Proposal PTK
Proposal PTK
'
16
16
Keterangan:
Bb = Batas bawah nyata kelas interval pada daerah median.
cfb = frekuensi kumulatif terdekat di bawah kelas interval yang
mengandung median.
fd = frekuensi pada kelas interval yang mengandung median
i = interval (panjang kelas)
N = Jumlah frekuensi dalam distribusi
4). Menghitung Modus (Mo)
Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya
dapat ditentukan dengan rumus (Sudjana, 1984:76) sebagai berikut.
1
]
1
+
+
b2 b1
b1
p b Mo
Keterangan :
b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi
terbanyak.
p = panjang kelas modal
b1 = Frekuensi kelas modal dikurangi kelas interval terdekat sebelumnya.
b2 = Frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
berikutnya.
5). Menyajikan data ke dalam Grafik Polygon
Gambar: 02. Grafik Polygon tentang Hasil Belajar
Keterangan :
f : frekuensi
X : Skor
17
17
f
X
b. Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif
Dalam pengantar metodologi penelitian Agung menyatakan bahwa:
metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data
yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk
angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti
sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 1999 : 76).
Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan
tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar Matematika siswa yang
dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Adapun rumus yang digunakan untuk analisis ini sebagai berikut.
M
M (%) = SMI x 100 % (Agung, 1997:78)
Keterangan :
M (%) = Rata-rata persen
M = Rata-rata skor
SMI = Skor Maksimal Ideal
Tingkatan hasil belajar dan keaktifan belajar Matematika siswa dapat
ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen ke dalam PAP
skala lima dengan kriteria sebagai berikut.
Matriks: 05 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan
Hasil Belajar Matematika dan Keaktifan Belajar
Matematika
Persentase Kriteria Hasil Belajar
Matematika
Kriteria Keaktifan Belajar
Matematika
90 100
80 89
65 79
55 64
0 - 54
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Sangat kurang aktif
Sumber: Agung
DAFTAR PUSTAKA
18
18
Agung, A. A. Gede. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: STKIP
Singaraja.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya Abadi.
Hudoyo, Herman. 1980. Teori Dasar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Nurkancana, Wayan. 1990. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Roestiyah. 1991. Didaktik Metodik. Jakarta: Bina Aksara.
Rusyan, Tabrani. 1989. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Bina Budaya.
Soekarno, Karti, dkk. 1995. Teknologi Pendidikan. Surabaya: SIS.
Bakti Guru, Tim, 1989. Jurnal Pendidkan dan Kebudayaan
Sudjana, Nana. 1989. Media Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Sukayati. 1999/2000. Bilangan Rasional. Yogyakarta: Depdiknas.
Suryabrata, Soemadi. 1981. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Team Penyusun Kamus. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar
Harapan.
19
19