang tidak menghargai perbedaan apapun alasannya. diskriminasi merupakan sikap dan perbuatan yang harus dihindari, karena cepat atau lambat akan menjadi bom waktu perpecahan dan sangat berpotensi untuk melahirkan baik konflik vertikal ( dengan penguasa ) maupun konflik horizontal ( dengan sesama masyarakat ). dalam rangka menghargai persamaan kedudukan bagi setiap warga negara, perlu dilakukan langkah langkah sebagai berikut: Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legislatif, sebelum disahkan sudah seharusnya dibuat dalam kajian akademis yang memadai dan analisis analisis psikologi social yang mendalam, sehingga menghasilkan peraturan dan kebijakan yang tidak diskriminatif yang dirasakan oleh sebagian warga negara / masyarakat. Implementasi suatu kebijakan atau aturan, agar pelksanaanya dilakukan oleh aparat atau yang betul-betul memahami, proporsional. Hal ini penting untuk dipahami, agar pada saat terjadi penindakan pelanggaran mampu berlau adil dan sesuai ketentuan berlaku. Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan diperluas jangkauan dan publikasinya agar warga masyarakat yang berkepentingan merasa berperan aktif untuk memahami. Jika sosialisasi tlah terpahami dengan baik, warga masyarakat akan semakin cerdas untuk melaksanakannya tanpa ada rasa curiga atau salah paham. Masyarakat harus dilatih dan diberikan pembeljaran pentingnya taat asas dan taat aturan sehingga dalam menyelesaikan suatu masalah atau urusan administrasi tertentu betul-betul mematuhi ramburambu yang teah ditentukan. Penjelasan Istilah :
Ras Agama
Gender Golongan
Budaya Suku
: Perbedaan manusia didasarkan pada perbedaan fisik : ajaran yang terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesamanya, dan dengan alam sekitarnya berdasarkan kitab suci. : Perbedaan manusia berdasrakan pada jenis kelamin : kelompok kelompok yang ada di dalm masyarakat yang didasarkan pada kesamaan kepentingan maupun tujuan : merupakan hasil karya dari akal dan pikiran manusia : kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan jati diri mereka akan kesatuan kebudayaan mereka, sehingga kesatuan budaya tidak ditentukan oleh orang melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan.
49
50
B.
politik mencakup 5 (lima) unsur atau komponen sebagai berikut : a. Partai politik (political party), b. kelompok kepentingan (interst group), c. kelompok penekan (pressure group), d. media komunikasi politik (political communication media) dan e. tokoh politik (political figure).
a.
Awal kebangkitan orde baru (!966) dalam melakukan pembelahan institusi politik, tetap berpandang bahwa jumlah partai politik yang terlalu banyak tidak menjamin stabilitas politik. Usaha pertama disamping memulihkan partai-partai yang tidak secara resmi dilarang, adalah menyusun undang-undang tentang pemilu yang dianggap sesuai dengan perkembangan masyarakat saat itu. Dan pemilu yang direncanakan dilaksanakan dalam waktu dekat, ternyata baru terlaksana tahun 1971 dengan peserta sebanyak 10 partai politik. ( Golkar, Parmusi, NU, PSII, Partai Islam, Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba, dan IPKI) Hasil Pemilu 1971 menunjukkan kemenangan Golkar yang diikuti oleh Parmusi, NU dan PNI. Selanjutnya dengan diberlakukannya UU RI no. 03 tahun 1957, Pemilu tahun 1977 dan 1982 hanya diikuti oleh 3 ( tiga) peserta : 1). PPP dengan ciri ke-islaman dan ideologi islam. 2). Golkar dengan ciri kekayaan dan keadilan sosial. 3). PDI dengan ciri demokrasi, kebangsaan (nasionalisme), dan kedilan Pada pemilu tahun 1987 dan 1992 dengan diberlakukannya UU NO. 3 tahun 1985, partai politik dan Golkar ditetapkan hanya mempergunakan satu-satunya asas, yaitu Pancasila dengan tujuan agar setiap kontestan pemilu lebih berorientasi padaprogram kerja masing-masing. penerapan atas tersebut langsung sampai dengan pelaksanaan pemilu 1997. fakta memperlihatkan bahwa selama pemilu orde baru, golkar selalu dominan. dalam pemilu 1971 golkar meraih (62,8%),tahun 1997 (62,1%), tahun 1982 (64,3%),tahun 1987 (73,2%)tahun 1992 (68,1%) dan pada tahun 1997 (70,2%). Era orde baru mengalami antiklimaks kekuasaan setelah pada akhir tahun 1997 negara Indonesia mengalami krisis moneter yang selanjutnya berkembang menjadi krisis multidimensi karena terperangkap hutang luar negeri yang besar dan banyaknya praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang melibatkan pejabat birokrasi dan pengusaha.
53
e. Kelompok-kelompok yang tidak terorganisir dalam satu kesatuan, yang bukan merupakan bagian dari aparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan rezim penguasa, seperti kelompok intelektual yang menentang rezim atau anggota sekte-sekte keagamaan tertentu Pada negara yang menerapkan sistem dua partai, disiplin partai baik dalam parlemen maupun kabinet relatif lebih ketat dan hal ini merupakan kendala tersendiri terutama untuk mendukung sepenuhnya program-program kelompok-kelompok tertentu. Di negara berkembang pada umumnya. dan khususnya di Indonesia masyarakat yang tergabung dalam kelompok kepentingan biasanya sensitive terhadap isu politik dalam lingkup kelompok politik yang sempit. Masyarakat masih dibatasi realita politiknya (terutama masa orde baru) oleh para pemegang kekuasaan negara/pemerintah. Dengan asumsi demi stabilitas politik. Tampak bahwa pada masa itu pemegang kekuasaan negara/pemerintah cukup tangguh mengendalikan kehidupan politik supaya terdapat keleluasaan bagi proses pembangunan bidang kehidupan lainnya. Namun pasca Orde Baru (tahun 1998) yang disebut dengan era reformasi, masyarakat berperan aktif dalam menumbuhkan sangkar partisipasi politik demokratisasi setelah selama 32 tahun dikekang dengan berbagai instrument politik dan peraturan perundangan. Berkembangnya sistem politik di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari peran kelompok kepentingan yang selama Orde Baru berkuasa bersebrangan, terutama dari kalangan akademisi, politikus, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, dan sebagainya.
Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik yang selama ini belum pernah mereka kerjakan, walaupun mereka telah cukup mampu untuk mengemban tugas seperti itu. Proses pengangkatan itu melibatkan baik persyaratan status maupun penyerahan posisi khusus pada mereka. Di dalam benak masyarakat sering timbul pertanyaan apakah pengangkatan tokoh-tokoh politik akan pengaruh besar terhadap pembangunan dan perubahan? Pada umumnya pengangkatan tokoh-tokoh politik akan memberikan angin segar dalam memaprkan beberapa komponen perubahan dalam segala untuk dan menifestasinya. Pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran di sector infrastruktur politik, organisasi, asosiasi-asosiasi, kelompok-kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat. Menurut Lester G. Seligman, proses pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek , yakni : a. Leditimasi elit politik b. Masalah kekuasaan c. Representativitasi elit politik d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik. Di negara-negara demokrasi pada umunya, pengangkatan tokoh-tokoh politik dilakukan melalui pemilihan umum. Hal ini akan berbeda jika dilaksanakan di negara-negara totaliter, diktator atau otoriter.
2. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu negara sebagai penggerak politik formal. Kehidupan politik pemerintah bersifat kompleks karena akan bersinggungan dengan lembagalembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang/kekuasaan antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Suasana ini pada umumnya dapat diketahui di dalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan suatu negara. Dalam perkembangan ketatanegaraan modern, pada umunya elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislative (pembuat undang-undang), dan yudikatif (yang mengadili pelanggaran undang-undang), dengan sistem pembagian kekuasaaan atau pemisahan kekuasaan. Untuk terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik harus memperoleh dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Rakyat, baik secara berkelompok berupa partai politik atau organisasi kemasyarakatan, maupun secara individual dapat ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Suprastruktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi tahun 1998 sampai dengan tahun 2006 telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik dan ketatanegaraan Republik Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai Era kebangkitan Demokrasi. Reformasi di bidang politik dan hukum ketatanegaraan, yaitu dilaksanakannya amandemen UndangUndang Dasar 1945 selama 4 (empat kali) dari tahun 1999-2002. Amandemen pertama disahkan (19 Oktober 1999), kedua ( 18 Agustus 2000), ketiga (10 November 2001), dan keempat (10 Agustus 2002). Amandemen UUD 1945 tersebut telah mengubah struktur suprapolitik di Indonesia.
c. Komunikasi politik. Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi melalui masyarkat dan melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik. Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam mmpelajari proses politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan sebagao berikut : No 1 Pendekatan Pendekatan Sejarah Uraian/Keterangan Sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga factor yang mempengaruhi pendekatan ini, yakni masa silam (the past), masa sekarang (the present), dan masa yang akan dating (the future) Untuk mempelajari sistem politik suatu negara perlu mempelajari sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada di suatu negara. Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi terhadap sistem politik uatu negara. Pendekatan ini dilihat daripendidikan dan budaya masyarakatnya.
Pendekatan Sosiologis
3 4
5 6 7
Pendekatan Kultural/Budaya Pendekatan Psikologi Dalam pendekatan dilihat dari sikap-sikap masyarakat yang akan Sosial/Kejiwaan berpengaruh terhadap sikap-skap politik. Masyarakat Pendekatan Filsafat Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat yang menjadi way of life dari masyarakat atau bangsa itu. Pendekatan Ideologi Didalam pendekatab ini, suatu sistem politik dilihat dan dipelajari dari ideology bangsa/negara yang berlaku didalam negara itu. Pendekatan Konstitusi Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik ilihat dari konstitusi dan Hukum dan undang-undang serta hukum yang berlaku dedalam negara itu.
Kekuasaan pemerintah Inggris lebih banyak dibatasi oleh konvensi (hukum tidak tertulis) dari pada hukum formal.
Dalam struktur politik pemerintah Inggris, pemegang peran politik pusat digolongkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu : para menteri kabinet, para pegawai negeri senior, dan para pegawai tidak tetap lainnya. Para pemegang peranan politik pusat, pengalaman/senioritas sangat dihargai. Penyelenggaraan pemerintah dilaksanakan oleh kabinet (perdana menteri dan dewan menteri) serta parlemen yang terdiri dari Majelis Rendah dan Majeis Tinggi. Peranan parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet. Sedangkan perdana menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan oleh pemerintahnya akan diputuskan dalam parlemen tepat pada waktu yang telah ditetapkan, dan disetujui dalam bentuk yang dikehendaki oleh parlemen. b. Sistem politik negara Republik Indonesia Faktor Yang Uraian/Keterangan Mempengaruhi Latar Belakang Sejarah Terjadinya Negara Konstitusi Republik Indonesia telah melalui perjalanan politik yang panjang. Bangsa Indonesia harus menghadapi Kolonial Belanda selama lk. 350 tahun, dan bala tentara Jepang selama lk. 3,5 tahun untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan yang akhirnya terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Kondisi Sosiologis Kondisi bangsa Indonesia yang pernah mengalami penjajahan, sangat merasakan penderitaan dan keterbelakangan dalam berbagai bidang kehidupan. Masyarakat Indonesia yang multibangsa, agama, ras dan antar golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dngan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kondisi Kultural/Budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-sendi multicultural, berbeda-beda suku, agama, ras dan antar golongan. Semangat menjenjeng tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara telah tertanam di dada setiap warga negara . Kondisi PsikoBangsa sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat Sosial/Kejiwaan dipecah belah oleh bangsa lain. Hal ini menyebabkan negara pernah Masyarakat mengalami penjajahan dari Kolonial Belanda maupun Jepang. Pedoman Filsafat Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan sebagai dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup. Paham atau Ideologi yang Ideologi Indonesia yang berdasarkan Pancasila (Sumber dari segala diterapkan sumber hukum) Pedoman Konstitusi dan Berdasarkan konstitusi UUD 1945 ( amandemen) Hukum c. Sistem politik negara Republik Rakyat Cina (RRC) Faktor Yang Mempengaruhi Uraian/Keterangan Latar Belakang Sejarah Proses kehidupan sistem politik di China merupakan produk revolusi antara tahun 1911 s.d. 1949. Revolusi pertama ( 1911 ) menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan berabad abad. Revolusi kedua ( 1928 ) membentuk pemerintah pusat yang baru di bawah Kuomintang dngan dominasi satu partai yang lebih bersemangat, terorganisir, dan terpusat. Revolusi ketiga ( 1949 ) menjadikan partai Komunis China (PKC) sebagai penguasa dan membentuk pemerintah komunis sampai dengan sekarang. 57
No 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
No 1
Kondisi Sosiologis
Kondisi Kultural/Budaya
Pedoman Filsafat
Pada masyarakat China tradisional, lembaga lembaga sosial yang domunan adalah keluarga; setiap individu harus menyesuaikan tidakan tindakan mereka demi pemeliharaan dan kemakmuran unit itu. Mereka mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosial mereka. Wewenang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, adalah lebih tinggi daripada tuntutan unsure unsure dalam masyarakat. Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada ikatan ikatan pribadi. Pemerintah China sejak tahun 1949 telah mengupayakan pendidikan sebagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik orang orang China. Pemerintah berkepentingan dengan pendidikan , karena dapat mempermudah melakukan mekanisme kontrol dalam mengendalikan warga negara yang mencapai usia sekolah. Melalui pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan menciptkan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan politik dan keterlibata politik. Pemerintah menyadari bahwa beban penduduk yang besar dengan corak agraris, perlu kerja keras dalam memajukan warga negaranya. Negara China yang memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia, sebelum Partai Komunis China berkuasa selalu dilanda perang saudara. Hal ini menyebabkan negara menjadi lemah dan banyak mengalami penyerbuan bangsa asing. Namun dewasa ini, dengan kepercayaan diri yang tinggi telah mampu berada dalam suatu posisi menguasai pengaruh atas suatu ilayah yang sangat luas dan penting. Mereka juga bangga telah memiliki kekayaan budaya yang tinggi negara China yang telah diwariskan oleh para pendahulunya. Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Mereka memiliki keyakinan bahwa mobilisasi dan perjuangan adalah inti dari politik. Sifat sifat seperti antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan usaha bersama mendapatkan nilai yang tinggi. Asas percaya diri sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional. Sistem komunis timbul secara langsung dari periode revolusioner yang bukan diciptakan oleh kaum komunis. Revolusi Cina telah berlangsung selama berpuluh puluh tahun sebelum partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina dan mulai menguasai pemerintahannya. Tidak dapat disangkal bahwa Uni Soviet mempunyai pengaruh kuat melalui penyebaran Marxisme dan Leninisme. Antiimperialisme merupakan unsure paling kuat dalam pembentukan ideology komunis. Berdasarkan konstitusi tahun 1954, organ wewenang negara tertinggi dan pemegang wewenang legislative satu satunya dalam sistem politik negara adalah Kongres Rakyat Nasional (KRN). KRN merupakan badan perwakilan yang terdiri dari wakil wakil yang dipilih oleh kongres tingkat provinsi, angkatan bersenjata, dan orang orang Cina perantauan. KRN merupakan forum proses politik untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakan tindakan pimpinan pusat yang melambangkan dukunganrakyat. selain KRN, organ adminsitratif utama dalam struktur politik negara adalah Dewan Negara yang terdiri dari Perdana Menteri, Wakil wakil Perdana Menteri, dan Kepala kepala dari semua kementrian dan komisi. mereka merupakan pusat kekuasaan negara yang sesungguhnya. Sedangkan Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaaan Rakyat Tertinggi, berdasarkan konstitusi merupakan organ organ pengadilan yang menyelidiki masalah masalah dan memberikan putusan 58
pengadilan. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyelidikan, penuntutan, dan pengawasan secara umum terhadap semua organ negara, termasuk pengadilan pengadilan.
Suatu ngara yang menerapkan sistem ini terdapat banyak partai politik yang diperbolehkan hdup dan berkembang. Masing-masing partai politik mempunyai asas yang berbeda-beda. Biasanya didalam sistem ini susah itemukan adanya suatu partai yang memperolh suara terbanyak, oleh karena itu dilakukan kualisi diantara beberapa partai agar suara yang diperoleh dapat menjadi suara terbanyak. Demikian juga dengan sistem pemerintahan yang dibentuknya juga pemerintahan kualisi. Sistem ini biasanya diterapkan dalam masyarakat yang bersifat majemuk (heterogin). Negara yang menerapkan sistem ini antara lain Perancis, Belgia, Nederland, Filipina, Indonesia dll.
Secara umum dinamika politik Indonesia dapat di bagi dalam empat periode
1. Periode Demokrasi liberal ( 1945-1959 ) Pada periode ini dinamika politik negara Indonesia dapat dilihat berdasarkan aktifitas politik kenegaraan sebagai berikut: a. Pada awal kemerdkaan presiden untuk sementara memegang jabatan rangkap dan segera membentuk serta melantik Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) b. Untuk menghindari kekuasaan presiden yang terpusat, timbul usaha-usaha untuk membangun corak pemerintahan yang lebih demokratis, yaitu parlementer. c. Dengan dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X tahun 1945 yang menyatakan bahwa Komite Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative dan ikut menetapkan GBHN. 2. Periode Demokrasi Terpimpin ( 1959-1966 ) Pada periode ini dinamika politik negara Indonesia dapat dilihat berdasarkan aktifitas politik kenegaraan sebagai berikut : a. Keluarnya dekrit presiden 5 juli 1959 telah mengakhiri sistem politik liberal yang kemudian berganti dengan sistem demokrasi terpimpin dan brlakunya kembali UUD 1945. b. Dekrit presiden selain didukung oleh anggota Angkatan Darat dan MA, juga banyak didukung oleh rakyat karena kegagalan dewan konstituante dalam melaksanakan tugasnya yaitu membuat UUD yang baru. c. Demokrasi terpimpin mengandung ketentuan tentang mekanisme pengambilan keputusan dengan muayawarah dan mufakat. Jika musyawarah mufakat tidak dapat tercapai maka keoutusan tentang masalah yang dimusyawarahkan tersebut diserahkan kepada presiden untuk diambil keputusan. d. Pilar-pilar demokrasi dan kehidupan kepartaian serta legislatif menjadi sanngat lemah, sebaliknya presiden sebagai kepala eksekutif menjadi sangat kuat. Dalam demokrasi terpimpin yang diterapkan pada masa orde lama ini telah banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila maupun UUD 1945, antara lain : a. Penyimpangan ideology yaitu konsepsi pancasila berubah menjadi konsepsi NASAKOM ( Nasionalis, Agama, Komunis ) 60
b.
MPRS melalui ketetaan MPRS No.III/MPRS/!(^# mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup. c. Pada tahun 1960 DPR hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan oleh presiden karena RAPBN yang diajukan pemerintah tidak disetujui DPR. Kemudian dibentuklah DPR-GR tanpa melalui pemilu. 3. Periode Orde Baru ( 1966-1998 ) Tarik menarik kekuatan antara Soekarno, PKI, dan angkatan darat akhirnya menangkan oleh angkatan darat. Soeharto mendapat mandate dari Soekarno untuk memulihkan keamanan melalui surat perintah 11Maret 1966 ( SUPERSEMAR ) yang antara lain berisi pelimphan kekuasaan kepadasoeharto untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan stailitas pemerintahan serta kelamatan pribadi presiden. SUPERSEMAR tersebut menjadi jalan bagi tampilnya angkatan darat sebagai peran utama dalam politik Indonesia. Selamjutnya pemerintah Soeharto yang tampil menggantikan Soekarno sejak 1967 menamakan dirinya pemerintahan orde baru ( ORBA ). Orde Baru adalah suatu tatanan seluruh peri kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada kemurnian Pancasila dan UUD 1945. Dinamika politik pada masa ini dapat dilihat berdasarkan aktifitas politik kenegaraan sebagai berikut : a. Terjadinya krisis politik yang luar biasa yaitu banyaknya demonstrasi oleh mahasiswa, pelajar dan ormas-ormas yang hidup dalam tekanan selama erademokrasi terpimpin sehingga melahirkan tuntutan rakyat ( TRI TURA ) yaitu : Bubarkan PKI, Turunkan Harga/perbaikan ekonomi, dan bersihkan cabinet dwi kora dari unsur0unsur PKI. b. Pemerintah orde baru lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi dan pada sisilain rezim ini berupaya menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Upaya untuk membangun stabilitas tersebut dilakukan dengan mengekang hak-hak politik rakyat atau demokrasi. c. Pada awal pemerintahan orde baru parpol dan media masa diberi kebebasan untuk melancarkan kritik dan mengingkapkan realita di dalama masyarakat. Namun sejak dinebtuknya format politik baru yang dtuangkan dalam UU No. 15tahun 1969 tentang pemilu dan susduk MPR/DPR/DPRD, mengiring masyarkat Indonesia kearah otoritarian. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa pengisian 1/3 kursi anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR dilakukan melalui pengangkatan secara langsung tanpa melalui pemilu. d. Kemenangan Golkar pada pemilu tahun 1971 mengurai oposisi terhadap pemerintah dikalangan sipil, karena Golkar sangat dominan sementara partai lain dibawah pengawasan pemerintah. e. Pada tahun 1973 pemerintah melaksanakan penggabungan Sembilan partai politik peserta pemilu tahun 1971 kedalam dua parpol yaitu PPP yang menggabungkan partai-partai islam, PDI yang merupakan gabungan partai nasionalis dan Kristen. Penggabungan ini mengakibatkan merosostnya perolhan suara kedua partai tersebut. f. Selama orde baru berkuasa pilar-pilar demokrasi seperti parpol dan lembaga perwakilan rakyat dalam kondisi lemah dan selalu dibayangi kontrol dan penetrasi birokrasi yang kuat. g. Lembaga eksekutif sangat kuat sehingga partisipasi politik dari kekuatan-kekuatan diluar birokrasi sangat lemah. Kehidupan pers selalu dibayangi-bayangi oleh percabutan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUP) 4. Periode Reformasi
Akibat langsung yang disarankan oleh masyarakat menjelang runtuhnya orde baru adalah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang semakin marak dalam berbagai bidang kehidupan. hal ini selain mengakibatkan terjadinya krisis kepercayaan, juga telah menghancurkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan, etika politik, moral hukum, dasar-dasar demokrasi dan sendi-sendi agama. khusus dibidang politik krisis kepercayaan tersebut diserpon oleh masyarakat melalui kelompok penekan (Pressure group) dengan mengadakan berbagai macam unjuk rasa/demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa, pelajar, dosen, praktisi, LSM, dan politisi. Gelombang demonstrasi yang menyuarakan reformasi begitu deras mengalir dengan dukungan dari berbagai kalangan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri dan digantikan oleh wakil presiden B.J.Habibie .
61
62
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Komitmen yang kuat dan tanggung jawab atas pilihannya Santun dan anti kekerasan serta mampu mengendalikan diri Lapang dada dan mau kompromi demi kepentingan dan keutuhan bangsa dan negara Terbuka dan toleransi Saling menghargai dan bekerja sama Mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah
Beberapa contoh peran serta warga negara dalam sistem politik di Indonesia: a. Dalam menyalurkan aspirasi sesuai dengan peraturan yang ada b. Ikut mengsukseskan pemilu c. Selalu menjaga kondisi yang tetap kondusif d. Mau menerima hasil pemilu dengan lapang dada,dan lain-lain.
63