Anda di halaman 1dari 15

Setelah relatif bebas dari hidrokarbon cair, gas kemudian dialirkan masuk ke heat exchanger, E-3X01B, dengan media

pemanas aliran lean carbonate agar mencapai suhu optimal penyerapan merkuri berikutnya (80 C). Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan/rengkahnya sulphur activated carbon pada mercury adsorber. Suhu rendah, mengakibatkan proses penyerapan merkuri tidak maksimal. Gas yang telah dipanaskan masuk melalui dua buah carbon bed adsorber (mercury absorber), yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan merkuri. Merkuri dalam jumlah kecil bereaksi dengan sulfur dan membentuk merkuri sulfida yang diadsorbsi ke karbon aktif yang diisikan ke dalam carbon bed absorber tersebut. Merkuri dipisahkan untuk menghilang-kan kemungkinan terjadinya korosi dalam tubing dan pipa-pipa aluminium dan diharapkan usia dari setiap karbon aktif tersebut sekitar lima tahun. Gas memasuki adsorber melalui top dan selanjutnya mengalir ke bawah (carbon bed) dikontak-kan dengan butiran-butiran sulphur activated carbon. Kandungan merkuri dalam feed gas akan diikat oleh sulfur dan selanjutnya diserap dalam pori-pori carbon aktif. Hg + S HgS Setelah melewati bawah bed, gas meninggalkan adsorber melalui sebuah gauge strainer besar ke dalam pipa outlet utama dan dialirkan menuju sistem karbonat (carbonate absorber). Apa Itu Merkuri ? Merkuri adalah unsur logam bewarna putih (perak) yang berbentuk cairan pada tekanan atmosfir dan temperatur kamar. Di bawah ini merupakan beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap proses dan kesehatan manusia : Merkuri bersifat racun dan dapat diserap oleh pori-pori kulit dan uapnya cukup stabil terhirup oleh nafas. Dengan cara ini merkuri memasuki pembuluh darah dan merusak susunan saraf pusat. Pipa alumunium dalam MHE tidak akan mengalami korosi dengan dihilangkannya merkuri. Merkuri dan alumunium dapat bereaksi secara fisika (membentuk amalgam alumunium). Bagaimana cara P.T.Arun mengelola limbah merkuri ? Merkuri merupakan salah satu limbah B3 yang dihasilkan dari P.T.Arun NGL. Oleh karena itu dilakukan penyerapan dengan menggunakan karbon aktif. Karbon aktif yang telah jenuh dan merkuri tidak bisa lagi menyerap, dilakukan pergantian dengan karbon aktif yang segar dan baru. Merkuri Adsorber shut down lalu sipindahkan dengan menggunakan alat penghisap sucker untuk dibawa ke tempat penyimpanan sementara yang letaknya jauh dari pabrik dan tidak tercemar ke lingkungan masyarakat. Pekerja yang mengangkutnya harus menggunakan alat perlindung pernapasan (SCBA) karena merkuri adalah racun berbahaya bagi tubuh. Limbah merkuri disimpan sementara dalam tangki penyimpanan sementara berdasarkan peraturan, di diamkan selama 90 hari, setelah itu baru dilakukan pengiriman ke PPLI Bogor melalui angkutan darat dan laut dengan kapasitas 70 ton untuk sekali pengangkutan. Pembuangan ke lingkungan menyebabkan pencemaran Hg menjadi metal merkuri yang ter akumulasi pada ikan. Ion raksa air dapat diendapkan dengan sulfide. Tumpahan/uap Hg dikat dengan penyerap seperti karbon aktif yang mengandung belerang. Penguburan limbah harus dengan dinding yang terbuat dari beton, agar tidak merembes. SKEMA PENGELOLAAN KARBON AKTIF YANG TELAH JENUH

Demercurizer 276-D Alat ini berfungsi untuk mengkap mercuri (HG) yang terkandung didalam gas alam. Mercuri yang terbawa oleh gas alam menimbulkan korosi pada jaringan peralatan pada proses selanjutnya, untuk menghindari hal tersebut maka kandungan mercuri harus diturunkan sampai batas yang diizinkan. Untuk menurunkan kadar mercuri tersebut, digunakan senyawa sulfur pada karbon aktif, reaksinya adalah sebagai berikut: HG + S HGS Senyawa HGS yang terbentuk langsung diikat oleh karbon aktif.Gas alam mengalir dari atas kebawah pada kondisi tekanan sekitar 13 kg/cm2 dan temperaturnya antara 280C 350C. Terbuat dari plat besi carbon, berbentuk tangki vertical berfungsi untuk menyerap kadar air raksa (mercury) yang terkandung didalam gas alam. Terutama gas alam untuk membuat gas proses harus bebas dari mercury. Bagian dalam terdapat material carbon active dan saringan serta deflector bagian atas, carbon active untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring kotoran gas dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran dan membuang tekanan gas apabila diperlukan. Untuk perbaikan bagian dalam disediakan manhole, lubang pengisian dan pengeluaran carbon active. Gas alam keluar dari Demercurizer melalui K.O Pot atau saringan, untuk menyaring gas dari carbon active yang terbawa. Demercurizer No. Alat : 276 - D Fungsi : membersihkan gas natural dari senyawa mercury dengan penambahan karbon aktif. Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 2,75 meter Tinggi : 9 meter Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan gas masuk :3,20 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 13,80 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 38 C Temperatur gas keluar : 38 C Laju alir gas masuk : 74120 Standard Cubic Metric Hour (SCMH) Proses Penghilangan Kandungan Merkuri (Demercurizer) Setelah keluar dari KO Drum, gas akan dialirkan ke dalam demercurizer untuk menghilangkan kandungan merkuri (Hg). Merkuri harus dihilangkan karena merupakan pengotor gas proses yang dapat mengganggu proses selanjutnya. Penghilangan mercury ini dilakukan dengan cara melewatkan gas alam melalui tangki yang bagian dalamnya terdapat material karbon aktif dan saringan serta deflector bagian atasnya, carbon aktif untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring kotoran gas

dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran. Gas alam keluar dari demercurizer melalui saringan untuk menyaring gas dari karbon aktif yang terbawa. Reaksi yang terjadi adalah : Hg + C HgC HgC + S HgS + C Pengoperasian Demercurizer : Periksa beda tekanan masuk dan keluar tangki 2 kali per shift (1/2 kg/cm2) Buang kotoran setiap saat (satu kali per shift) Periksa dan yakinkan tidak ada kebocoran di safety valve Buang kotoran dari K.O Pot setiap 4 jam Periksa di laboratorium setiap saat (bila diperlukan) kadar mercury di dalam gas alam. Apabila kandungan mecury tinggi carbon active perlu diganti. Gas Alam Gas alam digunakan untuk menghasilkan gas pereduksi dan digunakan sebagai make up gas pendingin di seksi cooling zone di reaktor. Gas alam juga digunakan sebagai bahan bakar reformer, gas heater, dan burner yang berada pada radiant section dan convection section. Natural gas akan direaksikan dengan sistem perbandingan tertentu menggunakan metode thermokatalis, sehingga terbentuk gas reformer yang siap digunakan sebagai gas proses untuk mereduksi bijih besi. Natural gas yang digunakan disuplai dari Pertamina dan PGN dengan menggunakan pipa -pipa bawah tanah. Tabel 3.5 Komposisi Gas Alam Komposisi Fraksi massa CH4 >87 C2H6 C3H8 C4H10 C5H12 N2 CO2 Proses Reformasi Untuk membuat gas reduksi, dibutuhkan steam agar menghasilkan CO dan H2. Proses pembuatan steam dilakukan di boiler. Air yang telah diproses di water treatment plant akan ditampung di boiler feed water tank. Kemudian dialirkan ke deaerator untuk mengkondensasi steam yang telah digunakan sebagai sumber tenaga turbin di DR plant. Setelah itu air dan kondensatdari deaerator dialirkan ke steam drum untuk diproses menjadi steam. Kondensat yang terbentuk pada steam drum dialirkan ke Waste Heat Boiler (WHB) dan paket paket pipa boiler di convection sectionreformer dan kembali ke steamdrum. Uap kering (superheated steam) dari steam drum kemudian dialirkan ke reformer untuk membuat gas reduksi. Untuk mereduksi bijih besi (pellet) diperlukan reducing gas yaitu CO dan H2. Proses untuk menghasilkan reducing gas dinamakan reforming process, dimana pada proses tersebut gas CO dan H2 terbentuk dari reaksi antara natural gas (CH4) dan steam (H2O) dengan bantuan katalisator nikel pada pipa katalis di reformer 253-B. Reaksi yang terjadi antara natural gas dengan steam pada pipa pipa katalis adalah sebagai berikut : CH4 + H2O CO + 3H2 Proses reformasi natural gas menjadi reducing gas ini berlangsung dalam beberapa

tahap. Natural gas yang berasal dari PERTAMINA dengan temperatur 25oC melewati natural gas KOdrum 217 F yang berfungsi untuk menghilangkan partikel padat dan cair yang terkandung dalam natural gas tersebut. Dari KO drum 217 F natural gas dialirkan ke demercurizer dan desulphurizer untuk dihilangkan kandungan mercury dan sulphurnya. Gambar 3.6 Proses Reformasi Pada pembuatan reducing gas di reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan karena akan menyebabkan water excess sampai 20% yang tidak diinginkan berada dalam reducing gas. Untuk menghilangkan water excess tersebut maka perlu dilakukan pendinginan sehingga kelebihan air tersebut dapat terkondensasi. Pada mix point, natural gas dicampur dengan steam untuk kemudian dipanaskan pada paket pipa mixture gas preheater atau mix coil yang terdapat di convection section reformer sampai temperatur 400oC dan selanjutnya natural gas mengalir ke pipa pipa katalis di radiant section reformer. Di sini campuran natural gas dan steam dipanaskan sampai temperatur sekitar 900oC sehingga terjadi reaksi antara natural gas dan steam dengan bantuan katalisator nickel dan diperoleh reducing gas.Reaksi reformasi antara natural gas dengan steam yang terjadi di pipa pipa katalis memerlukan temperatur yang cukup tinggi yaitu antara 800oC sampai dengan 940oC. Secara stokiometri, 1 mol CH4 membutuhkan 1 mol H2O (steam). Akan tetapi untuk menghindari terbentuknya deposit karbon pada katalis dimana deposit karbon ini berbahaya bagi material pipa (carbon shoot) maka diperlukan steam berlebih. Pada umunya steam karbon ratio yang dipakai pada reformer di pabrik besi PT. Krakatau Steel adalah 2 sampai dengan 2,4. Reducing gas dengan temperatur 830oC dari pipa pipa katalis kemudian berkumpul di effluent chamber dan selanjutnya didinginkan di waste heat boiler (WHB) 254-C sampai temperatur 230oC. Pada WHB disamping terjadi pendinginan reducing gas dari temperatur 830 230 oC, terjadi pula pemanasan air sehingga terjadi steam yang kemudian ditampung di steam drum. Reducing gas dengan temperatur 230oC didinginkan lagi pada reformer quench orifice sampai temperatur 65oC dan selanjutnya masuk ke Quench Tower 256-E untuk didinginkan kembali sampai temperatur 38oC. Pada pembuatan reducing gas di reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan karena akan menyebabkan water excess sampai 20% yang tidak diinginkan berada dalam reducing gas. Unutk menghilangkan water excess tersebut maka perlu dilakukan pendinginan sehingga kelebihan air tersebut dapat terkondensasi.

Gambar 3.2 Proses Reformasi

prinsip kerja reformer Proses ReformasiProses reformasi memiliki tujuan untuk menghasilkan gas pereduksi yaitu H2 dan CO.Dalam proses reformasi ini menggunakan gas alam dari PGN (Perusahaan Gas Negara) sedangkan gas alam dari PERTAMINA digunakan sebagai gas pereduksi suatu senyawa. Kedua pasokan gas tersebut ditreatment untuk mengurangi kadar hidrokarbon,sulfur dan merkuri nya sebelum digunakan. Proses konversi gas alam menjadi gas pereduksi ini berlangsung dalam beberapa tahap yaitu proses pretreatment, diantaranya penghilangan fraksi berat, penghilangan kandungan merkuri, dan pengurangan kandungan sulfur, kemudian ke tahap pembuatan gas pereduksi dan pendinginan gas proses.Gambar1. Proses pembuatan gas reformer2.3.1.1 Proses Pretreatment Gas Alam :A. Proses Penghilangan Fraksi BeratBahan baku gas alam yang berasal dari PERTAMINA & PGN masih memiliki kandungan berbagai kontaminan yang berupa hidrokarbon fraksi berat, partikel cair, sulfur, dan mercury yang dapat menimbulkan gangguan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perlakuan awal terhadap gas alam.Pada kondisi normal saat kedua reaktor bekerja dengan baik dan pasokan dari PERTAMINA & PGN lancar, sebuah reformer biasanya mengkonsumsi gas alam sebanyak 20.000 Standart Cubic Metric Hour (SCMH), dengan tekanan 12 Kg/cm3, dan temperatur sekitar 27C. Sebelum masuk ke reformer mula-mula gas alam dialirkan ke KO drum untuk menghilangkan hidrokarbon fraksi berat dan partikel cair yang terkandung dalam gas alam. Di dalam tangki KO drum terdapat demisting pad yang terbuat dari kawat baja dengan pori-pori sangat kecil dan mempunyai ketebalan sekitar 20 cm yang berfungsi untuk menyaring fase cair dan padatan, sehingga gas akan melewati lubang demisting pad dan keluar melalui bagian atas tangki. Sedangkan cairan dan padatan akan dibuang melalui bagian bawah tangki.B. Proses Penghilangan Kandungan Merkuri (Demercurizer)Setelah keluar dari KO drum, gas akan dialirkan ke dalam demercurizer untuk menghilangkan kandungan merkury (Hg). Merkury harus dihilangkan karena merupakan pengotor gas proses yang dapat mengganggu proses selanjutnya.Penghilangan mercury ini dilakukan dengan cara melewatkan gas alam melalui tangki yang bagian dalamnya terdapat material karbon aktif dan saringan serta deflector pada bagian atasnya. Carbon aktif berfungsi untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring kotoran gas dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran. Gas alam keluar dari demercurizer melalui saringan untuk menyaring gas dari karbon aktif yang terbawa.Reaksi yang terjadi adalah :Hg + C HgC HgC + S HgS + CC. Proses Penghilangan Kandungan Sulfur (Desulfurizer)Dari demercurizer gas dengan tekanan 12 Kg/cm2 dan temperatur 27C dialirkan ke dalam desulfurizer untuk menghilangkan kandungan sulfur pada gas alam. Kandungan sulfur dapat mengganggu fungsi katalis pada pembentukan gas proses atau gas pereduksi di reformer sehingga konversi reaksi di reformer menurun serta dapat pula menyebabkan korosif pada tangki yang lama kelamaan akan membuat reaktor berlubang. Pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan cara melewatkan aliran gas alam melalui bagian bawah tangki yang didalamnya terdapat ZnO yang berfungsi menangkap sulfur yang terbawa oleh gas alam. Gas masuk mengandung sulfur 8-10 ppm setelah melewati ZnO gas bebas sulfur keluar melalui bagian atas tangki. Reaksi yang terjadi adalah

:H2S + ZnO ZnS + H2O2.3.1.2 Konversi Gas Alam menjadi Gas Proses :A. Pembuatan Gas ProsesGas alam dengan tekanan 11 kg/cm2 dan temperatur 27C yang sudah melalui tahap pretreatment tadi selanjutnya dicampur dengan steam yang memiliki tekanan 17 kg/cm2 dan temperatur 300C di dalam mix point dan diteruskan ke convection section reformer untuk pemanasan awal sampai temperatur 400C, dengan tujuan untuk mengurangi beban pemanasan yang diberikan pada radiant section, pada radiant section gas dengan tekanan 10,5 kg/cm2 dan 510C didistribusikan ke dalam pipa-pipa yang berisi katalis nikel yang berbentuk raschig ring yang memiliki tujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan gas proses (CO dan H2). Radiant section terdiri dari 6 baris pipa, masing-masing baris terdiri dari 54 buah pipa sehingga jumlah pipa keseluruhan adalah 324 buah pipa. Di bagian luar pipa dilengkapi dengan 7 baris burner, masing-masing baris terdiri dari 20 burner sehingga jumlah total burner adalah 140 buah burner. Burner dipasang pada bagian atas radiant section. Temperatur di radiant section berkisar antara 900-1000C dan temperatur gas proses yang keluar radiant section adalah 830C dengan tekanan 7 kg/cm2. Sisa gas pembakaran dari radiant section digunakan sebagai pemanas awal koil-koil yang berada di bagian atas convection section, sisa gas pembakaran ini kemudian dibuang ke atmosfer melalui cerobong.Reaksi-reaksi yang terjadi antara gas alam dengan steam pada pipa-pipa katalis adalah sebagai berikut:CH4 + H2O CO + 3H2Ketika terjadi reformasi gas alam, juga terjadi reaksi water gas shift sebagai berikut:CO + H2O CO2 + H2CO + 3H2 CH4 + H2OReaksi reformasi antara gas alam dengan steam yang terjadi di pipa-pipa katalis memerlukan suhu tinggi, yaitu sekitar 800-940oC. Bila CH4 dan CO ada dalam campuran reaksi, maka akan memungkinkan terjadinya deposit karbon di katalis-katalis nikel dengan reaksi sebagai berikut:Reaksi CrackingCH4 C + 2H2Reaksi Boudouard 2CO C + CO2Reaksi water gas shift heterogenousCO + H2 C + H2OPada proses reformasi, reaksi Cracking, Reaksi Boudouard dan water gas shift heterogenous sangat dihindari karena deposit karbon yang dihasilkan reaksi-reaksi diatas akan mengakibatkan menurunnya efisiensi katalis-katalis nikel. Secara stoikiometri, 1 mol CH4 memerlukan 1 mol steam untuk bereaksi, tetapi untuk menghindari terbentuknya deposit karbon pada katalis, maka diperlukan steam berlebih. Pada reformer di pabrik besi spons PT. Krakatau Steel menggunakan steam carbon ratio 2 sampai 2,4.B. Pendinginan Gas ProsesProses pendinginan ini diperlukan karena gas proses masih tercampur dengan H2O sisa. Gas proses yang terbentuk di reformer ditampung di dalam effluent chamber lalu gas proses ini didinginkan ke dalam Waste Heated Boiler (WHB) sampai temperaturnya 230C dengan air yang berasal dari steam drum, panas yang diambil dari gas proses sekaligus digunakan sebagai pemanas air pada steam drum. Dari WHB gas proses didinginkan lagi di quench orifice dimana terjadi kontak langsung antara gas proses dengan cooling water dengan cara dispraykan sehingga temperatur gas proses menjadi 65C. Setelah itu gas proses didinginkan lagi di quench tower yang dilengkapi dengan packing keramik dan spray air dimana quench tower tersebut bertujuan untuk memisahkan gas proses dengan air sehingga didapatkan gas proses yang kering dengan temperatur 38C. Pada pembuatan gas proses di reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan karena gas proses akan mengandung water excess sampai 20%. Water excess tidak diinginkan dalam gas proses, sehingga perlu dihilangkan. Water excess dihilangkan dengan cara mengkondensasikan steam yang terbawa dengan menurunkan tekananya.Komposisi gas proses yang dihasilkan dari proses reformasi adalah :CO2 = 7 - 9 %CH4 = 2 - 4 %H2 = 70 - 73 %CO = 15 - 17 %

BAB IV SISTEM PEMPROSES DAN INSTRUMENTASI


27 Juli 2011, 21:50:21 | noreply@blogger.com (Izhur) Spesifikasi Peralatan Sistem peralatan yang digunakan di pabrik besi spons Hyl III merupakan suatu rangkaian alat alat yang terkendali. Adapun spesifikasi alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Peralatan pretreatment Natural Gas Natural Gas Knock Out Drum No. alat : 217 F2 Fungsi : membersihkan gas natural dari hidrokarbon fraksi berat dan kondungan airnya. Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 2,15 meter Tinggi : 4,6 meter Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 13,36 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 13,20 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 38 C Temperatur gas keluar : 38 C Laju alir gas masuk : 74120 Standard Cubic Metric Hour (SCMH) Demercurizer No. alat : 276 - D Fungsi : membersihkan gas natural dari senyawa mercury dengan penambahan karbon aktif. Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 2,75 meter Tinggi : 9 meter Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 13,20 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 13,80 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 38 C Temperatur gas keluar : 38 C Laju alir gas masuk : 74120 Standard Cubic Metric Hour (SCMH) Desulfurizer No. alat : 276 D3/D4 Fungsi : memisahkan senyawa sulfur dari gas alam dimana di sini terjadi pengikatan senyawa sulfur oleh ZnO. Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 2,75 meter Tinggi : 9 meter Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 13,36 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 13,60 kg/cm2

Temperatur gas masuk : 38 C Temperatur gas keluar : 38 C Peralatan dalam Proses Reformasi Mix Point Fungsi : mencampur gas alam dengan steam sebelum masuk reformer. Bentuk : T - Connection Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 12,3 kg/cm2 Tekanan steam masuk : 19 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 37,8 C Temperatur steam masuk : 273 C Tekanan campuran keluar : 11,9 kg/cm2 Temperatur campuran keluar : 190 C Reformer No. alat : 253 F3/F4 Fungsi : menghasilkan gas proses yaitu CO dan H2 dari reaksi gas alam dan steam. Bentuk : bujur sangkar Bahan : Pelat besi karbon yang dilapisi dan batu tahan api, bagian atas dilapisi kaowood. Kondisi operasi : Tekanan campuran umpan masuk : 11,90 kg/cm2 Tekanan gas proses keluar : 7,03 kg/cm2 Temperatur campuran umpan masuk : 190 C Temperatur gas proses keluar : 38 C Temperatur ruang pembakaran : 900 1000 C Pipa katalis Fungsi : mempercepat reaksi antara gas alam dengan steam. Bahan : stainless steel Panjang : 12,5 meter Diameter : 0,10 meter Jumlah : 6 baris dan tiap baris 54 buah pipa katalis Jenis : supported nickel oxide Kadar Ni : 30 % Bentuk : rasching ring Ukuran : 5/8 x 3/8 x inchi Perlengkapan reformer terdiri dari : Cerobong, digunakan untuk membuang gas hasil pembakaran dalam seksi kenveksi dan seksi radiant. ID Fan, digunakan untuk menimbulkan tekanan negatif dari seksi konveksi sehingga aliran gas pembakaran dapat diarahkan ke cerobong. Stock sparger, digunakan untuk mengendalikan tekanan negatif dalam seksi radiant dan seksi konveksi pada saat ID Fan dalam keadaan tidak normal. Effluent chamber, digunakan untuk menampung gas proses yang keluar dan pipa pipa katalis di convection section reformer. Waste Heated Boiler No. alat : 254 - C Fungsi : mendinginkan gas proses yang keluar dari effluent

chamber dan menghasilkan steam. Bentuk : one pass shell, fixed tube sheet dan tutup yang dapat dibuka, dengan dimensi : Diameter : 2,15 meter Tinggi : 4,6 meter Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 7,00 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 6,83 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 830 oC Temperatur gas keluar : 232 oC Keterangan : Waste heated boiler merupakan heat exchanger 1 pass, gas mengalir dalam tube dan air mengalir dalam shell. Reformer Quench Orifice No. alat : 252 E1 / E2 Fungsi : mendinginkan gas proses yang keluar dari Waste Heat Boiler. Bentuk : tangki silinder vertikal dengan nozzle yang dispraykan dengan dimensi : Diameter : 0,6 meter Tinggi : 1,40 meter Kondisi operasi : Temperatur gas masuk : 232 oC Temperatur gas keluar : 65 oC Tempeatur air pendingin : 30 oC Laju air pendingin : 74 m3/h Reformer Quench Tower No. alat : 256 E1 / E2 Fungsi : untuk mendapatkan gas proses yang dingin, bersih dan kering. Untuk memisahkan debu dan finest di dalam aliran gas. Bentuk : tangki silinder tegak berpacking dengan dimensi : Diameter : 3,35 meter Tinggi : 10,5 meter Jenis Packing : keramik Bentuk Packing : intalox saddle Tinggi unggul packing : 1, 32 m Ukuran packing : 3,00 ft Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan gas masuk : 6,00 kg/cm2 Tekanan gas keluar : 5,60 kg/cm2 Temperatur gas masuk : 650 oC Temperatur gas keluar : 380 oC Laju air pendingin : 70 m3 / h Steam Drum No. alat : 56 F1 / F2 Fungsi : menampung air boiler dari deaerator kemudian didistribusikan ke pemanas di Waste Heat Boiler dan seksi reformer. menampung steam dari Waste Heat Boiler dan alat penukar lain.

mendistribusikan steam dari dan ke peralatan lain yang memerlukan steam. Bentuk : tangki silinder horizontal dengan dimensi : Diameter : 3,35 meter Tinggi : 10,5 meter Bahan : Pelat besi karbon Kondisi operasi : Tekanan operasi : 19,00 kg/cm2 Temperatur operasi : 210 oC Boiler Flash Drum No. alat : Fungsi : menampung semua purge water dari steam drum serta mengubah purge menjadi steam bertekanan 0,35 kg/cm2 Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 0,6 meter Tinggi : 1,4 meter Bahan : Pelat besi karbon Gas Heater No. alat : 404 - B Fungsi : memanaskan gas proses dari reformer sebelum masuk ke dalam zona reduksi. Gas heater terdiri dari dua seksi yaitu : Seksi Konveksi Fungsi : pemanas awal coil coil dengan memanfaatkan panas pembakaran yang dihasilkan zona radiasi. Bentuk : kotak Bahan : baja karbon interiornya dilapisi material tahan panas. Keterangan : daerah ini terdiri dari 4 bundel pipa yang berfungsi untuk pemanasan awal gas reduksi, cerobong untuk membuang sisa pembakaran ke atmosfer dan ID fan untuk menghasilkan tekanan negatif di seksi konveksi dan radiant. Seksi Radiant Fungsi : memanaskan gas proses dari temperatur 520 oC sampai dengan 900 oC dan mengalirkan ke reaktor kontak dengan 2 sel yang berhubungan menyerupai huruf U. Bentuk : plat baja yang dilapisi material tahan panas. Keterangan : selain itu ada damped untuk mengatur tekanan negatif di bagian seksi radiasi. Kondisi operasi : Temperatur gas proses masuk : 40 oC Temperatur gas proses keluar : 930 oC Peralatan peralatan dalam Proses Reduksi Pellet Reaktor No. alat : 421 D1 / D2 Fungsi : mereduksi iron ore pellet menjadi besi spons dengan menggunakan gas proses memproses karburasi dan pendinginan besi spons

Bentuk : silinder Bahan : baja karbon berlapis refraktori Proses : kontinyu Reaktor terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : Zona reduksi Terletak pada bagian atas, tempat terjadinya reaksi pemisahan oksigen iron ore pellet dengan reduktor CO dan H2 Zona isobaric Terletak di bagian tengah dengan tekanan tetap yang berfungsi untuk memisahkan gas reduksi dengan gas cooling. Zona cooling Terletak di bawah reaktor, untuk pendingin besi spons yang telah melalui tahap reduksi dan mengkarburasi spons. Pelengkap reaktor : Cluster breaker Fungsi : untuk menghancurkan gumpalan gumpalan besi spons agar mudah mengeluarkanya. Rotary valve Fungsi : untuk mengontrol produksi spons yang keluar Quench Orifice No. alat : 411 C1 / C2 dan 412 C1 / C2 Fungsi : mendinginkan gas proses yang keluar dari reaktor Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi : Diameter : 0,60 meter Tinggi : 1,40 meter Bahan : Pelat besi karbon Quench orifice reactor pada Hyl III terdiri dari quench arifice reactor zona reduksi dan zona cooling Quench orifice reaktor zona reduksi Kondisi operasi : Temperatur gas proses masuk : 340 420 oC Temperatur gas proses keluar : 60 70 oC Quench orifice reactor zona cooling Kondisi operasi : Temperatur gas proses masuk : 440 480 oC Temperatur gas proses keluar : 60 70 oC Quench Tower Reaktor No. alat : 431 E1 / E2 dan 432 E1 / E2 Fungsi : untuk mendinginkan gas proses dari orifice sekaligus membersihkan debu dari gas proses atau untuk mendapatkan gas proses yang dingin, bersih, dan kering. Bentuk : tangki silinder vertikal berpacking dengan dimensi: Diameter : 3,85 meter Tinggi : 12,35 meter Jenis packing : keramik Bentuk packing : intalox - saddle Tinggi unggul packing : 2,13 meter

Ukuran packing : 3,00 feet Quench tower reactor pada Hyl III terdiri dari reduction quench tower dan cooling quench tower : Reduction quench tower Kondisi operasi : Temperatur gas proses masuk : 60-70 oC Temperatur gas proses keluar : 40-45 oC cooling quench tower Kondisi operasi : Temperatur gas proses masuk : 60-70 oC Temperatur gas proses keluar : 35-40 oC Recycle gas KO Drum No. Alat : 471 F1/F2 dan 437 F1/F2 Fungsi : mengkondensasikan air dari campuran gas proses yang keluar dari quench tower reactor Bentuk : tangki silinder vertikal, dengan dimensi : Diameter : 2.15 meter Tinggi : 6.40 meter Bahan : plat besi karbon Filter No. alat : 471 G11/G12/G13 dan 437 - G11/G12 Fungsi : menyaring partikel - partikel solid dari gas proses yang keluar dari recycle gas knock out drum agar diperoleh gas proses yang bersih. Compressor Recycle Gas No. Alat : 471 J1/J2 dan 437 - J3 Fungsi : menaikkan tekanan gas proses sampai tekanan 5 kg/cm2 agar dapat disirkulasikan kembali.

Laporan KP BAB II Proses Utama


27 Juli 2011, 21:48:33 | noreply@blogger.com (Izhur) Pabrik Besi Spons PT. Krakatau Steel memproduksi besi spons dari pellet dan lump ore (10%) sebagai bahan baku utama dengan menggunakan metode reduksi langsung gas H2 dan CO. Proses reduksi bijih besi di Pabrik Besi Spons PT. Krakatau Steel menggunakan proses Hoyalat Y Lamina (Hyl) yang berasal dari Meksiko. Proses yang paling dominan dari tahap pembuatan gas proses hingga di peroleh besi spons hasil reduksi dibagi menjadi dua proses yaitu proses reformasi dan reduksi. Dalam pabrik besi spons Hyl III, pellet direduksi dengan menggunakan gas H2 dan CO. Proses utama ini terjadi dalam reaktor Hyl III. Fe2O3 akan direduksi menjadi Fe. Sedangkan proses penting lainya adalah proses reformasi. Proses reformasi bertujuan untuk memproduksi gas pereduksi H2 dan CO dari gas alam yang berasal dari PERTAMINA. Dalam proses reformasi ini gas alam direaksikan dengan steam dalam suatu unggun katalis Ni pada suhu yang sangat tinggi. Pengolahan pellet menjadi spons melalui suatu reaksi reduksi langsung antara pereduksi H2 dan CO dari hasil reformasi dengan pellet. Adapun pellet yang digunakan adalah

Fe2O3 (hematite) yang berasal dari beberapa negara seperti Brasil, Bahrain, Belgia, dan Chili. Proses reduksi langsung adalah suatu proses reduksi oksida besi di bawah titik leburnya dengan kandungan gas utamanya atau gas yang jumlahnya lebih banyak H2 dan CO, dikatakan lebih banyak karena ada beberapa gas yang masih terikut dalam gas hasil reformasi. Metode reduksi langsung diterapkan karena dalam proses pelelehan timbul kesulitan dalam hal pencapaian temperatur tinggi, sehingga dengan reduksi langsung dapat bekerja di bawah temperatur pelelehan besi. Adapun komposisi gas pereduksi yang masih diijinkan masuk ke dalam reaktor adalah : H2 = 70 73 % CO = 15 17 % CH4 = 2 4 % CO2 = 7 9 % Reaksi reaksi yang terjadi dalam pengolahan bijih pellet menjadi besi spons adalah : Untuk gas reduktor CO : 3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2 Fe3O4 + CO 3FeO + CO2 FeO + CO Fe + CO2 Untuk gas reduktor H2 : 3Fe2O3 + H2 2Fe3O4 + H2O Fe3O4 + H2 3FeO + H2O FeO + H2 Fe + H2O Dari kedua reksi reduksi diatas dihasilkan besi spons yang memiliki kandungan Fe yang lebih besar dibandingkan dengan pellet. Spons inilah yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk proses peleburan menjadi produk produk baja. Reaktor yang digunakan dalam proses reduksi langsung berupa Moving Bed. Iron ore pellet (IOP) dimasukkan di bagian atas dan mengalir secara counter current terhadap gas pereduksi yang didistribusikan secara seragam di sekeliling reaktor. Gas pereduksi yang digunakan adalah CO dan H2. Produk dari proses reduksi langsung berupa padatan dimana O2 yang terkandung secara langsung direduksikan dari iron ore pellet tanpa peleburan. Produk dari proses pereduksi langsung disebut Direct Reduction Iron (DRI). DRI memiliki ukuran yang sama dengan iron ore pellet. O2 yang terkandung dalam besi membentuk besi oksida direduksi dengan H2 dan CO. O2 yang dihilangkan dari iron ore pellet karena reaksi dengan gas pereduksi akan meninggalkan ruang kosong pada DRI. Selama proses, karbon yang tersimpan dalam DRI sebagai karbon bebas 20 % total karbon yang terikat dan dalam bentuk sementit (Fe3C).

Gambar 2.1. Pabrik Hyl III di PT. Krakatau Steel 3.1. Proses Reformasi Proses reformasi memiliki tujuan untuk menghasilkan gas pereduksi yaitu H2 dan CO. Dalam proses reformasi ini gas alam dari PERTAMINA akan diolah menjadi gas reduksi. Proses konversi gas alam menjadi gas pereduksi ini berlangsung dalam beberapa tahap yaitu proses pretreatment, diantaranya penghilangan fraksi berat, penghilangan kandungan merkuri, pengurangan kandungan sulfur, kemudian ke tahap pembuatan gas pereduksi dan pendinginan gas proses. 3.1.1. Proses Pretreatment Gas Alam : Proses Penghilangan Fraksi Berat Bahan baku gas alam yang berasal dari PERTAMINA masih meiliki kandungan berbagai kontaminan yang berupa hidrokarbon fraksi berat, partikel cair, sulfur, dan mercury yang dapat menimbulkan gangguan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perlakuan awal terhadap gas alam. Pada kondisi normal saat kedua reaktor bekerja dengan baik dan pasokan dari PERTAMINA lancar, sebuah reformer biasanya mengkonsumsi gas alam sebanyak 20.000 Standart Cubic Metric Hour (SCMH), dengan tekanan 13 Kg/cm3, dan temperatur sekitar 30 C. Sebelum masuk ke reformer mula mula gas alam dialirkan ke KO Drum untuk menghilangkan hidrokarbon fraksi berat dan partikel cair yang terkandung dalam gas alam. Di dalam tangki KO Drum terdapat saringan yang terbuat dari kawat baja yang berfungsi untuk menyaring fase cair dan padatan, sementara itu gas akan melewati lubang saringan dan keluar melalui bagian atas tangki. Fasa cair dan padatan ini akan dibuang melalui bagian bawah tangki. Proses Penghilangan Kandungan Merkuri (Demercurizer) Setelah keluar dari KO Drum, gas akan dialirkan ke dalam demercurizer untuk menghilangkan kandungan merkuri (Hg). Merkuri harus dihilangkan karena merupakan pengotor gas proses yang dapat mengganggu proses selanjutnya. Penghilangan mercury ini dilakukan dengan cara melewatkan gas alam melalui tangki yang bagian dalamnya terdapat material karbon aktif dan saringan serta deflector bagian atasnya, carbon aktif untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring kotoran gas dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran. Gas alam keluar dari demercurizer melalui saringan untuk menyaring gas dari karbon aktif yang terbawa. Reaksi yang terjadi adalah : Hg + C HgC HgC + S HgS + C Proses Penghilangan Kandungan Sulfur (Desulfurizer) Dari demercurizer gas dengan tekanan 13 Kg/cm2 dan temperatur 30 C dialirkan ke dalam desulfurizer untuk menghilangkan kandungan sulfur pada gas alam. Kandungan sulfur dapat mengganggu fungsi katalis pada pembentukan gas proses atau gas pereduksi di reformer sehingga konversi reaksi di reformer menurun serta dapat pula menyebabkan korosif pada tangki yang lama kelamaan akan membuat reaktor berlubang.

Pengurangan kadar sulfur dilakukan dengan cara melewatkan aliran gas alam melalui bagian atas tangki yang terbuat dari pelat besi karbon. Dimana pada bagian dalam tangki berisi ZnO yang berfungsi menangkap sulfur dari 8 10 ppm sedangkan kandungan sulfur untuk proses reformasi pada gas alam harus tres. Reaksi yang terjadi adalah : H2S + ZnO ZnS + H2O Konversi Gas Alam menjadi Gas Proses : Pembuatan Gas Proses Gas alam dengan tekanan 10 Kg/cm2 dan temperatur 30 C selanjutnya dicampur dengan steam yang memiliki tekanan 17,5 kg/cm2 dan temperatur 273 C di dalam mix point dan diteruskan ke convection section reformer untuk pemanasan awal sampai temperatur 400 C, dengan tujuan untuk mengurangi beban pemanasan yang diberikan pada radiant section, pada radiant section gas dengan tekanan 10,5 kg/cm2 dan 510 C didistribusikan ke dalam pipa pipa yang berisi katalis nikel yang berbentuk raschig ring yang memiliki tujuan untuk mempercepat reaksi pembentukan gas proses (CO dan H2O). Radiant section terdiri dari 6 baris pipa, masing masing baris terdiri dari 54 buah pipa sehingga jumlah pipa keseluruhan adalah 324 buah pipa. Di bagian luar pipa dilengkapi dengan 7 baris burner, masing masing baris terdiri dari 20 burner sehingga jumlah total burner adalah 140 buah burner. Temperatur di radiant section berkisar antara 900 1000 C dan temperatur gas proses yang keluar radiant section adalah 830 C dengan tekanan 7 kg/cm2. Sisa gas pembakaran dari radiant section digunakan sebagai pemanas awal koil koil yang berada di bagian atas convection section, sisa gas pembakaran ini kemudian dibuang ke atmosfer melalui cerobong. Reaksi reaksi yang terjadi antara gas alam dengan steam : CnHm + nH2O nCO + (n +m/2) H2 CH4 + H2O CO + 3H2 CO + H2O CO2 + H2 CO + 3H2 CH4 + H20 Pendinginan Gas Proses Proses pendinginan ini diperlukan karena gas proses masih tercampur dengan H2O sisa. Gas proses yang terbentuk di reformer ditampung di dalam effluent chamber lalu gas proses ini didinginkan ke dalam Waste Heated Boiler (WHB) sampai temperaturnya 230 C dengan air yang berasal dari steam drum, panas yang diambil dari gas proses sekaligus digunakan sebagai pemanas air pada steam drum. Dari WHB gas proses didinginkan lagi di quench orifice dimana terjadi kontak langsung antara gas proses dengan cooling water dengan cara dispraykan sampai temperatur gas proses 65 C. Setelah itu gas proses didinginkan lagi di quench tower (QT) yang dilengkapi dengan packing keramik dan spray air dimana QT tersebut bertujuan untuk memisahkan gas proses dengan air sehingga didapatkan gas proses yang kering dengan temperatur 38 C. Komposisi gas proses yang dihasilkan dari proses reformasi adalah : CO2 = 7 9 % CH4 = 2 4 % H2 = 70 73 % CO = 15 17 %

Anda mungkin juga menyukai