Anda di halaman 1dari 4

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT SUPERINTENDING COMPANY OF INDONESIA

1. UMUM PT Superintending Company of Indonesia (Persero) yang disebut pula dengan nama PT Sucofindo (Persero), selanjutnya disebut Perusahaan didirikan berdasarkan Akta No. 42 tanggal 22 Oktober 1956 yang dibuat dihadapan Notaris Johan Arifin Lumban Tobing Sutan Arifin, S.H., yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Penetapan No. J.A.5/100/8 tanggal 12 Desember 1957 dan telah diumumkan dalam Berita Negara tanggal 18 April 1958 Nomor 31 serta tambahan Berita Negara No. 293 tahun 1958. Dalam perkembangannya telah terjadi beberapa kali perubahan atas akta pendirian Perusahaan dan terakhir diubah berdasarkan Akta No.10 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Indah Prastiti Extensia, S.H., di Jakarta, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan surat Nomor AHU- 80823.A.H.01.02 tanggal 31 Oktober 2008. Pengumuman atas perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang tercantum dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 telah ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Oktober 2008. Perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berkedudukan di Jakarta dan dalam kegiatan usahanya mempunyai unit-unit yang tersebar di seluruh Indonesia Lingkup usaha pokok Perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan,

pengawasan,

pemantauan,

pengujian,

penilaian,

penaksiran,

dan

pemeliharaan yang berkenaan dan berkaitan dengan perbankan, industri, teknologi, komoditas dan perdagangan. 2. Sertifikasi dan audit yang berkenaan dengan sistem manajemen mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Manajemen yang berkaitan dan berkenaan dengan logistik, pergudangan, property dan sistem informasi.

Pendirian dan Informasi Umum Sedangkan sektor usaha yang dicakup dalam lingkup usaha diatas meliputi 10 (sepuluh) sektor

usaha sebagai berikut: 1. Sektor Pertanian (Agriculture) atau disingkat AGRI. Meliputi kelompok jasa Pemeriksaan, Pengawasan dan Pengujian pada komoditas pertanian. 2. Sektor Industri dan Produk Konsumen (Industrial & Consumer Product) atau disingkat INCO. Meliputi kelompok Jasa Pemeriksaan, Pengawasan dan Pengujian Kualitas dan Kuantitas untuk Komoditi hasil industri, produk konsumen dan produk makanan, serta pelaksanaan kegiatan jasa Comprehensive Import Supervision Scheme (CISS). 3. Sektor Rekayasa dan Transportasi (Engineering & Transportation) atau disingkat RKT. Meliputi kelompok Jasa Pemeriksaan/Pengawasan Marine insurance/Kelautan, Jasa engineering/Rekayasa Industri, Jasa Supervisi, dan Jasa Telematika. 4. Sektor Mineral atau disingkat MIN. Meliputi kelompok Jasa Pemeriksaan,Pengawasan dan Pengujian atas Kuantitasdan Kualitas Komoditi Hasil Tambang (Batubara, Gold Assay dan Bahan Tambang Lainnya). 5. Sektor Minyak dan Gas (Oil& Gas) atau disingkat MIGAS. Meliputi kelompok Jasa Pemeriksaan, Pengawasan dan Pengujian pada Komoditi dan Sarana Migas dan Petrokimia dan Jasa Analisa Laboratorium yang terkait. 6. Sektor Jasa Sertifikasi Internasional (Sucofindo International Certification Services) atau disingkat SICS. Meliputi kelompok Jasa Sertifikasi/Audit Sistem Manejemn ISO 9000/14000 dan Audit Eksternal Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3). 7. Sektor Jasa Pendukung Bisnis Finansial (Financial Business Support Services) atau disingkat FINS. Meliputi kelompok Jasa Investment Advisory Services (IAS), terkait dengan collateral management (Jasa Managemen Agunan) terkait dengan transaksi pada Bank. 8. Sektor Kehutanan, Kelautan Perikanan dan Lingkungan (Forestry, Marine, Fisheries and Environment) atau disingkat KKL. Meliputi kelompok Jasa Bidang Kelautan Perikanan, Jasa Lingkungan, dan Jasa Bidang Kehutanan 9. Sektor Pemerintahan dan Institusi Internasional (Government & International Institution) atau disingkat PII. Meliputi kelompok Jasa Verifikasi Kemampuan Industri (VKI), Jasa Verifikasi dan Monitoring Investasi (VMKI), Jasa Verifikasi Ekspor melalui Penelusuran

Negara Asal Barang (MESKAP), dan Jasa Lainnya yang berkaitan dengan Pemerintah Pusat dan Daerah sertaInstitusi Internasional. 10. Sektor Jasa-jasa Umum (General Services) atau disingkat JUM. Meliputi kelompok Pengendalian Hama, Jasa Property, Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (penyaluran tenaga dan sertifikasi alat pelindung perorangan), Jasa Sertifikasi Manajemen Pengamanan (SMP), Jasa Laboratorium, dan Jasa lainnya. Maksud dan tujuan Perusahaan adalah Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang jasa Superintendence, mutu, dan teknologi pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Perusahaan Terbatas.

2. KEBIJAKAN AKUTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian


1. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan disusun berdasarkan harga perolehan. 2. Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai klasifikasi untuk neraca dan multiple step untuk laporan laba rugi setelah mempertimbangkan jenis usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan secara terkonsolidasi. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung (indirect method) dengan mengklasifikasikan arus kas menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 3. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah. 4. Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi

b. Prinsip prinsip Konsolidasian


Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Penyertaan saham Perusahaan dan Anak Perusahaan denga pemilikan kurang dari 20% dicatat dengan metode biaya perolehan. Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar Perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

c. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa


Sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Nomor 7, yang dimaksudkan dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah: 1. Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosias 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkandengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan) 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan, di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. 6.

Anda mungkin juga menyukai