Anda di halaman 1dari 51

Memahami Konflik dan Resolusi Konflik

Apa itu Konflik ?

Apa itu Konflik ?


Konflik : interaksi antara paling tidak dua individu atau kelompok yang memiliki tujuan berbeda. ( Nicholson, M, 1972, Conflict Analysis, London:English
University Press)

Konflik : Suatu situasi di mana terjadi persaingan untuk memenuhi tujuan yang tidak selaras dari kelompok-kelompok yang berbeda. (Mial, Hugh, et all, 1999, Contemporary Conflict Resolution: the
Prevention, Management, and Transformation of Deadly Conflict;Cambridge: Polity Press)

Cont
Peter Wallensteen: Sebuah situasi sosial dimana terdapat , minimum, dua aktor (kelompok) yang berusaha untuk memperoleh serangkaian sumber daya pada saat yang sama dalam kurun waktu tertentu. Tiga elemen : Tindakan, pertentangan, dan aktor.

Konflik=Kekerasan?

Apakah Konflik=Kekerasan?

cont
Konflik: Hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan.(Chriss Mitchell, The Structure of International Conflict, Macmillan, London, 1981) Kekerasan: Meliputi tindakan, perkataan, sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, dan atau menghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh.

Cont
- Konflik tidak sama dengan kekerasan dan merupakan dua hal yang berbeda - Konflik adalah suatu Keniscayaan hidup dan tidak terhindarkan - Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan - Penyelesaian konflik tanpa kekerasan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat

cont
Konflik berubah menjadi kekerasan jika: 1. Saluran dialog dan wadah untuk mengungkapkan perbedaan pendapat tidak memadai 2. Suara-suara ketidaksepakatan dan keluhankeluhan yang terpendam tidak di dengar dan diatasi 3. Banyak ketidakstabilan, ketidakadilan dan ketakuan dalam masyarakat yang lebih luas

Apakah Konflik Selalu bersifat negatif?

Cont
Tidak selamanya konflik bersifat negatif. Kadangkala konflik dibutuhkan dan perlu diintensifkan guna mengungkap konflik laten ke permukaan dan menjadinya terbuka, untuk mencapai suatu tujuan. Dalam rezim otoritarian, konflik menjadi dibutuhkan untuk memperbaiki sistem yang ada.

Cont
Bahkan dalam perspektif strukturalis, Konflik menjadi penting sebagai bentuk perjuangan kelas dalam meruntuhkan sistem yang menindas dan eksploitatif (kapitalisme) Namun demikian konflik dan resolusi konflik yang dibahas dalam mata kuliah ini lebih pada konflik yang terbuka dan bersifat negatif serta destruktif kepada nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

Dampak positif konflik: Argumen Lewis A. Coser dalam bukunya: The Functions of Social Conflit (1956): Konflik dapat memberikan kontribusi positif dalam fungsi kemasyarakatan.

Dampak positif dari konflik:


Menyadarkan orang akan adanya masalah. Mendorong perubahan yang diperlukan Memperbaiki solusi Menumbuhkan semangat. Mempercepat pertumbuhan pribadi Menambah kepedulian diri Mendorong kedewasaan psikologis.

Namun demikian konflik dan resolusi konflik yang dibahas dalam mata kuliah ini lebih pada konflik yang terbuka dan bersifat negatif serta destruktif kepada nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri sehingga dibutuhkan resolusi konflik .

Sebab-sebab konflik
Teori utama mengenai sebab konflik, meliputi: Teori Hubungan Masyarakat Teori Negosiasi Prinsip Teori Kebutuhan Manusia Teori Identitas Teori Kesalahpahaman Antarbudaya Teori Transformasi Konflik
(Simon Fisher, dkk, Mengelola Konflik :Keterampilan & Strategi Untuk Bertindak, The British Council Indonesia, 2001)

Cont
Teori Hubungan Masyarakat: - Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.

Cont
- Teori Negosiasi Prinsip: Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik. - Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu, dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

Cont
Teori Kebutuhan Manusia

Berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia fisik, mental, dan sosial yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.
Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah:

Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Agar pihak-pihak yang mengalami konflik mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua pihak

C0nt
Teori Identitas: Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik mereka diharapkan dapat mengidentifikasi ancaman-ancaman dan ketakutan yang mereka rasakan masing-masing dan untuk membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka. Meraih kesepakatan bersama yang mengakui kebutuhan identitas pokok semua pihak.

Cont
Teori Kesalahpahaman Antarbudaya: Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Menambah pengetahuan pihak-pihak yang mengalami konflik mengenai budaya pihak lain. Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain. Meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.

Cont
Teori Transformasi Konflik: Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalahmasalah sosial, budaya dan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai teori ini adalah: Mengubah berbagai struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan, termasuk kesenjangan ekonomi. Meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antara pihak-pihak yang mengalami konflik. Mengembangkan berbagai proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan , perdamaian, pengampunan , rekonsiliasi dan pengakuan.

Tipologi Konflik
Dari segi aktor
Konflik antar negara (Inter-state conflict) Konflik di dalam negara (Intra-state conflict) Gabungan keduanya

Dari segi penggunaan kekerasan:


Konflik tanpa kekerasan atau konflik terpendam/laten. Konflik terbuka, kekerasan atau bersenjata

Cont
Konflik horisontal Konflik vertikal Konflik Primordial (SARA)

Konflik Primordial

Ras Etnis Agama Bahasa

(leo agustino, konflik dan pembangunan politik, jurnals CSIS, september 2004 dan Geertz 1973)

cont
- Konflik primordial yang terkait dengan hubungan darah (etnis), yaitu suatu komunitas yang diikat oleh hubungan biologis/ darah (kekeluargaan atau kekerabatan) dimana setiap individu di dalamnya mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari suatu keluarga besar. - Konflik Rwanda

Ras
Konflik primordial yang dihubungkan dengan persoalan ras, suatu komunitas yang dipersatukan oleh kesamaan etno-biologis yang ditampilkan dalam ciri-ciri fisik yang sama, seperti warna kulis, jenis rambut, bentuk wajah, dll. Konflik rasial cina 98

agama
Konflik primordial yang terkait dengan hubungan agama. India: Hindu vs Muslim or Hindu vs Shikh Indonesia : konflik ambon dan Poso

Wilayah
Konflik primordial yang dihubungkan dengan wilayah Fanatisme kedaerahan yang dimiliki kelompok tertentu biasanya berkembang menjadi semangat kedaerahan yang sempit dengan diwarnai oleh stereotype terhadap para pendatang dari daerah lain. Konflik sampit

Adat istiadat
Faktor adat istiadat dapat membuat suatu konflik menjadi dahsyat dan lebih rumit, meskipun konflik ini jarang terjadi. Konflik adat istiadat seringkali terjadi menyertai konflik etnis dan wilayah karena pihak-pihak yang terlibat didalamnya biasanya mempersoalkan perbedaan nilai, norma maupun kebiasaan. Dalam masyarakat yang terdiri dari mayoritas dan minoritas, kaum mayoritas biasanya mendominasi norma dan nilai yang berlaku sehingga membuat kebiasaan kaum minoritas menjadi tersubordinasi.

Bahasa
Bahasa dapat juga berperan sebagai sumber konflik seperti yang terjadi di afrika dan asia selatan (india, pakistan dan srilangka). Pemaksaan bahasa kelompok etnis tertentu sebagai bahasa nasional biasanya menimbulkan ketidakpuasan dari kelompok etnis lain yang tidak jarang berkembang menjadi konflik kekerasan.

Tipe konflik
Tipe konflik Antar negara Bukan antar negara
Revolusi/ideologi Revolusi/ Revolusi Islam Iran 79 Identitas/pemisahan diri Aceh dan Papua Identitas/

Contoh Perang teluk 1991, perang Vietnam

Trend dalam konflik


Sejak berakhirnya Perang Dunia II frekuensi atau intensitas intra-state wars meningkat jika dibandingkan dengan inter-state wars. Gejala ini juga menonjol setelah berakhirnya perang dingin. Disiplin Hubungan Internasional perlu mengantisipasi meningkatnya intra-state wars karena membawa implikasi yang luas dalam politik global kontemporer.

Antara 1946 dan1991, terjadi 12 kali lipat peningkatan jumlah perang sipil atau perang saudara Lompatan yang sangat besar dalam 200 tahun.

Trend dalam konflik bersenjata


Intensitas konflik (ditunjukkan oleh angka kematian dan durasi/tahun): - konflik bersenjata minor (25-1000 kematian dalam tahun konflik atau dalam durasi konflik) - konflik bersenjata menengah (25-1000 kematian dalam setahun) - perang (> 1000 kematian terkait pertempuran dalam satu tahun

Cont
Pola-pola konflik bersenjata (pasca Perang Dingin): - dalam negara - meningkat, mengejutkan/bertahap (staggering) - bergerak ke Asia dan Afrika

* Akibat/biaya konflik bersenjata: - 28 juta kematian (1997, disebabkan oleh 150 konflik besar sejak 1945 di dunia ketiga); - Dalam PD I : 5 % penduduk sipil - Dalam PD II: 50 % - Pasca Perang Dingin: 80-90% penduduk sipil, kebanyakan perem-puan dan anak-anak - 18,2 juta pengungsi dan 24 pengungsi dalam negara (1993)
36

Hasil konflik bersenjata : - kemenangan - keberlanjutan (ke level rendah) - perjanjian damai - konflik yang tidak berhenti (P. Wallenstein, pp. 28-9)

37

Formasi konflik Ketidakcocokan

Aksi: - destruktif - konstruktif

Pembentukan institusi bersama

Kecocokan

Figure: sintesis konsep dalam analisa konflik


38

Resolusi Konflik
- Masalah utama dalam penyelesaian konflik menuju perdamaian adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme dan institusi yang efektif untuk menyelesaikan konflik. - Resolusi konflik sesungguhnya berupaya mengembangkan proses fasilitasi, merancang strategi dan memulai proses perubahan struktur yang diperlukan untuk menghilangkan dan menjawab sebab-sebab fundamental konflik.

Tiga pendekatan dalam resolusi konflik 1. Fokus pada dinamika konflik 2. Fokus pada kebutuhan mendasar 3. Fokus pada perhitungan rasional
(P. Wallensteen, 2002, pp. 34-49)

40

1. Fokus pada dinamika konflik


a. Hubungan aksi-reaksi - Satu aktor meraih kepada apa yang aktor lain lakukan, yang mengakibatkan aksi lanjutan meningkatkan level ancaman dan kekerasan

41

cont

b. Segitiga konflik (Johan Galtung)


Kontradiksi
(ABC dinamika konflik?)

Sikap (attitude)

Perilaku (behaviour)
42

Konflik bergerak di antara tiga sudut segitiga, dari (A)ttitude (sikap) ke (B)ehaviour (prilaku) dan akhirnya ke (C)onfrontation/(C)onflict (konfrontasi/ konflik)

43

Dari dinamika konflik:


Pentingnya membangun dialog Pentingnya ukuran pembangunan kepercayaan (confidence-building measures) Mekanisme resolusi konflik (membuat prosedur independen: peradilan, prosedur demokratis, dsb) (peran untuk) pihak-pihak dengan metode non kekerasan (NGOs, individu teladan, dsb.)
44

2. Fokus pada kebutuhan mendasar


Konflik dan aksi kekerasan muncul dari perasaan tidak diterima dalam masyarakat, akses politik dan kekuasaan (Lewis A. Coser) konflik kekerasan dapat dihilangkan dengan memuaskan kebutuhan terhadap akses.

45

Cont

Actual performance

Kepuasan akan kebutuhan

Expected pfm.

kesenjangan revolusioner yang tidak bisa diterima

Kesenjangan yang bisa diterima

waktu

Gambar: kepuasan kebutuhan dan revolusi (Satisfaction of needs and revolution) (James C. Davies)
46

cont

Resolusi konflik menjadi cara untuk mengatur konflik, mungkin menjembati, tapi bukan mengakhiri Pendekatan pemecahan-masalah (problem-solving (workshop) approach) pendekatan kebijakan ekonomi yang adil (equitable economic policies approach) membuka akses, pembangunan, demokratisasi

47

3. Focusing on Rational Calculation


Asumsi: aktor atau pihak yang berkonflik adalah rasional, dari penilaian mereka sendiri, dalam mengambil keputusan, mencapai strategi dan memulai mata rantai kejadian yang berujung pada perang. analisa biaya dan keuntungan dalam menimbang perang atau ikut dalam konflik kebuntuan yang menyakitkan semua pihak (mutual) hurting stalemate (W. Zartman) waktu yang matang untuk mengakhiri konflik jika pihak2 bertikai melihat kebuntuan sebagai kerugian, maka bisa muncul kesempatan damai

48

Fokus perhitungan rasional membuka kesempata untuk keterlibatan pihak luar (khususnya jika konflik melbatkan negara kecil). Pihak luar dapat mempengaruh perhitungan dan/or memberlakukan ganjaran dan hukuman (untuk memaksa pihak2 bertikai untuk mengakhiri perang atau bernegosiasi), misalnya, lewat: - pemberhentian/pengurangan bantuan - menghilangkan perlakuan khusus dalam perdagangan - pelarangan investasi, dsb. Pihal luar dapat juga melakukan intervensi militer untuk mengakhiri konflik. - Pemboman oleh NATO di Bosnia (1995) - Pemboman oleh NATO di Yugoslavia (1999) - INTERFET di Timor Leste (1999)
49

Pendekatan resolusi konflik: Setiap konflik memliki sebaba (mengapa konflik muncul) memiliki dinamika tersendiri (bagaimana konflik berjalan) memiliki resolusi berbeda (bagaimana konflik diselesaikan) resolusi konflik: adalah situasi sosial dimana pihak2 bertikai dalam konflik bersenjata dalam kesepakatan (sukarela) bertekad untuk hidup damai dengan -dan/atau menghilangkanperbedaan mendasar mereka dan karenanya menghentikan penggunaan senjata terhadap satu sama lain. (P. Wallensteen, 2002, hal. 8 and 50)

50

Spectrum konflik dan Perdamaian

DDR Programme

Anda mungkin juga menyukai