Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Kerja Thermoreseptor Mekanisme kerja thermoreseptor sangat berkaitan erat dengan thermoregulasi.

Karena suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Berikut adalah proses penerjemahan stimulus suhu dan tanggapannya secara fisiologi: Stimulus suhu dideteksi oleh ujung syaraf perasa panas (Ruffini) atau dingin (Krause). Sinyal suhu dibawa oleh reseptor diteruskan menuju otak melalui jaras spinotalamikus. Ketika sinyal suhu sampai di tingkat medulla spinalis, sinyal akan menjalar dalam traktus Lissauer beberapa segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II dan III radiks dorsalis. Setelah mengalami percabangan melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis, sinyal suhu selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi berlawanan, dan akan berakhir di tingkat reticular batang otak dan komplek ventrobasal thalamus. Beberapa sinyal suhu pada kompleks ventrobasal akan diteruskan ke korteks somatosensorik. Korteks somatosentrik terdapat di Lobus Parietal. Di dalam Lobus Parietal ini sinyal suhu hanya diterjemahkan, apakah ini suhunya dingin atau panas. Sedangkan pusat pengaturan suhu tubuh ada pada hypothalamus, apabila terjemahkan di otak suhu sekitar terasa dingin, maka hypothalamus posterior akan menginisiasi untuk menaikkan suhu tubuh dengan cara memproduksi panas. Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi badan.

Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah ialah:

1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar. 2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya panas sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor. 3. Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan. 4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.

Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi ialah:

1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit (lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar. 2. Bulu kulit ditegaskkan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada kulit supaya panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor. 3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan panas darah terbebas keluar melalui proses penyinaran. 4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas pendam tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke lingkungan sekitar apabila air peluh menguap. Maka secara singkat mekanisme kerja thermoreseptor adalah sebagai berikut: Kulit --> reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan anterior) --> preoptika hypotalamus --> nervus eferent --> kehilangan/pembentukan panas.

Anda mungkin juga menyukai