Anda di halaman 1dari 4

PREPARAT SUPRAVITAL EPITELIUM MUKOSA MULUT

I. TUJUAN Membuat dan menganalisa preparat awetan epitel mukosa mulut dengan metode supravital. II. LANDASAN TEORI Tubuh manusia tersusun dari berjuta-juta sel dan beragam bentuk serta fungsinya. Kumpulan sel yang serupa akan membentuk jaringan. Jaringan tubuh manusia terdiri dari jaringan epithelium, jaringan pengikat, jaringan pengangkut dan jaringan saraf. Jaringan epithelium berfungsi sebagai pelindung bagi jaringan di bawahnya, namun ada juga yang berfungsi untuk menyerap makanan. Jaringan epithelium dapat dibedakanberdasarkan bentuk sel yakni epitel pipih, epitel kubus dan epitel silindris. Sel epithelium di dalam tubuh manusia contohnya adalah sel epitel pipih terdapat di mulut. Untuk membuat preparat jaringan segar yaitu menggunakan metode supravital. Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Galeotti (1894) pertama-tama mempelajari jaringan yang hidup dengan menggunakan zat warna supravital yakni neutral red. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap zat warna. Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green, neutral red, methylen, masingmasing dengan konsentrasi tertentu. Jaringan epitelium (epithelial tissue) terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Pada banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu oleh tight junction (persambungan ketat). Permukaan bebas pada epitelium itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran basal (Campbell, 2004).

III. PROSEDUR KERJA

Dalam pembuatan preparat supravitas mukosa mulut yang pertama kali dilakukan adalah gelas benda, scalpel dan gelas penutup disterilisasi dengan cara menyemprotkan alkohol pada semua permukaannya dan dikeringkan dengan mengusapkan tissue. Setelah steril, gelas benda diletakkan secara mendatar diatas meja dan meneteskan 1tetes metylen blue dengan jarak 1cm dari ujung gelas benda sisi sebelah kiri. Setelah itu dengan menggunakan ujung scalpel, mukosa mulut diambil secara hati-hati. Sampel yang telah diambil segera diletakkan diatas tetesan metylen blue tadi dan diratakan dengan bantuan jarum pentul sedemikian rupa sehingga terlentang. Setelah yakin terlentang, preparat ditutup dengan gelas penutup dengan bantuan jarum secara hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terdapat gelembung, volume tidak melebihi gelas penutup dan posisi nya pas dengan gelas benda.

IV. HASIL PENGAMATAN

Gb. Sel epitelium mukosa mulut

V. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat, didapatkan preparat mukosa mulut dengan metode supravital dan

pewarnaan methelyn blue dapat diketahui bahwa preparat epitel mukosa epitel cukup baik. Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan adanya sel-sel epitel yang kontras berwarna biru dengan. Nukleus sel epitelium mukosa mulut warna birunya lebih kuat karena nukleus bersifat asam sehingga akan terwarnai oleh pewarna basa yaitu methylene blue. Sel masih dalam bentuk asalnya tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena menggunakan zat warna netral yaitu pada kosentrasi setara dengan kosentrasi cairan tubuh. sel-sel epitelium yang terlihat tidak tumpang tindih, hal ini berarti pada saat mengoleskan di gelas benda tidak terlalu tebal, akan tetapi dengan penetesan metylen terlalu banyak menyebabkan volume cairan berlebih, sehingga saat mengamati preparat sedikit kesuliatan. Sel epitel yang terlihat berbentuk pipih berlapis.

VI. SIMPULAN 1. Preparat epitel mukosa mulut dapat dibuat dengan metode supravital dengan menggunakan pewarna methylene blue. 2. Pewarnaan supravital dengan zat pewarna methylene blue mewarnai sel epitelium mukosa mulut dengan kontras, sehingga bisa melihat bagian nukleus dengan bagian sel yang lain.

VII. SARAN 1. Untuk membuat preparat epitel mukosa mulut dapat digunakan metode supravital dengan menggunakan zat warna methelyn blue untuk melihat jaringan hidup. 2. Untuk menghasilkan preparat yang baik sebaiknya pengolesan secara merata dan hati-hati pada saat penutupan dengan gelas penutup agar volume tidak berlebih dan tidak ada gelembung. 3. Untuk hasil yang baik, lakukan prosedur kerja dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA Rudyatmi E & NR. Utami. 2004. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara.

Anda mungkin juga menyukai