Anda di halaman 1dari 9

A.JUDUL :BENARKAH SUNAT PEREMPUAN MERUPAKAN KEKERASAN B.

.LATAR BELAKANG MASALAH Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1636/Menkes/Per/XI/2010 tentang Sunat Perempuan hal ini berdasarkan pertimbangan yang mengacu pada dalam rangka memberikan perlindungan pada perempuan,pelaksanaan sunat perempuan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan agama, standar pelayanan, dan standar profesi untuk menjamin keamanan dan keselamatan perempuan . Permenkes ini juga me3mbatlkan permenkes sebelumnya yang melarang sunat perempuan. Sunat perempuan menurut Peraturan ini pada BAB I Ketentuan Umum adalah tindakan menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris, tanpa melukai klitoris. Menurut Tuti Astiyah Gunadi Kata Khitan ber4asal dari bahasa Arab alhhtaanu yang berarti memotong kulup(kulit) yang menutupi ujung penis.Melihat arti kata saja sebenarnya kita sudah tidak perlu lagi beradiu argument tentang harus tidaknya atau perlu tidaknya seorang bayi perempuan dikhitankan,selesai sudah .Lalu lanjutnya kalau perempuan bagian apa yang mau dibuang atau bagian apanya yang mau dipotong? Jangan-jangan salah potong, klitorisnya yang dipotong atau dicongkel.Tidak ada gunanya atau alasan untuk membuang klitoris,bahkan sebaliknya, sangat merugikan karena kita berarti sudah menganiaya hak seseorang atas proses reproduksi manusia . Dan menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) yang dimuat di majalah buletin Population Report, banyak terjadi komplikasi akibat khitan bayi perempuan di Negara-negara Afrika, seperti infeksi dan adanya fistula pada daerah yang dilakukan penyunatan . Dengan keluarnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1636 Tahun 2010 tentang Sunat Perempuan terus mengundang protes dari berbagai kelompok perempuan hal ini dipertegas oleh Nursyahbani Katjasungkana dari federasi Lembaga Bantuan Hukum APIK mengatakan,seluruh LBH APIK DI Indonesia

akan melayangkan surat protes kepada Menteri Kesehatan.Juga Federasi LBH APIK juga mengirim kepada Amnesti Internasional dan meminta individu sejumlah Negara melayangkan keberatan kepada Pemerintah Indonesia,dalam hal ini Menteri Kesehatan Permenkes tersebut melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.Sunat perempuan adalah kekerasan karena tidak ada landasan hukum kuat .Kalau disetujui orangtua dan tenaga kesehatan melakukannya mereka juga melakukan kekerasan (Kompas,Jumat,13 Mei 2011) Dengan adanya protes keras dari kelompok perempuan yang mempermasalahkan bahwa sunat perempuan merupakan kekerasan terhadap

perempuan karena itu masalahnya sekarang adalah persepsi masyarakat terhadap sunat perempuan merupakan suatu kekerasan terhadap perempuan atau bukan C.PERUMUSAN MASALAH Dari persoalan tersebut diatas maka dapatlah diambil suatu rumusan masalah yaitu : Persepsi masyarakat bahwa sunat pertempuan merupakan suatu Kekerasan D.TUJUAN Tujuan dari kegiatan PKM-P ini untuk : 1.Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap sunat perempuan 2.Untuk menjajagi sejauh mana persepsi masyarakat bahwa sunat perempuan termasuk kekerasan terhadap perempuan. 3.Untuk meninjau kembali permenkes ini E.LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan yaitu: 1.Dengan PKM-P ini diharapkan simpang siur tentang persepsi tentang Sunat Perempuan dapat memberikan solusi yang terbaik tentang sunat perempuan

2.Dengan PKM-P ini diharapkan pengertian sunat perempuan ini harus sesuai dengan pengurangan kekerasan terhadap perempuan.

F.KEGUNAAN Manfaat agar kalayak perempuan dan keluarnya lebih berhati-hati terhadap sunat perempuan. G.TINJAUAN PUSTAKA Menurut Tuti Astiyah Gunadi(2003)Kata khitan berasal dari bahasa Arab al-hhitaanu yang berarti memotong kulup(kulit) yang menutupi ujung penis.Melihat arti kata saja sebenarnya kita sudah tidak perlu lagi beradu argument tentang harus tidaknya atau perlu tidaknya seorang bayi perempuan dikhitankan.Selesai sudah. Namun itulah namanya bermasyarakat,setiap orang berlainan pendapat.Saya bukan ahli agama tetapi menurut pendapat beberapa ahli dari berbagai buku yang saya baca,seperti Imam Al-Hasan Al Bishri, Imam Abu Hanifah, dan sebagian pengikut mazhab Hambali, yang mengacu pada hadis Rasullulah SAW yang bersabda :Khitan itu disunatkan bagi kaum laki-laki dan dimuliakan bagi kaum wanita. Sebagian lagi,yaitu Ash-SyabiI,Al Auzia Yahya bin Said Al-Ansari,Imam Malik,Asy-SyafiI,dan Achmad,mengatakan bahwa khitan wajib hukumnya(berbeda dengan arti sunat)sehingga mereka berkata: barang siapa yang belum dikhitan, Maka tidak boleh menjadi imam(shalat) dan tidak diterima kesaksiannya. Dengan demikian, di antara mereka ahli agama di Negara Arab juga dahulunya masih berbeda pendapat antara wajib dan sunat .Dinenagar kita sejak dahulu kala masyarakat kebanyakan menganut khitan itu wajib sebagai salah satu meng-islam-kan kaum pria. Kemudian terpikir bagaimana cram eng-islam-kan anak perempuan.

Pada zaman dulu,pendapat para ahli di Negara Arab sama juga ada yang mengatakan sunat dan yang mengatakan wajib.Coba lihat pendapat beberapa ahli. Ummutiyah(menjelaskan)bahwa ada seorang wanita yang sedang dikhitankan di Medinah, kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya Janganlah engkau melampaui batas pemotongan karena hal itu (khitan yang tidak melampaui batas) lebih mulia untuk wanita serta lebih dicintai oleh suami Jadi kalau boleh saya tafsirkan, ada pemotongan, tetapi jangan berlebihan.Hal ini yang menyebabkan terjadinya perbedaan penafsiran,kemudian berkembang menjadi konflik di antara umat Islam . Ditingkat paling bawah, konflik batin terjadi di antara par petugas medis maupun masyarakat yang mengakibatkan terjadinya kebingungan pad keluarga yang mempunyai bayi perempuan, antara dikhitan atau tidak Menurut KH Husein Muhammad sebagai pimpinan ponpes Darul Tauhid, Cirebon, sunat perempuan tidak memiliki dasar hukum Islam kuat.Meskipun ada beberap pendapat ulama yang mendukung, dasar fikihnya tidak kuat . Juga merujuk pada fatwa Mufti Mesir yang mengharamkan sunat perempuan sejak 2007. Fatwa itu didukung Syekh Besar UYbniversitas Al Azhar Kairo,Muhammad Sayed Thantawi. Keluarnya fatwa itu dipicu khitan perempuan di rumah sakit dan menimbulkan kematian. Sebelum fatwa keluar masyarakat Mesir dan sebagian ulama sudah menuntut agar sunat perempuan diharamkan. Alasan Syekh Besar Al Azhar adalah karena tidak ada Hadis Sahih mendukung praktik tersebut, begitu juga dari sisi medis. Ketua Ulama Islam Internasional Syeikh Yusuf al Qaradhawi juga mendukung pengharaman sunat perempuan .Alasannya, tidak ada manfaat melukai bagian tubuh perempuan tersebut. Masih menurut KH Husein,al Qaradhawi berpendapat, bila pemotongan bagian tubuh itu menimbulkan kesakitan fisik dan psikologis serta menyebabkan perempuan kehilngan hak fitrahnya , maka tindakan itu haram .Hadis melarang melukai diri sendiri dan orang lain.

Masih menurut Hj Tuti AstiyahDiluar semua ketidakjelasan itu,tinjauan dari sisi kesehatan akan lebih jelas pengertiannya.Khitan pada anak laki-laki jelas tindakannya, yaitu memotong kulit(kulup) yang menjuntai agar di daerah ujung penis yang sering terkena air kencing bisa selalu bersih karena kebanyakan anakanak tidak mencuci penisnya sehabis buang air kecil. Bagaimana pada anak perempuan ?Bagian apanya yang dibuang atau bagian apanya yang dipotong ?. Jangan-jangan salah potong,klitorisnya yang dipotong atau dicongkel.Tidak ada gunanya atu alasan untuk membuang klitorisnya, bahkan sebalkiknya,sangat merugikan karena kita berarti sudah menganiaya hak seseorang atas proses reproduksi manusia. Sudah 37 tahun saya berpraktik bidan namun dalam 5 tahun ini terakhir sya menemukan kasus empat kasus ibu yang sedang melahirkan dengan luka di dalam vagina seperti bekas sayatan lama.Setelah saya tanyakan pada ibu dari perempuan yang bersalin itu ternyata semua telah mengaku telah mengkhitankan anak perempuannya tersebut sewaktu bayi .Dapat dibayangkan ada luka sayatan di dalam dinding vagina yang tidak jelas manfaatnya yang tentu juga merusak selaput dara atau hymen.Oleh karena itu pertibangkan dulu apakah anda akan mengkhitnkan anak perempuan anda karena alasan tidak enak kalau melanggar adapt kebiasaan dan karena apa kata orang nanti kalau tidak dikhitan,atau anda mempertimbangkan kesehatan dan masa depan anak anda ? H.METODE PELAKSANAAN 1.Jenis Penelitian Pada penelitian ini terdapat 3 kegiatan yaitu : 1).Penelitian Deskriptif Kualitatif tentang persepsi Sunat Perempuan ditinjau dari kesehatan 2).Penelitian deskripsi persepsi dari tokoh masyarakat, tokoh gerakan perempuan di Kota Probolinggo 3).Penelitian korelasi dari persepsi tokoh perempuan dan tokoh laki-laki

2. Jenis dan Sumber data 1) Jenis Data a. Data Kualitatif Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian uraian , bahkan dapat berupa cerita pendek. Pada beberapa data tertentu dapat menunjukkan perbedaan dalam bentuk jenjang atau tingkatan. Yang harus dihindarkan sikap subyektif yang dapat mengaburkan objektivitas data penelitian . b. Data Kuantitatif Data Kuantitatif adalah data yang biasanya disimpulkan dengan angka angka, data seperti ini biasanya hasil transformasi dari data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang. Namun ada juga data kuantitatif murni yang keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif yang menunjukkan indikator jumlah perempuan dalam DPRD, Pemerintah, Camat, Lurah, Anggota BPD serta kaum perempuan yang terdapat dikota probolinggo, dan hasil wawancara juga diukur melalui yang berupa pertanyaan yang telah diberi skor. 2) Sumber Data a.Data Primer Data primer adalah data yang perolehannya langsung di lapangan, observasi baik melalui responden melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan baik di laboratorium maupun dilapangan pada anggota DPRD, Kepala Dinas, Camat, Lurah serta anggota BPD Kota Probolinggo yang perempuan serta sample pendapat perempuan, tokoh dan gerakan perempuan di Kota Probolinggo. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang peroleh dari dokumen-dokumen misalnya dari Kota Probolinggo dalam angka, data di Kantor Kelurahan, Kecamatan, Pemerintah Kota Probolinggo serta DPRD Kota Probolinggo . 3.Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pencarian data dengan menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1) Observasi a. Observasi -partisipasi dan rapport dengan responden Yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi dimana peneliti memainkan peranan sebagai partisipan dan tidak diketahui oleh responden b. Tehnik observasi terbatas Yang dimaksud adalah didasarkan atas satu kali kunjungan untuk wawancara c.Observasi kelompok Observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus . 2) Wawancara Yaitu pencarian data dengan mengadakan tanya jawab baik langsung kepada nara sumber dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan Wawancara juga punya pengertian yaitu pencarian data dengan mengadakan tanya jawab baik langsung kepada nara sumber dengan daftar pertanyaan yang telah disiapkan yang berisikan peran , wawasan serta pendapat terhadap aktualitas perempuan . Wawancara yang digunakan adalah : a. Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden . b Wawancara terarah ini lebih sedikit formal dan sistematik dan dilaksanakan dengan bebas tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara . 3).Studi Pustaka

Yaitu Pencarian data melalui bahan pustaka berupa buku ilmiah , majalah , bulletin , harian surat kabar maupun hasil pelatihan HAM , internet yang dikaji melalui kajian pembahasan pustaka secara sistematis . 4.Analisis Data Analisis data ini untuk ; 1)Penelitian Deskriptif 2) Penelitian Deskriptif Kualitatif Sunat Perempuan ditinjau dari Kesehatan Kualititatif dan Kuantitatif tentang Persepsi tokoh dengan analisa Deskriptif Kualitatif masyarakat, tokoh perempuan 3)Penelitian korelasi antara tokoh perempuan dan tokoh laki-laki I.JADWAL KEGIATAN PROGRAM Kegiatan I
1. Pengurusan ijin penelitian 2. Persiapan team kelapangan 3. Pengambilan data primer / terjun ke lapangan 4. Pengambilan data sekunder dan Perpustakaan 5. Analisa data 6. Pengambilan kesimpulan hasil penelitian 7. Penyusunan laporan 8. Penyelenggaraan seminar 9. Penggandaan laporan penelitian dan pengiriman hasil penelitian 10 Seminasi xx xx xx xx xxxx xxxx xxxx x x xx xxx

Bulan Tahun 2012 II III IV V VI VII

J.RANCANGAN BIAYA

1.Bahan dan peralatan Penelitian a.Bahan habis pakai b.Biaya sewa alat c.Biaya penelusuran Pustaka 2.Pelaksanan Pencarian Data a.Biaya transportasi umum studi pustaka b.Transportasi lokal c.Konsumsi pelaksaan pencarian data e.Biaya Dokumentasi dan fotocopy 3.Analisa Data a. Coding ,skor ,klasifikasi data b Analisis data 4.Seminar dan Laporan Penelitian a.Konsumsi seminar b.Biaya penyelenggaraan c.Dokumentasi seminar 4.Laporan Penelitian a.Biaya penyusunan laporan b.Biaya penggandaan dan bendel c.Biaya pengiriman Total biaya Rp Rp Rp. Rp 600.000 800.000 100.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.800.000 2.000.000 600.000 1.200.000 700.000 700.000 800.000 200.000 Rp Rp Rp Rp 700.000 1.000.000 500.000 1.500.000

Anda mungkin juga menyukai