Anda di halaman 1dari 6

DEMERCURIZER

Uraian Proses Penyerapan Merkuri di Merkury Bed Adsorber (D-3507 A/B)


Setelah relatif bebas dari hidrokarbon cair, gas kemudian dialirkan masuk ke heat exchanger, E3X01B, dengan media pemanas aliran lean carbonate agar mencapai suhu optimal penyerapan
merkuri berikutnya (80 C). Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
kerusakan/rengkahnya sulphur activated carbon pada mercury adsorber. Suhu rendah,
mengakibatkan proses penyerapan merkuri tidak maksimal.
Gas yang telah dipanaskan masuk melalui dua buah carbon bed adsorber (mercury absorber),
yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan merkuri. Merkuri dalam jumlah kecil bereaksi
dengan sulfur dan membentuk merkuri sulfida yang diadsorbsi ke karbon aktif yang diisikan ke
dalam carbon bed absorber tersebut. Merkuri dipisahkan untuk menghilang-kan kemungkinan
terjadinya korosi dalam tubing dan pipa-pipa aluminium dan diharapkan usia dari setiap karbon
aktif tersebut sekitar lima tahun.
Gas memasuki adsorber melalui top dan selanjutnya mengalir ke bawah (carbon bed) dikontakkan dengan butiran-butiran sulphur activated carbon. Kandungan merkuri dalam feed gas akan
diikat oleh sulfur dan selanjutnya diserap dalam pori-pori carbon aktif.
Hg + S HgS
Setelah melewati bawah bed, gas meninggalkan adsorber melalui sebuah gauge strainer besar
ke dalam pipa outlet utama dan dialirkan menuju sistem karbonat (carbonate absorber).
Apa Itu Merkuri ?
Merkuri adalah unsur logam bewarna putih (perak) yang berbentuk cairan pada tekanan
atmosfir dan temperatur kamar.
Di bawah ini merupakan beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap proses dan
kesehatan manusia :
Merkuri bersifat racun dan dapat diserap oleh pori-pori kulit dan uapnya cukup stabil terhirup
oleh nafas. Dengan cara ini merkuri memasuki pembuluh darah dan merusak susunan saraf
pusat.
Pipa alumunium dalam MHE tidak akan mengalami korosi dengan dihilangkannya merkuri.
Merkuri dan alumunium dapat bereaksi secara fisika (membentuk amalgam alumunium).
Bagaimana cara P.T.Arun mengelola limbah merkuri ?
Merkuri merupakan salah satu limbah B3 yang dihasilkan dari P.T.Arun NGL. Oleh karena itu
dilakukan penyerapan dengan menggunakan karbon aktif. Karbon aktif yang telah jenuh dan
merkuri tidak bisa lagi menyerap, dilakukan pergantian dengan karbon aktif yang segar dan
baru. Merkuri Adsorber shut down lalu sipindahkan dengan menggunakan alat penghisap
sucker untuk dibawa ke tempat penyimpanan sementara yang letaknya jauh dari pabrik dan
tidak tercemar ke lingkungan masyarakat. Pekerja yang mengangkutnya harus menggunakan
alat perlindung pernapasan (SCBA) karena merkuri adalah racun berbahaya bagi tubuh.
Limbah merkuri disimpan sementara dalam tangki penyimpanan sementara berdasarkan
peraturan, di diamkan selama 90 hari, setelah itu baru dilakukan pengiriman ke PPLI Bogor
melalui angkutan darat dan laut dengan kapasitas 70 ton untuk sekali pengangkutan.
Pembuangan ke lingkungan menyebabkan pencemaran Hg menjadi metal merkuri yang ter
akumulasi pada ikan. Ion raksa air dapat diendapkan dengan sulfide. Tumpahan/uap Hg dikat
dengan penyerap seperti karbon aktif yang mengandung belerang. Penguburan limbah harus
dengan dinding yang terbuat dari beton, agar tidak merembes.
SKEMA PENGELOLAAN KARBON AKTIF YANG TELAH JENUH

Demercurizer 276-D
Alat ini berfungsi untuk mengkap mercuri (HG) yang terkandung didalam gas alam. Mercuri
yang terbawa oleh gas alam menimbulkan korosi pada jaringan peralatan pada proses
selanjutnya, untuk menghindari hal tersebut maka kandungan mercuri harus diturunkan sampai
batas yang diizinkan.
Untuk menurunkan kadar mercuri tersebut, digunakan senyawa sulfur pada karbon aktif,
reaksinya adalah sebagai berikut:
HG + S HGS
Senyawa HGS yang terbentuk langsung diikat oleh karbon aktif.Gas alam mengalir dari atas
kebawah pada kondisi tekanan sekitar 13 kg/cm2 dan temperaturnya antara 280C 350C.
Terbuat dari plat besi carbon, berbentuk tangki vertical berfungsi untuk menyerap kadar air
raksa (mercury) yang terkandung didalam gas alam. Terutama gas alam untuk membuat gas
proses harus bebas dari mercury. Bagian dalam terdapat material carbon active dan saringan
serta deflector bagian atas, carbon active untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring
kotoran gas dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran
purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran dan membuang tekanan gas apabila
diperlukan. Untuk perbaikan bagian dalam disediakan manhole, lubang pengisian dan
pengeluaran carbon active. Gas alam keluar dari Demercurizer melalui K.O Pot atau saringan,
untuk menyaring gas dari carbon active yang terbawa.
Demercurizer
No. Alat : 276 - D
Fungsi : membersihkan gas natural dari senyawa mercury dengan penambahan karbon aktif.
Bentuk : tangki silinder tegak dengan dimensi :
Diameter : 2,75 meter
Tinggi : 9 meter
Bahan : Pelat besi karbon
Kondisi operasi :
Tekanan gas masuk :3,20 kg/cm2
Tekanan gas keluar : 13,80 kg/cm2
Temperatur gas masuk : 38 C
Temperatur gas keluar : 38 C
Laju alir gas masuk : 74120 Standard Cubic Metric Hour (SCMH)
Proses Penghilangan Kandungan Merkuri (Demercurizer)
Setelah keluar dari KO Drum, gas akan dialirkan ke dalam demercurizer untuk menghilangkan
kandungan merkuri (Hg). Merkuri harus dihilangkan karena merupakan pengotor gas proses
yang dapat mengganggu proses selanjutnya.
Penghilangan mercury ini dilakukan dengan cara melewatkan gas alam melalui tangki yang
bagian dalamnya terdapat material karbon aktif dan saringan serta deflector bagian atasnya,
carbon aktif untuk menyerap mercury, saringan untuk menyaring kotoran gas dan deflector
untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam. Saluran purge di bagian bawah untuk
mengeluarkan kotoran. Gas alam keluar dari demercurizer melalui saringan untuk menyaring
gas dari karbon aktif yang terbawa.
Reaksi yang terjadi adalah :
Hg + C HgC

HgC + S HgS + C
Pengoperasian Demercurizer :
Periksa beda tekanan masuk dan keluar tangki 2 kali per shift (1/2 kg/cm2)
Buang kotoran setiap saat (satu kali per shift)
Periksa dan yakinkan tidak ada kebocoran di safety valve
Buang kotoran dari K.O Pot setiap 4 jam
Periksa di laboratorium setiap saat (bila diperlukan) kadar mercury di dalam gas alam. Apabila
kandungan mecury tinggi carbon active perlu diganti.
Gas Alam
Gas alam digunakan untuk menghasilkan gas pereduksi dan digunakan sebagai make up gas
pendingin di seksi cooling zone di reaktor. Gas alam juga digunakan sebagai bahan bakar
reformer, gas heater, dan burner yang berada pada radiant section dan convection section.
Natural gas akan direaksikan dengan sistem perbandingan tertentu menggunakan metode
thermokatalis, sehingga terbentuk gas reformer yang siap digunakan sebagai gas proses untuk
mereduksi bijih besi. Natural gas yang digunakan disuplai dari Pertamina dan PGN dengan
menggunakan pipa -pipa bawah tanah.
Tabel 3.5 Komposisi Gas Alam
Komposisi Fraksi massa
CH4 >87
C2H6 <4
C3H8 <2
C4H10 <1
C5H12 <1
N2 <2
CO2 <5,5
Proses Reformasi
Untuk membuat gas reduksi, dibutuhkan steam agar menghasilkan CO dan H2. Proses
pembuatan steam dilakukan di boiler. Air yang telah diproses di water treatment plant akan
ditampung di boiler feed water tank. Kemudian dialirkan ke deaerator untuk mengkondensasi
steam yang telah digunakan sebagai sumber tenaga turbin di DR plant. Setelah itu air dan
kondensatdari deaerator dialirkan ke steam drum untuk diproses menjadi steam. Kondensat
yang terbentuk pada steam drum dialirkan ke Waste Heat Boiler (WHB) dan paket paket pipa
boiler di convection sectionreformer dan kembali ke steamdrum. Uap kering (superheated
steam) dari steam drum kemudian dialirkan ke reformer untuk membuat gas reduksi.
Untuk mereduksi bijih besi (pellet) diperlukan reducing gas yaitu CO dan H2. Proses untuk
menghasilkan reducing gas dinamakan reforming process, dimana pada proses tersebut gas
CO dan H2 terbentuk dari reaksi antara natural gas (CH4) dan steam (H2O) dengan bantuan
katalisator nikel pada pipa katalis di reformer 253-B. Reaksi yang terjadi antara natural gas
dengan steam pada pipa pipa katalis adalah sebagai berikut :
CH4 + H2O CO + 3H2
Proses reformasi natural gas menjadi reducing gas ini berlangsung dalam beberapa tahap.
Natural gas yang berasal dari PERTAMINA dengan temperatur 25oC melewati natural gas
KOdrum 217 F yang berfungsi untuk menghilangkan partikel padat dan cair yang terkandung
dalam natural gas tersebut. Dari KO drum 217 F natural gas dialirkan ke demercurizer dan
desulphurizer untuk dihilangkan kandungan mercury dan sulphurnya.
Gambar 3.6 Proses Reformasi
Pada pembuatan reducing gas di reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan

karena akan menyebabkan water excess sampai 20% yang tidak diinginkan berada dalam
reducing gas. Untuk menghilangkan water excess tersebut maka perlu dilakukan pendinginan
sehingga kelebihan air tersebut dapat terkondensasi.
Pada mix point, natural gas dicampur dengan steam untuk kemudian dipanaskan pada paket
pipa mixture gas preheater atau mix coil yang terdapat di convection section reformer sampai
temperatur 400oC dan selanjutnya natural gas mengalir ke pipa pipa katalis di radiant section
reformer. Di sini campuran natural gas dan steam dipanaskan sampai temperatur sekitar 900oC
sehingga terjadi reaksi antara natural gas dan steam dengan bantuan katalisator nickel dan
diperoleh reducing gas.Reaksi reformasi antara natural gas dengan steam yang terjadi di pipa
pipa katalis memerlukan temperatur yang cukup tinggi yaitu antara 800oC sampai dengan
940oC. Secara stokiometri, 1 mol CH4 membutuhkan 1 mol H2O (steam). Akan tetapi untuk
menghindari terbentuknya deposit karbon pada katalis dimana deposit karbon ini berbahaya
bagi material pipa (carbon shoot) maka diperlukan steam berlebih. Pada umunya steam karbon
ratio yang dipakai pada reformer di pabrik besi PT. Krakatau Steel adalah 2 sampai dengan 2,4.
Reducing gas dengan temperatur 830oC dari pipa pipa katalis kemudian berkumpul di effluent
chamber dan selanjutnya didinginkan di waste heat boiler (WHB) 254-C sampai temperatur
230oC. Pada WHB disamping terjadi pendinginan reducing gas dari temperatur 830 230 oC,
terjadi pula pemanasan air sehingga terjadi steam yang kemudian ditampung di steam drum.
Reducing gas dengan temperatur 230oC didinginkan lagi pada reformer quench orifice sampai
temperatur 65oC dan selanjutnya masuk ke Quench Tower 256-E untuk didinginkan kembali
sampai temperatur 38oC.
Pada pembuatan reducing gas di reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan
karena akan menyebabkan water excess sampai 20% yang tidak diinginkan berada dalam
reducing gas. Unutk menghilangkan water excess tersebut maka perlu dilakukan pendinginan
sehingga kelebihan air tersebut dapat terkondensasi.

Gambar 3.2 Proses Reformasi

prinsip kerja reformer


Proses ReformasiProses reformasi memiliki tujuan untuk menghasilkan gas pereduksi yaitu H2
dan CO.Dalam proses reformasi ini menggunakan gas alam dari PGN (Perusahaan Gas
Negara) sedangkan gas alam dari PERTAMINA digunakan sebagai gas pereduksi suatu
senyawa. Kedua pasokan gas tersebut ditreatment untuk mengurangi kadar hidrokarbon,sulfur

dan merkuri nya sebelum digunakan. Proses konversi gas alam menjadi gas pereduksi ini
berlangsung dalam beberapa tahap yaitu proses pretreatment, diantaranya penghilangan fraksi
berat, penghilangan kandungan merkuri, dan pengurangan kandungan sulfur, kemudian ke
tahap pembuatan gas pereduksi dan pendinginan gas proses.Gambar1. Proses pembuatan gas
reformer2.3.1.1 Proses Pretreatment Gas Alam :A. Proses Penghilangan Fraksi BeratBahan
baku gas alam yang berasal dari PERTAMINA & PGN masih memiliki kandungan berbagai
kontaminan yang berupa hidrokarbon fraksi berat, partikel cair, sulfur, dan mercury yang dapat
menimbulkan gangguan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perlakuan
awal terhadap gas alam.Pada kondisi normal saat kedua reaktor bekerja dengan baik dan
pasokan dari PERTAMINA & PGN lancar, sebuah reformer biasanya mengkonsumsi gas alam
sebanyak 20.000 Standart Cubic Metric Hour (SCMH), dengan tekanan 12 Kg/cm3, dan
temperatur sekitar 27C. Sebelum masuk ke reformer mula-mula gas alam dialirkan ke KO
drum untuk menghilangkan hidrokarbon fraksi berat dan partikel cair yang terkandung dalam
gas alam. Di dalam tangki KO drum terdapat demisting pad yang terbuat dari kawat baja
dengan pori-pori sangat kecil dan mempunyai ketebalan sekitar 20 cm yang berfungsi untuk
menyaring fase cair dan padatan, sehingga gas akan melewati lubang demisting pad dan keluar
melalui bagian atas tangki. Sedangkan cairan dan padatan akan dibuang melalui bagian bawah
tangki.B. Proses Penghilangan Kandungan Merkuri (Demercurizer)Setelah keluar dari KO drum,
gas akan dialirkan ke dalam demercurizer untuk menghilangkan kandungan merkury (Hg).
Merkury harus dihilangkan karena merupakan pengotor gas proses yang dapat mengganggu
proses selanjutnya.Penghilangan mercury ini dilakukan dengan cara melewatkan gas alam
melalui tangki yang bagian dalamnya terdapat material karbon aktif dan saringan serta deflector
pada bagian atasnya. Carbon aktif berfungsi untuk menyerap mercury, saringan untuk
menyaring kotoran gas dan deflector untuk mencegah adanya turbulensi dari aliran gas alam.
Saluran purge di bagian bawah untuk mengeluarkan kotoran. Gas alam keluar dari
demercurizer melalui saringan untuk menyaring gas dari karbon aktif yang terbawa.Reaksi yang
terjadi adalah :Hg + C HgC HgC + S HgS + CC. Proses Penghilangan Kandungan Sulfur
(Desulfurizer)Dari demercurizer gas dengan tekanan 12 Kg/cm2 dan temperatur 27C dialirkan
ke dalam desulfurizer untuk menghilangkan kandungan sulfur pada gas alam. Kandungan sulfur
dapat mengganggu fungsi katalis pada pembentukan gas proses atau gas pereduksi di reformer
sehingga konversi reaksi di reformer menurun serta dapat pula menyebabkan korosif pada
tangki yang lama kelamaan akan membuat reaktor berlubang. Pengurangan kadar sulfur
dilakukan dengan cara melewatkan aliran gas alam melalui bagian bawah tangki yang
didalamnya terdapat ZnO yang berfungsi menangkap sulfur yang terbawa oleh gas alam. Gas
masuk mengandung sulfur 8-10 ppm setelah melewati ZnO gas bebas sulfur keluar melalui
bagian atas tangki. Reaksi yang terjadi adalah :H2S + ZnO ZnS + H2O2.3.1.2 Konversi Gas
Alam menjadi Gas Proses :A. Pembuatan Gas ProsesGas alam dengan tekanan 11 kg/cm2 dan
temperatur 27C yang sudah melalui tahap pretreatment tadi selanjutnya dicampur dengan
steam yang memiliki tekanan 17 kg/cm2 dan temperatur 300C di dalam mix point dan
diteruskan ke convection section reformer untuk pemanasan awal sampai temperatur 400C,
dengan tujuan untuk mengurangi beban pemanasan yang diberikan pada radiant section, pada
radiant section gas dengan tekanan 10,5 kg/cm2 dan 510C didistribusikan ke dalam pipa-pipa
yang berisi katalis nikel yang berbentuk raschig ring yang memiliki tujuan untuk mempercepat
reaksi pembentukan gas proses (CO dan H2). Radiant section terdiri dari 6 baris pipa, masingmasing baris terdiri dari 54 buah pipa sehingga jumlah pipa keseluruhan adalah 324 buah pipa.
Di bagian luar pipa dilengkapi dengan 7 baris burner, masing-masing baris terdiri dari 20 burner
sehingga jumlah total burner adalah 140 buah burner. Burner dipasang pada bagian atas
radiant section. Temperatur di radiant section berkisar antara 900-1000C dan temperatur gas
proses yang keluar radiant section adalah 830C dengan tekanan 7 kg/cm2. Sisa gas
pembakaran dari radiant section digunakan sebagai pemanas awal koil-koil yang berada di
bagian atas convection section, sisa gas pembakaran ini kemudian dibuang ke atmosfer melalui

cerobong.Reaksi-reaksi yang terjadi antara gas alam dengan steam pada pipa-pipa katalis
adalah sebagai berikut:CH4 + H2O CO + 3H2Ketika terjadi reformasi gas alam, juga terjadi
reaksi water gas shift sebagai berikut:CO + H2O CO2 + H2CO + 3H2 CH4 + H2OReaksi
reformasi antara gas alam dengan steam yang terjadi di pipa-pipa katalis memerlukan suhu
tinggi, yaitu sekitar 800-940oC. Bila CH4 dan CO ada dalam campuran reaksi, maka akan
memungkinkan terjadinya deposit karbon di katalis-katalis nikel dengan reaksi sebagai
berikut:Reaksi CrackingCH4 C + 2H2Reaksi Boudouard 2CO C + CO2Reaksi water gas shift
heterogenousCO + H2 C + H2OPada proses reformasi, reaksi Cracking, Reaksi Boudouard dan
water gas shift heterogenous sangat dihindari karena deposit karbon yang dihasilkan reaksireaksi diatas akan mengakibatkan menurunnya efisiensi katalis-katalis nikel. Secara
stoikiometri, 1 mol CH4 memerlukan 1 mol steam untuk bereaksi, tetapi untuk menghindari
terbentuknya deposit karbon pada katalis, maka diperlukan steam berlebih. Pada reformer di
pabrik besi spons PT. Krakatau Steel menggunakan steam carbon ratio 2 sampai 2,4.B.
Pendinginan Gas ProsesProses pendinginan ini diperlukan karena gas proses masih tercampur
dengan H2O sisa. Gas proses yang terbentuk di reformer ditampung di dalam effluent chamber
lalu gas proses ini didinginkan ke dalam Waste Heated Boiler (WHB) sampai temperaturnya
230C dengan air yang berasal dari steam drum, panas yang diambil dari gas proses sekaligus
digunakan sebagai pemanas air pada steam drum. Dari WHB gas proses didinginkan lagi di
quench orifice dimana terjadi kontak langsung antara gas proses dengan cooling water dengan
cara dispraykan sehingga temperatur gas proses menjadi 65C. Setelah itu gas proses
didinginkan lagi di quench tower yang dilengkapi dengan packing keramik dan spray air dimana
quench tower tersebut bertujuan untuk memisahkan gas proses dengan air sehingga
didapatkan gas proses yang kering dengan temperatur 38C. Pada pembuatan gas proses di
reformer, excess steam sebenarnya tidak menguntungkan karena gas proses akan
mengandung water excess sampai 20%. Water excess tidak diinginkan dalam gas proses,
sehingga perlu dihilangkan. Water excess dihilangkan dengan cara mengkondensasikan steam
yang terbawa dengan menurunkan tekananya.Komposisi gas proses yang dihasilkan dari
proses reformasi adalah :CO2 = 7 - 9 %CH4 = 2 - 4 %H2 = 70 - 73 %CO = 15 - 17 %

Anda mungkin juga menyukai