Anda di halaman 1dari 6

Proyeksi Indonesia pada 30 tahun yang akan datang

Oleh : Ismay Hadley Pendahuluan


Proyeksi tentang situasi dan kondisi Indonesia pada saat 30 tahun kedepan yaitu kurang lebih tahun 2040 merupakan waktu yang singkat dalam perjuangan suatu bangsa, tergantung kesiapan kita saat ini dalam mengantisipasi trend issue yang paling mungkin terjadi, untuk itu pertimbangan terhadap lingkungan strategik yang melingkupi Indonesia harus benar benar dipahami, yang secara demikian untuk dikelola sebaik-baiknya. Prof.Nils Marius Rekkedal dalam bukunya Insurgensy and counter insurgensy, Some consepts and problem pada bab 2 tentang konsep dan permasalahan menyatakan ; Dalam setiap situasi baru yang muncul kita harus melakukan analisa mendasar dari suatu kondisi politik, budaya ,agama dan militer yang unik sebelum melakukan evaluasi apapun dan kemudian terlibat dalam konflik manapun dari luar . Analisa mendasar dan unik inilah yang saya kira dimaksudkan Sutan Syahrir dalam tulisannya Perjoeangan Kita sebagai pemikiran murni; tujuan pendidikan politik menurut Syahrir bukanlah menciptakan agitasi (apalagi pertentangan/konflik demi perebutan kekuasaan domestik (lokal, provinsi), regional dan internasional, pen.) tetapi untuk membawakan kejernihan dan tugas utama seorang pemimpin politik (pendapat Hatta dan Syahrir) adalah memberikan pendidikan sosial (dalam dimensi basis identitas, nasionalisme dan integritas, pen), bagi saya asumsi yang dapat dipercaya hanyalah fakta serta proses dan perubahan-perubahan itu sendiri oleh karena itu sejauh mana kita dapat memprediksikan kondisi-kondisi dimasa depan akan sangat mempengaruhi keadaan yang akan terjadi. Berbekal pendapat inilah saya mencoba menganalisa isu-isu strategis nasional, regional dan global saat ini yang di prediksikan 3 dekade kedepan.

Identitas Indonesia
Sebelum kita masuk kedalam analisa isu-isu strategis yang merupakan variabel perubah maka sangat diperlukan pengenalan terhadap variabel tetap yaitu identitas Indonesia , baik sebagai objek maupun subjek perubahan itu sendiri. Ketajaman dan kejernihan pengenalan terhadap identitas Indonesia harus mencakup pengamatan terhadap dimensi ruang (lingkungan strategi) dan waktu (dulu,sekarang dan akan datang) serta sifat dan watak manusia Indonesia yang dicerminkan oleh Pancasila ( tanpa meniadakan etnis, budaya, agama, sosial, politik, ekonomi yang ada dan pernah ada) dari Jaman Nenek Moyang kita dahulu sampai dengan saat ini. Secara demikian kita dapat menemukan arah jalan yang lurus untuk mempertahankan nasionalisme dan menandai potensi dasar (sebagai faktor-faktor integrasi) serta mengendalikan kecenderungan kecenderungan yang menyesatkan terhadap pencapaian titik kulminasi Indonesia Raya dalam era global dan modern yang terus berubah. Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau". Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.

Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel. Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19. Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem ini dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia-Belanda. Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka. Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer. Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri. Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama. Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono. SBY pada pemilu tahun 2009 kembali memenangkan pemilu dan masih menjabat sampai saat ini. Indonesia saat ini terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya memiliki status yang berbeda. Provinsi dibagi menjadi 399 kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat DPR Kabupaten atau Kota, karena Kabupaten Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya Pmenewaskan ratusan ribu jiwa. Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantam Pantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan. Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6LU - 1108'LS dan dari 95'BB - 14145'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya 3.257.483 km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km, Sumatera dengan luas 473.606 km, Kalimantan dengan luas 539.460 km, Sulawesi dengan luas 189.216 km, dan Papua dengan luas 421.981 km. Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut, searah penjuru mata angin, yaitu : 1. Dibagian Utara dengan negara Malaysia berbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura, Philiphina dan Laut China selatan. 2. Dibagian Selatan dengan negara Australia, Timor Leste dan Samudra Indonesia. 3. Dibagian Barat dengan Samudra Indonesia 4. Dibagian Timur dengan negara Papua Nugini berbatasan sepanjang 820 km, Timor Leste dan Samudera Pasifik Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur, batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%, perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.. Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta, dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta. 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakarta berada. Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau. Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Sisanya beragama Protestan (8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu. Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah ekologi Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity" atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi" umumnya dikenal sebagai Indomalaya atau Malesia bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia, padahal luas

Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Brasil dan Republik Demokratik Kongo.

Analisa terhadap Isu-isu Strategis Ketersediaan Energi


Bahan bakar minyak sampai 50 tahun mendatang di Indonesia diperkirakan masih ada, harga akan semakin tinggi mengingat cadangan minyak dunia yang semakin menipis, sedangkan energi alternatif masih memerlukan peningkatan dan penyesuaian teknologi. Adapun cadangan gas bumi di Indonesia melimpah dan penggunaanya ramah lingkungan. Permasalahannya kandungan gas di Natuna Blok belum diekplorasi dan memerlukan penyesuaian untuk merubah komponen peralatan dari minyak ke gas. Menurut beberapa ahli gas bumi, produksi gas secara efektif baru dapat diproduksi sekitar 10 Tahun kedepan, yang kapasitasnya terbesar didunia. Sedangkan untuk memisahkan kandungan gas bumi untuk menjadi LNG harus mengeluarkan kandungan CO2, yang kemampuan teknologi ini baru dimiliki negara tertentu saja. Sampai saat ini Indonesia belum melakukan kontrak kerjasama dengan satu negara pun. Permasalahan lain mengingat sumbernya begitu besar dan terletak ditepian laut Cina Selatan eksplorasi ini akan meningkatkan tegangan Internasional. Untuk itu disarankan kerjasama sebaiknya dengan negara Adidaya yang terpercaya serta mengikutkan beberapa negara ASEAN.

Ketahanan dan strategi pangan


Beras dalam hal ini padi masih merupakan makanan utama rakyat Indonesia. Swasembada pangan seperti sagu di Irian, jagung, gandum, sinkong/ketela, kentang harus dibangun sesuai lahan yang tersedia (tanah kering, tanah sawah, tanah rawa, gambut dan pergantian musim harus diperhatikan) serta menjaga tata niaga pangan. Perlu dikembangkan penyebaran produsen pupuk Organik sesuai lingkungan pertanian setempat, dalam hal pengadaan bibit harus menjadi tanggung jawab pemerintah. Masalah pengadaan lahan baru pertanian harus menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang perlu diatur dalam hal perundang-undangan. Pemerintah harus segera memperluas lahan perkebunan tebu dan memordernisasi produsen pabrik gula disegala bidang pertanian pemerintah memfasilitasi sarjana - sarjana pertanian di lahan - lahan pertanian demikian pula dibidang perternakan dan perikanan. Produk-produk hasil pertanian yang dihasilkan perusahaan swasta tidak dibuka lagi, dan tetap mempertahankan perkebunan tradisional besar seperti sawit, coklat, karet, kelapa, kopi, teh, tembakau dan lain-lain dan bukan dinasionalisasikan. Dibidang peternakan langkah yang dilakukan pemerintah harus terus dilanjutkan dan dikembangkan, pemerintah perlu menambah pengadaan transportasi pengangkutan ternak dari daerah produsen ke daerah konsumen. Dan perlu juga upaya yang lebih efektif dan effisien menjaga kesehatan ternak rakyat.

Integrasi bangsa
Dengan penerapan otonomi daerah dan pimpinan daerah harus putra asli daerah merupakan isue yang membahayakan integrasi bangsa, mengingat terdapat etnis mayoritas yang mempunyai daerah pemilihan terbatas. Setiap pimpinan politik maupun pimpinan daerah harus memahami arti penting pendidikan sosial kepada masyarakat. Toleransi beragama harus diarahkan kepada kerjasama sosial dan lingkungan hidup sehingga mencegah aksi sosial

menjadi agitasi politik ataupun provokasi agama. Didaerah juga harus menyadari masuknya masalah-masalah global yang akan merugikan kepentingan nasional maupun daerah. Untuk daerah-daerah perbatasan perlu diambil langkah-langkah meningkatkan ekonomi, pendidikan dan sarana transportasi dari dan ke daerah pedalaman serta antar daerah perbatasan. Perlu menyadarkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar didunia yang memiliki identifikasi sebagai muslim jaman akhir yang mempunyai misi rahmatan lilalamin. Perlu mengembangkan kosep kemasyrakatan ramah tamah ke[pada yang kuat, pintar dan kaya serta keberpihakan kepada yang lemah miskin dan bodoh . Berkembangnya penghormatan terhadap kearifan lokal perlu ditunjang selama mendorong pendidikan sosial, budaya dan linkungan hidup tetapi membatasinya agar tidak terjerumus kealam mistis, perdukunan dan kultus individu.

Demokrasi

Demokrasi sudah berjalan baik dan dalam perkembangannya partai yang akan bertahan adalah satu partai dari Golongan Karya, satu Partai Nasionalis (Nasionalis Demokrat), satu Partai Sosialis Demokrat, satu Partai Agama (Islam) dan satu Partai Teknokrasi Internasional

Industri pertahanan dan alutsista


Kebijakan industri pertahanan dan alutsista yang telah ada akan terus direvitalisasi dari tahun ke tahun dan akan mendorong keterkaitan industri penunjang nasional tetapi tidak banyak membantu persaingan industri dan alutsista internasional, sehingga dalam waktu satu setengah dekade kedepan, industri pertahanan Indonesia akan beralih dan mengembangkan persenjataan non konvensional bukan peledak dan bukan penyembur api yang mempunyai kemampuan ter-ukur untuk melumpuhkan sasaran baik orang maupun mesin/peralatan.

Masalah kelautan
TNI AL masih diperlukan dalam penegakkan hukum dilaut sampai dengan berdirinya cost guard Indonesia dan mulai terjadi pengembangan teknologi dasar laut dan laut dalam yang dimulai dengan percobaan pembuatan kapal selam untuk penelitian. Sehingga orientasi kelautan nasional dan internasional beralih ke Samudra Hindia. Dengan demikian sudah saatnya dipersiapkan pusat-pusat pendidikan, penelitian, pengkajian dan teknologi kelautan yang bertaraf internasional. Yang berorientasi atas laut, permukaan laut sampai dengan dasar laut serta meningkatkan pengetahuan bioteknologi kelautan. Dibidang perikanan tangkap Indonesia perlu menambah daya tangkap nelayan dengan pengadaan kredit kapal dan jala dan membuka sentra-sentra perikanan yang memiliki industri perikanan laut, dipesisir laut mulai dikembangkan pertanian kelautan.

Mitigasi dan manajemen bencana

Program mitigasi dan managemen bencana mulai dilaksanakan didaerah-daerah rawan bencana selain itu karakteristik masyarakat daerah rawan bencana harus dipelajari serta mempertimbangkan kearifan lokal terhadap bencana. Pada daerah rawan bencana setidaktidaknya dapat ditentukan titik-titik terdekat yang aman dari akibat bencana, untuk digunakan sebagai alternatif posko penyelamatan dan evakuasi untuk penanggulangan bencana instansi terkait perlu dilatih penyelamatan, penyaluran logistik dan evakuasi bencana yang dilakukan sebelum pada tingkat kewaspadaan masih rendah.

Penyakit tropis
Penyakit tropis akan semakin berkembang yang menyerang tanaman, hewan maupun manusia, menghadapi penyakit tropis selain berdasarkan diagnose penyakit itu sendiri tetapi yang lebih penting mengatasinya melalui penyemprotan baik di darat maupun di udara, untuk itu perlu dikembangkan penelitian faktor-faktor penyebab (virus, bakteri, jamur dan sebagainya) atau pembawa penyakit (udara kotor, air kotor, manusia, hewan, tanaman) dan tetap mengembangkan produksi obat-obatan dan mencari alternatif pengobatan murah dan cepat tertangani terutama dalam hal penyakit endemik.

Otonomi daerah dan sentralisasi


Kewenangan terhadap otonomi daerah diberikan secara luas mulai kepala desa, kecamatan, kabupaten/kota sampai dengan gubernur. Perlu ditingkatkan pengawasan dan tanggung jawab pemerintahan daerah kepada Presiden : dari Gubernur, Gubernur terhadap Bupati/Walikota, Bupati/Walikota terhadap Camat, Camat terhadap Kepala Desa/Lurah terutama pengawasan penyaluran anggaran pusat sampai ke daerah.

Keamanan nasional
Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik dengan menciptakan lapangan kerja tradisional seperti pertanian dan perikanan dalam kurun waktu satu dekade kedepan ini. Diperlukan strategi dan persiapan mendalam menghadapi kebutuhan yang mendesak saat ini. Disegi militer agar kebijakan Esensial Minimum Force yang siap pakai terpenuhi, sehingga efektifitas militer terjaga. Dalam pertahanan nir militer agar dihadapkan langsung kepada masalah-masalah regional dan internasional dan mempersiapkan langkah-langkah inovatif menghadapi akibat tindakan balasan lawan. Secara aktif mulai mengembangkan data intelejen untuk memperkirakan tindakan balasan lawan. Dengan menggunakan sumberdaya manusia yang terlatih dalam kontra intelejen baik didalam maupun diluar negeri.

Kesimpulan
Menilai situasi lokal, provencial, nasional, internasional dan global, Indonesia akan berada pada tingkat moderat estable dan akan mampu menerima shock serta mengabsorbsinya sehingga pulih kembali walaupun ratusan orang tetap menyaksikan api setiap malam (flame).

Penutup
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai