Anda di halaman 1dari 7

Petra adalah sebuah situs arkeologikal di Yordania, terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung di timur Wadi Araba, lembah

besar yang berawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba. Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru adalah Petra. Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti batu. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan. Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.

Petra adalah sebuah artefak bersejarah yang berada di Sekitar 3-5 jam ke selatan
kota Amman, Sekitar 2 jam ke utara Aqaba, di tepi gurun gunung Wadi Araba. Kota ini merupakan yang tertinggi dan dikelilingi oleh bukit-bukit batu pasir diwarnai oleh karat. Batu ini memberikan perlindungan alam ke kota dalam melawan penjajah.Petra memiliki lebih dari 800 monumen individu, termasuk bangunan, makam, bak mandi, koridor pemakaman, candi, dan jalan-jalan terdekat, terutama pada batupasir kaleidoskopik diukir oleh artistik genius penduduk disana. Situs bersejarah ini semi kering terdiri dari batu pasir yang rapuh, mereka mengukir kuil dan makam baru ke dalam reruntuhan batu ke pasir. Warna batu itu berkisar dari kuning pucat atau putih-merah yang kaya warna coklat gelap. Strata whorls batu berwarna yang berbeda-beda bentuk dan gelombang warna pada permukaan batu, dimana tereksploitasi Nabataeans dalam arsitektur mereka. Mungkin Petra dipilih sebagai ibukota Nabateans karena terletak di sebuah lembah dikelilingi oleh Sandstone Mountains.

Pintu masuk utama ke Petra disebut Siq, ia memiliki sisi setinggi 200 m.
Dari 800 makam diukir di Petra, Kazneh adalah yang paling terkenal. Kazneh nama yang berarti harta dan makan dari Kepercayaan Badui Bahwa Firaun Israel dirahasiakan di dalam guci tinggi dari Kazneh. Bagian depan makam dibangun menurun dari atas. Biara adalah faade makam terbesar di Petra, berukuran lebar 50 m dan 45 m tinggi. Seperti Kazneh, sebuah struktur di lantai dua dihiasi dengan sebuah guci yang megah. Ada salah satu ciri khas yang paling sering di lihat jika sebuah negara pernah dikuasai oleh Kerajaan Romawi, yaitu adanya Theater. Lokasi Theather ini tak jauh dari Al

Khazneh. Selain Theather, pemandangan yang paling umum di Petra adalah kuburankuburan kuno (Tomb) yang dipahat langsung dari bukit-bukit batu seperti bangunanbangunan lainnya disini. Salah satu kuburan kuno yang terkenal disini adalah Royal Tomb. Kuburan ini disebut sebagai Royal Tomb karena bentuknya yang lebih besar dan megah dari kuburan-kuburan kuno lainnya di Petra, tapi sampai sekarang tak satupun yang pasti untuk siapa kuburan ini dibuat. El Deir atau The Monastery, adalah satu-satunya bangunan yang ada kawasan ini dan juga adalah bangunan terbesar yang pernah dipahat diatas batu di Petra. Bangunan yang megah ini dibuat di abad pertama. Di kawasan perbukitan yang tak jauh dari El Deir, ada pos tentara Yordania. Dari salah satu bukit, perbatasan Yordania-Israel yang berupa hamparan gurun pasir yang luas bisa terlihat. Hal yang menarik lainnya disini adalah adanya Sacrafice Altar. Sepertinya orang Nabatean kuno memang masih menganut agama yang mengorbankan manusia. Ini ciri agama-agama kuno penyembah Dewa Baal yang salah satu ritualnya mempersembahkan korban manusia. Sebagai penduduk asli daerah Kanaan (Israel, Palestina, dan Yordania sekitarnya), tak heran kalau orang Nabatean salah satu penganutnya. Dari penemuan arkeolog dipercaya bahwa Petra telah dihuni dari zaman

prasejarah. Hanya utara kota di Beidha, dengan sisa-sisa sebuah kota 9.000 tahun telah ditemukan, memasukkan dalam posisi yang sama seperti Yerikho sebagai salah
satu pemukiman terlama di Timur Tengah. Alkitab menceritakan bagaimana Raja Daud menaklukkan Edom, mungkin sekitar 1000 SM. Menurut cerita ini, orang Edom diperbudak, Tapi demi kebebasan mereka akhirnya menang dalam serangkaian pertempuran besar antara orang Yehuda dan orang-orang Edom. Petra, sebuah tempat di selatan Negara Jordania, yang merupakan daerah Edom, terletak di antara Laut Mati dan Teluk Aqaba. Dalam bahasa Yunani, Petra berarti kota dari batu. Daerah ini menjadi ibu kota serta tempat pertahanan Kerajaan Nabatean sejak abad ke 4 SM sampai abad ke 2 M. Semua peninggalan bangunan dan makam di tempat ini dipahat pada Bukit Tebing Batu berwarna kemerah-merahan. Itulah sebabnya tempat ini pun dikenal sebagai The Red Rose City. Kerajaan Romawi menaklukkan tempat ini

pada tahun 106 M dan dijadikan salah satu dari propinsi Romawi. Kota ini sendiri terus berkembang di abad ke 2 and ke 3 M, sampai kota saingan mereka, Palmyra mengambil alih sebagian besar kegiatan perdagangan Petra, sehingga kota ini pun menurun kegiatan perdagangannya. Pada abad ke 7 tempat ini ditaklukkan oleh Muslim, dan pada abad ke 12 ditaklukkan juga oleh Pejuang Salib. Dan pada akhirnya kota ini hanya menjadi reruntuhan saja. Situs kuno Petra ditemukan kembali oleh seorang penjelajah Swiss bernama Johann Burckhardt pada tahun 1812. Benteng-benteng yang kokoh, sangat menyolok keindahannya dan terletak pada tebing-tebing yang sempit dan tinggi, dan di beberapa tempat jarak antar 1 tebing dengan tebing yang lain hanya 3,7 meter. Dan di dindingdinding tebing inilah dipahat secara alami bangunan-bangunan indah seperti : Khaznet Firaoun, Treasury Petra yang indah, teater pertunjukan yang dapat menampung 3000 penonton serta bangunan lainnya. Semua bangunan tersebut dipahat di bukit batu berwarna kemerah-merahan. Peninggalan di Petra menunjukkan kejayaan serta kemakmuran tempat ini dahulunya. Kota ini di bangun sekitar abad ke-6 sebelum Masehi oleh kaum Nabatean yang menguasai jalur perdagangan di daerah ini. Kaum Nabatean ini adalah salah satu suku kuno yang mendiami Yordania kuno, sebagian jazirah Israel dan tanah Arab. Setelah kerajaan Israel dan Yudea dikalahkan oleh kerajaan Babel yang dipimpin Raja Nebudkadnezer, terjadi kekosongan di kawasan ini. Singkat cerita, orangorang Nabatea berhasil menguasai daerah ini walaupun akhirnya ditaklukkan oleh Romawi pada abad awal abad ke-2 setelah Masehi. Pada jaman Romawi dimana perdangangan kemudian lebih banyak dilakukan lewat jalur laut, kota ini mengalami kemunduran sampai akhirnya ditinggalkan oleh penduduknya. Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan sembilan tahun sebelum Masehi sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir. Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidrolik untuk mengangkat

air.Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana. Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba. Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara (Dzu as-Shara/Dusares}, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Bangsa Arab kuno. Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih. Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah. Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda. Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Firaun.Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya. Setelah Perang Salib di abad ke-12, Petra sempat menjadi kota yang hilang selama lebih dari 500 tahun (lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang mengenalnya.

Nabath (bahasa Arab: ,bahasa Ibrani: / Nevayt) adalah sekelompok bangsa Arab kuno yang menetap di daerah Yordania hingga ke sebelah utara Damaskus. Mereka dahulu menggunakan bahasa Aram untuk berkomunikasi. Suku Nabath adalah cikal bakal kaum Nabi Shaleh, yakni Tsamud. Kaum yang dianugrahi kemahiran dalam memahat dan mengukir bebatuan keras untuk dijadikan rumah dan istana-istana raksasa. Suku Nabath dikatakan sebagai suku yang misterius dan sebagian besar sejarahwan menyebut mereka termasuk ke dalam golongan bangsa Arab kuno. Kaum Nabath ini adalah kaum penyembah berhala dan mereka menyembah Dewi Nasib, Mant dan Hubal. Mereka menamakan diri merka sebagai kaum Nabath (jamak al-anbth ) yang secara harfiah memiliki arti "orang pedalaman" dengan Ibu kotanya adalah Petra. Sejarah Suku Nabath membentuk kerajaan yang berdiri sejak abad ke-9 SM hingga 40 M. Suku Arab Nabath ini pernah dijajah oleh Romawi dan dijadikan bagian dari propinsi kekaisaran Romawi yang diberi nama Arabia Petraea. Nama Petra yang artinya batu ini diberikan oleh orang Roma yang menjajahnya pada tahun 106 SM. Kolonial oleh bangsa Romawi ini hanya berlangsung seabad. Sejak itu, denyut kehidupan di kota ini merosot, lalu hilang ditelan zaman. Petra ditemukan kembali oleh petualang asal Swiss, Johan Burckhardt pada tahun 1812, dan sejak itu, dunia pun mulai mengenalnya. Bangsa Nabath juga mahir dalam berdagang dan mereka pernah memfasilitasi perdagangan antara bangsa-bangsa lain, seperti Cina, India, Timur jauh, Mesir, Suriah, Yunani dan Romawi kuno. Mereka menjual barang seperti rempah-rempah, kemenyan, emas, hewan, besi, tembaga, gula, obat-obatan, gading, parfum, kain, dan lain-lainnya. Dari asal-usulnya sebagai kota benteng, Petra menjadi persimpangan komersial yang kaya antara budaya Arab, Assyria, Mesir, Helenistik Yunani dan Romawi kuno. Tidak seperti masyarakat lain waktu mereka, tidak ada perbudakan di Nabatean dan setiap anggota masyarakat memberikan kontribusi dalam tugas-tugas kerja.

Pengendalian rute perdagangan ini dianggap sangatlah penting, di antara daerah dataran tinggi Yordania, Laut Merah, Damaskus dan Arab bagian Selatan. Pada masa lampau rute perdagangan ini dianggap sebagai "darah kehidupan Kerajaan Nabath." Sebenarnya kawasan bangsa Nabath ini mencangkup kawasan yang sangat luas, mulai dari Madain Shaleh di Madinah, sampai kawasan Petra di Jordan dan Damsyik di Syiria. Namun rumah-rumah batu yang lebih menonjol dijadikan kawasan wisata itu adalah Petra di Jordan. Peradaban mereka mengalami kemajuan antara tahun 400 SM dan 200 SM, dengan meninggalkan berbagai monumen, di antaranya wilayah pekuburan diatas bukit berbatu. Kaum Nabath adalah ahli dalam memahat dan mengukir batu-batu alam pegunungan yang berwarna merah. Mereka juga ahli membuat patung batu, di antaranya yang terkenal adalah Hubal.

Tugas Ilmu Sosial Dan Budaya Peradaban Petra, Yordania

DI SUSUN OLEH :
Nama Nim Fakultas : Amalia Rizky Putriani : 03111304050 : Teknik Kimia

Universitas Sriwijaya Tahun Ajaran 2011/2012

Anda mungkin juga menyukai