Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Minat Belajar Siswa

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1989:45).
Menurut Surya (2005:47) guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode.
Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai guru peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara dan Agama. Guru
profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.
Menurut Rice dan Bishoprick (1971:5) guru profesional adalah guru yang mampu
mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi
disini dipandang sebagai satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan (ignorance) menjadi
tahu, dari ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan oleh orang lain
(other directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri.
Peningkatan profesionalisme guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti
direncanakan secara matang, dilaksanakan secara taat asas, dan dievaluasi secara objektif.
Sebab lahirnya seorang profesional tidak bisa hanya melalui bentuk penataran dalam waktu
enam hari, supervise dalam sekali atau dua kali, dan studi banding selama dua atau tiga
hari.
Sikap seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal,
antara lain: memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi
keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen yang tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara
terus menerus (countinuous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku,
seminar dan semacamnya (Sidi, 2003:50).
Mewujudkan proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang
terpenting antara lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa
dalam belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar
secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan berbagai
pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai tujuan belajar yang
berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya adalah menolong siswa
dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan ide serta apresiasi yang
mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.
Realita yang terjadi juga pada saat ini, keberadaan guru profesional sangat jauh dari
apa yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan
suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang belum terealisasi
secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di ndonesia khususnya di Kabupaten
Karimun. Hal ini menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari kalangan
akademisi, akan tetapi orang awam juga ikut mengomentari menurunnya pendidikan dan
tenaga pengajar yang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademisi, sehingga
mereka membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan
dan peningkatan sikap profesionalisme guru dari pelatihan sampai dengan intruksi agar guru
memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 (S1).
Guru yang memiliki kemampuan profesional sangat di butuhkan dikalangan
masyarakat khususnya di lingkungan sekolah. Karena guru merupakan orang tua yang
kedua bagi siswa. Dengan guru siswa akan mendapatkan pelajaran dan ilmu, sehingga
siswa bisa termotivasi dan tertarik dengan proses belajar mengajar di sekolah. Sebaliknya
apabila guru tidak memiliki kemampuan profesional, maka akan berdampak negatif dengan
minat belajarnya.
Ciri-Ciri Guru yang ProfesionaI
Menurut Hamalik (dalam Kunandar, 2007:61-62) ada lima ciri-ciri guru yang dikatakan
profesional yaitu:
O Guru yang waspada secara professional. a terus berusaha untuk menjadikan
masyarakat sekolah menjadi tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
O Mereka yakin akan nilai dan manfaat pekerjaannya. Mereka terus berusaha
memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
O Mereka tidak mudah tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya
dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh beberapa orang untuk
menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologis lebih matang, sehingga
rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat ditaksir.
O Mereka memiliki seni dalam hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari
pengamatannya tentang bekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi cultural di
dalam kelas.Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh.
O Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat
berubah nasibnya.
$yarat-$yarat yang Guru ProfesionaI
Menurut Dian Maya Shofiana (2008:27), guru profesional harus memiliki persyaratan, yang
meliputi:
O Memiliki bakat sebagai guru.
O Memiliki keahlian sebagai guru.
O Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
O Memiliki mental yang sehat.
O Berbadan sehat.
O Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
O Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
O Guru adalah seorang warga negara yang baik.
Pengaruh ProfesionaIisme Guru Terhadap Minat BeIajar $iswa
Kehadiran guru profesional tentunya akan berakibat positif terhadap perkembangan
siswa, baik dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh sebab itu, siswa akan
antusias dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang
disampaikan oleh guru akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa, sehingga siswa
tertarik untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya.
Ketertarikan akan menghasilkan minat belajar pada siswa. Minat itu sendiri
dipengaruhi oleh faktor psikis, fisik, dan lingkungan yang ketiganya ini saling melengkapi.
Minat menjadi sumber yang kuat untuk suatu aktivitas, karena minat siswa dalam belajarnya
bergantung pada kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajarnya. Apabila
guru memiliki kemampuan sesuai dengan kriteria guru profesional maka minat belajar siswa
akan meningkat, dan apabila guru tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan kriteria
guru profesional maka minat belajar siswa rendah.
Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat belajar seseorang sangat bergantung dan berpengaruh pada guru.
Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis. Hal
ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.
Guru juga yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan
dan keteladanan. Tetapi fakta yang terjadi pada saat ini, guru kurang mengoptimalkan
dirinya sebagai fasilitator dan pendidik. Akibatnya para peserta didik mengalami penurunan
minat belajarnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional
sangat erat kaitannya untuk meningkatkan minat belajar pada siswa, dimana guru
merupakan fasilitator sekaligus mendidik siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa
sehingga memperoleh prestasi yang memuaskan. Tanpa adanya guru yang profesional
maka siswa akan mengalami kendala dalam meningkatkan minat dalam belajarnya dan
otomatis prestasi belajarnya akan menurun.

aftar Pustaka:
Bafadal, brahim, 2004. !eningkatan !rofesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Dajamarah, Syaiful Bahri, 2008. !sikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan, 2002. novasi !endidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Darmadi, Hamid, 2010. emampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta, Cet, Ke-2
Hamalik, Oemar, 2010. !endidikan Guru Berdasarkan !endekatan ompetensi, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, Cet, Ke-7
Kunandar, 2007. Guru !rofesional. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Mulyasa, Enco, 2009. Menjadi Guru !rofesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet, Ke-8
Muslich, Masnur, 2007. Sertifikasi Guru munuju !rofesionalisme !endidik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Suryabrata, Sumadi, 2005. !sikologi !endidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
&sman, &er, 2009. Menjadi Guru !rofesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


http://www.psychologymania.com/2011/10/pengaruh-proIesionalisme-guru-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai