Anda di halaman 1dari 17

TEORI KOMUNIKASI (5):

MODEL DAN TEORI KOMUNIKASI

Oleh Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si

Komunikasi adalah suatu proses yang dalam

proses itu beberapa partisipan bertukar tanda-tanda informasi dalam suatu waktu. Tanda-tanda informasi ini dapat saja bersifat verbal, nonverbal, dan paralinguistik. Sekarang komunikasi tidak lagi dianggap sebagai suatu aliran informasi searah dari pengirim kepada penerima, tetapi sebagai suatu proses yang interaktif dan konvergen (Schramm, 1973)

Komunikasi melibatkan tanda-tanda informasi verbal, nonverbal, paralinguistik. Tanda-tanda

verbal meliputi kata-kata dan angka baik yang tertulis maupun diucapkan, tanda-tanda nonverbal meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, musik, waktu dan ruang, rasa, sentuhan dan bau. Tanda-tanda paralinguistik adalah tanda-tanda yang terdapat diantara tanda verbal dan nonverbal, meliputi kualitas suara, kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi yang digunakan untuk menunjukan makna dan emosi tertentu (Delozier, 1976).

Komunikasi nonverbal melibatkan tanda-

tanda yang dikodekan dalam suara, sentuhan, rasa ataupun bau. contoh : rasa kari ayam yang sedap dapat mengingatkan seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri akan masakan yang biasa dihidangkan ibunya.

Komunikasi non verbal yang melibatkan ruang personal dan waktu. Waktu digunakan secara

berbeda dalam berbagai macam kebudayaan. Dalam banyak kebudayaan barat, ketepatan waktu ialah suatu norma yang penting. contoh : Seorang tamu yang diundang, yang tiba sejam atau lebih setelah waktu makan malam yang telah ditetapkan mungkin disambut dengan dingin. Tetapi dalam kebudayaan lain datang tepat waktu mungkin dianggap tidak sopan, karena tuan rumah belum siap menerima siapapun

Bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik

adalah bagian komunikasi nonverbal. Selain dari postur, kinesik mencakup juga ekspresi fasial dan gerak anggota tubuh berikut ini ; emblem, ilustrator, penampilan, rasa sayang, regulator, dan adaptor. (Delozier, 1976)

Tanda-tanda paralinguistik terletak diantara tandatanda verbal dan nonverbal. Mereka dapat dikelompokan dalam kualitas suara dan vokalisasi. Kualitas suara menunjukan cara berbicara seperti kecepatan berbicara, tekanan suara, irama suara, ketepatan artikulasi dan kontrol suara. Mereka dapat mengkomunikasikan berbagai macam emosi, seperti kesegaran, kebosanan, kegembiraan, ataupun sarkasme. Contoh : pengiklan dengan cara yang serupa menggunakan tanda-tanda verbal, nonverbal dan paralinguistik dalam mencoba berkomunikasi dengan khalayak yang dituju. Iklan tercetak memberikan informasi dengan menggunakan katakata dan gambar.

Ditelevisi pengiklan menggunakan gambar hidup untuk menunjukan bagaimana produk mereka

bekerja atau bagaimana ia digunakan. Jika sebuah gambar sama nilainya dengan seribu kata, makan gambar hidup akan lebih banyak lagi nilainya. Radio, pengiklan mencoba untuk memperbesar majinasi pendengar, musik, efek suara, kualitas suara dan vokalisasi seluruhnya membantu mendramatisir suatu epik petualangan.

Carl Hovland salah satu seorang peneliti

perintis dalam komunikasi, mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu ruang kehidupan. Partisipan-partisipan dalam suatu situasi komunikasi menginterpretasikan makna atas dasar ruang kehidupan mereka. Derajat tumpang tindih ruang kehidupan para partisipan ini menentukan sampai sejauh mana pengertian mungkin terbentuk (Schramm, 1973)

Model Linear
Dalam dasawarsa 1940, komunikasi umumnya

dianggap sebagai fungsi linear. Seseorang mengkomunikasikan pesan-pesannya melalui sebuah saluran kepada seroang penerima, yang kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim tersebut.

Sumber

Pesan

Saluran

Penerima

Model Komuniksi Linear

Teori Peluru
Teori komunikasi yang disebut sebagai teori peluru ataupun jarum suntik berangsur-angsur

kehilangan dukungan peneliti komunikasi dalam periode setelah Perang Dunia Kedua, ketika studi demi studi tidak berhasil menunjukan bukti apapun tentang keperkasaan media massa itu. Berbeda dengan anggapan semula, peneliti tidak menemukan suatu khalayak pasif yang begitu saja mengikuti pesan-pesan dalam media massa, melainkan menemukan suatu khalayak yang aktif memilih apa yang hendak dilihat, diinterpretasikan dan diingat dari media (Assael, 1981)

Persepsi Selektif
Proses persepsi selektif meliputi sejumlah tahap. Tahap pertama keterdedahan (exposure) yang

selektif, yang anggota-anggota suatu khalayak menentukan pada media mana mereka akan mendedahkan diri. pembaca surat kabar, sebagian besar pembaca akan membaca dengan selintas halamanhalaman yang ada, membaca beberapa artikel, feature dan iklan disini dan disana. Tahap ini dikenal dengan Perhatian Selektif.

Teori Efek Terbatas


Kegagalan untuk menemukan efek perkasa pada media massa setidak-tidaknya mengakibatkan

suatu pandangan yang berbeda tentang khalayak. Khalayak tidak pasif seperti yang diharapkan oleh teori peluru, melainkan aktif memilih dari sejumlah isi medi massa (Bauer, 1964) Akan tetapi model linear komunikasi tetap bertahan, meskipun kali ini, aliran pengaruh yang searah pergi ke arah yang lain dari penerima ke pengirim pesan.

Sumber

Pesan

Saluran

Penerima

Model Komunikasi Efek Terbatas

Pandangan ini kemudian dikenal dengan teori efek terbatas atau tanpa efek. Teori ini hampir merupakan kebalikan teori peluru. Teori ini berpendapat bahwa media massa menimbulkan efek yang kecil atau bahkan tidak menimbulkan efek pada khalayaknya yang sangat selektif.

Model Interaktif
Pada akhir dasawarsa 1960, sebuah model komunikasi baru mulai mendapat dukungan para peneliti komunikasi. Model tersebut dikenal sebagai model komunikasi interaktif atau konvergen (Schramm, 1973). Model ini

menganggap komunikasi sebagai suatu transaksi diantara partisipan, yang setiap orang memberikan kontribusi pada transaksi itu, meskipun dalam derajat yang berbeda. Terlebih model ini berlaku untuk situasi komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.

MODEL KOMUNIKASI YANG LAIN


Model Sirkuler Model ZigZag

Model Helix (Spiral)

Sumber
Hernando Gonzales dalam Amri Jahi (1988).

Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai