Anda di halaman 1dari 6

A.

Sopir a. Pak Hadi Sopir truck perdagangan antar pulau ini sudah menjalani pekerjaannya selama 15 tahun terakhir. Dalam satu bulan, Pak Hadi melakukan dua sampai tiga kali perjalanan antar pulau. Pada perjalanan antar pulau yang pertama dalam satu bulan terakhir, komoditas yang dibawa Pak Hadi untuk diperdagangkan di luar pulau adalah hasil produksi pertanian yang berupa sayur mayur. Pak Hadi membawa komoditas tersebut langsung dari produsen dan pedagang sayur mayur yang terdapat di Kota Batu, dengan kuantitas sebanyak 25 ton. Jenis-jenis sayur mayur yang diperdagangkan antar pulau melalui Pak Hadi sebagai salah satu pelaku distribusi dalam perdagangan antar pulau adalah kentang, wortel, kubis dan daun bawang. Selama perjalanan menggunakan truck, terdapat perlakuan khusus dalam hal pengemasan dan penataan dalam truck bagi masing-masing jenis sayur yang dibawa. Pengemasan yang sembarangan dapat mendatangkan kerugian karena akan terjadi kerusakan dan pembusukan sayur mayur selama dalam perjalanan. Pengemasan yang baik dapat menghindarkan sayur mayur dari kerusakan sehingga dapat mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi pedagang sayur yang mengirimkan barang. Kentang dan wortel harus diletakkan di dalam peti kayu dengan yang bagian dasar dan tepinya diberi bahan yang dapat mengurangi benturan. Kubis dapat diletakkan di dalam karung agar tidak terkena sinar matahari langsung dan laju respirasi berkurang. Untuk daun bawang, dapat diletakkan dalam keranjang bambu agar sirkulasi udara dalam kemasan dapat berjalan dengan baik. Tujuan pasar untuk komoditas sayur mayur dalam perdagangan antar pulau dari Provinsi Jawa Timur yang utama adalah wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, tepatnya di daerah Banjarmasin, Batulicin dan Balikpapan. Perjalanan pengiriman barang ke tujuan Banjarmasin membutuhkan waktu selama 18 jam jika cuaca sangat mendukung. Namun ketika air surut, perjalanan di laut membutuhkan waktu tempuh selama 20 jam dan mencapai waktu tempuh selama 25 jam jika sampai di pelabuhan tujuan pada pukul 16.00

karena harus menunggu kapal pengangkut batu bara keluar dari sungai. Dalam waktu maksimal 25 jam perjalanan di laut, jarang terjadi kerusakan pada sayur mayur ketika sampai di pasar tujuan. Selama 15 tahun pengalaman Pak Hadi menjadi supir truk perdagangan antar pulau, hanya terjadi satu kali kerusakan berat pada sayur mayur karena terjadi kapal kandas dan harus menunggu seharisemalam lebih lama untuk mencapai pasar tujuan. Jika terjadi kerusakan pada sayur mayur, maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pedagang pengirim sayur mayur. Dalam sekali perjalanan menuju ke tujuan pasar di Banjarmasin, dibutuhkan biaya tiket sebesar 11,5 juta rupiah, biaya parkir di pelabuhan yang dibayarkan ke kantor administrator pelabuhan sebesar 50 ribu rupiah, biaya retribusi untuk KPLP (Polisi Lapangan) sebesar 13,5 ribu rupiah, pembayaran retribusi di pos keluar (di daerah tujuan) sebesar 5 (lima) ribu rupiah, pembayaran retribusi pada KP3 sebesar 5 (lima) ribu rupiah, pembayaran retribusi pada pihak polisi sebesar 5 (lima) ribu rupiah dan biaya parkir di pasar tujuan sebesar 10 ribu rupiah. Tidak terdapat pungutan liar selama dalam perjalanan karena sopir truck telah sangat mengenal daerah pelabuhan Tanjung Perak dan pelabuhan-pelabuhan tujuan. Sayur mayur yang dibawa Pak Hadi dalam perdagangan antar pulau langsung diantar ke tempat tujuan yaitu pasar yang dapat dicapai dengan menempuh jarak antara 20 sampai 25 Km dari pelabuhan Banjarmasin. Tidak terdapat tempat tujuan lain selain pasar di Banjarmasin tersebut karena seluruh muatan sayur mayur langsung diturunkan disana dan diserahkan kepada para pedagang di pasar tujuan. Mekanisme penyerahan sayur mayur di pasar tujuan diserahkan pada petugas pasar dan Pak Hadi hanya bertugas untuk mengawasi proses penurunan barang (bongkar). Tanpa adanya pengawasan dari sopir truck akan banyak terjadi pencurian kecil-kecilan dari beberapa penduduk setempat. Setelah proses penurunan (bongkar) barang muatan yang berupa sayur mayur, sambil menunggu panggilan untuk kembali mengangkut sayur dari Jawa Timur, Pak Hadi mencari pengusaha yang membutuhkan jasa angkutan di wilayah yang menjadi tujuan pasar (untuk saat itu, wilayah Banjarmasin dan sekitarnya).

Pak Hadi mencari pengguna jasa angkutan dengan berkeliling dengan menggunakan ojek atau menghubungi pengusaha/pedagang antar pulau yang memiliki pangsa pasar di Provinsi Jawa Timur. Pengalaman Pak Hadi menjadi supir truck antar pulau selama 15 tahun telah membuat Pak Hadi memiliki banyak rekanan di Pulau Kalimantan. Muatan yang dibawa kembali ke Provinsi Jawa Timur oleh Pak Hadi dari Pulau Kalimantan pada umumnya berupa kayu meranti dan biji plastik (dari sisa gelas dan botol plastik yang diselep dan kemudian direndam). Adapun yang menjadi daerah tujuan pasar untuk kayu meranti di Provinsi Jawa Timur adalah . Margomulyo dan yang menjadi tujuan pasar untuk biji plastik adalah Kabupaten Mojokerto. Selama perjalanan lintas pulau, biji plastic dibawa dalam keadaan masih direndam di dalam air. Biaya yang dibutuhkan untuk membeli tiket pulang dengan membawa muatan kayu dan bji plastic adalah sebesar 7 (tujuh) juta rupiah dan sudah dipersiapkan oleh pengusaha/pedagang antar pulau yang menggunakan jasa angkutan. Keuntungan bersih yang didapatkan oleh Pak Hadi dengan mengangkut kayu dan biji plastic dari Kota Banjamasin adalah sebesar 900 ribu hingga 1 (satu) juta rupiah. Untuk sekali perjalanan antar pulau, Pak Hadi harus membayar setoran pada pemilik truck sebesar 3,5 juta rupiah, baik truck kembali ke Provinsi Jawa Timur dalam keadaan kosong ataupun dengan membawa muatan. B. Pedagang antar pulau Pak Haji Yono merupakan pedagang sayur mayur antar pulau yang terbesar di Kota Batu. Jenis sayur mayur yang diperdagangkan oleh Pak Haji Yono berupa kubis, kentang, wortel, daun bawang dan tomat. Untuk jenis sayuran kubis, Pak Haji Yono harus mendatangkannya dari Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember dan Kabupaten Malang. Kubis yang dihasilkan oleh petani di Kota Batu merupakan kubis dengan jenis kubis besar, sedangkan yang banyak diminta oleh pasar adalah kubis dengan ukuran sedang sehingga tidak dapat diperdagangkan antar pulau. Untuk memenuhi sebagian besar permintaan tomat, Pak Haji Yono harus

mendatangkan dari Kabupaten Bondowoso, daerah Gunung Ijen di Jawa Tengah dan sisanya dipenuhi dari hasil produksi petani Kota Batu sendiri. Kentang didatangkan dari Kecamatan Sumber Brantas di Kota Batu dan wortel juga dapat dipenuhi dengan hasil produksi petani di Kota Batu. Selama perjalanan antar pulau, untuk masing-masing jenis sayur-mayur, terdapat perlakuan khusus dalam hal pengemasan dan penataan dalam truck pengangkut. Pengemasan yang sembarangan dapat mendatangkan kerugian karena akan terjadi penyusutan jumlah (berat), mutu dan nilai ekonomis sayur mayur. Pengemasan hasil produksi sayur mayur yang baik dapat meningkatkan nilai tambah yang akan berdampak pada peningkatan nilai ekonomis sayur mayur walaupun akan meningkatkan biaya produksi. Untuk kentang dan wortel harus diletakkan di dalam peti kayu dengan yang bagian dasar dan tepinya diberi bahan yang dapat mengurangi benturan. Pengemasan dalam peti kayu dengan ventilasi yang baik dapat banyak mengurangi kemungkinan kerusakan yang terjadi pada wortel dan kentang karena wortel dan kentang merupakan jenis sayur yang mudah membusuk jika terbentur (lecet) dan kekurangan udara. Wortel dan kentang yang membusuk dapat menyebabkan wortel dan kentang yang sehat menjadi tertular bakteri pembusukan. Kubis dapat diletakkan di dalam karung agar tidak terkena sinar matahari langsung dan laju respirasi berkurang sehingga didapatkan kubis dengan kualitas yang tinggi. Kemudian untuk daun bawang, dapat diletakkan dalam keranjang bambu, karena dengan keranjang bambu, energi panas yang dihasilkan dari proses respirasi daun bawang dapat segera keluar sehingga suhu udara di dalam alat pengemas tidak terlalu tinggi. Sirkulasi udara dalam pengemasan daun bawang harus dapat berjalan dengan baik agar udara di dalam alat pengemas cukup kering (tidak lembab) dan daun bawang tidak akan menjadi cepat rusak atau membusuk. Susunan peletakan masing-masing jenis sayur di dalam truck juga harus sangat diperhatikan untuk mengurangi penurunan mutu sayuran ketika sampai di tujuan pasar. Wortel dan kentang dapat diletakkan di bagian paling bawah karena dikemas dalam peti kayu yang kuat dan letaknya yang lebih stabil jika dibandingkan dengan bagian atas. Letak yang stabil dapat mengurangi benturan yang mungkin terjadi selama dalam perjalanan. Kubis dapat diletakkan di

bagian tengah dan daun bawang diletakkan di bagian paling atas karena daun bawang merupakan salah satu jenis daun yang mudah layu dan menguning jika sirkulasi udara dalam selama dalam kemasan kurang baik. Tujuan pemasaran dari komoditas sayur mayur Pak Haji Yono antara lain ke Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sampit. Untuk perjalanan antar pulau, Pak Haji Yono menggunakan system borongan dengan nilai sebesar 16 juta untuk sekali jalan. Dalam sehari, Pak Haji Yono mengirimkan sayur mayur sebanyak 4 (empat) truck dengan masing-masing truck memuat 20 ton sayur mayur dalam berbagai jenis. Adapun secara singkat, channel distribusi komoditas sayur mayur dapat digambarkan sebagai berikut.
Pedagang kecil (tengkulak) Petani sayur mayur

Pedagang besar

Jasa Angkutan Antar Pulau

Pasar Tujuan

Gambar 1 Channel Distribusi Komoditas Sayur Mayur

Permasalahan yang seringkali dihadapi dalam pengiriman sayur dalam perdagangan antar pulau adalah kerusakan sayur karena keterlambatan dalam pengiriman. Namun keterlambatan tidak menjadi permasalahan yang cukup berarti karena sudah menjadi hal yang biasa yang sudah dapat dimaklumi mengingat yang menjadi penyebab keterlambatan pengiriman barang adalah karena factor cuaca yang tidak dapat dikendalikan atau diatur manusia. Perdagangan komoditas sayur mayur, mengandung resiko yang sangat besar, mengingat sayur mayur merupakan jenis komoditas yang mudah rusak. Dalam pengiriman sayur mayur ke tujuan pasar, seringkali terjadi kerusakan. Jika terjadi kerusakan antara 10 % hingga 20 % dari total kuantitas sayur, maka tidak diperlukan ganti rugi karena sudah dianggap hal yang lumrah. Namun jika kerusakan pada sayur lebih dari 20 %, maka seluruh nilai ganti rugi ditanggung oleh pedagang sayur sebagai pengirim barang.

Nilai dari komoditas sayur tidak dapat ditentukan dengan pasti karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai sayur. Nilai sayur mayur yang fluktuatif disebabkan karena harga jual yang tergantung pada banyaknya komoditas sayur mayur yang terdapat di pasar tujuan serta banyaknya sayur mayur yang rusak ketika sampai di pasar tujuan. Selain itu, teknologi yang semakin canggih menjadikan petani sayur mayur memiliki posisi jual yang sangat tinggi. Saat ini petani menjadi penentu nilai jual sayur mayur karena kemudahan dalam mendapatkan informasi pasar yang terbaru. Dalam perdagangan antar pulau, pedagang kecil merupakan pesaing yang sangat berat bagi pedagang besar seperti Pak Haji Yono. Pedagang kecil tidak perlu menyewa truck dalam memperdagangkan sayur mayur di antar pulau dan resiko yang harus ditanggung tidak sebesar resiko pedagang besar. Pedagang kecil cukup mengantarkan sayur mayur yang diperdagangkan langsung ke pelabuhan sehingga biaya transportasi menjadi jauh lebih murah. Tidak terdapat kendala yang dirasa memberatkan oleh Pak Haji Yono karena kendala utama berasal dari faktor alam dan kemajuan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai