Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK; BOTANI

BIJI (SEMEN)

Oleh :

KELOMPOK 6
TRI SULTAN EFENDI ZAENAL MUH. ZULKIFLI ZAHIR DIAN PURWANTI SUHRANI RISKAWATI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puja dan puji syukur alhamduillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah meridhoi dan memberikan Rahmat serta Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat di selesaikan. Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu menyelesaikan makalah ini, yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna tapi kami akan tetap berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Makassar, April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BIJI (SEMEN) 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Kulit Biji (Spermodermis) Tali Pusar (Funiculus) Inti Biji (Nucleus Seminis) Lembaga (Embryo) Putih Lembaga (Albumen) Kecambah (Plantula)

BAB III. PENUTUP 1.8 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji atau ovul yang telah matang dan telah dibuahi. Istilah biji digunakan dalam arti bahan pangan atau alat perkembangbiakan sebagai pelanjut spesiesnya. Dalam bahasa Indonesia dikenal pula istilah benih. Benih mempunyai arti khusus, yaitu biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman atau tanaman budidaya. Biji sejati atau true seed merupakan ovul yang telah dibuahi, terdiri dari tanaman mini berupa poros embrio, cadangan makanan, dan kulit pelindung. Embrio terdiri dari satu atau lebih kotiledon, plumula (bakal daun), hipokotil (bakal batang) dan radikula (akar dalam bentuk mini). Buah sebagai ovari yang telah matang dapat terdiri dari satu biji atau lebih dan atau bagian-bagian bunga. Agar mudah memahami konsep struktur biji, sebaiknya masing-masing struktur dihubungkan dengan fungsinya. Secara umum biji terdiri dari tiga komponen dasar yang secara struktur dan fungsi berhubungan satu dengan lainnya. Apabila biji digambarkan sebagai sebuah bola, maka biji ini di bagian paling luar dibatasi oleh suatu struktur yang dapat dikatakan sebagai pembungkus atau lapisan pelindung. Dalam keadaan yang sebenarnya dapat merupakan kulit biji sesungguhnya yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah (dinding ovari) atau perikarp dengan kulit biji. Kulit biji tersebut sudah menyatu dalam perkembangannya dengan buah. Atau dapat pula terdiri dari perikarp dan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan tangkai ovul.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BIJI (SEMEN) Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengamdung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke lain tempat. Semula biji ini duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubungi sebagian biji saja. Salut biji yang ada: Berdaging atau berair, dan sering kali dapat dimakan, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), biji rambutan (Nephelium lappaceum L), dll. Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala (Mirystica fragrans Houtt.). salut biji pala dinamakan macis, yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam keperluan lainnya, a.l. sebagai bahan obat. Pada biji umumnya dapat kita bedakan bagian-bagian berikut: a. Kulit biji (spermodermis) b. Tali pusar (funiculus) c. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis) Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang

sama asalnya, misalnya: integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis). 1.2 Kulit Biji (Spermodermis) Seperti yang telah dikemukakan. Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumemtum), oleh sebab itu biasanya kulit biji tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu: a. Lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacammacam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, ada pula yang mempunyai permukaan yang keriput. b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering kali dinamakan juga kulit ari. Walaupun telah dikemukakan tadi, bahwa kulit biji itu berasal dari integumentum, maka belum berarti, bahwa kulit biji berasal dari integumentum luar dan kulit dalam berasal dari integumentum yang dalam, karena dalam pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam dari pada integumentumnya, yaitu a.l. bagian jaringan nuselus yang terluar. Diatas telah dikemukakan, bahwa biji yang mempunyai kulit yang terdiri atas dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuhan biji tetutup (angiospermae). Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti dapat kita saksikan sendiri pada biji belinjo (Gnetum gnemon L), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja. Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada belinjo itu masingmasing dinamakan : a. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah,

b. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu, c. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, sering kali melekat erat pada inti biji. Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya : 1. Sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji tumbuhan biji tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap dapati pada spatodea (spathodea campanulata P. B.), kelor (moringa oleifera lamk). 2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambutrambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Biji yang berambut kita dapati pada kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantae Dryand). 3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari tumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.), dll. 4. Salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu. 5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian luar biji yang merupakan bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya : kacang panjang (Vigna sinensis Endl.), kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dll. 6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya bulu serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuhmenjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), seperti jelas terlihat misalnya pada biji jarak (Ricinus communis L). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).

7. Bekas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integument dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinivera ). 8. Tulang biji (raphe), yaitu tersusun tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak (Ricinus communis L.). 1.3 Tali Pusar (Funiculus) Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tanpak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji. 1.4 Inti Biji (Nucleus Seminis) Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat didalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji. Inti biji terdiri atas : a. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru, b. Putih lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri. 1.5 Lembaga (Embryo) Lembaga adalah calon tumbuhab baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhn baru, setelah biji memperoleh syarat yang diperlukan. Lembaga dalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu: a. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh terus merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini ujungnya menghadap kearah liang biji, dan pada perkecambahan biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Pada rumput (Gramineae), akar lembaga dalam

biji diselubungi oleh suatu arung yang dinamakan sarung akar lembaga (coleorhizae). Pada perkecambahan biji rumput sarung calon akar itu juga akan tertembus dan sisanya akan tinggal sebagai badan yang melingkar pada pangkal akar. b. Daun lembaga (cotyledon), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda-beda, a. l. Sebagai tempat penimbuna makanan, yang lalu kelihatan tebal, seringkali mempunyai bentuk cembung pada satu sisi dan rata pada sisi yan lain, jumlahnya biasanya dua, dan duduk berhadapan pada sisi yang rata tadi. Dalam hal yang demikian nampaknya biji seperti terdiri atas dua belahan atau dua kepingan saja, oleh sebab itu daun lembaga seringkali dinamakan belahan biji atau keping biji, yang sebenarnya tidak tepat. Sebagai alat untuk melakukan asimilasi, jadi bertugas seperti daun-daun tumbuhan biasanya. Memang seringkali dapat kita saksikan sendiri pada kecambah, bahwa daun-daun lembaga ini kemudian berwarna hijau dan tinggal agak lama pada tumbuhan yang masih kecil itu. Sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga. Dalam hal ini daun lembaga itu merupakan suatu alat yang tipis, merupakan bagian yang memisahkan putih lembaga dari lembaganya. Karena bentuknya yang seperti perisai kecil, alat itu dinamakan skutelum (scutellum). Biji tanpa utuh, dan bagian ini (daun lembaga tadi) tidak tampak dari luar. Dalam keadaan yang demikian biji sama sekali tak memperlihatkan belahan atau keeping biji. c. Batang lembaga (cauliculus), yang seringkali dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu : Ruas batang diatas daun lembaga (internodium epicotylum), Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hypocotylum),

Batang lembaga beserta calon-calon daun merupakan bagian lembaga yang dinamakan pucuk lembaga (plumula). Calon-calon daun itu ada yang sudah jelas, ada pula yang belum, sehingga yang dinamakan plumula seringkali hanya berupa titik tumbuh batang lembaga saja. Jika akar lembaga pada rumput mempunyai suatu selubung, maka pada biji tumbuhan tersebut pucuk lembaganya pun mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (coleoptilum). Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu cirri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji : a. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan satu daun lembaga. Disini daun lembaga mempunyai bentuk seperti perisai dan bertugas untuk menghisap makanan dari putih lembaga, dan dinamakan skutelum. Tumbuhan yang lembaganya hanya mempunyai satu daun lembaga disebut : tumbuhan biji tunggal (monocotyledoneae), karena biji tampak utuh atau tunggal. b. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas kelihatan terdiri atas dua belahan atau dua keeping, oleh sebab itu tumbuhan dengan biji yang bersifat demikian merupakan suatu golongan yang lain lagi yang dinamakan tumbuhan biji belah (dicotyledoneae). c. Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan lebih dari daun lembaga, dapat sampai 15. Biji dengan lembaga yang mempunyai lebih dari dua daun lembaga hanya kita dapati pada golongan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). 1.6 Putih Lembaga (Albumen) Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga, seperti misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong (Leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga, oleh sebab itu daun lembaganya menjadi tebal.

Melihat asal jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam : a. Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas sel-sel yang bersal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Melihat asalnya putih lembaga dalam ini, maka biji dengan bagian ini hanya dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). b. Putih lembaga luar (prispermium), jika bagian ini berasal dari bagian biji diluar kandung lembaga entah dari nuselus entah dari selaput bakal biji. Biji yang untuk sebagian besar terdiri atas putih lembaga dalam, misalnya biji jagung (Zea Mays) dan biji runput (gramineae) umumnya, sedang biji untuk sebagian besar hanya terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada (Piper nigrum). Ada pula biji yang cadangan makanannya tersimpan baik dalam putih lembaga luar maupun dalam, jadi kedua-duanya ada pada biji tadi, seperti misalnya pada biji pala (myristica fragrans Houtt). 1.7 Kecambah (Plantula) Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Kecambah memperlihatkan bagian-bagian seperti telah diuraikan mengenai lembaga, karena memang kecambah itu berasal dari lembaga. Hanya pada kecambah bagian-bagian tadi sudah lebih jelas dan mempunyai ukuran yang lebih besar. Perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam : a. Perkecambahan diatas tanah (epigaeis), yaitu jika pada perkecambahan, karena pembentangan ruas batang dibawah daun lembaga, daun lembaganya lalu terangkat keatas, muncul diatas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseolus radiates), daun lembaganya lalu berubah warnanya menjadi hijau, dapat digunakan untuk asimilasi, tetapi umurnya tidak panjang. Daun lembaga

itu kemudian gugur, dan sememtara itu pada kecambah sudahterbentuk daundaun normal yang dapat melakukan tugas asimilasi. b. Perkecambahan dibawah tanah (Hypogaeis), bila daun lembaga tetap tinggal didalam kulit biji, dan tetap didalam tanah, seperti terdapat misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum). Telah dikemukakan, bahwa biji hanya akan berkecambah, jika mendapat syarat-syarat yang diperlukan, yaitu : air, udara, cahaya, dan panas. Jika syaratsyarat itu tidak terpenuhi, biji tinggal biji, tumbuhan baru yang ada didalamnya (lembaga), berada dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini lembaga tetap hidup kadang-kadang sampai bertahun-tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya, artinya jika kemudian memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk perkecambahannya juga lalu dapat berkecambah. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang dengan tambahnya waktu, tetapi ada juga biji yang memerlukan waktu isitirahat dulu yang diperlukan, biji tidak mau tumbuh, walaupun ada air, udara, cahaya, dan panas. Dalam dunia pertanian gejala itu dikenal dengan nama dormansi (dormancy).

III. PENUTUP

1.8 Kesimpulan Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji atau ovul yang telah matang dan telah dibuahi. Istilah biji digunakan dalam arti bahan pangan atau alat perkembangbiakan sebagai pelanjut spesiesnya. Dalam bahasa Indonesia dikenal pula istilah benih. Benih mempunyai arti khusus, yaitu biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan tanaman atau tanaman budidaya. Biji sejati atau true seed merupakan ovul yang telah dibuahi, terdiri dari tanaman mini berupa poros embrio, cadangan makanan, dan kulit pelindung. Embrio terdiri dari satu atau lebih kotiledon, plumula (bakal daun), hipokotil (bakal batang) dan radikula (akar dalam bentuk mini).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Morfologi tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Diakses Pada Tanggal 1 April 2012, pukul 19.00 WITA. Pulle, A. A. 1952. Compendium van de Terminologie, Nomenclatuur en Systematiek der Zaadplanten. N. V. A. Ooshoeks Uitg. My Utrecht. Robbins, W. W. cs, 1959. An Introduction yo Plant Science. John Wiley & Sons inc. New York. Steenis, C. G. G. J. van, 1949. Flora voor de Scholen in Indonesia NoordhoffKolff N. V. Batavia.

Anda mungkin juga menyukai