HOMEOSTASIS
Kata Homeostasis berasal dari kata dari bahasa Yunani - Homeos yang berarti sama dan Stasis yang berarti mempertahankan keadaan dan merujuk kepada suatu proses menjaga atau memelihara keadaan lingkungan internal tubuh agar tetap stabil, ketika keadaan eksternal tubuh berubah. Dalam menjaga kestabilan internal tubuh,terdapat suatu mekanisme homeostasis yang disebut dengan Umpan Balik (Feedback). Ada dua jenis umpan balik: Umpan Balik Positif (Positive Feedback) Pada umpan balik positif, tubuh mendeteksi perubahan dalam internal tubuh, dan mengaktifkan mekanisme yang mempercepat atau meningkatkan perubahan tersebut. Contoh : Pembekuan darah Umpan Balik Negatif (Negative Feedback) Pada umpan balik negatif, tubuh mendeteksi perubahan dalam internal tubuh, dan mengaktifkan mekanisme menghentikan atau membalikkan perubahan tersebut untuk menjaga suatu nilai konstan yang disebut set point. Contoh: Pengaturan Suhu Tubuh, Pengaturan Glukosa (Gula darah), Pengaturan Air (Osmoregulasi), dan Pengaturan Kalsium.
1) Pengaturan Suhu Tubuh ( Body Temperature Regulation) Pada manusia, suhu tubuh diatur oleh pengatur suhu (Termostat) di Hipotalamus. Hipotalamus menerima input dari dua reseptor panas : Reseptor pada Hipotalamus yang memonitor suhu darah yang mengalir melalui otak (Suhu internal) dan Reseptor pada kulit yang memonitor suhu eksternal
tubuh. Kedua informasi tersebut dibutuhkan agar tubuh dapat membuat pengaturan yang sesuai. Kemudian Hipotalamus mengirim impuls ke beberapa efektor untuk menyesuaikan suhu tubuh:
Pembuluh darah pada kulit berdilatasi: kapiler terisi darah hangat; panas dilepas melalui permukaan kulit
Dimulai disini: STIMULUS: suhu tubuh meningkat (e.g ketika berolahraga atau di lingkungan yang panas
Atau dari sini: STIMULUS: Suhu tubuh turun (e.g akibat lingkungan sekitar dingin)
Pembuluh darah kulit mengecil, darah dialihkan dari kulit ke jaringan dalam dan mengurangi pelepasan panas dari permukaan kulit
2) Pengaturan Glukosa Darah Konsentrasi glukosa darah diatur oleh Pankreas. Pankreas memiliki sel reseptor yang memantau konsentrasi glukosa yang ada dalam darah, dan juga memiliki sel sel endokrin (yang disebut Pulau Langerhans), yang mensekresikan hormon. Sel- mensekresikan hormon glukagon, sedangkan sel- mensekresikan hormon insulin. Kedua hormon ini bersifat antagonis, dan memiliki efek yang berlawanan dalam glukosa darah. o Insulin menstimulasi penggunaan glukosa oleh sel untuk respirasi, dan di hati, insulin merangsang pengubahan glukosa menjadi glikogen
(glikogenesis). Dan kemudian menurunka kadar glukosa dalam darah o Glukagon menstimulasi perombakan glikogen menjadi glukosa di dalam hati (glikogenolisis), dan dalam kasus tertentu, glukagon dapat menstimulasi sintesis gluksa dari piruvat. Dan kemudian meningkakan kadar glukosa dalam darah
Jumlah glukosa dalam darah menurun sampai set point; stimulus pelepasan insulin dikurangi
STIMULUS: Peningkatan Kadar Glukosa dalam darah (e.g setelah makan makanan kaya karbohidrat)
STIMULUS : Pembuangan kelebihan glukosa dalam darah Kadar glukosa dalam darah rendah (e.g setelah berpuasa)
Kadar Glukosa Darah meningkat sampai set point; stimulus untuk glukagon dikurangi Hati merombak glikogen dan melepaskan glukosa ke dalam darah
Setelah makan, glukosa diserap dari usus ke vena porta hepatika, meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Hal ini dideteksi oleh pankreas, yang menghasilkan insulin dari sel Beta sebagai respon. Insulin menyebabkan glukosa diambil oleh hati dan diubah menjadi glikogen. Hal ini menurunkan konsentrasi glukosa dalam darah, yang menyebabkan pankreas menghentikan produksi insulin. Jika kadar glukosa terlalu rendah, pankreas akan melepaskan glukagon dari sel Alfa. Glukagon menyebabkan hati merombak sebagian simpanan glikogennya menjadi glukosa, yang akan terserap dalam darah. Hal ini akan meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan produksi glukagon pankreas akan berhenti.
3) Pengaturan Air (Osmoregulasi) Potensial air dalam darah harus diatur untuk mencegah kehilangan atau pengambilan air dari sel. Homeostasis air dalam darah diatur oleh hipotalamus. Hipotalamus memiliki sel osmoreseptor yang dapat mendeteksi perubahan potensial air dalam darah yang melewati otak. Sebagai respon, hipotalamus mengontrol sensasi haus, dan mensekresikan hormone ADH (Antidiuretic Hormon). ADH disimpan dalam kelenjar pituitary, dan sel targetnya adalah
sel endothelial pembuluh pengumpul dari nefron ginjal. Sel sel ini memiliki keunikan, di mana molekul air hanya dapat melewati membrane melalui saluran air yang dinamakan aquaporin, bukan pada lipid bilayer. ADH menyebabkan saluran air ini terbuka. Efek dari ADH dapat dilihat pada diagram berikut:
Potensial air dalam darah normal
Kelenjar Pituitari mensekresikan lebih banyak ADH Haus Celah Aquaporin dalam pembuluh pengumpul terbuka Minum Air yang direabsorpsi dari urin banyak
Kelenjar Pituitari mensekresikan lebih sedikit ADH Tidak haus Celah Aquaporin dalam pembuluh pengumpul tertutup Tidak Minum Air yang direabsorpsi dari urin sedikit
Lebih banyak air dalam darah Potensial air dalam darah naik
Lebih sedikit air dalam darah Potensial air dalam darah turun
4) Pengaturan kalsium Homeostasis kalsium mengarah pada pengaturan konsentrasi ion kalsium pada cairan ekstraselular. Parameter ini dikontrol dengan ketat karena ion kalsium menjaga stabilitas voltage-gated ion channels. Misalnya, ketika Ca++ terlalu rendah (hypocalcemia), voltage-gated ion channels akan terbuka secara spontan dan menyebabkan syaraf dan sel otot akan menjadi hiperaktif. Sebaliknya, jika kadar Ca++ terlalu tinggi (hypercalcemia), voltage-gated ion channels akan sulit terbuka, dan fungsi system syaraf akan terhambat.
Vitamin D aktif Peningkatan penyerapan Ca2+ di usus Menstimulasi penyerapan Ca2+ di ginjal
Menstimulasi pelepasan Ca2+ dari tulang Jumlah Ca2+ dalam darah meningkat
Kelenjar Paratiroid (di belakang tiroid) STIMULUS: Jumlah Ca2+ dalam darah turun
Penurunan Ca++ dalam darah menyebabkan kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid (PTH) yang dapat menyebabkan: Ca++ dilepaskan dari tulang Ca++ direabsorbsi di ginjal Sebagai respon, ginjal mengaktivasi vitamin D, yang mendukung penyerapan Ca++ di usus
Nilai Normal Tekanan Darah Sistole Diastole pH tubuh Ion Kalsium Ion Kalium Ion Natrium Ion Klorida Glukosa Suhu Tubuh 7,4 1,2 4,2 142 108 85 37
Kisaran Normal
Satuan
7,3 7,5 1,0 1-4 3,8 5,0 138 146 103 112 15 95 37
6,9 8,0 0,5 2,0 1,5 9,0 115 175 70 130 20 1500 18,3 43,3 mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L mg/dl
0
REFERENCES International Healey Weekend (IHW) Monthly Journal March 2006 (Internet) Wikipedia The Free Encyclopedia (Internet) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall Ed 11 www. Science aid.co.uk http://www.biologyreference.com/Ph-Po/Homeostasis.html http://courses.washington.edu